Rabu, 07 Agustus 2013

MIRRORS Chap 5



Foto


Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Lee Jinki a.k.a Onew SHINee | Amber Liu F(X) | Kim Kibum a.k.a Key SHINee

 Author : Davina Sandy

Genre : Comedy, Romance

Length : Chaptered

Rating : PG-15

Genre: comedy, romance, hurt 

Gelap malam menyelimuti sekeliling namja itu, angin musim panas terbang sepoi2 menghempas kulitnya lembut nan hangat. Namja itu tak berani menatap langit. Yang ia lakukan hanya menggenggam kepala dengan kedua tangannya. Memori perbincangannya dengan yeoja putri salju itu terulang lagi di ingatannya.
FLASHBACK

“Tidak seramai yang kau pikirkan. kami kesepian tanpa kedua orang tua kami.”
“mianne Sulli-ya.”
“Gwenchanayo oppa. Mereka meninggal sejak kami masih kecil dalam sebuah kecelakaan, walaupun begitu Aku tetap bahagia sekarang bersama Siwon oppa dan Amber Oenni. Kau beruntung masih memiliki seorang ayah.”
FLASHBACK END 
Namja tampan itu mengacak-acak rambutnya sendiri. Bingung, resah, mungkin itu yang mampu menggambarkan perasaannya sekarang.

“Choi Sulli... Otthokae? Otthokkae... otthokkae??” namja itu mendesah pelan dan mulai merutuki dirinya sendiri “Mianne... membohongimu. Apa yang harus kulakukan sekarang? Kau sudah sangat percaya padaku. Tumor? Cinta karena menemukan yang tepat? Eomma yang meninggal ??! Choi Minho... kau namja terburuk di dunia ini. gen eomma-mu mengalir sangat baik di setiap desir darahmu...”
****

Keesokan harinya :
Minho tiba di halaman kampus dan memarkirkan mobil merah miliknya. Minho mengunjungi kampusnya bukan untuk kuliah. Sekedar mengurus kelengkapan yang harus dipenuhi untuk wisudanya nanti sekaligus ada yang ingin ia diskusikan dengan geng kebanggannya, SHINee. Panjang umur, mobil jaguar hitam milik Onew melewati parkiran. Minho menghampiri ketua geng yang manis rupanya itu.
“Annyeong haseyo sunbae-nim”
“Oo’ Minho-ya. Annyeong haseyo. Apa yang kau lakukan disini?” namja tua dengan tampang cute dan tampan yang jenius itu bertanya heran pada Minho.
“ aku hanya mengurus perlengkapan wisuda-ku.”
“chukkae” Onew menepuk punggung Minho bangga. “ kau tak berencana melanjutkan S2 seperti aku dan Jjong?”
“aku rasa, aku bisa menundanya dulu.”
“Oh, apapun itu pasti keputusan yang terbaik yang kau punya.”
“Ne hyung. O’, ada hal yang ingin kubicarakan padamu.”
“tentang apa itu?”
“tentang taruhan kita waktu itu... apa aku bisa mendapatkan sulli atau tidak. Aku sudah bersamanya sekarang dia menerima pernyataan cinta-ku.”
“MWOOO!!?? Ini belum 2 bulan dan kau sudah menaklukan yeoja idamanku?!! Yang benar saja!!” tukas Onew dengan suara menggelegar dan cetar(-_-) yang mampu membuat dinding kampus retak2. Lututnya terkulai lemas tak percaya.
“Yeoja idaman? Bagaimana dengan Luna eoh? kau ingin aku menyampaikan itu padanya?”
Ekspresi meringis Onew berubah menjadi senyuman yang dibuat2 

“aniyaaa! Sulli, yeoja idaman... Luna,Istri idaman... dia lah satu2nya yeoja yang akan menjadi istriku.”
Minho menggeleng kecil melihat sifat calon dokter spesialis kandungan(buahaha OOC xD) di hadapannya itu.
“Hyung... jika 2 bulan sudah terlewati, aku masih bisa kan tetap bersamanya?”
“itukan terserah kau...” jawab Onew yang seketika menenangkan hati Minho yang merasa ia mulai terjerat dalam pesona Sulli.
“syukurlah... hyung, aku takkan meminta imbalan taruhan itu. Aku tak menginginkan mobil sport. Sebagai gantinya, aku harap kalian tak membocorkan pada siapapun taruhan kita. Atau jika perlu lupakan taruhan itu. Anggap saja semuanya tak pernah terjadi. Arachi?”
“Mwo? Waeyo? Kau jatuh hati pada yeoja itu? Yeoja itu menyadarkan dosa2 mu? Apa yang membuatmu begini?” pertanyaan Onew membeludak.
“Apa aku harus menjawab semuanya?” Minho melotot pada hyungnya yang masih kebingungan. “Gomawo hyung. Ku harap kau memaafkanku juga, atas keegoisanku memaksa kalian taruhan waktu itu.”
Onew tersenyum menampakkan eye-smilenya. “ne Minho-ya. Aku sahabat yang bisa kau andalkan.” Onew melirik jam tangannya dan kembali menatap Minho. “ada yang harus aku lakukan sekarang. Aku harus pergi. Pye~”
“pye~” Minho tersenyum girang saat ini. walaupun ia telah menipu Sulli, setidaknya ia harus mengantisipasi kemunginan Sulli mengetahui taruhan itu. Ia juga harus bicara pada sahabatnya yang lain.
“HYUUUNG!” Minho berteriak keras memanggil Onew yang sudah jauh darinya. “APA KAU TAU KEY ADA DIMANA SIANG INI?!”
Onew yang mendengar jelas teriakan Minho menjawab juga dengan teriakan yang lebih nyaring “DIA MENGURUS PERGELARAN FASHIONNYA!!! IA BIASANYA BERSAMA BOCAH TOMBOY DARI JURUSAN KEDOKTERAN!! KEY MEMINTANYA MENJADI FOTOGRAFER DI ACARANYA NANTI!!!” 

