True Love in Makawanisy [Chap 17]



Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 17]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | SMent Other Member

Genre : Sad, Romance, Comedy

Lenght : Chaptered

Rate : 15

~AUTHOR POV~

Setelah mengucapkan janji pernikahan dan sah menjadi suami istri, semua orang di tempat itu menuju lokasi pesta yang telah di rancang sedemikian mewahnya.

Minho dan Sulli tampak bersanding layaknya pasangan yang benar-benar bahagia atas pernikahan mereka.

Beragam jenis kado dari para tamu undangan memenuhi tempat yang telah di sediakan, kado itu berasal dari para tamu undangan khususnya kalangan muda yang merupakan sahabat dari kedua mempelai tersebut.

Onew dan Luna pun tampak hadir di tempat itu, mereka bahkan terlihat semakin dekat. Sementara Taemin sedang memasang antena hati nya untuk mencari sosok yeoja yang mungkin akan menjadi penutup cerita cintanya.

Kyuhyun dan min seok sibuk berjalan kesetiap meja makanan untuk mencicipi segala jenis masakan yang telah di hidangkan, eomma Sulli hanya memandang dari kejauhan dengan senyum bahagia dan bangga melihat putri sulung nya telah menjadi istri dari putra tunggal pengusaha sukses yang paling berpengaruh di korea selatan.

Seluruh kerabat kerja dari MAKAWANISY OF THE LITARY WORKS, MAKAWANISY restau, MAKAWANISY DAPARTEMENT STORE, dll yang keseluruhannya berasal dari Choi Group rintisan Choi Yun gyeom menghadiri pesta megah itu. Sama hal nya dengan Kwon Yuri, sejak awal ia menyaksikan langsung prosesi pernikahan Minho & Sulli. Tatapan dan raut wajahnya seakan memendam rasa dendam dan benci yang teramat sangat kepada yeoja bernama Choi Sulli tersebut.

“Untuk pertama kali nya, aku merasa kalah oleh seorang yeoja. Parah nya yeoja ini adalah yeoja kampung kelas bawah, sekarang kau bisa tersenyum bangga karena bersanding dengan namja yang seharusnya menjadi milik ku. Tapi ingat aku adalah Kwon Yuri, segala cara akan ku lakukan untuk menghancurkan rumah tangga kalian, dan menggantikan posisi mu sebagai istri Choi Minho. Bersiaplah Choi Sulli, babak baru akan di mulai” Yuri tersenyum sinis memandang ke arah Sulli sambil meneguk habis wine nya dan berlalu pergi meninggalkan acara megah itu.

~MINHO POV~

Aku memandang nya sekilas. Sejak awal prosesi upacara pernikahan ia tak ada menyapaku, membentak ku atau mengeluarkan ocehan maut nya itu. Ada apa sebenarnya? Baru di awal saja aku hampir gila menghadapi tingkah yeoja ini, jujur aku masih belum bisa percaya bahwa yang ku jalani saat ini benar-benar nyata. Pernikahan yang terlaksana tanpa rasa Cinta sedikit pun. Bisa ku jamin rumah tangga ku dan si saiko ini paling lama bertahan 1 tahun. Karena aku tidak ingin tersiksa lahir dan batin hidup serumah dengan nya.

Tapi jika di perhatikan, dia cantik juga. Oh, bahkan terlalu cantik. Kulitnya itu sangat mulus, aku tidak bisa membedakan warna kulitnya dengan warna salju. Kemudian mata nya itu, jika tertawa seolah tersenyum membentuk bulan sabit. Tubuh nya sangat ideal, sudah tinggi langsing pula, dan terakhir.... bibir nya. Bibirnya itu sexy dan sangat manis ketika tertawa. Apa lagi ya, oh gigi nya... rapi, putih dan rata sama seeperti gigi bayi.

MWO........???? Yaaaaak. . apa yang aku pikirkan?? Kenapa aku terlalu memperhatikanya sedetail itu, ada apa dengan otak ku ini.

