Kamis, 15 Agustus 2013

MIRRORS Chap 6





Title : “MIRRORS” Chap 12





Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Kwon Yuri SNSD | Amber Liu f(x) | Choi Siwon Super Junior | Lee Taemin SHINee





 Author : Davina Sandy



Length : Chaptered



Rating : PG-15


Genre: comedy, romance, hurt



Para mahasiswa jurusan filsafat berdesak-desakan guna mencari tahu nilai ujian mereka beberapa hari lalu yang kini terpajang di papan pengumuman. Lain halnya Sulli, ia menanti datangnya sepi di tempat itu agar dia nantinya dapat melihat dengan mudah tanpa harus tergencet karena saking ganasnya kerumunan itu berdesakan. Sulli bersandar di dinding kampus sambil menunggu dan berharap kumpulan itu segera nembubarkan diri setelah melihat nilai masing2. Dari kejauhan seorang yeoja sedang memperhatikan Sulli dengan geramnya. ia sudah menyusun rencana matang hingga menunggu hari ini, hari untuk memberi pelajaran pada Sulli. Yeoja itu melangkahkan kakinya menghampiri Sulli. Wajahnya yang penuh amarah yang dengan seketika mampu membuat manusia normal bergidik ngeri melihatnya.








“Kembalikan milikku.” Sulli tercengang mendengar ucapan seorang yeoja yang tiba2 mengagetkannya , ia merasa tak pernah meminjam apapun dari yeoja satu ini. Setelah Sulli mengingat dan menguras otaknya lagi, ia baru menyadari bahwa yeoja di hadapannya ini adalah Kwon Yuri, yang termasuk kategori sepuluh yeoja yang harus dijauhi versi Amber yang pernah dijelaskan saat awal ia masuk universitas.



“Mianne, apa yang pernah kupinjam darimu?”



“namjachingu-ku, Choi Minho.”





Sulli menaikkan kedua alisnyamatanya, melotot, bibirnya sedikit terbuka karena terkejut. Diam, Sulii tak mampu memberi jawaban apapun. Flower boy itu kini sedang membuatnya dalam masalah.



“siapa kau eoh?! kau baru saja mengenalnya! aku mengenalnya selama bertahun-tahun, berada disisinya saat ia butuh, selalu menemaninya , selalu aku!!” sergah Yuri saat dilihatnya Sulli hanya diam tak menjawab. Sulli menghembuskan nafasnya, mencoba tenang dan menghilangkan rasa gugup yang menyerang seluruh anggota badannya.

“Jika kau selalu ada, lantas kenapa dia datang padaku?” tanya Sulli. Kini giliran Yuri yang bingung harus menjawab apa, tapi amarah yang menyelimutinya membuat Yuri menjawab dengan penuh emosi. “Karena kau centil!!!” Yuri mendorong bahu Sulli dengan telunjuknya. Kini hampir puluhan pasang mata telah melihat adegan itu karena suara teriakkan Yuri yang menarik perhatian orang di sekitar keduanya.





Melihat banyak orang yang memperhatikan. kendati Yuri telah bersikap kasar, Sulli mencoba tetap tenang. “Yuri-shii... kini semua orang memperhatikan kita.”



“oh ya? aku tak peduli! Agar mereka tahu kau yeoja perebut namjachingu orang lain!”



Kini Sulli benar2 kehabisan kesabaran ia mendengus kesal. Yeoja dihadapannya ini, tidak ingin menyelesaikan masalah dengan otak dingin. Malah sekarang Sulli lah yang ikut terbawa dalam Emosi.



“Yuri-Shi... apa kau ingin tahu hal yang membuat Minho meninggalkanmu?”



“...”



Sulli mengenang kembali ucapan Minho saat di cafe Adore dan menjawab “ia belum menemukan potongan hatinya dalam dirimu.”



Yuri naik pitam “Kau!! Berani2nya!! Sekarang yang terakhir...pergi tinggalkan Minho!”



“Shiro, tak akan pernah. Aku pernah berjanji padanya tak akan meninggalkannya.” 

PLAAAAAKK!!! Telapak tangan Yuri mendarat dengan keras di pipi putih salju milik Sulli. Tamparan yang sangat pedas. Yuri memukul tanpa mengendalikan emosinya, alhasil tamparan itu berhasil membuat Sulli memalingkan wajah dan meringis kesakitan.







1 detik... Sulli tidak menyadari apa yang telah terjadi, rasa perih dipipinya berdenyut dan terasa panas. Rasa sakit yang belum pernah ia rasakan selama bertahun-tahun.



2 detik... nafas Sulli mulai memburu, jantungnya berderap cepat, uap panas mengalir di kepalanya. Akal sehatnya hilang, sorot mata tenangnya berubah drastis.







3 detik... habislah kau Kwon Yuri. Sulli melototkan matanya garang, membuang habis image lembut dan elegantnya. Tatapan marah, geram, yang terlihat lebih mengerikan dari tatapan Yuri. Yuri yang melihat itu hanya diam mematung tak bergerak seolah terhipnotis tatapan itu. Ia kini sedang membangunkan macan dari tidurnya. Tanpa basa-basi Sulli menarik kerah baju Yuri dan membalikkan posisi dengan sangat cepat. Kini, Yuri lah yang membelakangi dinding.