Sungguh perbincangan ala tarzan itu menarik perhatian semua orang. Ini akan sangat menguntungkan untuk key, secara tidak langsung suara Onew yang sperti toa’ sudah menjadi promotor acara pergelaran fashionnya Key.
“mwo? Bocah tomboy dari jurusan kedokteran? Jangan2...” Minho menelan ludahnya gugup “jika biasanya pada jam ini mahasiswa kedokteran sedang dalam jam istirahat maka kemungkinan Key sekarang ada di...” Minho segara masuk ke dalam mobil lalu memacu mobilnya kencang menuju ke rumah Sulli.

Sementara di tempat lain ....
RUMAH KEDIAMAN SULLI :
Mobil Sport kuning(haha) memasuki gerbang rumah kediaman keluarga choi. Seorang namja dengan penampilan nyentrik keluar dari dalam mobil bersama Amber.
“oppa, masuklah.” Ajak Amber. Keduanya masuk melewati daun pintu ganda menuju ruang tamu. Key lalu mengambil posisi duduk di sofa empuk.
“Maaf merepotkanmu Amber. Di jam istirahatmu ini seharusnya kau makan atau melakukan sesuatu yang berguna” Suara Key akhirnya muncul saat Amber akan pergi meninggalkannya ke kamar. “Gwenchana oppa, aku senang bisa bekerja sama denganmu. Tunggulah disini, aku akan mengambil kameraku dan mengurus beberapa hal kecil.”
Key pun mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Matanya terpaku pada phas photo yang berdiri di meja pojok. ‘yang satu ini Amber, namja itu mungkin oppanya, dan yeoja rambut pendek itu mungkin yeodongsaengnya. Tapi... wajah ini tidak asing bagiku.’ 

Key membatin, mencoba mengingat pemilik wajah itu. Tiba2 seorang yeoja mengagetkannya.
“selagi menunggu Amber, minumlah jus jeruk ini.” yeoja dengan surai coklat itu tersenyum ramah pada Key. Key speechless, yeoja yang ia dan SHINee anggap seperti putri kerajaan ada di hadapannya sekarang.
“kau... kau...” Key menunjuk-nunjuk wajah Sulli, kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke phas poto tadi. “kau, Choi Sulli... kau yeodongsaeng-nya Amber?” sambung Key.
“ne, aku yeodongsaengnya. Dan kau sudah tahu namaku? Siapa namamu?” tanya Sulli ramah masih dengan senyum manisnya.
“ki-ki-kim kibum imnida.” Key tergagap, ia masih gugup. Mengingat dihadapannya kini adalah yeoja taruhan mereka, SHINee. Amber datang membawa kameranya dan menemukan Sulli juga Key sedang mengobrol.
“Oo, Sulli-ya. ternyata kenalan Namja mu banyak juga.” Olok Amber
“ani, kami baru saja berkenalan.”
“Kau tak mengenalnya? Dia sahabat baik dari buaya-mu...” jawab Amber dengan wajah tanpa dosa.
“BUAYA?” Sulli dan Key menyahut bersamaan. Sulli dengan kecerdasan tingkat tingginya langsung menyadari maksud Oenni-nya. 

“Ommo Oenni! Oppa-ku bukan buaya lagi.”
Key masih berusaha mencerna apa maksud Amber. ‘Buaya? Aku sahabat buaya? Chakaman... kalau Onew itu suka ayam, Jong itu seperti bebek (sorry yang biasnya Jong xD) , maka buaya adalah...’ Key membatin dan akhirnya menemukan titik cerah dari makna kata buaya. “Choi Minho?!”
Amber menyeringai “Ne oppa. Memangnya siapa lagi?” Sulli yang melihat kekerasan kepala oenni-nya hanya memasamkan wajah sendiri, percuma jika melawan oenni-nya. Amber kembali masuk ke kamar untuk mengambil print tugasnya.
“Sulli-ya... Minho berhasil menarik hatimu? Kau sudah menjadi yeojachingu-nya?”
“ne kibum-ah. Aku menjadi pacarnya sejak seminggu lalu.” Jawab Sulli lembut walau Sebenarnya ada yang menganggu pikiran Sulli kata2 ‘Minho berhasil menarik hati’ seolah-olah janggal di telinganya.
“oh, baguslah. Kalian pasangan yang cocok.” Key menghembuskan nafasnya. Ia harus siap2 menguras koceknya untuk membelikan Minho mobil sport baru.
“mungkin begitu kibum-ah. Aku merasa kami punya banyak kesamaan.”
“kesamaan? Hobby kah?”
“aniya, latar belakang keluarga kami. Kami berasal dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tua kami meninggal.”
“Meninggal? Mianne Sulli-ya... kau salah informasi. Appa dan eomma Minho masih hidup.”
Sulli yang mendengar keterangan Key pun merasa tersambar petir. Kenapa oppa-nya berbohong padanya? Apa perlu sampai berbohong? Sulli menggenggam jemarinya kuat. “haha, mungkin aku salah info. Aku yeojachingu yang parah.” Sulli tertawa palsu.
“Tapi, Minho sudah lama menganggap eomma-nya tidak ada Sulli-ya. itu yang mungkin membuat orang2 mengira ia seorang piatu. Itu adalah kenangan terburuk yang ia punya. Eomma Minho membuat Minho menganggap semua yeoja itu sama saja dengan eomma-nya” key bicara dengan tatapan kosong. Kenangan masa kecil mereka terlintas dikepalanya. Tiba2 ia kaget sendiri dengan apa yang diucapkannya.