Aku memukul kepalaku ini berkali kali karena telah berfikir melenceng membahas Choi Sulli. Dan sekarang aku sadar bahwa dia tengan menatap kearah ku.

“WAE?” ucapku galak, ia hanya memasang wajah datar sambil mendengus lalu kembali menatap kedepan. Lagi-lagi timbul pertanyaan, dia kenapa? Oh aku tau, aku ingat... mungkin si saiko ini masih marah ketika beberapa minggu lalu saat aku mengantarnya ke apartement, ia tersinggung dengan ucapan “AKU TAU MANA YANG LAYAK DAN TIDAK LAYAK” kasar ya, itu memang ucapan yang sangat keterlaluan. Lalu bagaimana? Apa aku harus mengatakan miane Sulli-ya, Andwe... image ku bisa hancur saat itu juga.

“SULLI-yaa, MINHO-yaa....” seseorang memanggil namaku dengan nada suara khasnya, itu Onew hyung. Aku hanya menatapnya biasa saja, berbeda dengan sulli yang langsung menyunggingkan senyum lebar.

“Chukahanda, aku tidak menyangka kalian akan menjadi pasangan suami istri” Hyeong satu ini dari dulu tak pernah berubah, ia pikir godaan dan candaan nya itu lucu.

“NE... oppa gomawo” ucap Sulli ramah, dia bahkan memanggil hyung sepupuku dengan awalan oppa.

“Baiklah... Aku pulang dulu NE. aku ada urusan lain setelah ini, sekali lagi chukkanda : )” aku hanya memaksakan senyum ku saat itu, namun tiba-tiba Onew hyung mendekatkan wajah nya kearah kuping kiri ku.

“MINHO-shii... SELAMAT BEKERJA KERAS di malam pengantin mu” tubuhku seketika bergidik ngeri mendengarnya, bukan karena kalimatnya, tapi cara dia mengucapkan kalimat itu di buat dengan irama sexy. Dasar hyung gila, bisa-bisa nya ia berfikir seperti itu, ku balas ucapanya dengan tatapan tajam mematikan.

= > SKIPP

~AUTHOR POV~

Pesta telah selesai, kali ini Minho dan Sulli telah berada dalam suatu ruangan, ruangan itu adalah kamar mereka. Kamar Minho tepatnya, namun telah di rubah menjadi kamar pengantin.

Sulli dan Minho terlihat canggung, sangat canggung. Apalagi saat itu keadaan mereka tengah tidak teguran. Minho membuka jasnya dan segera mengambil handuk untuk mandi.

“Kau mau kemana?” tanya Sulli tiba-tiba, ini adalah sapaan pertama saat sebelumnya ia hanya diam.

“Menurut mu, orang yang sedang membawa handuk itu mau kemana, dasar saiko”

“YAAA....” Sulli berteriak kesal, tapi sesaat kemudian ia segera mengatur nafas.

“Sabar Sulli.... sabar... nama nya juga monster, jika di tanya baik2 jawabanya selalu mengajak berkelahi” ucapan yang di keluarkannya untuk diri sendiri itu di dengar Minho, namja tampan tersebut memandangnya evil.

“Kenapa yeoja sangat hobi mengumpat. Sudahlah aku lelah dan enggan adu mulut dengan mu” Minho kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

“Lihatlah, bahkan sekarang monster itu memutar balikan fakta, seolah aku yang mengajaknya adu mulut. ckckck”

Mendengar itu, Minho menghentikan

langkah dan memutar kepala melihat kebelakang. Memandang dengan wajah datar, mengeluarkan ekspresi kesal. Tapi akhirnya ia kembali ke tujuan awal, mandi dan abaikan ucapan Sulli.

“Ah.... bagaimana ini. Apakah kami harus tidur berdua? Ani ani ani.... dia harus mengalah, dia tidur di sofa dan aku di king size itu” Sulli segera melangkah menuju lemari untuk mencari pakaian tidurnya, dengan cepat ia mengganti baju pengantin yang masih ia kenakan menjadi setelan piyama panjang kebesaran bewarna pink lembut sebelum minho keluar dari kamar mandi.

