Title : “MIRRORS” Chap 12
Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Kwon Yuri SNSD | Amber Liu f(x) | Choi Siwon Super Junior | Lee Taemin SHINee
Author : Davina Sandy
Length : Chaptered
Rating : PG-15
Genre: comedy, romance, hurt
Para mahasiswa jurusan filsafat berdesak-desakan guna mencari tahu nilai ujian mereka beberapa hari lalu yang kini terpajang di papan pengumuman. Lain halnya Sulli, ia menanti datangnya sepi di tempat itu agar dia nantinya dapat melihat dengan mudah tanpa harus tergencet karena saking ganasnya kerumunan itu berdesakan. Sulli bersandar di dinding kampus sambil menunggu dan berharap kumpulan itu segera nembubarkan diri setelah melihat nilai masing2. Dari kejauhan seorang yeoja sedang memperhatikan Sulli dengan geramnya. ia sudah menyusun rencana matang hingga menunggu hari ini, hari untuk memberi pelajaran pada Sulli. Yeoja itu melangkahkan kakinya menghampiri Sulli. Wajahnya yang penuh amarah yang dengan seketika mampu membuat manusia normal bergidik ngeri melihatnya.
“Kembalikan milikku.” Sulli tercengang mendengar ucapan seorang
yeoja yang tiba2 mengagetkannya , ia merasa tak pernah meminjam apapun dari
yeoja satu ini. Setelah Sulli mengingat dan menguras otaknya lagi, ia baru
menyadari bahwa yeoja di hadapannya ini adalah Kwon Yuri, yang termasuk
kategori sepuluh yeoja yang harus dijauhi versi Amber yang pernah dijelaskan
saat awal ia masuk universitas.
“Mianne, apa yang pernah kupinjam darimu?”
“namjachingu-ku, Choi Minho.”
Sulli menaikkan kedua alisnyamatanya, melotot, bibirnya sedikit
terbuka karena terkejut. Diam, Sulii tak mampu memberi jawaban apapun. Flower
boy itu kini sedang membuatnya dalam masalah.
“siapa kau eoh?! kau baru saja mengenalnya! aku mengenalnya selama
bertahun-tahun, berada disisinya saat ia butuh, selalu menemaninya , selalu
aku!!” sergah Yuri saat dilihatnya Sulli hanya diam tak menjawab. Sulli
menghembuskan nafasnya, mencoba tenang dan menghilangkan rasa gugup yang
menyerang seluruh anggota badannya.
“Jika kau selalu ada, lantas kenapa dia
datang padaku?” tanya Sulli. Kini giliran Yuri yang bingung harus menjawab apa,
tapi amarah yang menyelimutinya membuat Yuri menjawab dengan penuh emosi.
“Karena kau centil!!!” Yuri mendorong bahu Sulli dengan telunjuknya. Kini
hampir puluhan pasang mata telah melihat adegan itu karena suara teriakkan Yuri
yang menarik perhatian orang di sekitar keduanya.
Melihat banyak orang yang memperhatikan. kendati Yuri telah
bersikap kasar, Sulli mencoba tetap tenang. “Yuri-shii... kini semua orang
memperhatikan kita.”
“oh ya? aku tak peduli! Agar mereka tahu kau yeoja perebut
namjachingu orang lain!”
Kini Sulli benar2 kehabisan kesabaran ia mendengus kesal. Yeoja
dihadapannya ini, tidak ingin menyelesaikan masalah dengan otak dingin. Malah
sekarang Sulli lah yang ikut terbawa dalam Emosi.
“Yuri-Shi... apa kau ingin tahu hal yang membuat Minho
meninggalkanmu?”
“...”
Sulli mengenang kembali ucapan Minho saat di cafe Adore dan
menjawab “ia belum menemukan potongan hatinya dalam dirimu.”
Yuri naik pitam “Kau!! Berani2nya!! Sekarang yang terakhir...pergi
tinggalkan Minho!”
“Shiro, tak akan pernah. Aku pernah berjanji padanya tak akan
meninggalkannya.”
PLAAAAAKK!!! Telapak tangan Yuri mendarat dengan keras di
pipi putih salju milik Sulli. Tamparan yang sangat pedas. Yuri memukul tanpa
mengendalikan emosinya, alhasil tamparan itu berhasil membuat Sulli memalingkan
wajah dan meringis kesakitan.
1 detik... Sulli tidak menyadari apa yang telah terjadi, rasa
perih dipipinya berdenyut dan terasa panas. Rasa sakit yang belum pernah ia
rasakan selama bertahun-tahun.
2 detik... nafas Sulli mulai memburu, jantungnya berderap cepat,
uap panas mengalir di kepalanya. Akal sehatnya hilang, sorot mata tenangnya
berubah drastis.
3 detik... habislah kau Kwon Yuri. Sulli melototkan matanya
garang, membuang habis image lembut dan elegantnya. Tatapan marah, geram, yang
terlihat lebih mengerikan dari tatapan Yuri. Yuri yang melihat itu hanya diam
mematung tak bergerak seolah terhipnotis tatapan itu. Ia kini sedang
membangunkan macan dari tidurnya. Tanpa basa-basi Sulli menarik kerah baju Yuri
dan membalikkan posisi dengan sangat cepat. Kini, Yuri lah yang membelakangi
dinding.