“Aigoo!! Apa aku sudah terlalu banyak bicara??? phaboo” key mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri membuat Sulli tertawa melihat tingkahnya.
Sulli mencoba menenangkan namja dihadapannya “Gwenchanayo kibum-ah. Kupastikan Minho-oppa tak mengetahui kau telah bicara se-ember(?) ini.”
Key yang mendengar ucapan Sulli menampakkan ekspresi yang bisa diartikan ‘apa? Aku? Ember?’ kemudian mendesah lembut. “gomawo Sulli-ya.” ucap key seraya meneguk segelas jeruk dingin di hadapannya.
Akhirnya yeoja yang ditunggu Key pun muncul juga. “Aku sudah selesai. Oppa, ayo kembali ke kampus.” Ajak Amber dengan kamera profesional yang menggantung di lehernya. “Sulli-ya, kami pergi. Kau, makan sianglah dan jangan lupa tidur siang!”
“ne!!” Sulli melambaikan tangannnya pada amber yang kini sudah hampir menghilang dari pandangan Sulli bersama Mobil sport Kuning milik Key. Sulli mengerucutkan bibirnya “ige mwoyeyo? Oenni membuatku terlihat seperti anak kecil di hadapan kibum.”
Baru saja sulli ingin menutup pintu tiba2 warna merah mencolok dari sebuah mobil klasik yang sangat ia kenal menyilaukan matanya. “Minho oppa?”
Seorang namja dengan gaya rambut spike keluar melalui pintu mobilnya. Ia berjalan terburu-buru menghampiri Sulli. Sulli masih bingung dengan pemandangan yang disuguhkan Tuhan pada siang ini.

Namja favorit keduanya setelah Siwon itu berwajah pucat pasi, dengan warna mata yang tergambar gugup. “oppa... gwenchana?” tanya Sulli khawatir melihat keadaan Minho.
“gwenchanayo. Sulli-ya, apa ada seorang namja berambut pirang ke rumah ini?”
“Ne, issoyo oppa. Kim kibum-Shi, dia datang bersama Amber Eonni dan barusan sudah kembali ke kampus.”
Tenggorokan Minho serasa tercekat mendengar jawaban Sulli. Ia benar2 takut kalau-kalau namja fashionable yang satu itu membocorkan semua hal tentang taruhan mereka. Apalagi Minho berhasil memenangkan taruhan, ia pikir Key akan membongkar rahasia itu pada Sulli.

 “M-mwo? Kau sudah mengenalnya?? Apa namja itu ada berkata sesuatu tentangku? Ani, maksudnya sesuatu seperti hal buruk tentang SHINee atau sejenisnya??”
Sulli bingung harus menjawab apa. Karena memang sebelumnya Key bicara sesuatu tentang eomma Minho. Tapi Sulli pun sudah berkomitmen untuk menjaga rahasia itu dengan Key. “aniya oppa opsoyo. Dia hanya memperkenalkan diri tidak ada hal lain yang kami perbincangkan.”
Mendengar jawaban Sulli, Minho pun lega bukan main. Ia refleks merebahkan tubuhnya di permukaan sofa tanpa dipersilahkan. 

“Syukurlah...” gumam Minho sambil memijit-mijit kedua sisi kepalanya yang sedikit pusing akibat saking khawatirnya rahasia itu diketahui Sulli.
Sulli yang melihat Minho memijit kepalanya sendiri kemudian bertanya cemas “waeyo oppa?”
“aniya... aku sedikit pusing.” Balas Minho masih dengan tangan memijit kepalanya.
Sulli yang berpikir tidak2 menjadi sangat khawatir melihat keadaan Minho “oppa! Kau membawa obatmu?? Apa aku harus menelepon ambulans?? Apa yang harus kulakukan!! Otthokae!?”
“mwo? Ada apa denganmu? Ini hanya pusing biasa.”
“pusing biasa pada seorang yang menderita tumor otak itu bukan hal biasa oppa!! kau benar2 tidak membawa obatmu??”
Minho mendengus lembut. Ia baru ingat kalau ia berpura-pura menjadi seseorang penderita tumor otak ringan di hadapan Sulli.

 “A-aniya Sulli-ya... oppa lupa membawa obat. Otthokae??” Sulli panik, Minho menjadi gemas melihat ekspresi panik Sulli.