Tangan kanan Sulli menghimpit leher Yuri ke dinding membuat Yuri tercengang dengan kekuatan Sulli yang diluar dugaan. Sedangkan penonton yang menyaksikan adegan itu hanya memekik tanpa ada yang mau ikut campur. “ahjumma diam dan dengarlah...” Sulli mendorong sisi tangannya, membuat Yuri terbatuk karena tenggorokannya tertekan tangan Sulli. “apa kau tahu, eomma-ku, appa-ku, oenni-ku, oppa-ku, juga teman2ku, tak pernah menamparku seperti apa yang kau lakukan tadi...” Sulli menngencet kedua belah pipi Yuri dengan tangan kirinya mengakibatkan bibir Yuri terlihat monyong(?). “kau, menghancurkan apa yang selama ini ku jaga. Kau benar2 membuatku marah. Ahjumma, ambillah Minho jika kau bisa!”







“YAAAAK Sulli-ya!!!! Apa yang kau lakukan!?” Suara itu membuat Sulli terkesiap dan melepaskan himpitannya pada Yuri. Suara itu yang selalu membuatnya merasa aman, suara yang selalu meindunginya kini tengah meneriakinya. Mata Sulli dan Yuri mengekor pada yeoja yang sedang muncul dari tengah kerumunan orang.




“Sulli-ya!! apa yang kau lakukan!!? Apa kau gila eoh !?” Amber meneriaki dongsaengnya dengan kasar namun perhatiannya teralih saat melihat pipi kiri adiknya yang memerah karena bekas tamparan Yuri. “ommo... pipi-mu kenapa chagi-ya? a-a-apa yang dilakukan yeoja ini padamu?”



“....” Sulli tak menjawab hanya memalingkan wajahnya.





“Phabo.” Amber yang sadar itu adalah bekas tamparan yang terlihat dari cap tangan Yuri yang tercetak sempurna pun menghampiri Yuri yang berdiri tak jauh darinya. “PHABOO!” 

BBUUUUUKKKK!!!! Bogem mentah Amber mendarat di pipi kiri Yuri. Tinju yang luar biasa kerasnya. Amber tak peduli apa ia akan di-DO atau apapun, yang ia lakukan hanya membalas rasa sakit yang dirasakan Sulli. Kini orang disekitar mereka tak lagi tinggal diam. Beberapa orang sudah menghampiri tubuh Yuri yang hampir jatuh ke tanah karena tak sadarkan diri. “Dengan begini impas. Sulli-ya, ayo kau harus cepat pulang.”


****



Di rumah Sulli:


Siwon berlari terburu-buru dalam rumahnya sendiri, peluhnya berjatuhan sedari awal sejak mendengar yeodongsaengnya menerima tamparan keras di pipi. Saat ia membuka pintu kamar Sulli, ia disuguhi pemandangan Sulli yang sedang menangis dan menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan Amber. Melihat itu Siwon pun ingin memeluk Sulli, namun niatnya ia urungkan. Siwon segera mengambil obat khusus yang harus diberikannya pada adiknya itu.

“amber, kau sudah mengompres memarnya dengan air es?”



“sudah oppa.”


“kemarilah chagi-ya” Siwon menarik pelan Tangan Sulli, dan sedikit terkejut saat melihat pipi dongsaengnya itu sudah menjadi sangat merah dan membengkak. Siwon mengambil salep khusus dan mengoleskannya pada pipi Sulli dan akhirnya memberikan sebuah suntikan obat.


“hiks... oppa mianne...” Suara Sulli lirih sembari terus terisak. Ia menyesal lantaran perbuatannya sendiri yang meladeni Yuri untuk adu mulut. Kini ia sukses membuat kedua saudaranya khawatir berat akan penyakit yang dideritanya. Sulli masih menatap mata teduh oppanya menyiratkan ketenangan yang memang harus dimiliki seorang dokter pada umumnya.





“gwenchana... tenanglah. Semuanya baik2 saja.”



Bukannya semakin tenang, tangis Sulli malah semakin menjadi-jadi. “howaa oppaaaa... otthoke?”

“aish, sudah kubilang semuanya akan baik2 saja,aku masih punya banyak uang untuk membelikanmu obat!”

Lelehan sendu yang terus mengalir di pipi Sulli membuat bengkak di salah satu pipinya terlihat basah dan melunturkan salep yang diusapkan Siwon. “bukan itu oppa! Maksudku oenni Amber! Otthoke??”



Siwon mngernyitkan pelipisnya heran “wae?”



“Amber memukul wajah yeoja yang menamparku sampai pingsan.”



“m-m-mwo?!” Siwon shock setengah mati. Sorot mata tenangnya kini berubah menjadi luar biasa sangar. Sang tersangka kini hanya tersenyum dan meringis secara bersamaan lalu menenggelamkan wajahnya dalam bantal dan menghitung dalam hati 1...2...3. “AMBEEEEEER!!!” suara siwon menggema di seluruh penjuru rumah keluarga Choi.







***







'Ring ding dongRing ding dongRing diggi dingdiggiDing ding ding... Meorisokae oolinda'



Minho yang tengah berada di kantor tempat ayahnya bekerja di ganggu oleh deringan ponselnya. Ia pun merogoh kantong celananya mencari sumber suara dan membaca nama penelepon di layar ponselnya. Taemin.