Tangan kanan Sulli menghimpit leher Yuri ke dinding membuat Yuri
tercengang dengan kekuatan Sulli yang diluar dugaan. Sedangkan penonton yang
menyaksikan adegan itu hanya memekik tanpa ada yang mau ikut campur. “ahjumma
diam dan dengarlah...” Sulli mendorong sisi tangannya, membuat Yuri terbatuk
karena tenggorokannya tertekan tangan Sulli. “apa kau tahu, eomma-ku, appa-ku,
oenni-ku, oppa-ku, juga teman2ku, tak pernah menamparku seperti apa yang kau
lakukan tadi...” Sulli menngencet kedua belah pipi Yuri dengan tangan kirinya
mengakibatkan bibir Yuri terlihat monyong(?). “kau, menghancurkan apa yang
selama ini ku jaga. Kau benar2 membuatku marah. Ahjumma, ambillah Minho jika
kau bisa!”
“YAAAAK Sulli-ya!!!! Apa yang kau lakukan!?” Suara itu membuat
Sulli terkesiap dan melepaskan himpitannya pada Yuri. Suara itu yang selalu
membuatnya merasa aman, suara yang selalu meindunginya kini tengah
meneriakinya. Mata Sulli dan Yuri mengekor pada yeoja yang sedang muncul dari
tengah kerumunan orang.
“Sulli-ya!! apa yang kau lakukan!!? Apa kau gila eoh !?” Amber
meneriaki dongsaengnya dengan kasar namun perhatiannya teralih saat melihat
pipi kiri adiknya yang memerah karena bekas tamparan Yuri. “ommo... pipi-mu
kenapa chagi-ya? a-a-apa yang dilakukan yeoja ini padamu?”
“....” Sulli tak menjawab hanya memalingkan wajahnya.
“Phabo.” Amber yang sadar itu adalah bekas tamparan yang terlihat
dari cap tangan Yuri yang tercetak sempurna pun menghampiri Yuri yang berdiri
tak jauh darinya. “PHABOO!”
BBUUUUUKKKK!!!! Bogem mentah Amber mendarat di pipi
kiri Yuri. Tinju yang luar biasa kerasnya. Amber tak peduli apa ia akan di-DO
atau apapun, yang ia lakukan hanya membalas rasa sakit yang dirasakan Sulli.
Kini orang disekitar mereka tak lagi tinggal diam. Beberapa orang sudah
menghampiri tubuh Yuri yang hampir jatuh ke tanah karena tak sadarkan diri.
“Dengan begini impas. Sulli-ya, ayo kau harus cepat pulang.”
****
Di rumah Sulli:
Siwon berlari terburu-buru dalam rumahnya sendiri, peluhnya
berjatuhan sedari awal sejak mendengar yeodongsaengnya menerima tamparan keras
di pipi. Saat ia membuka pintu kamar Sulli, ia disuguhi pemandangan Sulli yang
sedang menangis dan menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan Amber. Melihat itu
Siwon pun ingin memeluk Sulli, namun niatnya ia urungkan. Siwon segera
mengambil obat khusus yang harus diberikannya pada adiknya itu.
“amber, kau sudah mengompres memarnya dengan air es?”
“sudah oppa.”
“kemarilah chagi-ya” Siwon menarik pelan Tangan Sulli, dan sedikit
terkejut saat melihat pipi dongsaengnya itu sudah menjadi sangat merah dan
membengkak. Siwon mengambil salep khusus dan mengoleskannya pada pipi Sulli dan
akhirnya memberikan sebuah suntikan obat.
“hiks... oppa mianne...” Suara Sulli lirih sembari terus terisak.
Ia menyesal lantaran perbuatannya sendiri yang meladeni Yuri untuk adu mulut.
Kini ia sukses membuat kedua saudaranya khawatir berat akan penyakit yang
dideritanya. Sulli masih menatap mata teduh oppanya menyiratkan ketenangan yang
memang harus dimiliki seorang dokter pada umumnya.
“gwenchana... tenanglah. Semuanya baik2 saja.”
Bukannya semakin tenang, tangis Sulli malah semakin menjadi-jadi.
“howaa oppaaaa... otthoke?”
“aish, sudah kubilang semuanya akan baik2 saja,aku masih punya
banyak uang untuk membelikanmu obat!”
Lelehan sendu yang terus mengalir di pipi Sulli membuat bengkak di
salah satu pipinya terlihat basah dan melunturkan salep yang diusapkan Siwon.
“bukan itu oppa! Maksudku oenni Amber! Otthoke??”
Siwon mngernyitkan pelipisnya heran “wae?”
“Amber memukul wajah yeoja yang menamparku sampai pingsan.”
“m-m-mwo?!” Siwon shock setengah mati. Sorot mata tenangnya kini
berubah menjadi luar biasa sangar. Sang tersangka kini hanya tersenyum dan
meringis secara bersamaan lalu menenggelamkan wajahnya dalam bantal dan
menghitung dalam hati 1...2...3. “AMBEEEEEER!!!” suara siwon menggema di
seluruh penjuru rumah keluarga Choi.
***
'Ring ding dongRing ding dongRing diggi dingdiggiDing ding ding...
Meorisokae oolinda'
Minho yang tengah berada di kantor tempat ayahnya bekerja di
ganggu oleh deringan ponselnya. Ia pun merogoh kantong celananya mencari sumber
suara dan membaca nama penelepon di layar ponselnya. Taemin.