Setelah mengganti baju, ia menghapus make-up nya sampai bersih, Sulli enggan mandi malam itu, rasa lelahnya memancing malas untuk sekedar membasuh diri.

15 menit kemudian Minho keluar, tangan nya sibuk mengelap rambut dengan handuk. Baju nya telah berganti dengan kaos panjang dan celana pendek. Minho mengabaikan Sulli yang tengah menyisir rambut.

Suasana di dalam kamar itu tetap hening, hanya terdengar suara dari gerak kegiatan mereka masing-masing. Hingga terdengar sebuah pintu di ketuk.

Tok... tokk... tok... Baik Minho maupun Sulli tak bergeming. Mereka tak ada yang beranjak untuk membuka pintu tersebut

Tok... tok...tok.... Lagi-lagi ketukan itu terdengar.

“Kau tidak dengar ada yang mengetuk pintu, cepat buka” perintah namja bermata bulat itu. Sulli pun beranjak malas membuka kan pintu. Di balik pintu itu terlihat seorang pembantu rumah choi yun gyeom tengah membawa troli yang penuh kado.

“Annyeong nona, mian ne mengganggu... saya hanya ingin bertanya hendak di apakan kado-kado ini, ini baru trip pertama saja” jelas lelaki paruh baya itu dengan sopan. Sulli hanya memandang takjub bingkisan di hadapan nya sekarang.

“Buang saja... letakan di gudang” suara itu berasal dari minho yang sudah duduk di tepi tempat tidur.

Mendengar nya Sulli sangat kesal, bagaimana mungkin membuang pemberian orang begitu saja.

“Biar aku yang menyimpananya ajjushi, kado-kado lainya ajjushi amankan saja dulu NE. Tapi jangan ada satu pun yang di buang” Sulli tersenyum ramah pada lelaki itu.

“Baik nona, permisi” selepas kepergian lelaki paruh baya tadi, sulli segera mendorong troli yang penuh kado itu kedalam kamar, minho segera berdiri terkejut.

“YAAAA.... kau membawa sampah ke kamar ku. Cepat buang, aku tidak mau kamar ku penuh sesak karena barang-barang itu”

“Tidak bisakah kau menghargai pemberian orang Minho-shii, kau harus merubah sikap meremehkan mu itu. Seandainya kau memberikan orang sebuah kado dengan tulus, namun orang itu menganggap pemberian mu adalah sampah, apa yang kau rasakan ha??” umpat yeoja itu sambil sibuk melihat lihat isi troli tersebut.

Pandangan nya tertuju pada sebuah kotak biru berukuran sedang. Sulli meraih kotak itu, kemudian di buka nya perlahan. Dan........

“Ige mwoyaa......?????” ucap nya bingung mengeluarkan isi kado itu adalah sebuah dres mini transparan. Minho hanya melotot melihat apa yang di pegang sulli.

“Siapa pengirim nya?” tanya Minho penasaran sambil mendekat kearah tumpukan kado itu.

“Eoh... surat?” lanjut Sulli lagi melihat sebuah amplop biru, dengan segera Minho meraih nya dari tangan Sulli, di buka nya dengan cepat amplop itu.

‪#Dear pengantin baru....

Aku tidak bisa memberikan apa pun selain doa... Semoga kehidupan rumah tangga kalian awet dan ber langsung sampai tua NE, oh 1 lagi selain doa aku juga memberikan dress ini, semoga membantu untuk terciptanya litle Minho or litle Sulli. kekekekekekeke.......

~ONEW~

Kuping Minho mendadak berasap, di remas nya kertas itu sampai tak berbentuk. Sulli hanya memandang bingung.

“Apa isi nya?”

“Ani... sudah ku bilang kan kado ini isi berbahaya semua. Sudah singkirkan saja” kali ini suara Minho di buat sedikit bersahabat, Sulli pun menurut, ia segera menggeser trolli itu kesudut ruangan.