 “Appooow...” acting Minho kemudian menjadi semakin menggila. Ia mengacak2 rambutnya dan memukul-mukul kepalanya sendiri.
“Otthokae... otthokae...”Sulli berpikir keras. Yang dilakukannya kini hanya mondar-mandir dan sebenarnya hampir membuat Minho tertawa melihat tingkah yeoja satu ini “aku panggil ambulans!”
“Andwe!!” pekik Minho “kalau berita ini tersebar bagaimana?? Aku susah payah menyembunyikan rahasia ini.” Minho menggeliat kesakitan. Itu adalah acting terbaik yang pernah ia lakukan.
“Jadi apa yang harus kulakukan???” Minho dgn sukses melakukan transfer gugup pada Sulli alhasil Sulli lah yang sangat gugup melihat keadaan Minho sekarang. Sulli mencoba berpikir keras lagi. Tiba2 kenangan dirinya bersaama eomma-nya terlintas diingatan Sulli. Saat sulli berperang melawan sakitnya dulu, maka yang dilakukan oemma-nya dulu...
Sulli duduk di sebelah Minho dan menangkup wajah minho dengan kedua telapak tangannya yang dingin. “Oppa, tatap mataku.”
Sepasang manik itu bertemu, Sulli tanpa ragu meletakkan kepala Minho ke dalam dekapannya. Minho hanya menerima perlakuan itu dan mencoba mencerna apa yang sedang dilakukan Sulli.
“Siapa namamu?” tanya Sulli lembut.
“Mwo? Kau bercanda?”
“Jawab saja... siapa namamu?”
“Choi Minho...” Minho dapat merasakan dekapan hangat yang berbeda. Ini bukan dekapan nafsu seperti yeoja2 yang memeluknya. Ini adalah dekapan tulus yang penuh kasih sayang, seperti dekapan seorang ibu.
Sulli masih mendekap Minho lembut dalam pelukannya. Sulli mengelus lembut rambut Minho “Dengarlah Choi Minho, kau adalah anak yang kuat. Aku tak pernah menyesal berada di sisimu untuk terus mendukungmu melawan segala perasaan sakit itu. Yang ada disini” Telunjuk Sulli mendarat di kepala Minho. “Dan yang ada disini.” Telunjuknya beralih menyentuh lembut dada bidang Minho.

 “Jawablah Choi Minho, kau adalah anak yang kuatkan?” Sulli bertanya setengah berbisik. Nada bicara Sulli terdengar bagai alunan dari surga di indra pendengaran Minho.
Minho mersakan pedih di hatinya, ia terbuai dalam dekapan Sulli yang hangat. Pelukan ini pernah ia rasakan bertahun-tahun lalu. Ia merindukan pelukan tulus seperti ini “aku kuat...”
“Bagus, Choi Minho... sekarang kau harus percaya. Aku takkan pernah pergi dari sisimu sampai kegelapan ini pergi dari hadapan kita.”
Kini Minho melupakan segala actingnya sebagai penderita tumor. Kini ia hanyut dalam kenangan masa kecilnya. “kau berbohong... kau akan meninggalkanku dan appa.” Kedua matanya memanas, bayangan eomma kembali lagi. Yeoja jahat itu terus menghantui pikiran Minho.
“Ani, peganglah janji ku. Sampai kau benar2 bebas dari dalam gelap ini, aku takkan pernah meninggalkanmu sendirian. Yang harus kau lakukan sekarang, perangi sakitmu dan kuatlah...” Suara Sulli mennjadi semakin serak... ia tak kuat jika terus mengingat kata demi kata yang selalu diucapkan eommanya untuk menenangkannya saat ia sedang menderita kesakitan.
“jeongmal? Takkan meninggalkanku dan appa?”
“jeongmalyo... takkan meninggalkanmu dan juga appa-mu.”
Minho melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping Sulli. Ia pikir sakit hati terhadap oemmanya kini mulai berangsur pulih.

“Gomawo... kau akan senang saat melihatku benar2 sembuh dari sakitku.”
“cheonma... semuanya akan baik2 saja... “ Sulli mengeratkan Minho dalam dekapannya. ‘eomma, aku merindukanmu’ batin sulli.
"ne, semuanya pasti baik2 saja...” Minho tersenyum pahit dan bergumam dalam hati ‘gomawo Sulli-ya dan mianne...’

********

Do it do it chu~ true true true true it’s you~ do it doit chu~

Sulli mengucek pelan kedua matanya mencoba membaca nama seseorang yang meneleponnya sepagi ini. MINHO OPPA, Sulli sudah mengganti nama pengguna kontak itu di ponselnya menghilangkan kata Choi dan menambahkan kata oppa . “Engh... yoboseyo oppa.”

“ige bwoya? Kenapa suaramu terdengar serak? Kau baru bangun? Aigoo.”


“ini masih pagi oppaaa.” Sulli menjawab dengan nada manja. Ia semakin erat memeluk guling empuk di sisinya bermaksud melanjutkan ritual tidurnya.

“masih Pagi? Ini hampir jam 8 chagi-yaa. Kau kuliah jam 9! Bangun, palli... palli...”

Sulli membenarkan posisi tidurnya menjadi duduk “ne oppa... aku sudah bangun. Kau puas?”

“anak pintar.” Sulli takkan bisa melihat wajah kemenangan Minho sekarang. “Malam ini pergelaran fashion dari mahasiswa jurusan design dan fashion akan diadakan di aula kampus. Kau ingin datang bersamaku atau bersama Amber?” sambung Minho.

“Mmh, aku bisa berangkat bersama Eonni.”

“Chowa. Berdandanlah secantik mungkin, kita akan duduk di bangku tamu berhubung kita sahabat Key dan aku mendapat undangan khusus. Arachi?”

