Title : “MIRRORS” Chap 17
Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Choi Siwon Super Junior | SHINee | F(x) | Lay EXO M
Author : Davina Sandy
Length : Chaptered
Rating : PG-15
Genre: comedy, romance, hurt
Summary :
“It’s like you’re my mirror
“I-itu tidak mungkin.” Onew
menatap Minho tak percaya. Namja bermata bulat di hadapan Onew itu hanya
mengangguk kaku seraya menghirup hot choco yang Onew sajikan untuknya.
“Minho-ya!! seorang yeoja yang menderita hemofilia berat itu akan mati saat
akan memasuki masa pubertasnya! Ia akan mati saat menstruasi pertamanya karena
kehilangan banyak darah!”
Minho hanya menatap langit2 rumah Onew,masih tidak mengerti dengan situasi yang kini ia hadapi.
”Atau jangan2 Minho-ya, selama ini... kau berinterasi dengan
arwah.” Sambung Onew membuat Minho hampir tersedak mendengarnya
“Ige Bwoya? Hyung! Kau seorang dokter spesialis kandungan! Bukan
seorang cenayang! ”
“Mianne... karena aku seorang dokterlah yang membuatku tidak
percaya kalau Sulli adalah penderita hemofilia. Itu terlalu mustahil, semuanya
ada diliuar teori.”
Minho menghela nafasnya panjang. “Ne, aku tahu Hyung. Ini akan
menjadi sulit.”
“Sangat sulit... dan kau takkan bertahan.” Sahut Onew yang
seketika membuat Minho melotot mendengar ucapannya. “Come on Choi Minho. apa
kau tak mengerti maksudku? Siapa yang tidak mengenalmu. Kau namja playboy yang
sering berganti-ganti pasangan. Aku tahu kau sungguh2 jatuh cinta pada Sulli.
Tapi lihatlah, Sulli tak dapat menjanjikanmu apapun. Tak lama kemudian, kau
akan pergi meninggalkannya.
Onew menyentuh pundak Minho lembut “Jika kau memang mampu
bertahan, Itu bagus. tapi aku tidak yakin dengan Sulli. Jika memang ia tak
berbohong, maka kematian sangat dekat dengannya.” Jelas Onew mencoba
menerangkan penalaran logikanya.
Minho mencengkram cangkir keramik berisi cokelat panas yang tengah
digenggam nya kemudian bangkit berdiri dari kursi yangia duduki “Gomawo hyung atas penjelasanmu tentang
penyakit Sulli , dan juga mau mendengarkan ceritaku.”Minho beranjak pergi
hingga suara Onew menghentikkan langkahnya.
“Minho-ya! mianne...”
Minho menolehkan wajahnya dan menatap wajah bersalah Onew dan
kemudian tersenyum tulus pada Onew.
“Gwenchana hyung. Yang perlu kau ingat,diantara aku dan Sulli takkan ada
yang meninggalkan dan ditinggalkan. Choi Sulli, yeoja itu sudah berjanji
padaku, dia takkan pernah meninggalkan kusendirian.
****
Keesokan harinya Minho kembali membesuk Sulli di rumah sakit.
Bukan Choi Minho namanya jika ia harus menyerah padakeadaan.
Minho melongokkan kepalanya mengintip melalui kaca bening yang
terpasang di pintu kamar rawat Sulli. Namun ia tak menemukan siapapun di
dalamnya. Masih penasaran Minho memutar knop pintu hingga suara bass seorang
namja mengagetkannya
“Siapa yang kau cari tuan?”
Minho berbalik arah dan menemukan seorang dokter tampan telah
berdiri di belakangnya.
“Saya mencari seorang yeoja yangdirawat di kamar ini sejak
seminggu lalu.”
“Mwo? kau temannya?” tanya dokter itu heranmelihat Minho.
“Aniya, aku namjachingu-nya.” Jawab Minho sekenanya, membuat
dokter itu melototi Minho terkejut.
Minho hanya diam saja hingga matanya melihat sebuah papan nama yang tergantung di saku
baju dokter itu. Minho memiringkan kepalanya dan membaca dengan cermat ‘CHOI
SIWON’.
DEG!