“yoboseyo...”



“yoboseyo... hyung bagaimana kabar Sulli Ia baik2 saja?”



Minho menaikkan sebelah alisnya. “ waeyo? Kau menginginkan Sulli lagi? Langkahi mayatku dulu.”



“ommooo. Yaaak hyung! Bicara apa kau! Aku hanya bertanya tentang kabarnya setelah tragedi itu!”



“tragedi apa !?”

“nee... tragedi berdarah (lebay ah taemin xD) antara Yuri-amber-Sulli 2 yang hari lalu. Ku dengar2, sampai hari ini Yuri dan Sulli masih absen”

“...” Minho terkesiap, hanya diam. Ia tak habis pikir dengan apa yang telah di dengarnya barusan. Sulli tak mengatakan apapun tentang itu. Sulli juga berbohong kalau ia pergi kuliah setiap pagi. Yeoja ini membuat aliran listrik mengalir di kepalanya. “Sulli baik2 saja Taemin-ah. Jangan khawatir, aku selalu ada di sisinya. Aku sibuk, nanti kuhubungi.”



Tuuuut tuuut tuuut... Minho menutup panggilan dan melirik jam tangan mahalnya. “jam besuk yang sangat bagus, amber kuliah, oppa-nya bekerja... now it’s time to act.”







****







TING TONG TING TONG



Minho memasang telinganya tajam dan dapat mendengar derap langkah pelan mendekati pintu. Namun pintu belum juga dibukakan. Minho sudah menebak jadinya akan seperti ini. "chagi-ya... buka pintunya, aku tahu kau ada disana." Tidak ada suara menyahut. "kalau begitu aku akan datang malam nanti, saat saudara-saudaramu ada di rumah".







Ancaman Minho Sukses membuat pintu ganda itu terihat bercelah dan berdecit terbuka menampakkan siluet yeoja yang sedang mengintipnya dari balik pintu. "oppa... apa kau lupa dengan perjanjian kita? Jika kau ingin melakukan sesuatu terhadapku maka..."



"maka aku harus meminta izin terlebih dahulu." Potong Minho. "sulli-ya izinkan aku masuk."



"ani, kau tak meminta izin saat datang ke rumahku."



"mianne. Maukah kau memaafkanku?"



"kenapa aku harus memaafkanmu?"



"karena aku namjachingu-mu." Ucap Minho dibarengi senyum innocentnya yang mampu membuat Sulli tersenyum tipis di balik pintu saat melihatnya. "kau membohongi oppa Sulli-ya. Kau bilang kau kuliah, kenyataannya? Aku akan memaafkanmu jika kau membiarkan oppa-mu ini masuk."







Sulli benar2 merindukan namja ini namun di lain sisi ia tak ingin Minho melihat bengkak di pipinya. Sulli mengulurkan tangannya dari balik pintu dan mengacungkan kelilingking kecilnya. "berjanjilah takkan tertawa melihat wajahku." Yang diajak berjanji hanya diam masih mencoba mencerna apa maksud Sulli. "Oppa! Berjanjilah." Sambung Sulli.





"ne, percaya pada oppa." Krieeet, perlahan pintu dibukakan. Sedikit demi sedikit Minho dapat melihat wajah Sulli yang menunduk malu. Minho terperangah tak percaya , apa Yuri menampar Sulli sekeras itu sampai2 menyisakan bengkak yang memerah dan tak hilang selama 2 hari?yang benar saja?! Minho menangkup pipi kanan Sulli tanpa menyentuh pipi kirinya yang membengkak takut akan menyakiti yeojanya. "ige bwoya?! Ahjumma itu menamparmu dengan tangan atau dengan balok!?" Diluar dugaan Sulli, bukannya tertawa Minho malah menunjukkan tatapan khawatirnya.

"ani oppa. Ini adalah alergi." Jelas Sulli singkat seraya menunjuk bengkak itu tanpa menyentuhnya.



"alergi terkena tamparan ?"



"ck, aniya... alergi makanan. Hanya saja reaksinya berlebih dan dominan di daerah tamparan ini." Dusta Sulli, Sulli dengan segala akal bulusnya mencoba membuat oppanya percaya.



"aaa... jinja?aish, kau perlu menjaga makanan mu sayang." Sulli tersenyum manis mendengar nasihat oppanya sekaligus bahagia, telah berhasil menipu namja ini.



"apa kau alergi juga pada salad buah?" Minho menunjukan sebuah bungkusan dan menggoyangkannya di hadapan wajah Sulli.







****







Keduanya menikmati salad buah yang Minho belikan bersama2 di ruang tamu.



"enak?"



"hn..." Sulli mengangguk cepat. Jangan tanya soal makanan pada Sulli, ia benar2 menyukai hal2 berbau Kuliner. Minho tepat sasaran, kali ini ia benar2 menjadi moodbooster yeoja di hadapannya itu. "hn, oppa gomawo." Sulli memamerkan senyum cerahnya bersama bengkak di sebelah pipinya membuat Minho terkekeh geli.



"belum semua chagi-ya..." lagi2 Minho menggoyangkan sebuah bungkusan di hadapan wajah sulli.