“Araso oppa. Kupastikan aku berdandan sangat cantik hingga kau takkan mengenaliku nanti.”

“Yang benar saja.” Minho tersenyum mendengar yeoja-chingunya bercanda. “oppa tutup teleponnya ne... turun dari tempat tidur, mandi, makan, dan berangkatlah tepat waktu. pye~.”

“pye~~~ hoaaaam” Sulli menguap lagi. “Namja ini tahu, aku belum turun dari tempat tidurku.”


****



Matahari terbenam di ufuk timur, senja telah tiba. Sulli harus siap2, ia bukan tipe wanita yang suka ingkar janji. “eonni, jam berapa parade fashion malam ini dimulai?”

“ah, jam 6 Sulli-ya. wae? Kau takkan ikut kan?” Amber mengernyitkan jidatnya, ia tahu Sulli bahkan paling tidak berminat menyaksikan event-event semacam ini.

“ani, siapa bilang aku tak ikut!” Sulli menjulurkan ujung lidahnya. “aku ikut denganmu malam ini, jika kau tak mau akan kulapor pada oppa!”

Amber tak berdaya kalau yeodongsaengnya sudah menyeret nama Siwon “aissh,kau ini. Chowa! Bersiaplah Key akan menjemput kita jam 6 kurang.”

“mwo? Key? Kim kibum? Kau berpacaran dengannya?”

“mola! Jangan banyak tanya! Hush hush!” amber mendorong pergi serangga pengganggu itu keluar dari kamarnya. “Sulli harus disingkirkan.” Seringai itu muncul dengan seramnya di sudut bibir Amber.


****



Key dan Amber duduk di ruang tamu menunggu Sulli berdandan. Sekarang wajah kedua orang itu tertekuk suram menunggu yeoja yang tak jelas kapan akan menyelesaikan kegiatannya itu.

“taraa!!” Sulli muncul dihadapan Key dan Amber. Amber seketika tersenyum melihat yeodongsaengnya yang menawan itu. Inilah yang disukai Amber dari Sulli, selera fashionnya yang bagus. Yeoja itu mengenakan dress putih pendek dengan rompi abu-abu pattern, ditambah tas cokelat vintage-nya, membuat tampilan Sulli terlihat sederhana namun elegant.


“ommo, yeppuna... sharusnya aku memilihmu sebagai salah satu modelku.”


“Dia adik-ku! Kau harus meminta izin padaku sebelum meminjamnya.” sergah Amber setelah mindengar pujian yang dilontarkan Key untuk Sulli.

“Aish Jinjja! Aku bukan barang oenni... sebaiknya kita cepat berangkat.”

Key mengangguk setuju “ne kajja.”

****



Sulli yang duduk di kursi belakang hanya diam tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Dua orang di depannya itu asyik dengan dunia mereka sendiri. Mengobrol tanpa henti, membuat Sulli sedikit iri melihat pemandangan itu. Tapi perasaan aneh menjalar di pikirannya sekarang, ini bukan jalan menuju kampus! “kita kemana? Ini bukan jalan menuju kampus Kibum-ah.”

“Ne, aku harus ke suatu tempat.” Key menengok ke arah amber dan keduanya menyeringai mengerikan. Sulli dapat menangkap aroma kecurangan disini, entah itu apa tapi ia mencoba berpikir positif.

****



“AISSH JINJAA!!!! EONNI MACAM APA KAU HAAA!? KIBUM-AH!!! AMBER EONNI!! JANGAN TINGGALKAN AKU” teriakan Sulli yang mengalahkan tukang asongan, membahana di perkomplekan itu.

Amber mengeluarkan separuh kepalanya dari jendela mobil dan melambai bahagia ke arah Sulli “MIANNE CHAGI-YAA!!” Kini mobil sport kuning itu telah melaju kencang meninggalkannya sendiri mematung di tepi jalan.

“aish, aku akan membunuhmu Amber,Kibum. Kalian berhutang nyawa padaku!” Sulli menggerutu atas perlakuan semena-mena dua orang kriminal itu terhadapnya. Sulli yang sedang menghadap jalan lalu membalikkan arah tubuhnya menghadap sebuah rumah minimalis yang ia tahu persis ini rumah siapa. “aku akan merusak image-ku dihadapan Choi Minho sekarang.”

****



“Teeeeet, teeeeet...” sulli menekan tombol bell listrik terus menerus, menanti seseorang yang akan membukakan pintu untuknya. Sulli dapat mendengar langkah kaki mendekat di balik pintu. Seorang Namja yang sudah tahu kalau tamu itu adalah Sulli melalui monitor kamera yang terpasang di pintu. Namja itu heran melihat yeoja cantik yang sedang berada depan rumahnya. Ambang pintu pun terbuka memperlihatkan seorang namja tampan dengan handuk yang masih melilit di pinggangnya. Sulli sedikit kaget saat melihat Minho menyambutnya masih dengan telanjang dada. Rambutnya masih basah Sulli bisa menghirup harum Minho di sekelilingnya. Harumnya seperti embun pagi yang hangat menyebar dan juga seperti wangi ketika hujan akan turun. Wangi yang sangat alami, hangat, dan menggoda.



Minho memperhatikan Sulli dari ujung rambut sampai ujung kaki “waa... neomu yeppunaa!” puji Minho.