Minho melupakan wajah itu, wajah yang ia sering lihat di figura
yang tergantung di rumah sulli. walaupun sering melihat foto Siwon, tetap saja
Minho masih melupakan gesture wajah itu.
‘Sial, matilah kau Choi
Minho’ rutuk Minho dalam hatinya.
“Ikut aku ke ruanganku. Ada yang ingin kubicarakan.”
“Ne.” Minho membungkuk hormat dan mengikuti langkah Siwon hingga
memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti ruangan kantor. Ternyata Sulli
dirawat di rumah sakit tempat Siwon bekerja.
Siwon mempersilahkan Minho duduk dan memulai pembicaraan.
“Aku tidak tahu jelas apa yang sedang terjadi, tapi aku tahu ini
ada hubungannya denganmu.”
Minho menggenggam erat sebuket bunga mawar putih yang ia bawa
untuk Sulli. “Mianne, aku mengakui ini salahku. Jika kauingin memukulku, aku
akan menerimanya.”
Minho dapat mendengar dengan jelas Siwon mendesah saat mendengar
pengakuannya. “Aku ini seorang dokter. Apa yang akan orang katakan jika aku
memukul seorang namja di ruangan kantorku eoh?
Minho menundukkan wajahnya. “Mianne. Jeongmal Mianne.”
Siwon bangkit berdiri dari kursi empuknya dan menghampiri sebuah
jendela di dekatnya. Ia menatap
menerawang ke balik jendela.
“Choi Sulli... putri salju kesayanganku. Satu2nya keajaiban yang dititipkan appa dan
eomma.”Siwon menengok ke arah Minho yang
masih menunduk. “Apa kau ingin mendengar cerita tentang Sulli, Aku, dan Amber?
Minho mendongakkan kepalanya menatap Siwon tak percaya. ‘Apa ia
tidak akan membunuhku?’ batin Minho. “Aku ada disini untuk mendengarkan.” Minho
menunduk sopan pada Siwon.
Siwon menarik nafasnya lembut “Sulli dan aku bukan sepenuhnya
saudara kandung. Eomma dan appa-ku bercerai di Saat itu aku masih kecil. Entah
apa penyebabnya, mungkin saja karena appa seorang penderita hemofilia...”
Minho terkesiap mendengar itu, hampir sama dengan cerita masa
lalunya.
“Hampir beberapa tahun aku besar tanpa seorang eomma. Hingga Appa
akhirnya menemukan seorang yeoja untuk dinikahinya lagi. Ia adalah seorang
dokter spesialis yang menangani penyakit appa-ku. Mereka menikah dan aku
sangat2 menyayangi eomma baruku.”
Siwon menarik nafasnya seraya menatap foto Sulli, Amber dan
dirinya di atas meja kerjanya.
“Suatu saat Eomma baruku mengandung. Dan mereka sangat
kebingungan. Eomma baru-ku adalah pembawa sifat hemofilia. Ia sangat yakin akan
itu, karena saudara prianya semua memiliki penyakit itu. Jadi bayi yeoja
ataupun namja, kemungkinan 94% nya adalah pengidap hemofilia. Kemudian Lahirlah
Choi Sulli, yang selalu dijaga ketat oleh kami. Tak boleh terluka, terjatuh, dan
terbentur benda apapun. Ia yeoja penderita hemofilia, sesuatu yang langka. Dan
eomma juga appa tahu, Sulli akan pergi meninggalkan kami semua saat umurnya11
atau 12 tahun. Itu adalah mimpi buruk mereka di setiap malam. ”
“Lalu kenapa kau tidak mendapatkan penyakititu?” tanya Minho masih
kurang paham dengan cerita Siwon.
“Karena eomma kandungku adalah yeoja normal. Hemofilia cenderung
diturunkan oleh pihak yeoja.” Jawab Siwon singkat padat. Membuat Minho
mengangguk sedikit mengerti.
“Pada saat kami dalam
sebuah perjalanan menuju kampung halaman eomma Sulli, ban mobil kami meledak.
mobil kami oleng dan jatuh ke dalam jurang.... dan...”
SIWON’s FLASHBACK
Siwon yang tergeletak tak berdaya melihat Sulli menagis dengan
keras. Sulli terus-menerus meneriakkan nama appanya. Siwon ingin segera bangun
menghampiri Sulli namun kakinya terasa nyeri dan tak dapat digerakkan.