"ige bwoya? " Sulli meraihl bungkusan itu dan terkejut melihat isinya. Buku karya plato! Filsuf terkenal, salah satu favorit Sulli.





"kupikir kau juga seharusnya belajar di rumah. Setidaknya sedikit membaca." Minho menggosok pelan puncak kepala Sulli yang sekarang sedang senyam-senyum sendiri saking girangnya saat diberikan buku itu. "mianne." Lanjut Minho yang seketika membuat Sulli berpaling dari bukunya. "mian untuk nunna-ku."

Sulli tidak mengerti atas permintaan maaf itu "nunna? Kwon Yuri... Nunnanya oppa? Tapi dia bilang..."



"aku menghormatinya." Alasan singkat Minho cukup membuat Sulli kemudian terdiam dan sedikit mengerti. "aku besar tanpa ibu, Yuri selalu ada saat aku butuh sampai saat ini Yuri sudah kuanggap nunna ku sendiri. Entah mengapa ia menginginkan lebih... aku hanya tak bisa membiarkannya terluka..." Minho menghembuskan nafasnya lembut.







"cinta datang karena terbiasa... kau gagal menerapkannya. Saat ia selalu hadir bukan cinta yang oppa rasakan tetapi rasa sayang, peduli, dan menghormati. Itu seperti rasa..."



"kekeluargaan." Lagi2 Minho memotong perkataan Sulli untuk yang kesekian kalinya. Minho menoleh pada Sulli dan menatapnya lekat, sangat dalam menimbulkan getaran di hati Sulli yang kini membalas tatapannya. "apa rasa kekeluargaan juga yang ada padamu sekarang Sulli-ya? Menerima cintaku hanya karena peduli pada tumorkku?" Sulli tertegun, sejenak ia mencoba jujur rasa cinta perlahan muncul entah karena terbiasa atau karena memang ia telah menemukan sosok yang tepat untuk dicintainya.







Sulli salah tingkah, ia tak bisa dalam keadaan canggung seperti ini. Ia membuka buku baru yang yang dibelikan Minho untuknya dan menyodorkannya pada Minho "oppa... coba bacakan salah satu kata mutiara yang ada disini. Aku ingin mendengarnya."



Minho hanya memasang wajah masam. Namja ini tahu kalau yeoja dihadapnnya ingin mengalihkan pembicaraan. Sedikit rasa sakit dapat Minho rasakan di dadanya, rasa ragu terbersit, apa ia benar2 mampu membuat Sulli jatuh cinta padanya. Minho pun membacakan isi buku itu, hanya beberapa paragraf. Ternyata benar kata gadis kasir tadi, buku ini sangat inspiratif, sampai2 Minho yang membacanya pun ingin membawa pulang buku yang sudah ia berikan pada kekasihnya itu (-_-).





"Sulli-ya... ternyata Plato itu..." Minho menghentikan perkataannya saat dilihatnya Sulli telah tertidur pulas dengan pose mengadahkan kepalanya ke atas.

Minho yang sadar ia tidak dipedulikan ingin segera mencabik-cabik buku yang tengah digenggamnya. 'aissh! Jinja! Yeoja ini benar-benar!!!' rutuk Minho dalam hati tanpa ada niat ingin membangunkan Sulli.



Minho memandang lekat putri salju yang tertidur pulas di hadapannya. walaupun pipinya bengkak Sulli tetap terlihat cantik. dengan hidung mancung itu, garis mata yang tegas namun lembut,kulit mulus dan putih bersih, serta bibir merah menggoda, bahkan sangat menggoda Minho yang sekarang gemas dan benar2 ingin menggigitnya.







"oppa andwe!!" pekik Sulli tiba2 yang seketika dapat membuat Minho jantungan.



"wae??" tanya Minho heran apa Sulli tahu ia ingin menggigit bibirnya? Yang benar saja.



"jangan buang salad buah itu!! Berikan padaku!!" Seketika sekelebat pikiran nakal Minho melintas bak roket.



"Sulli-ya, ini dia salad buahnya, aku suapkan..."



"hn, kemarikan." Perintah Sulli masih dalam igaunya.







Minho mendekatkan wajahnya pada wajah Sulli, ia sejenak memandang bibir merah merona nan menggoda itu. Segera dikecupnya bibir Sulli lembut. Minho dapat menghirup nafas Sulli, aroma strawberry, sangaat manis, hingga ia benar2 ingin memakan yeoja yang tengah ia cium sekarang. Minho melepaskan kecupannya, tak ingin membangunkan



"enak?" tanya Minho.



Sulli mengernyitkan jidatnya. "oppa jahat. Ini bukan buah! Ini permen."



"Hummmpph!!" Minho menutup mulutnya mencegah suara gelegar tawa keluar dari bibirnya. Diluar dugaannya. 'Permen? Apa aku semanis itu?' batin Minho dengan wajah yang bersemu merah. Yeoja polos itu masih melanjutkan tidur cantiknya. Minho masih memperhatikan pujaan hatinya "Sulli-ya... seandainya aku mengatakan padamu aku tidak memiliki tumor, apa kau akan memaafkanku?" Minho memejamkan kedua matanya berharap waktu terulang dan ia tak akan pernah mengucapkan kebohongannya selama ini.