“yoboseyo...”
“yoboseyo... hyung bagaimana kabar Sulli Ia baik2 saja?”
Minho menaikkan sebelah alisnya. “ waeyo? Kau menginginkan Sulli
lagi? Langkahi mayatku dulu.”
“ommooo. Yaaak hyung! Bicara apa kau! Aku hanya bertanya tentang
kabarnya setelah tragedi itu!”
“tragedi apa !?”
“nee... tragedi berdarah (lebay ah taemin xD) antara
Yuri-amber-Sulli 2 yang hari lalu. Ku dengar2, sampai hari ini Yuri dan Sulli
masih absen”
“...” Minho terkesiap, hanya diam. Ia tak habis pikir dengan apa
yang telah di dengarnya barusan. Sulli tak mengatakan apapun tentang itu. Sulli
juga berbohong kalau ia pergi kuliah setiap pagi. Yeoja ini membuat aliran
listrik mengalir di kepalanya. “Sulli baik2 saja Taemin-ah. Jangan khawatir,
aku selalu ada di sisinya. Aku sibuk, nanti kuhubungi.”
Tuuuut tuuut tuuut... Minho menutup panggilan dan melirik jam
tangan mahalnya. “jam besuk yang sangat bagus, amber kuliah, oppa-nya
bekerja... now it’s time to act.”
****
TING TONG TING TONG
Minho memasang telinganya tajam dan dapat mendengar derap langkah
pelan mendekati pintu. Namun pintu belum juga dibukakan. Minho sudah menebak
jadinya akan seperti ini. "chagi-ya... buka pintunya, aku tahu kau ada disana."
Tidak ada suara menyahut. "kalau begitu aku akan datang malam nanti, saat
saudara-saudaramu ada di rumah".
Ancaman Minho Sukses membuat pintu ganda itu terihat bercelah dan
berdecit terbuka menampakkan siluet yeoja yang sedang mengintipnya dari balik
pintu. "oppa... apa kau lupa dengan perjanjian kita? Jika kau ingin
melakukan sesuatu terhadapku maka..."
"maka aku harus meminta izin terlebih dahulu." Potong
Minho. "sulli-ya izinkan aku masuk."
"ani, kau tak meminta izin saat datang ke rumahku."
"mianne. Maukah kau memaafkanku?"
"kenapa aku harus memaafkanmu?"
"karena aku namjachingu-mu." Ucap Minho dibarengi senyum
innocentnya yang mampu membuat Sulli tersenyum tipis di balik pintu saat melihatnya.
"kau membohongi oppa Sulli-ya. Kau bilang kau kuliah, kenyataannya? Aku
akan memaafkanmu jika kau membiarkan oppa-mu ini masuk."
Sulli benar2 merindukan namja ini namun di lain sisi ia tak ingin
Minho melihat bengkak di pipinya. Sulli mengulurkan tangannya dari balik pintu
dan mengacungkan kelilingking kecilnya. "berjanjilah takkan tertawa
melihat wajahku." Yang diajak berjanji hanya diam masih mencoba mencerna
apa maksud Sulli. "Oppa! Berjanjilah." Sambung Sulli.
"ne, percaya pada oppa." Krieeet, perlahan pintu
dibukakan. Sedikit demi sedikit Minho dapat melihat wajah Sulli yang menunduk
malu. Minho terperangah tak percaya , apa Yuri menampar Sulli sekeras itu
sampai2 menyisakan bengkak yang memerah dan tak hilang selama 2 hari?yang benar
saja?! Minho menangkup pipi kanan Sulli tanpa menyentuh pipi kirinya yang
membengkak takut akan menyakiti yeojanya. "ige bwoya?! Ahjumma itu
menamparmu dengan tangan atau dengan balok!?" Diluar dugaan Sulli,
bukannya tertawa Minho malah menunjukkan tatapan khawatirnya.
"ani oppa. Ini adalah alergi." Jelas Sulli singkat
seraya menunjuk bengkak itu tanpa menyentuhnya.
"alergi terkena tamparan ?"
"ck, aniya... alergi makanan. Hanya saja reaksinya berlebih
dan dominan di daerah tamparan ini." Dusta Sulli, Sulli dengan segala akal
bulusnya mencoba membuat oppanya percaya.
"aaa... jinja?aish, kau perlu menjaga makanan mu
sayang." Sulli tersenyum manis mendengar nasihat oppanya sekaligus
bahagia, telah berhasil menipu namja ini.
"apa kau alergi juga pada salad buah?" Minho menunjukan
sebuah bungkusan dan menggoyangkannya di hadapan wajah Sulli.
****
Keduanya menikmati salad buah yang Minho belikan bersama2 di ruang
tamu.
"enak?"
"hn..." Sulli mengangguk cepat. Jangan tanya soal
makanan pada Sulli, ia benar2 menyukai hal2 berbau Kuliner. Minho tepat
sasaran, kali ini ia benar2 menjadi moodbooster yeoja di hadapannya itu.
"hn, oppa gomawo." Sulli memamerkan senyum cerahnya bersama bengkak
di sebelah pipinya membuat Minho terkekeh geli.
"belum semua chagi-ya..." lagi2 Minho menggoyangkan
sebuah bungkusan di hadapan wajah sulli.