Ia memperhatikan eommanya yang terbaring tak berdaya memeluk tubuh
kecilnya. Siwon ikut menangis. Eommanya
melindunginya dari benturan yang mengahantam keras badan mobil mereka.
Sementara itu Sulli terus menangis karena melihat appanya yang
penuh dengan luka dan darah segar yang terus mengalir di kepala Lay appa.
Lay appa sengaja membanting stir mobil ke arah pengemudi (arah
kanan) agar benturan tidak terjadi di bangku bagian kiri, yaitu tempat duduk
Sulli di bangku depan dan Siwon di bangku belakang.
Siwon ikut menangis bersama Sulli, tidak tahu harus melakukan apa. Hingga tangan Lay Appa meraih puncak kepala Sulli.
“Gwenchana Chagi-ya... kemarikan tanganmu.”Sulli memberikan
lengannya, dan Lay appa menyuntikkan sebuah cairan pada Sulli.
“Appa! Andweee!!” pekik Sulli sangat nyaring
Siwon kebingungan melihat apa yang telah dilakukan appa-nya.
“Appa... itu obat milik appa. Bagaimana kau menyuntik dirimu sendiri? Kau
terluka appa. Darahmu takkan berhenti mengalir!” Siwon berteriak pada Appa-nya
sendiri, melihat pemandangan appa-nya yang sangat mengerikan. Penuh dengan
darah dan luka menganga karena pecahan kaca melekat ditubuhnya.
“Gwenchana Siwon-ah. Appa baik2 saja. Sekarang kalian harus segera
pergi dari sini. Bawa ponsel appa dan omma ne. Segera cari bantuan.”
“Tapi appa...”
“SIWON-AH!! Jangan bantah Appa!!”
Bantak Lay pada putra kesayangannya. Seketika membuat air mata Siwon
semakin membanjiri di pipinya.
Siwon bangkit berdiri dengan sekuat tenaga yang tersisa dengan
tidak rela melepaskan pelukan eommanya di tubuh kecilnya.
Siwon menghampiri Sulli dengan tergopoh2dan mengeluarkan Sulli
yang duduk di bangku depan. Ia memeluk badan kecil Sulli yang penuh dengan luka
goresan dan membawanya pergi dari jurang itu.
SIWON’s FLASHBACK END
Minho kehabisan kata2 mendengar cerita yang Siwon tuturkan. Minho
menyangka cerita semacam ini hanya ada dalam film action atau film drama.
“Kami ditemukan oleh seorang anak kecil yang sedang memungut
sampah di jurang itu. Ia menolong kami, hingga kami selamat.Eomma dan Sulli
sempat di rawat di rumah sakit. Appa kami sudah tidak terselamatkan karena
telah kehabisan banyak darah. Eomma kami juga tidak bertahan lama. Namun pesan
terakhirnya adalah mengangkat Amber sebagai anaknya untuk tanda terima
kasihnya. Itulah mengapa kami bisa menjadi saudara seperti sekarang.”
Siwon mengalihkan
pandangannya dari jendela dan kemudian menatap serius wajah Minho. “See? Sulli
tak selemah yang kau lihat. Melukainya tak cukup untuk membuatnya terjatuh dan
putus asa. Ia pernah hampir mati dan ia bangkit lagi. Keajaiban berpihak
padanya. Berpikirlah dua kali jika hanya untuk membuatnya terluka Choi Minho.”
Minho tersenyum mendengar namanya disebut oleh Siwon dengan nada
mengancam. “Lalu apa?” Minho menautkan kedua alisnya “Berpikirlah dua kali jika
hanya untuk membuatku pergi meninggalkan yeoja yang aku cintai, Siwon-Ssi.”
Siwon hanya terdiam seraya menatap tajam namja muda di hadapannya.
Minho bangkit dari tempat duduknya dan akan pergi meninggalkan
ruangan Siwon. “Dan satu lagi, awalnya aku memang mengganggapnya lemah. Namun
sejak aku melihat sorot matanya, aku tahu dia adalah yeoja tegar yang menyimpan
masalahnya sendiri. Dia kuat, dan aku akan ada disamping Sulli untuk
mendukungnya. Mianne, aku meninggalkan kesan buruk dimatamu.”