*******


Sulli terbangun dari tidurnya meninggalkan bunga mimpinya yang indah. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba menemukan namja yang awalnya ada bersama dengannya. Namun yang ia temukan hanya ruangan tamu yang kosong dengan cahaya senja yang sudah masuk melalui kisi2 jendela.


Setelah ia sadari, ia ternyata telah tertidur sangat lama. Efek samping dari obat yang diberikan Siwon padanya kini berhasil membuat Minho meninggalkannya karena tertidur dan tak tega membangunkannya. Sejenak beberapa adegan dalam bunga mimpinya terlintas “mimpi tadi... Minho oppa meminta maaf, tapi minta maaf untuk apa?”

****

Di rumah Yuri:

Minho menanti pintu dibukakan, ia tak bisa tinggal diam jika keadaan sudah menjadi seburuk ini. seorang yeoja yang mengenakan tank top keluar dan terkejut melihat Minho ada di depannya.

“Minho-ya! sudah kuduga kau pasti datang menjengukku. Lihat pipiku.” Yuri memamerkan pipinya yang membiru. “2 wanita jalang itu menyerangku!”



Minho menghembuskan nafasnya kesal  “Nunna, jangan sebut Sulli dan Amber jalang.  jeball jangan lakukan ini lagi. Lihatlah, dan pada akhirnya kau melukai dirimu sendiri.”

“Minho-yaaa.” Rayu Yuri manja “oleh sebab itu jangan biarkan aku melakukan ini lagi.”

“Baru kali ini aku benar2 kecewa padamu Nunna. Sampai sekarang pun kau tak bisa mengerti apa yang aku mau sebenarnya.” Minho mendesah dan menggelengkan kepalanya pelan. “aku selalu mencoba cinta padamu Nunna, tapi aku tidak bisa. aku selalu menganggap kau adalah Nunna kandungku sendiri. Tapi apa yang telah kau lakukan terhadapa Sulli membuatku benar2...” Minho memegang kepalanya yang sedikit pusing, “kecewa”.



“aku takkan melepaskanmu.” Sahut Yuri yang seketika membalut keduanya dalam diam.

“kau takkan pernah melihatku berbaik hati lagi padamu Nunna.” Tanpa ba-bi-bu Minho melengos berlalu meninggalkan Yuri yang masih diam terpaku menatap punggung Minho yang menghilang bersama mobil klasik merahnya.

“aku akan melakukan cara apapun. Apapun... ya, apapun.”


Minho memukul stir mobilnya berkali-kali. “Damn!” ia menelungkupkan wajahnya pada stir mobil. Lelah. Ia tak bisa bersikap kasar pada Yuri. Kalau sudah begini, Minho lah yang harus berpikir keras ia tahu persis siapa Yuri itu, yeoja yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia mau. Yang pasti, mulai sekarang Minho harus selalu ada untuk Sulli, juga mengubur dalam-dalam tentang taruhan itu.ya, Selamanya.



'Taemin! Hanya Taemin yang belum tahu jika taruhan ini sudah berakhir!’ batin Minho. Ia meraih ponsel miliknya dan melakukan panggilan untuk menghubungi maknae SHINEe itu. Namun sia2, yang Minho dapat hanya nada sambung. Taemin tak mengangkat teleponnya. Minho mencoba berkali-kali dan hasilnya sama, Nihil. Ia putuskan untuk mengirim pesan singkat. Setidaknya Taemin harus segera tahu.



Di tempat lain di sebuah restoran, sepasang kekasih sedang menikmati hidangan yang disajikan.

Taemin mengusap bibirnya dengan tisu “chagi-ya, aku ke toilet sebentar.” Yeoja yang dimintai izin hanya mengangguk dan tersenyum lembut. Tak lama setelah taemin meninggalkannya sendirian, ponsel Taemin berdering.

Krystal melirik layar ponsel kekasihnya yang tertinggal di atas meja makan. Ia dapat membaca nama Minho disana.



“aa, sahabat oppa menelepon.” Krys meraih ponsel taemin, ia masih bimbang antara menerima panggilan itu atau mengabaikannya. Mengingat ia tak begitu dekat dengan Minho, ia pun mengabaikan panggilan tersebut. Di luar dugaan krystal, Minho melakukan panggilan berkali-kali. Membuat Krystal menjadi sangat khawatir. Ia terus menatap layar ponsel hingga pada akhirnya, ponsel kekasihnya itu berhenti berdering dan diakhiri dengan nada sms masuk.



“ada sms. mungkin ada sesuatu yang darurat.” Krystal pun membuka kotak masuk dan membaca pesan dari Minho.



From : MINHO HYUNG

Number : +68xxxxxxxxxxx

Taemin-ah, tentang taruhan untuk medapatkan Sulli itu... aku sudah menang, dan aku takkan meminta imbalan apapun dari kalian. dengan syarat lupakan taruhan itu untuk selamanya. Hapus pesan ini. gomawo.



Krystal syok. Jadi, Yeoja cantik yang  bersanding dengan Choi Minho saat peregelaran fashion Key waktu itu adalah benda taruhan semata?! Sedangkan sahabat eonni-nya, Yuri setiap hari datang ke rumah mereka dan mengadu pada eonninya, Jessica tentang hubungannya yang hancur hanya karena Minho melakukan taruhan? Krystal tanpa pikir panjang melakukan screen capture dengan ponsel Taemin dan mengirim bukti foto sms itu ke ponselnya. “jessica eonni harus tahu tentang ini...”