“oppa, biarkan aku masuk.” Sulli menerobos masuk tanpa minta izin sang pemilik rumah. “Ommo, kau sudah tua oppa! Apa yang kau lakukan dengan membuka pintu rumahmu hanya dengan handuk eoh?!” Sulli mencak-mencak sambil menarik-narik pelan handuk yang masih terlilit indah di pinggang Minho. (xD) Minho terkejut dengan perlakuan Sulli “A-a-andwe.” Minho menahan handuk agar tidak terlepas dan memperlihatkan isinya(?). “apa yang kau lakukan. Flirt!” Minho melangkah menjauhi Sulli sedikit takut kalau saja yeojachingunya itu dirasuki mahkluk lain tadi selagi perjalanan menuju ke rumahnya. Terlintas dipikiran Minho, Sulli yeoja pertama yang tidak berteriak histeris saat melihat dirinya topless seperti sekarang. “seharusnya kau malu melihatku begini! Yeoja2 diluar sana saja hampir pingsan saat melihatku berkeringat di lapangan basket, kau malah memasang muka datar...”

“aish, Apa kau terlihat menarik? Bagiku biasa saja, Punya Siwon oppa lebih besar dari punya-mu!”

“Pu-punyaku!?”

Sulli memutar biji bola matanya. “maksudku otot2 itu.” Sulli dapat melihat otot dada dan otot perut Minho yang terbentuk secara sempurna. Tapi demi apa, Sulli bukan tipe yeoja yang kemudian bergairah atau pura2 tak ingin melihatnya. Slow down, biasa saja. 

“Apa kau ingin terus berdiri disitu? Apa kau ingin aku menarik handukmu lagi?” ancam sulli, yang sukses membuat Minho berlalu meninggalkannya. Sulli terkekeh kecil dan bergumam dalam hati.

“Ige bwoya? Bukannya dia seorang playboy? Kenapa harus canggung begitu?. 

Beberapa menit kemudian minho keluar dari pintu kamarnya. Ia mengenakan kemeja biru donker yang pas di tubuhnya dengan lengan baju yang ia naikkan sampai ke sikut. Sulli memperhatikan Minho , namja itu adalah namja yang yang sudah mengelabui Sulli tentang kematian ibunya. Kendati Sulli telah di kelabui Minho, ia mencoba mengerti keadaan namjachingunya itu sekarang. Ditinggal orang yang dikasihi bukanlah hal mudah untuk dilupakan, pasti dendam itu sudah lama mengendap di hati oppa-nya.

  
“kau bilang kau akan berangkat dengan Amber...”

Sulli mepoutkan bibirnya “Tadinya begitu. dia menurunkanku di depan rumahmu.”

“Aa, lagipula acara akan dimulai jam setengah 8. Masih sejam lagi.” Penjelasan Minho membuat Sulli menyipitkan mata mengingat ternyata eonninya itu membohonginya telak. “Kita berangkat sekarang chagi-ya?” sambung Minho membuyarkan lamunan Sulli.

Sulli memperhatikan tampilan Minho, sempurna. Tapi ada satu yang kurang... rambutnya! “kau mau berangkat dengan rambut yang masih basah begitu?”



Minho menyisir surai kecoklatannya dengan jemari tangannya “nanti akan kering dengan sendirinya.”

“ani, keringkan dulu. Kau punya hairdryer kan? playboy sepertimu tidak mungkin kalau tidak punya.”

Yang di panggil dengan sebutan playboy hanya menarik tangan Sulli menuju kamarnya, sedangkan Sulli menurut saja. Minho membuka laci dan menyerahkan sebuah hairdryer ke tangan Sulli.

“keringkan rambutku.” Perintah Minho manly, kemudian duduk di hadapan sebuah cermin besar.



Sulli terperangah, kalau namja ini bukan pacarnya, sedari tadi ia sudah menjambak-jambak rambut namja tampan itu. “chowa! Diamlah di tempat, hairstylist handal akan membuatmu terlihat lebih tampan malam ini!”

Sullipun berdiri di belakang Minho lalu mengeringkan rambut namja itu. Sesekali Sulli membentuk rambut Minho dengan gaya-gaya yang lucu dengan jari-jemarinya hinggga Minho tertawa karena ulah Sulli. Rambut Minho hampir kering dan untuk yang terakhir Sulli membelah tengah rambut minho dan menyisirnya rapi.

 “Aigooo... Tuan Choi!! Kau tampan sekali!” Sulli mengamati hasil karyanya dari pantulan cermin. Ia tertawa lepas membuat Minho juga tertawa karena melihat tampilan anehnya di cermin. “haha! Yang benar saja!” Minho menata rambutnya kembali dengan jemarinya. Ia masih bisa melihat Sulli yang tertawa dari pantulan cermin. Minho menyukai tawa itu, tawa lepas yang sangat cerah seperti mentari pagi dan cantik seperti salju. Minho mengambil kedua tangan Sulli dan mengalungkan di lehernya. 

“Sulli-ya... lihatlah ke cermin. Kurasa kita benar2 terlihat cocok.” Perhatian Sulli teralih saat mendengar oppanya bicara lalu memperhatikan cermin di hadapan mereka berdua. Sulli menatap dirinya sendiri yang masih tersenyum lebar sarat akan keceriaan. Seketika senyum itu berhenti mengembang saat dilihatnya bayangan orang lain disana selain bayangannya sendiri, itu pantulan bayangan Minho... Sulli sedikit memiringkan kepalanya memandang bayangan keduanya. Matanya beralih menatap sepasang manik milik Minho yang tengah membalas tatapannya melalui kaca cermin. Mata bulat itu, hidung mancungnya, senyum manisnya...