“Sulli sudah membaik. Ia sedang istirahat di rumah.” Ucap Siwon
menghentikan Minho yang sedang memutar kenop pintu.
“Gomawo, Siwon-Ssi.”
****
Kediaman keluarga Choi Siwon :
Sulli sedang bersantai di ruang tamu seraya membaca buku karya
Plato pemberian Minho saat ia pernah jatuh sakit.
TING TONG TING TONG
Suara bell mengusik konsentrasi Sulli. Sulli meletakkan bukunya
dan membuka pintu. Minho sudah berdiri di hadapan nya dengan senyum cerah
secerah mentari pagi. Sulli sempat kebingungan melihat ekspresi Minho.
“Wae
oppa? kenapa tersenyum seperti itu? Kau terlihat mencurigakan.”
“Aniya~ aku hanya senang melihatmu sudah membaik.” Ujar Minho
seraya menyodorkan sebuket bunga mawar putih yang ia belikan khusus untuk yeoja
yang sangat ia cintai.
“Waa ! Yeppuna! Gomawo oppa...” Sulli segera meletakkan bunga
pemberian Minho ke dalam guci di atas lemari hias di ruang tamunya dan
mempersilahkan Minho duduk. “Ini agak canggung. Baru kemarin aku melihatmu
gusar, dan sekarang kau tersenyum secerah ini oppa. Gwenchana?”
“Gwenchanayoo.” Jawab Minho cepat, masih dengan senyum cerahnya.
“Kita sekarang berteman baik kan? Jadi aku boleh mengunjungi setiap hari kan?”
“Oo’, ne oppa. Kita
berteman baik.”
Minho kembali tersenyum cerah “Aa, kudengar kakimu yang
membengkak. Apa semuanya sudah kembali seperti semula?” tanya Minho sambil
menyentuh pergelangan kaki Sulli.
“O-oppa, semuanya baik2 saja.” ujar Sulli sambil menjauhkan
kakinya dari tangan Minho. Sulli masih merasa canggung pada Minho.
“Wae? Kenapa canggung seperti itu?”
“Ini terasa Aneh oppa. Kau bilang kau ingin berteman tapi kau
memberi perhatian lebih, seperti kau masih menjadi namjachingu-ku.”
“Jinja? Tapi Aku memberikan perhatian lebih pada semua yeoja.”
“Oppa...”
“Wae?! Kau cemburu? Apa kau masih menganggapku namjachingumu?”
“....”
“Itulah kenapa kita tidak bisa menjadi teman Sulli-ya. Perasaan
tak dapat dibohongi. Aku mencintaimu, dan kau juga mencintaiku. Apa salahnya
kita menjalin hubungan seprti dulu lagi?”
“Oppa... bukankah sudah kujelaskan, aku dan dirimu berbeda...”
“aku tidak peduli.”
“oppa...”
“aku bilang aku tidak peduli. Bisakah kau tidak egois?” Minho
bersikeras.
“Oppa yang egois!”
“Kau yang egois Sulli-ya. Kau hanya mementingkan pemikiranmu! Terlalu
takut aku terluka jika kau suatu hari nanti ‘pergi’ meninggalkanku. Kau tidak
mengerti! akan menjadi lebih sakit lagi jika kau mencampakkanku seperti ini. Kau
tidak memikirkan apa yang ku inginkan sebenarnya. Seharusnya kita membicarakan
hal ini baik2, Karena kita adalah pasangan! Keputusan harus kita ambil
bersama-sama bukan menurut pemikiranmu sendiri.”
Sulli terdiam. Ia tak dapat lagi membantah apa yang barusan Minho
ucapkan. Sulli tertunduk tak mampu menatap sepasang mata Minho, terlalu
membuatnya ingin menangis.
“Sekarang jelaskan apa yang kau inginkan?”Tanya Minho lembut pada
Sulli.
Sulli menghela nafasnya. “Kau bukan Namja yang kucari. Kau, tidak
sama denganku.”
“Kau mencari yang sama denganmu?”
“Ne. Aku mencari pantulan
bayanganku.”