****

 “Wahai cermin ajaib...” Sulli menutup kedua kelopak matanya,memutar-mutar telunjuknya yang menghadap cermin. “beritahu siapa yang paling cantik di kamar ini.” Sulli membuka kedua matanya dan tertawa sendiri. Seminggupun berlalu, bengkak di pipi Sulli kini telah hilang dan berganti dengan pipi mulus putih miliknya. Ia kini bangga saat menatap Cermin, bangga punya oppa yang merupakan dokter spesialis yan bisa merawat sakitnya, bangga memiliki oenni yang selalu melindunginya, dan bangga memiliki namjachingu yang selalu perhatian padanya.



Do it do it chu~ true true true true it’s you~ do it doit chu~

Sulli meraih ponselnya yang berdering.

“yeoboseyo oppa!”

“yoboseyo chagi-ya... kenapa kau terdengar sangat senang? Waeyo?”

“aish, apa selama ini aku terdengar menyedihkan dan hanya hari ini terdengar senang?”

“aniyaa, oppa hanya ingin tahu apa penyebabnya. Bagaimana kabarmu eoh? sudah dua hari aku tak mengunjungimu.”

“mwoya... apa oppa itu seorang loper koran yang harus setiap hari datang ke rumahku... aku baik2 saja oppa. Kau cukup berada di kantor appa-mu dan menjalani magang dengan baik. Arachi?”

Minho tersenyum tipis mendengar ocehan Sulli. “magang? Aku bahkan belum wisuda.”

“jadi disebut apa jika bukan magang?”

“mungkin... pengangguran yang menghasilkan uang?” jawaban Minho seketika membuat Sulli terkekeh. “jangan tertawa, itulah kenyataannya. Bagaimana bengkak pada pipimu chagi-ya?”

“aa, neomu yeppo! Pipiku sekarang lebih cantik dari diriku sendiri oppa.” Sulli menjawab dengan nada yang sangat manja dan menatap cermin lalu meniru gerakan kucing, menunujukan aegyo nya pada diri sendiri.



“Aaa, jadi itu penyebabnya kau sangat senang hari ini. Chukkae! Jadi dimana kita akan merayakan kesembuhanmu?”

“mwo? Apa harus dirayakan juga?”

“Harus. Agar penyakit itu tidak kembali lagi.”

Sulli terdiam mendengar perkataan Minho dan tersenyum pahit “kau benar oppa. Semoga tidak kembali lagi, aku benar2 tidak menyukainya.”

“Dirayakan di rumahku saja.” Tawar Minho tanpa ada yang meminta.

“di rumah oppa?”

“Ne. Waeyo? Kau tidak mau?” “ani, aku mau saja. Aku hanya...” sulli memikirkan yang tidak-tidak sekarang. Sebenarnya Sulli masih kurang percaya pada Minho mengingat oppa-nya itu dulunya adalah seorang lady-killer, Sulli takut berlama-lama di rumah oppa-nya. “hanya canggung.”

“siapa yang membuatmu canggung? Tak ada siapa2 di rumahku, hanya aku. Ingat,Besok malam.”



DEG ‘aish, oppa tidak mengerti maksudku.’ Gerutu Sulli dalam hati. “ne oppa aku mengerti. Lanjutkan saja aktivitasmu oppa, bye.”

“bye.”

Bip. Sulli menutup panggilan. Dan melempar pelan ponselnya ke atas ranjang. “ada apa denganku belakangan ini? terlalu gugup kalau bersama oppa, tidak seperti dulu biasa2 saja... aish! Molla!”Ia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya tak berani menatap cermin, karena pasti wajahnya sudah memerah sekarang.





****



Memang ada kalanya roda berputar. Di saat Sulli sedang merasakan bunga-bunga sakura berjatuhan, lain halnya Yuri yang merasakan panasnya api cemburu. Setiap jam yang dipikirkan yeoja itu hanyalah bagaimana cara menyingkirkan rival beratnya, Sulli.

Dirumah Yuri :

“Yeoja itu belum berusaha keras seperti aku berusaha keras mendapatkan Minho. itulah yang membuatku tak bisa menerima ini semua. Aku terlalu lama menggantungkan harapanku pada Minho dan dengan sekejap yeoja itu merebutnya dariku. Aku benar2 membencinya. Aku tak bisa apa2 sekarang. Kakak yeoja itu benar2 ganas! Aku bisa jadi daging panggang di tangannya. Dan anehnya pihak kampus membiarkan kejadian beberapa minggu lalu berlalu begitu saja. Aku yakin, oppa mereka yang kaya raya itu sudah mengurus semuanya. Sial!”

“....”

“Jessica, kau sudah bosan mendengar ocehanku?”

“Hhmm....” suara gumaman dari seberang panggilan membuat Yuri bingung. Jika biasanya Jessica akan selalu memberi nasihat dan dukungan, lain halnya hari ini. Jessica lebih banyak diam saat mendengar Yuri menangis, mengoceh, dan merutuk.