Sementara Minho segera beranjak ke tempat tidur nya menarik selimut dan memejamkan mata,

“Aku tidur dimana?”

“Di lantai, di sofa, di balkon, terserah asal tidak di tempat tidur ini bersamaku” jawab minho tetap memejamkan mata.

“Kau tega? Aku ini yeoja Minho-shii,

seharusnya aku yang tidur di ranjang itu” Minho tak menjawab ia malah sibuk memprogram mimpi dalam tidur.

“Baiklah, aku lupa. Kau kan menganggapku tidak layak” Sulli melangkah menuju sofa panjang dan merebahkan dirinya di situ. Rasa lelah nya sudah tidak tertahan lagi. Seharian full menjalani prosesi pernikahan tanpa rasa bahagia sedikit pun. Ia segera memejamkan mata. Tak butuh waktu lama, Sulli telah berada di alam mimpinya.

Di tempat yang sama, namja tampan bernama Choi Minho itu kembali membuka mata perlahan. Sebenarnya ia belum bisa tidur, hati nya sedikit tersentak ketika sulli mengucapkan kata.

“Baiklah, aku lupa kau kan menganggapku tidak layak”

Ia beranjak bangun, dan terduduk di atas king size nya. Dengkuran halus Sulli terdengar jelas di kuping Minho, ia mendekat kearah yeoja itu. Dengan berlutut di lantai, di tatap nya setiap inci wajah Sulli.

“Kau lebih terlihat cantik jika tidur seperti ini” ucapnya pelan sambil tersenyum.

“Kalau tidur seperti ini wajahmu jadi anggun, tapi kalau sudah sadar entah mengapa aku sangat kesal dan dongkol atas sikap mu itu, salah satu bakat terpendam mu mengomel kan? Dasar saiko”

“Geundae...untuk ucapanku beberapa minggu lalu itu, maaf” lanjut minho lagi dengan ucapan yang sangat pelan. Setelah itu ia mengangkat tubuh sulli ala bridal style secara perlahan, di letakannya tubuh ramping itu keatas ranjang. Kemudian di tutupnya tubuh Sulli dengan selimut tebal.

“Jalkayo saiko...” ucap Minho sambil meraih bantal dan selimut. Kemudian ia melangkah menuju sofa tempat sulli berbaring sebelum nya.

= > SKIPP

KRINGG..... KRINGGGGG...... alram i-phone minho berbunyi keras. Suara itu membuat Sulli terbangun. Ia menggeliat pelan sambil merentangkan tangan nya melebar.

“hoamzzzzz...” uap Sulli sambil beranjak duduk ia memandang keadaan sekitarnya, dan sedikit terkejut ketika sadar bahwa dirinya tidur semalaman di atas ranjang, pantes saja rasa lelap itu menghampirinya tadi malam.

“Kenapa aku bisa disini? Bukannya kemarin aku tidur di atas sofa itu?” tanya nya bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Tak mau ambil pusing, Sulli pun hendak beranjak turun, karena bagaimana juga ia adalah seorang istri dan menantu di rumah ini.

 Niat nya nanti siang ingin kembali ke apartement, berkumpul bersama keluarga kecilnya sebelum kembali di tinggal kejerman. Saat hendak berdiri padangan Sulli tertuju ke atas meja kecil di sisi kanan ranjang besar tersebut.

“Apel?” batinnya bingung, kemudian di raihnya kertas kecil yang ada di bawah apel itu.

‪#Heh saiko. jangan malas, cepat bangun dan setelah aku pulang jogging, sarapan harus sudah tersedia. Geundae,... MIANE untuk ucapanku 2 minggu lalu di apartement mu.

~ apel permitaan maaf ~ (DI KOREA APEL ITU LAMBANG PERMOHONAN MAAF)

Sulli hanya menggeleng geleng melihat note kecil itu, tapi seulas senyum simpul tersungging di bibir manis nya.

Tbc

Maap kemaren telat ngepos nya. Jadi hari ini dobel yaaa. . ^^ Selamat menikmati. Dan jangan lupa RCL.