"ige bwoya? " Sulli meraihl bungkusan itu dan terkejut
melihat isinya. Buku karya plato! Filsuf terkenal, salah satu favorit Sulli.
"kupikir kau juga seharusnya belajar di rumah. Setidaknya
sedikit membaca." Minho menggosok pelan puncak kepala Sulli yang sekarang
sedang senyam-senyum sendiri saking girangnya saat diberikan buku itu.
"mianne." Lanjut Minho yang seketika membuat Sulli berpaling dari
bukunya. "mian untuk nunna-ku."
Sulli tidak mengerti atas permintaan maaf itu "nunna? Kwon
Yuri... Nunnanya oppa? Tapi dia bilang..."
"aku menghormatinya." Alasan singkat Minho cukup membuat
Sulli kemudian terdiam dan sedikit mengerti. "aku besar tanpa ibu, Yuri
selalu ada saat aku butuh sampai saat ini Yuri sudah kuanggap nunna ku sendiri.
Entah mengapa ia menginginkan lebih... aku hanya tak bisa membiarkannya
terluka..." Minho menghembuskan nafasnya lembut.
"cinta datang karena terbiasa... kau gagal menerapkannya.
Saat ia selalu hadir bukan cinta yang oppa rasakan tetapi rasa sayang, peduli,
dan menghormati. Itu seperti rasa..."
"kekeluargaan." Lagi2 Minho memotong perkataan Sulli
untuk yang kesekian kalinya. Minho menoleh pada Sulli dan menatapnya lekat,
sangat dalam menimbulkan getaran di hati Sulli yang kini membalas tatapannya.
"apa rasa kekeluargaan juga yang ada padamu sekarang Sulli-ya? Menerima
cintaku hanya karena peduli pada tumorkku?" Sulli tertegun, sejenak ia
mencoba jujur rasa cinta perlahan muncul entah karena terbiasa atau karena
memang ia telah menemukan sosok yang tepat untuk dicintainya.
Sulli salah tingkah, ia tak bisa dalam keadaan canggung seperti
ini. Ia membuka buku baru yang yang dibelikan Minho untuknya dan menyodorkannya
pada Minho "oppa... coba bacakan salah satu kata mutiara yang ada disini.
Aku ingin mendengarnya."
Minho hanya memasang wajah masam. Namja ini tahu kalau yeoja
dihadapnnya ingin mengalihkan pembicaraan. Sedikit rasa sakit dapat Minho
rasakan di dadanya, rasa ragu terbersit, apa ia benar2 mampu membuat Sulli
jatuh cinta padanya. Minho pun membacakan isi buku itu, hanya beberapa
paragraf. Ternyata benar kata gadis kasir tadi, buku ini sangat inspiratif,
sampai2 Minho yang membacanya pun ingin membawa pulang buku yang sudah ia
berikan pada kekasihnya itu (-_-).
"Sulli-ya... ternyata Plato itu..." Minho menghentikan
perkataannya saat dilihatnya Sulli telah tertidur pulas dengan pose mengadahkan
kepalanya ke atas.
Minho yang sadar ia tidak dipedulikan ingin segera mencabik-cabik
buku yang tengah digenggamnya. 'aissh! Jinja! Yeoja ini benar-benar!!!' rutuk Minho
dalam hati tanpa ada niat ingin membangunkan Sulli.
Minho memandang lekat putri salju yang tertidur pulas di
hadapannya. walaupun pipinya bengkak Sulli tetap terlihat cantik. dengan hidung
mancung itu, garis mata yang tegas namun lembut,kulit mulus dan putih bersih,
serta bibir merah menggoda, bahkan sangat menggoda Minho yang sekarang gemas
dan benar2 ingin menggigitnya.
"oppa andwe!!" pekik Sulli tiba2 yang seketika dapat
membuat Minho jantungan.
"wae??" tanya Minho heran apa Sulli tahu ia ingin
menggigit bibirnya? Yang benar saja.
"jangan buang salad buah itu!! Berikan padaku!!"
Seketika sekelebat pikiran nakal Minho melintas bak roket.
"Sulli-ya, ini dia salad buahnya, aku suapkan..."
"hn, kemarikan." Perintah Sulli masih dalam igaunya.
Minho mendekatkan wajahnya pada wajah Sulli, ia sejenak memandang
bibir merah merona nan menggoda itu. Segera dikecupnya bibir Sulli lembut.
Minho dapat menghirup nafas Sulli, aroma strawberry, sangaat manis, hingga ia
benar2 ingin memakan yeoja yang tengah ia cium sekarang. Minho melepaskan
kecupannya, tak ingin membangunkan
"enak?" tanya Minho.
Sulli mengernyitkan jidatnya. "oppa jahat. Ini bukan buah!
Ini permen."
"Hummmpph!!" Minho menutup mulutnya mencegah suara
gelegar tawa keluar dari bibirnya. Diluar dugaannya. 'Permen? Apa aku semanis
itu?' batin Minho dengan wajah yang bersemu merah. Yeoja polos itu masih
melanjutkan tidur cantiknya. Minho masih memperhatikan pujaan hatinya
"Sulli-ya... seandainya aku mengatakan padamu aku tidak memiliki tumor,
apa kau akan memaafkanku?" Minho memejamkan kedua matanya berharap waktu
terulang dan ia tak akan pernah mengucapkan kebohongannya selama ini.