“Ada apa denganmu eoh? kau hanya diam dan menggumam saja. Jika kau dalam keadaan buruk sekarang, maka aku akan menutup telepon. Annyeong sica...”

“Yuri-ah, chakaman!”

“ah, Waeyo?”

“hmm... aku tidak bisa melihatmu terus terluka. Sebaiknya kau melihat apa yang yeodongsaengku temukan.”

“nugu? Krystal maksudmu? Apa yang ditemukannya?”

“sesuatu yang bisa membuatmu menyelesaikan semua masalah ini. kerumahku palli.”



****

Di rumah Minho :

Sulli sedang memperhatikan Minho yang sedang menyiapkan puding untuk mereka berdua santap. Sulli pikir, Minho memang pintar memilih makanan. Di musim panas seperti ini, puding memang cemilan yang sangat cocok untuk menyegarkan tenggorokan. Sulli terus memperhatikan hingga  Membuat yang sedari tadi diperhatikan menjadi canggung.

“waeyo? Kenapa memperhatikanku seperti itu? Kau jatuh cinta padaku?” Celetuk Minho.

Sulli mengalihkan pandangannya. “aish oppa, apa maksudmu. Aku hanya heranmelihatmu. Apa tak ada pembantu yang bisa melakukan ini semua?”

“aku tidak suka ada orang lain di rumah. Maka pembantu hanya akan datang saat aku tak ada di rumah.”

Sulli mengangguk kecil tanda mengerti. Sulli juga ingat apa yang pernah disampaikan appa-nya Minho jika Minho tidak membiarkan sembarang yeoja menginjak isi rumah mereka.



Sulli pun beranjak dari posisinya sekedar untuk menyusuri sudut2 rumah Minho, siapa tahu ia akan menemukan harta karun -_-. Kini Sulli telah menginjak segarnya rerumputan basah di halaman belakang Rumah Minho. Ini untuk kali pertamanya Sulli melihat ini. ia dapat menemukan gazebo dan kolam renang di sini. Ia juga dapat melihat langit dengan leluasa tanpa ada atap yang menghalangi pandangannya.



Mata sulli kini tertuju pada kolam renang yang menampakkan kilauan permukaan air yang memantulkan cahaya lampu, sangat menarik perhatian Sulli hingga ia pun duduk menyilangkan kaki di tepi kolam dan menikmati pemandangan yang jarang2 bisa ia nikmati seperti ini. menikmati pemandangan permukaan kolam dan langit yang terbentang secara bersamaan di malam hari musim panas.



“Terpana?” suara bariton lembut seorang namja yang tiba2 mengambil posisi duduk di sebelah Sulli mengagetkannya.

“Ne oppa.” Sulli tersenyum manis lalu Minho menyorongkan sepiring puding susu dengan taburan cokelat bubuk di atasnya pada Sulli. Sulli tanpa dipersilahkan langsung mencicipi puding itu dan terpejam senang. Manis dan segar, ia benar2 menikmati suasana ini seperti ini. “oppa, mianne untuk Yuri. Aku mewakili Amber untuk meminta maaf.” Sambung Sulli dengan raut wajah penuh rasa bersalah.



“Kenapa meminta maaf padaku chagi-ya. Lagipula oppa dengar, memang Yuri Nunna yang mencari masalah duluan. Amber benar2 hebat, tanpa berpikir panjang memberi pukulan pada wajah Yuri Nunna saat tahu kalau Nunna menamparmu.”

“Hmm, itu bukan yang pertama kali oppa. Eonni sudah sering melakukannya. Pada siapapun yang melukaiku. Sejak aku kecil... ya, sejak kecil.” Sulli memandang taburan bintang di langit mengingat kembali masa kecilnya bersama Amber.

“Jinja? hubungan darah yang kuat. Ia menjagamu seperti menjaga gelas kaca yang mudah pecah.” Jawab Minho dan membuat Sulli mengangguk dengan senyum pahit.  “Apa Amber juga yang membuatmu takut menjalin hubungan dengan seorang namja?”

“A-aniya... tidak seperti yang oppa pikirkan. Amber dan Siwon bukan tipe yang mengekangku dalam memilih namja.” Sulli mengerucutkan bibirnya terlihat benar2 lucu.

“Jadi bagaimana dengan Taemin?? Kenapa kau tak menerima cintanya?”
  

“Karena saat aku menatap Taemin oppa, aku  tidak menemukan bayanganku di dalama matanya.” Jawaban Sulli membuat jidat Minho mengernyit heran. Dalam pikiran Minho mungkin sewaktu Sulli menatap taemin, lampu di ruangan itu bersinar redup jadi ga keliatan deh -_- . seketika hening. “wae oppa?! Kau ingin aku menerima cinta Taemin oppa sekarang eoh?” tanya Sulli memecahkan keheningan.



“Aish, kau!! Apa bisa? Taemin benar2 mencintai yeojachingu-nya sekarang!”

“Jinjaa?? Baiklah akan kucoba!!”

“Andwe! Lalu Aku akan kau kemanakan chagi-ya?” sahut Minho yang lalu membuat Sulli tergelak mendengarnya. “Ani, jangan lakukan itu.” Sambung  Minho saat melihat Sulli masih tertawa.