Minho mematung mendengar jawaban Sulli. Poni hitam Sulli menutupi
pelipisnya yang sudah berkeringat karena gugup menghadapi Minho yang terus
bertanya tentang perasaannya.
“Apakah sejenis pantulan bayangan seperti di cermin?”
“Ne.”
“Apa kau tidak menemukan itu pada diriku?”
“Ani.”
“Ini aneh, padahal aku seperti menemukan pantulan bayanganku saat
melihatmu. Aku tidak menyangka kalau kau tidak menemukan hal yang sama
denganku.” Ucapan Minho membuat Sulli melototkan matanya.
“Oppa, kau tidak sama denganku. Aku tidak normal.”
“Aku juga tidak normal! Apa kau tidak melihatnya? Namja playboy
yang trauma karena masa lalu?”
“Tapi itu tidak sama. Kita benar2 tidak memiliki kesamaan. Aku
sakit, kau sehat!”
“Sulli-ya! Kita tidak perlu sama dalam semua hal. Yang harus kau
tahu aku akan tetap menjadi pantulan bayanganmu yang sama persis dengan
objeknya.Bukan sama dalam hal fisik. Aku Mencintaimu seperti kau mencintaiku,
memahamimu seperti kau memahamiku, menerima kekuranganmu seperti kau menerima
kekuranganku, juga selalu berada di sisimu seperti kau ingin selalu berada
disisiku. Tidakkah kau memahaminya?”
Keheningan seketika menyelimuti mereka berdua, Sulli kehabisan
kata2 untuk menampik perkataan Minho lagi.
Bibir Sulli bergetar mendengar apa yangs udah Minho katakan.
Kenapa dirinya baru menyedari hal itu? Kenapa ia baru menyadarinya saat Minho
menjelaskannya? Kenapa ia baru menyadari arti dari bayangan yang sebenarnya?
Sulli meneteskan air matanya.
‘Namja ini, cinta
pertamaku. Juga orang pertama yang menjelaskan padaku apa arti pantulan
bayangan yang sebenarnya. Pemilik wajah inilah orang yang pertama kali sungguh2
menginginkanku seperti. . aku juga menginginkannya.’
“Phabo...” desah Sulli pelan namun masih dapat tertangkap oleh
indra pendengaran Minho.
Minho mengerutkan pelipisnya “Mwo? nuguya?”
“Aku... aku yang bodoh.” Sulli terseyum manis masih dengan air
mata yang membasahi kedua pipinya. Ia memeluk erat tubuh Minho yang berada di
sampingnya. “Oppa... mianne.”
“Mwo?” Minho tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Sulli berubah
sikap 180 derajat.
“Oppa, Saranghae...”
“Ige bwoya?” Minho melepaskan Sulli dari pelukannya lembut. “Apa
kau sedang berpura2 lagi?”
“Aniyaaa~” Sulli menggembungkan kedua pipinya manja. “Aku hanya
tersadar oleh ucapanmu tadi oppa. Aku bodoh terperangkap pemikiranku yang
tetutup dan kau sudah membukanya. Gomawo.”
Minho tersenyum cerah mendengarnya. Ia kembali memasukan Sulli ke
dalam dekapannya. “Cheonma... berhentilah berpikir sempit. Lihatlah yang ada di
sekitarmu, maka kau akan mensyukurinya. Dan ingatlah mulai sekarang aku akan
terus berada di sisimu seprti kau terus ingin berada di sisimu.”
“Ne oppa. Aku bersyukur telah dipertemukan denganmu.”
“Nado Sulli-ya. Aku juga.
Keduanya berpelukan dalam waktu yang agak lama hingga Minho
teringat sesuatu yang masih mengganjal di kepalanya.
“Sulli-ya, ada satu hal
yang masih membuatku penasaran.”
Sulli membuka kedua matanya yang mulai mengantuk dalam pelukan
hangat Minho “Wae? Apa itu oppa?”
“Hmm... Mianne, kalau ini sedikit membuatmu tersinggung. Aku
mendengar dari penjelasan Onew kalau yeoja yang menerita Hemofilia itu akan
mati saat memasuki masa pubertasnya. Jadi, apakah kau berbohong padaku?”