*******
Sulli terbangun dari tidurnya meninggalkan bunga mimpinya yang
indah. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba menemukan namja yang
awalnya ada bersama dengannya. Namun yang ia temukan hanya ruangan tamu yang
kosong dengan cahaya senja yang sudah masuk melalui kisi2 jendela.
Setelah ia sadari, ia ternyata telah tertidur sangat lama. Efek
samping dari obat yang diberikan Siwon padanya kini berhasil membuat Minho
meninggalkannya karena tertidur dan tak tega membangunkannya. Sejenak beberapa
adegan dalam bunga mimpinya terlintas “mimpi tadi... Minho oppa meminta maaf,
tapi minta maaf untuk apa?”
****
Di rumah Yuri:
Minho menanti pintu dibukakan, ia tak bisa tinggal diam jika
keadaan sudah menjadi seburuk ini. seorang yeoja yang mengenakan tank top
keluar dan terkejut melihat Minho ada di depannya.
“Minho-ya! sudah kuduga kau pasti datang menjengukku. Lihat
pipiku.” Yuri memamerkan pipinya yang membiru. “2 wanita jalang itu
menyerangku!”
Minho menghembuskan nafasnya kesal
“Nunna, jangan sebut Sulli dan Amber jalang. jeball jangan lakukan ini lagi. Lihatlah, dan
pada akhirnya kau melukai dirimu sendiri.”
“Minho-yaaa.” Rayu Yuri manja “oleh sebab itu jangan biarkan aku
melakukan ini lagi.”
“Baru kali ini aku benar2 kecewa padamu Nunna. Sampai sekarang pun
kau tak bisa mengerti apa yang aku mau sebenarnya.” Minho mendesah dan
menggelengkan kepalanya pelan. “aku selalu mencoba cinta padamu Nunna, tapi aku
tidak bisa. aku selalu menganggap kau adalah Nunna kandungku sendiri. Tapi apa
yang telah kau lakukan terhadapa Sulli membuatku benar2...” Minho memegang
kepalanya yang sedikit pusing, “kecewa”.
“aku takkan melepaskanmu.” Sahut Yuri yang seketika membalut
keduanya dalam diam.
“kau takkan pernah melihatku berbaik hati lagi padamu Nunna.”
Tanpa ba-bi-bu Minho melengos berlalu meninggalkan Yuri yang masih diam terpaku
menatap punggung Minho yang menghilang bersama mobil klasik merahnya.
“aku akan melakukan cara apapun. Apapun... ya, apapun.”
Minho memukul stir mobilnya berkali-kali. “Damn!” ia
menelungkupkan wajahnya pada stir mobil. Lelah. Ia tak bisa bersikap kasar pada
Yuri. Kalau sudah begini, Minho lah yang harus berpikir keras ia tahu persis
siapa Yuri itu, yeoja yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang
ia mau. Yang pasti, mulai sekarang Minho harus selalu ada untuk Sulli, juga
mengubur dalam-dalam tentang taruhan itu.ya, Selamanya.
'Taemin! Hanya Taemin yang belum tahu jika taruhan ini sudah
berakhir!’ batin Minho. Ia meraih ponsel miliknya dan melakukan panggilan untuk
menghubungi maknae SHINEe itu. Namun sia2, yang Minho dapat hanya nada sambung.
Taemin tak mengangkat teleponnya. Minho mencoba berkali-kali dan hasilnya sama,
Nihil. Ia putuskan untuk mengirim pesan singkat. Setidaknya Taemin harus segera
tahu.
Di tempat lain di sebuah restoran, sepasang kekasih sedang
menikmati hidangan yang disajikan.
Taemin mengusap bibirnya dengan tisu “chagi-ya, aku ke toilet
sebentar.” Yeoja yang dimintai izin hanya mengangguk dan tersenyum lembut. Tak
lama setelah taemin meninggalkannya sendirian, ponsel Taemin berdering.
Krystal melirik layar ponsel kekasihnya yang tertinggal di atas
meja makan. Ia dapat membaca nama Minho disana.
“aa, sahabat oppa menelepon.” Krys meraih ponsel taemin, ia masih
bimbang antara menerima panggilan itu atau mengabaikannya. Mengingat ia tak
begitu dekat dengan Minho, ia pun mengabaikan panggilan tersebut. Di luar
dugaan krystal, Minho melakukan panggilan berkali-kali. Membuat Krystal menjadi
sangat khawatir. Ia terus menatap layar ponsel hingga pada akhirnya, ponsel
kekasihnya itu berhenti berdering dan diakhiri dengan nada sms masuk.
“ada sms. mungkin ada sesuatu yang darurat.” Krystal pun membuka
kotak masuk dan membaca pesan dari Minho.
From : MINHO HYUNG
Number : +68xxxxxxxxxxx
Taemin-ah, tentang taruhan untuk medapatkan Sulli itu... aku sudah
menang, dan aku takkan meminta imbalan apapun dari kalian. dengan syarat
lupakan taruhan itu untuk selamanya. Hapus pesan ini. gomawo.
Krystal syok. Jadi, Yeoja cantik yang bersanding dengan Choi Minho saat peregelaran
fashion Key waktu itu adalah benda taruhan semata?! Sedangkan sahabat
eonni-nya, Yuri setiap hari datang ke rumah mereka dan mengadu pada eonninya,
Jessica tentang hubungannya yang hancur hanya karena Minho melakukan taruhan?