 Sulli tak tahu jelas, sejak kapan ia mulai merasa tak akan pernah bisa kehilangan namja ini. Ia benar2 menyukai bayangan itu, bayangan yang sedang menatapnya lembut. Perlahan Sulli mengeratkan tangannya yang telah tekalung di leher Minho, mendekatkan kepalanya di sisi kepala Minho dan membuatnya menjadi sejajar. “apa benar terlihat cocok? Kau yakin?” ucap Sulli setengah berbisik dengan mata yang masih belum lepas menatap Minho.


Sorotan mata itu, Minho tak mampu mengartikannya. Tatapan yang dibaliknya menyimpan sejuta beban berat. Sorotan mata yang seakan penuh dengan derita. Binar yang sendu, sama dengan sorotan mata yang ia miliki. Tangan Minho menggenggam halus kedua tangan sulli yang melingkar di lehernya.

“Sulli-ya... apapun itu... kuatlah,aku ada di sisimu.”

Sulli tersentak, mencoba memasukkan kembali uap abu-abu yang hampir menyeruak keluar dari lubang hatinya dan sudah terlihat Minho. namun lagi2 senyum palsu Sulli mengembang. “oppa! Aku baru menyadari ternyata kau benar2 tampan! Ah, kita sebaiknya pergi, kajja.” Sulli melepaskan rangkulannya dan berlalu meninggalkan Minho yang masih diam tak bergeming menatap cermin.

****



Mobil merah Minho memasuki parkiran di wilayah aula kampus. Ia dan sulli tak menyangka penonton akan sebanyak ini, ternyata antusias mahasiswa di universitas mereka cukup tinggi terhadap mode dan fashion. Keduanya berjalan menuju bangku tamu yan terletak paling muka, dengan Sulli berjalan mendampingi Minho di sisinya.

Walaupun keduanya tak bergandengan tangan, tetap saja ratusan pasang mata singgah tak ingin melewati moment langka itu. Choi Minho, namja terpopuler sudah punya gandengan yeoja baru yang ia tunjukkan ke muka umum. Momen itu dengan telak memukul jidat para yeoja yang berharap banyak pada Minho. ada yang gigit jari, ada yang menggigit bibirnya, bahkan ada yang gigit kaki orang saking frustasinya (-_-!).

  
Sulli duduk di sebelah Minho. rambut wavy Sulli, badan rampingnya, serta putihnya kulit Sulli yang layaknya lampu disco banyak menarik perhatian para namja disana. Wajah sulli memang nampak asing, mengingat Sulli memang menutup dirinya selama di kampus. 

Acara pun dimulai. Sampai ke tengah acara, Parade tetap berjalan dengan lancar. Perancang ke-3 yang ditunggu-tunggu Minho dan Sulli akhirnya memperlihatkan desain2 bajunya. Mereka juga bisa melihat Amber mengambil beberapa gambar dengan kamera profesionalnya. Key muncul setelah model-model cantik miliknya selesai memperagakan hasil karya Key.

 Minho dan Sulli bertepuk tangan bangga melihat key dengan talenta-nya itu. Sulli tak mampu menggambarkan perasaannya sekarang, ia sangat senang hanya dengan Minho membawanya ikut serta menyaksikan sahabatnya berada di atas panggung. Tiba2 ponsel Sulli bedering, walaupun suara gaduh menyelimuti gedung aula itu, Sulli tetap dapat mendengarnya.


“Yoboseyo Siwon oppa” Minho menoleh memandang yeoja-nya heran. 

“ne, aku sedang ada di aula kampus menyaksikan pergelaran fashion.”


Di tempat lain, seorang namja tampan berkacak pinggang “mwo?! Apa kau selalu lupa dengan jadwal rutinmu?”

Mendengar kata jadwal rutin Sulli menepuk jidatnya pelan. “mianne oppa... aku lupa.”

“pulanglah.” Tuuut tuuut...

Sulli memajukan bibir bawahnya seraya menatap layar ponselnya. Minho yang sedari tadi memperhatikan Sulli pun bertanya pada yeoja-nya “waeyo? Kau tak meminta izin saat berangkat?”

Sulli memamerkan senyum lebar dan eye-smilenya “Ne...”

Mendengar itu Minho langsung memegang dagu sulli dan menatap yeoja-nya gemas “aish... dasar anak nakal.” Sulli terkekeh atas perlakuan oppa-nya.

“oppa, aku harus pulang... kau tetaplah disini, aku sudah mengirim pesan pada supir pribadiku.”

“mwo? Aku yang membawamu kesini, maka aku juga yang harus membawamu pulang ke rumahmu,kajja.”

“aniya! Shiroo... oppa kau harus tetap berada disini.” Sulli bersikeras ,Minho menatap mata kekasihnya itu mencari kepastian.

“kau yakin?”

“sangat.”


Minho menggenggam telapak tangan Sulli. “chowa, tolong jaga baik2 yeojachingu-ku ne... jaga baik2 dirinya selama di jalan, kalau tidak kau akan tanggung akibatnya.”

Sulli heran, namja ini selalu sukses membuatnya tersenyum. “ne oppa. Annyeong...” Sulli berlalu meninggalkan Minho yang masih tersenyum menatap punggungnya.