Sulli mendengarkan pertanyaan Minho dengan baik walau masih dalam
dekapan tubuh Minho yang seharum aroma embun pagi. “Aniyaa~ aku tidak berbohong
oppa.”
“Ah, ne. Siwon juga mengatakan hal yang sama denganmu.”
“Kau bertemu dengan Siwon oppa?”
Minho mendekap Sulli semakin erat. “Ne, aku bertemu dengannya. Dia menceritakan
Semuanya. tentang kecelakaan itu.”
Sulli mendongakkan kepalanya untuk menatap mata Minho “Dia
menceritakan tentang cermin ajaib juga?”
Minho memutar bola matanya ke atas mencoba mengingat kata kunci Cermin Ajaib yang keluar dari mulut
Siwon “aniya... apa itu?”
“Aaah... sudah kuduga ia tidak menceritakannya juga. Itu adalah
rahasia kami bertiga.”
“Mwo? aku semakin tidak mengerti.”
“Nanti kau akan mengerti oppa... Aku akan menunujukkan padamu
secara langsung. Aku juga akan menceritakan semuanya.”Sulli mendekatkan
bibirnya ke kuping Minho dan berbisik pelan “Ini ada hubungannya dengan
keajaiban yang aku dapat.”
Minho menautkan sisi kedua alisnya tanda tak mengerti. “Mwo?
ceritakan Sekarang.”
“Hoaaaaam... Shireo. Aku sangat mengantuk oppa. Nanti saja... aku
akan membawamu ke tempat itu. Arachi?”
Minho memperhatikan wajah Sulli yang tengah menatapnya manja
“Araseo... tidurlah.”
“Boleh aku meminjam bahumu oppa?”
“Mulai sekarang bahu ini milikmu.”
Sulli otomatis tertawa
mendengarnya. “Gomawo Oppa...” Sulli meletakkan kepalanya lembut di bahu milik
Minho.
“Kau takkan tertidur dan diam2 pergi meninggalkan ku kan?!”
Sulli tersentak kaget dan mengangkat kepalanya “ANIYA!! Apa Oppa
kira aku akan mati eoh?!” Sulli meneriaki Minho tepat di depan kupingnya
membuat Minho mengelus daun telinganya karena lengkingan dari kerongkongan
Sulli yang memekikkan.
“Ne... tidurlah lagi aku takkan mengganggu.”
“Aish...” Sulli mencubit pelan lengan Minhol alu meletakkan
kepalanya kembali di bahu Minho. Minho hanya tersenyum melihat tingkah
kekanakkan Sulli. Entahlah siapa yang kekanak-kanakkan tapi Minho bisa merasakan
banyak hal bersama yeoja yang kini tengah tertidur pulas di bahuny.
Minho kembali mengingat perkataan Sulli tentang cermin ajaib yang
barusan ia dengar. ‘Cermin ajaib? Apa itu? Adakah kaitannya dengan mengapa
Sulli belum mengalami kematian? Aissh molla !!’
TO BE CONTINUED
keyennn ;-; tp kurang greget coba ga ada kisseu scenenya -__- *penyakit Romance Scene pun kumat ;-; minta ada adegan kisseunyaaaaa :3 #edan -_-
BalasHapusDitunngu ne, , haha, ,
Hapuskasian amat tuh amber :(
BalasHapuslanjut next chapter, makin seru aja ceritanyaa..
makin penasaran aja nih endingnya gimana :D..
BalasHapusmakin seru =))
buruan next nya ya author kereeeennnn :))
iya tuh..lw ada kiss scene'a kan lbh seruu,hehee
BalasHapuslnjutin min,,
lanjut thor.. makin penasaran aja..
BalasHapusakhirnya sulli nggak mati kan? jgn sampe mati dong, kasiaan kisah cinta mereka :'(
BalasHapusnext thor :)
BalasHapusmirror mirror, hiks mau,y yang punya tuh si eomma tiri putri salju, tapi ini lain hahha seru seru
BalasHapuscermin ajaib bukan'a milik nenek sihir ibu tiri dr putri salju ..
BalasHapustp sulli ga punya ibu tiri ada'a oppa tiri hahahhaaa
next thorrr ^O^
penasaran bgt sama cerita lanjutanya .
BalasHapushuawahhhhhhhhhhhhhhh
BalasHapus