Krystal tanpa pikir panjang melakukan screen capture dengan ponsel Taemin dan
mengirim bukti foto sms itu ke ponselnya. “jessica eonni harus tahu tentang
ini...”
****
“Wahai cermin ajaib...”
Sulli menutup kedua kelopak matanya,memutar-mutar telunjuknya yang menghadap
cermin. “beritahu siapa yang paling cantik di kamar ini.” Sulli membuka kedua
matanya dan tertawa sendiri. Seminggupun berlalu, bengkak di pipi Sulli kini
telah hilang dan berganti dengan pipi mulus putih miliknya. Ia kini bangga saat
menatap Cermin, bangga punya oppa yang merupakan dokter spesialis yan bisa
merawat sakitnya, bangga memiliki oenni yang selalu melindunginya, dan bangga
memiliki namjachingu yang selalu perhatian padanya.
Do it do it chu~ true true true true it’s you~ do it doit chu~
Sulli meraih ponselnya yang berdering.
“yeoboseyo oppa!”
“yoboseyo chagi-ya... kenapa kau terdengar sangat senang? Waeyo?”
“aish, apa selama ini aku terdengar menyedihkan dan hanya hari ini
terdengar senang?”
“aniyaa, oppa hanya ingin tahu apa penyebabnya. Bagaimana kabarmu
eoh? sudah dua hari aku tak mengunjungimu.”
“mwoya... apa oppa itu seorang loper koran yang harus setiap hari
datang ke rumahku... aku baik2 saja oppa. Kau cukup berada di kantor appa-mu
dan menjalani magang dengan baik. Arachi?”
Minho tersenyum tipis mendengar ocehan Sulli. “magang? Aku bahkan
belum wisuda.”
“jadi disebut apa jika bukan magang?”
“mungkin... pengangguran yang menghasilkan uang?” jawaban Minho
seketika membuat Sulli terkekeh. “jangan tertawa, itulah kenyataannya.
Bagaimana bengkak pada pipimu chagi-ya?”
“aa, neomu yeppo! Pipiku sekarang lebih cantik dari diriku sendiri
oppa.” Sulli menjawab dengan nada yang sangat manja dan menatap cermin lalu
meniru gerakan kucing, menunujukan aegyo nya pada diri sendiri.
“Aaa, jadi itu penyebabnya kau sangat senang hari ini. Chukkae!
Jadi dimana kita akan merayakan kesembuhanmu?”
“mwo? Apa harus dirayakan juga?”
“Harus. Agar penyakit itu tidak kembali lagi.”
Sulli terdiam mendengar perkataan Minho dan tersenyum pahit “kau
benar oppa. Semoga tidak kembali lagi, aku benar2 tidak menyukainya.”
“Dirayakan di rumahku saja.” Tawar Minho tanpa ada yang meminta.
“di rumah oppa?”
“Ne. Waeyo? Kau tidak mau?” “ani, aku mau saja. Aku hanya...”
sulli memikirkan yang tidak-tidak sekarang. Sebenarnya Sulli masih kurang
percaya pada Minho mengingat oppa-nya itu dulunya adalah seorang lady-killer,
Sulli takut berlama-lama di rumah oppa-nya. “hanya canggung.”
“siapa yang membuatmu canggung? Tak ada siapa2 di rumahku, hanya
aku. Ingat,Besok malam.”
DEG ‘aish, oppa tidak mengerti maksudku.’ Gerutu Sulli dalam hati.
“ne oppa aku mengerti. Lanjutkan saja aktivitasmu oppa, bye.”
“bye.”
Bip. Sulli menutup panggilan. Dan melempar pelan ponselnya ke atas
ranjang. “ada apa denganku belakangan ini? terlalu gugup kalau bersama oppa,
tidak seperti dulu biasa2 saja... aish! Molla!”Ia menutupi wajahnya dengan
kedua telapak tangannya tak berani menatap cermin, karena pasti wajahnya sudah
memerah sekarang.
****
Memang ada kalanya roda berputar. Di saat Sulli sedang merasakan
bunga-bunga sakura berjatuhan, lain halnya Yuri yang merasakan panasnya api
cemburu. Setiap jam yang dipikirkan yeoja itu hanyalah bagaimana cara
menyingkirkan rival beratnya, Sulli.
Dirumah Yuri :
“Yeoja itu belum berusaha keras seperti aku berusaha keras
mendapatkan Minho. itulah yang membuatku tak bisa menerima ini semua. Aku
terlalu lama menggantungkan harapanku pada Minho dan dengan sekejap yeoja itu
merebutnya dariku. Aku benar2 membencinya. Aku tak bisa apa2 sekarang. Kakak
yeoja itu benar2 ganas! Aku bisa jadi daging panggang di tangannya. Dan anehnya
pihak kampus membiarkan kejadian beberapa minggu lalu berlalu begitu saja. Aku
yakin, oppa mereka yang kaya raya itu sudah mengurus semuanya. Sial!”
“....”
“Jessica, kau sudah bosan mendengar ocehanku?”
“Hhmm....” suara gumaman dari seberang panggilan membuat Yuri
bingung. Jika biasanya Jessica akan selalu memberi nasihat dan dukungan, lain
halnya hari ini. Jessica lebih banyak diam saat mendengar Yuri menangis,
mengoceh, dan merutuk.