Keduanya tidak sadar seorang yeoja sedari awal telah memperhatikan semua gerak-gerik mereka dan mengepalkan kedua tangannya geram, cemburu membakarnya. “Jadi yeoja itu orangnya... lihat saja kau...”


****



Sulli telah tiba di rumahnya, ia berlari kecil ke arah kamar Siwon dan tanpa mengetuk pintu langsung masuk ke dalamnya. Sulli yang masih terengah-engah langsung duduk di tepi ranjang Siwon. Dilihatnya oppa kesayangannya sedang mempersiapkan sesuatu.

“mianne oppa. Kau tidak marah kan?”

Siwon mendekati Sulli dan menatap manik yang terlihat kelelahan itu “menurutmu?”

“aa, jeongmal mianne...” Sulli menunjukkan puppy eyes-nya. Siwon hanya menggeleng kecil melihat tingkah yeodongsaengnya. Siwon mengambil kapas yang sudah diberi alkohol dan mengusapnya di lengan kiri Sulli.

“Bersama siapa kau? Dengan Amber?” Siwon bicara seraya menyuntikkan sebuah cairan di lengan Sulli.

Sulli meringis kecil “aw... aniya...”

Siwon mencabut jarum suntik yang telah tertancap setelah menghabiskan semua cairan dalam tabung suntikan, “jadi? Dengan siapa?”

“namjachinguku.”



Siwon shock mendengar jawaban adiknya itu “m-mwo??? kau bilang takkan pernah menjalin hubungan yang seperti itu sebelum menemukan yang tepat?”

“Minho oppa orang yang tepat. Bahkan Sebelumnya aku sudah meminta izinmu, tapi kau malah pura2 tidak mendengar.” Sulli memajukan bibir bagian bawahnya tanda kekecewaannya terhadap ketidakpedulian Siwon.

Siwon masih tak menyangka. “penderita tumor itu?? Kau yakin??”

“yakin.”

Siwon menghela nafasnya panjang. Ia masih menatap Sulli datar. “terserah kau saja. Sekarang masih jam 9 sebaiknya kau cepat tidur. Buatlah hometherapy mu hari ini berjalan lancar.” Siwon kemudian berlalu meninggalkan Sulli.

Sulli yang masih memandang kepergian Siwon hanya tersenyum pahit. Sementara itu, ucapan Minho terlintas di ingatannya.



FLASHBACK

“Sulli-ya... lihatlah ke cermin. Kurasa kita benar2 terlihat cocok.”

“apa benar terlihat cocok? Kau yakin?”

“Sulli-ya... apapun itu... kuatlah,aku ada di sisimu.”

FLASHBACK END


Sulli mendesah lembut, ada sesuatu yang menyeruak di dalam dadanya jika ia mengingat senyum Minho. Sulli memukul-mukul dadanya pelan “Siwon oppa... nampaknya dongasaeng-mu ini, mulai merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kalinya... dan ini adalah kesalahan besar.”
 


TO BE CONTINUED

Nb : Abang ganteng Key minta di apain nih readerdeul . .?? Haha, , cowo ember dasar. Ujung nya gimana tuh ? tersentuh gak padaa. . ?? Sediih gaaak . .?? Masih mau lanjut gak ?? Wakakaka, admin banyak tanya yaak. . kekeke, , yang penasaran, di tunggu ne kelanjutannya. Muaaah.

20 komentar:

  1. min cptin ya klanjutannya, tambah pnasaran nie :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, , sip. . sip. . sabaaar yaaa, , #CipokDulu

      Hapus
  2. howaaa! udah di post sampai chap 10. gomawo dhea oenni. selamat hari lebaran eon,mhon maaf lahir dan batin #cipok xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, , iya dev, minal aidin juga yaaaaa. . . #cipokbalik

      Hapus
  3. min kaga sad end kan kalo sad end gua bacok boleh (?)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih,dhea oenni! awas sampai sad ending! gw ikutan bacok eonni jg! #loh

      Hapus
    2. #eh
      yang author nya siapa woooooooooooooo, , ,
      haha. . Minta ama dia aja nih, dia authornya.

      :D

      Hapus
  4. lanjut unnie gak pake loding ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sippoooo, , tapi miminnya juga blom dapet ampe end. tagih author nya gih. XD

      Hapus
    2. eh? iya2 dikit lg ya eon. tinggal 3 chap lg. *goyang gayung*

      Hapus
    3. Yaudah deh tapi next nya jangan sampe 1bulan kemudian ya

      Hapus
  5. Lanjuuttt, hehe aku reader baru><. Yang 33days lanjut dong...

    BalasHapus
  6. Min lanjutin min, aku reader setia nih tp jarang komen :)
    baru punya account hehe

    BalasHapus
  7. duh ya ampun, minho jangan boongin sulli, kasian kan sullinya :"(

    BalasHapus
  8. aiisshh kenapa key oppa bocor -..-
    acciieee yg bercermin kalian cocok sekali sangat sangat cocok ..
    pasangan ideal yg membuat smua pasangan merasa iri hahahaa

    oiyya thorr knp baby ssul d suntik ???
    sakit apakah ???
    next ^O^

    BalasHapus
  9. keren thor . mungkinkah sulli mempunyai penyakit .

    BalasHapus
  10. wah bakalan ada pengganggu nih dihubungan minsul

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template