“Ne, tuan Choi Minho. Aku akan mendengarkanmu. Sulli menyuapkan sesendok puding ke dalam mulutnya membuat sedikit taburan cokelat bubuk tertinggal di bibir atasnya. Minho yang melihat itu jadi sedikit risih.

“Sulli-ya, cokelat di bibirmu.”  Sulli memebersihkan bibir bawahnya dengan jarinya. “aniya, bukan disitu. Biar aku bersihkan. Kemarilah.” Sulli pun memajukan dagunya. Minho mendekat.


CHU~


“nah, sudah bersih.” Jawab Minho santai dan melanjutkan menyuapakan puding ke dalam mulutnya. Sulli shock berat. Matanya masih belum berkedip. Itu tadi apa, Sulli masih belum dapat mencerna sampai ke otaknya. Sulli kesal setengah mati dengan namja di hadapannya itu. Benar2 jahat.



“wae?” tanya Minho heran melihat ekspresi sulli.

Sulli memasang raut wajah yang paling menyedihkan miliknya, sisi drama queen Sulli muncul. “oppa bisakah jika kau melakukan hal semacam tadi itu setidaknya meminta izin padaku? bukankah itu perjanjian kita sejak awal? Selalu mengawali sesuatu dengan izin?? Kau merebut ciuman pertama-ku dengan cara yang sangat keji oppa...”



“Mwo? First kiss? Yang benar saja. Yang tadi itu sudah yang kedua kalinya chagi-ya!”

“Mwo?!” sekarang shock Sulli menjadi 4 kali lipat dari shock sebelumnya.

Minho mengangguk cepat masih dengan wajah tanpa dosa “ne! Jika memang oppa memang harus meminta izin... jadi bolehkah oppa melakukan yang ketiga kalinya chagi-ya?” Minho meminta dengan raut wajah yang dihiasi killing-smilenya. Sontak membuat jantung Sulli berdebar kencang dan tenggorokannya mengering tiba2. Sulli mengalihkan tatapannya dari Minho dan menatap permukaan kolam yang berkilau. Sulli sangat gugup dan tidak bisa bicara.



Tiba2 sentuhan jemari Minho di dagunya membuat Sulli semakin beku. “Kalau kau hanya diam, aku anggap itu jawabannya , aku diperbolehkan.”

DEG! Sulli tertegun mendengar ucapan Minho. seluruh badan Sulli menjadi kaku, hanya jantungnya saja yang terus berdetak semakin kencang. mata Minho semakin berbinar di bawah lampu yang terang, membuat Sulli terhipnotis karenanya. Mata Sulli terpaku menatap sepasang mata Minho yang terlihat semakin mendekat. Saat Mata Minho menutup, Sulli melakukan hal yang sama.



Sulli dapat merasakan sesuatu yang lembut menyentuh kedua belah bibirnya. Hempasan nafas Minho membentur pipinya lembut. Sulli meremas kedua sisi baju nya keras, hampir saja robek dibuatnya -_- . yang ada dipikiran Sulli sekarang “Kenapa bisa semanis permen cokelat?” xD



Entah hanya perasaan atau apa, tapi kini Sulli dapat melihat di permukaan kolam, pantulan bayangannya dan bayangan Minho menjadi satu. Bayangan dirinya yang selalu ia cari selama ini, ia sudah yakin kalau bayangannya itu adalah Choi Minho.






TO BE CONTINUED

NB : Kalo Mimin jadi Amber, mungkin mimin akan melakukan hal yang sama ke Yuri #Huakakakaka #SenyumSetan Gemes abisnya. . XD Auuu , , Mino-yaa . . Kau perebut First Kiss Sulli . #PlakPlok
Mimin baik kan udah update chap 12. #DitoyorKananKiri , Tetep setia ya readerdeul di blog ini. #CipokBasah 

15 komentar:

  1. min cepat tamatin yak '-' oia btw sad ending kaga? -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. mau nya sad apa happy ?? haha. . miminnya juga blom dapet ampe END loh. :D
      nanti di tagihin deh ke author nya yah. Okeh ?
      XD

      Hapus
  2. lanjut tor, makin seru ceritanyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. gomawo udah mampir. nanti mimin tagih author nya deh. XD

      Hapus
  3. makasih ya min cepet bgt updatenya :D
    aku tunggu chapter selanjutnya ya min

    BalasHapus
    Balasan
    1. sippoo, , thanks yaa udah mampir plus koment. :D

      Hapus
  4. ditunggu chap selanjutnya thor 'w' jangan sad ending please~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Miminnya blom dapet ampe END tapi dari authornya, , huhuhu, , nanti mimin tampung sarannya deh ya supaya gak sad end. BTW, makasih udah mampir plus koment. :D

      Hapus
  5. sumpah part ini so swiit bgt x) sukaaa momen minsuknya :D

    BalasHapus
  6. so sweet tp di chapt ini banyak yadong.y hihihi

    BalasHapus
  7. hahahahaa ..
    akhirnya benar" bersatu ...
    mksd dari bayangan'a apa sih thorr :D
    msh misteri nih hehehee

    BalasHapus
  8. keren , tpi gimana krystal tau soal taruhanya itu

    BalasHapus
  9. Perasaan krystal ga ada deh pas taruhan itu

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template