“Ada apa denganmu eoh? kau hanya diam dan menggumam saja. Jika kau
dalam keadaan buruk sekarang, maka aku akan menutup telepon. Annyeong sica...”
“Yuri-ah, chakaman!”
“ah, Waeyo?”
“hmm... aku tidak bisa melihatmu terus terluka. Sebaiknya kau
melihat apa yang yeodongsaengku temukan.”
“nugu? Krystal maksudmu? Apa yang ditemukannya?”
“sesuatu yang bisa membuatmu menyelesaikan semua masalah ini.
kerumahku palli.”
****
Di rumah Minho :
Sulli sedang memperhatikan Minho yang sedang menyiapkan puding
untuk mereka berdua santap. Sulli pikir, Minho memang pintar memilih makanan.
Di musim panas seperti ini, puding memang cemilan yang sangat cocok untuk
menyegarkan tenggorokan. Sulli terus memperhatikan hingga Membuat yang sedari tadi diperhatikan menjadi
canggung.
“waeyo? Kenapa memperhatikanku seperti itu? Kau jatuh cinta
padaku?” Celetuk Minho.
Sulli mengalihkan pandangannya. “aish oppa, apa maksudmu. Aku
hanya heranmelihatmu. Apa tak ada pembantu yang bisa melakukan ini semua?”
“aku tidak suka ada orang lain di rumah. Maka pembantu hanya akan
datang saat aku tak ada di rumah.”
Sulli mengangguk kecil tanda mengerti. Sulli juga ingat apa yang
pernah disampaikan appa-nya Minho jika Minho tidak membiarkan sembarang yeoja
menginjak isi rumah mereka.
Sulli pun beranjak dari posisinya sekedar untuk menyusuri sudut2
rumah Minho, siapa tahu ia akan menemukan harta karun -_-. Kini Sulli telah
menginjak segarnya rerumputan basah di halaman belakang Rumah Minho. Ini untuk
kali pertamanya Sulli melihat ini. ia dapat menemukan gazebo dan kolam renang
di sini. Ia juga dapat melihat langit dengan leluasa tanpa ada atap yang
menghalangi pandangannya.
Mata sulli kini tertuju pada kolam renang yang menampakkan kilauan
permukaan air yang memantulkan cahaya lampu, sangat menarik perhatian Sulli
hingga ia pun duduk menyilangkan kaki di tepi kolam dan menikmati pemandangan
yang jarang2 bisa ia nikmati seperti ini. menikmati pemandangan permukaan kolam
dan langit yang terbentang secara bersamaan di malam hari musim panas.
“Terpana?” suara bariton lembut seorang namja yang tiba2 mengambil
posisi duduk di sebelah Sulli mengagetkannya.
“Ne oppa.” Sulli tersenyum manis lalu Minho menyorongkan sepiring
puding susu dengan taburan cokelat bubuk di atasnya pada Sulli. Sulli tanpa
dipersilahkan langsung mencicipi puding itu dan terpejam senang. Manis dan
segar, ia benar2 menikmati suasana ini seperti ini. “oppa, mianne untuk Yuri.
Aku mewakili Amber untuk meminta maaf.” Sambung Sulli dengan raut wajah penuh
rasa bersalah.
“Kenapa meminta maaf padaku chagi-ya. Lagipula oppa dengar, memang
Yuri Nunna yang mencari masalah duluan. Amber benar2 hebat, tanpa berpikir
panjang memberi pukulan pada wajah Yuri Nunna saat tahu kalau Nunna
menamparmu.”
“Hmm, itu bukan yang pertama kali oppa. Eonni sudah sering
melakukannya. Pada siapapun yang melukaiku. Sejak aku kecil... ya, sejak
kecil.” Sulli memandang taburan bintang di langit mengingat kembali masa
kecilnya bersama Amber.
“Jinja? hubungan darah yang kuat. Ia menjagamu seperti menjaga
gelas kaca yang mudah pecah.” Jawab Minho dan membuat Sulli mengangguk dengan
senyum pahit. “Apa Amber juga yang membuatmu
takut menjalin hubungan dengan seorang namja?”
“A-aniya... tidak seperti yang oppa pikirkan. Amber dan Siwon
bukan tipe yang mengekangku dalam memilih namja.” Sulli mengerucutkan bibirnya
terlihat benar2 lucu.
“Jadi bagaimana dengan Taemin?? Kenapa kau tak menerima cintanya?”
“Karena saat aku menatap Taemin oppa, aku tidak menemukan bayanganku di dalama
matanya.” Jawaban Sulli membuat jidat Minho mengernyit heran. Dalam pikiran
Minho mungkin sewaktu Sulli menatap taemin, lampu di ruangan itu bersinar redup
jadi ga keliatan deh -_- . seketika hening. “wae oppa?! Kau ingin aku menerima
cinta Taemin oppa sekarang eoh?” tanya Sulli memecahkan keheningan.
“Aish, kau!! Apa bisa? Taemin benar2 mencintai yeojachingu-nya
sekarang!”
“Jinjaa?? Baiklah akan kucoba!!”
“Andwe! Lalu Aku akan kau kemanakan chagi-ya?” sahut Minho yang
lalu membuat Sulli tergelak mendengarnya. “Ani, jangan lakukan itu.”
Sambung Minho saat melihat Sulli masih
tertawa.
“Ne, tuan Choi Minho. Aku akan mendengarkanmu. Sulli menyuapkan
sesendok puding ke dalam mulutnya membuat sedikit taburan cokelat bubuk
tertinggal di bibir atasnya. Minho yang melihat itu jadi sedikit risih.
“Sulli-ya, cokelat di bibirmu.”
Sulli memebersihkan bibir bawahnya dengan jarinya. “aniya, bukan disitu.
Biar aku bersihkan. Kemarilah.” Sulli pun memajukan dagunya. Minho mendekat.
CHU~
“nah, sudah bersih.” Jawab Minho santai dan melanjutkan menyuapakan
puding ke dalam mulutnya. Sulli shock berat. Matanya masih belum berkedip. Itu
tadi apa, Sulli masih belum dapat mencerna sampai ke otaknya. Sulli kesal
setengah mati dengan namja di hadapannya itu. Benar2 jahat.
“wae?” tanya Minho heran melihat ekspresi sulli.
Sulli memasang raut wajah yang paling menyedihkan miliknya, sisi
drama queen Sulli muncul. “oppa bisakah jika kau melakukan hal semacam tadi itu
setidaknya meminta izin padaku? bukankah itu perjanjian kita sejak awal? Selalu
mengawali sesuatu dengan izin?? Kau merebut ciuman pertama-ku dengan cara yang
sangat keji oppa...”
“Mwo? First kiss? Yang benar saja. Yang tadi itu sudah yang kedua
kalinya chagi-ya!”
“Mwo?!” sekarang shock Sulli menjadi 4 kali lipat dari shock
sebelumnya.
Minho mengangguk cepat masih dengan wajah tanpa dosa “ne! Jika
memang oppa memang harus meminta izin... jadi bolehkah oppa melakukan yang
ketiga kalinya chagi-ya?” Minho meminta dengan raut wajah yang dihiasi
killing-smilenya. Sontak membuat jantung Sulli berdebar kencang dan
tenggorokannya mengering tiba2. Sulli mengalihkan tatapannya dari Minho dan
menatap permukaan kolam yang berkilau. Sulli sangat gugup dan tidak bisa
bicara.
Tiba2 sentuhan jemari Minho di dagunya membuat Sulli semakin beku.
“Kalau kau hanya diam, aku anggap itu jawabannya , aku diperbolehkan.”
DEG! Sulli tertegun mendengar ucapan Minho. seluruh badan Sulli
menjadi kaku, hanya jantungnya saja yang terus berdetak semakin kencang. mata
Minho semakin berbinar di bawah lampu yang terang, membuat Sulli terhipnotis
karenanya. Mata Sulli terpaku menatap sepasang mata Minho yang terlihat semakin
mendekat. Saat Mata Minho menutup, Sulli melakukan hal yang sama.
Sulli dapat merasakan sesuatu yang lembut menyentuh kedua belah
bibirnya. Hempasan nafas Minho membentur pipinya lembut. Sulli meremas kedua
sisi baju nya keras, hampir saja robek dibuatnya -_- . yang ada dipikiran Sulli
sekarang “Kenapa bisa semanis permen cokelat?” xD
Entah hanya perasaan atau apa, tapi kini Sulli dapat melihat di
permukaan kolam, pantulan bayangannya dan bayangan Minho menjadi satu. Bayangan
dirinya yang selalu ia cari selama ini, ia sudah yakin kalau bayangannya itu
adalah Choi Minho.
TO BE CONTINUED
NB : Kalo Mimin jadi Amber, mungkin mimin akan melakukan hal yang sama ke Yuri #Huakakakaka #SenyumSetan Gemes abisnya. . XD Auuu , , Mino-yaa . . Kau perebut First Kiss Sulli . #PlakPlok
Mimin baik kan udah update chap 12. #DitoyorKananKiri , Tetep setia ya readerdeul di blog ini. #CipokBasah
min cepat tamatin yak '-' oia btw sad ending kaga? -_-
BalasHapusmau nya sad apa happy ?? haha. . miminnya juga blom dapet ampe END loh. :D
Hapusnanti di tagihin deh ke author nya yah. Okeh ?
XD
iyak" ;w;
Hapuslanjut tor, makin seru ceritanyaa
BalasHapusgomawo udah mampir. nanti mimin tagih author nya deh. XD
Hapusmakasih ya min cepet bgt updatenya :D
BalasHapusaku tunggu chapter selanjutnya ya min
sippoo, , thanks yaa udah mampir plus koment. :D
Hapusditunggu chap selanjutnya thor 'w' jangan sad ending please~
BalasHapusMiminnya blom dapet ampe END tapi dari authornya, , huhuhu, , nanti mimin tampung sarannya deh ya supaya gak sad end. BTW, makasih udah mampir plus koment. :D
Hapussumpah part ini so swiit bgt x) sukaaa momen minsuknya :D
BalasHapusso sweet :(
BalasHapusso sweet tp di chapt ini banyak yadong.y hihihi
BalasHapushahahahaa ..
BalasHapusakhirnya benar" bersatu ...
mksd dari bayangan'a apa sih thorr :D
msh misteri nih hehehee
keren , tpi gimana krystal tau soal taruhanya itu
BalasHapusPerasaan krystal ga ada deh pas taruhan itu
BalasHapus