True Love in Makawanisy [Chap 19]

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 19]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | SMent Other member

Genre : Sad, Romance, Comedy

Lenght : Chaptered

Rate : 15

~AUTHOR POV~

Setelah kembali dari bandara,  Minho memutarkan mobilnya menuju restaurant ice cream terkenal di Seoul. Ia melakukan semua ini karena sudah tak tahan mendengar suara tangis Sulli yang tak berkesudahan.

“Kau mau rasa apa?” tanya Minho ketika seorang pelayan menyuguhi mereka daftar menu yang tersedia.

“Aku mau Strawberry vanila, Cokelat caramel, Blueberry, kemudian Strawberry Saus kacang” jawab Sulli dengan semangatnya. Lain halnya dengan Minho yang memandang takjub yeoja di depan nya itu, karena memesan banyak ice cream untuk di konsumsinya sendiri.

“Semua itu akan kau telan?” tanya namja bermata bulat itu, Sulli hanya mengangguk polos.

“Tentu saja” 


“Baiklah, aku pesan semua yang di sebutkan nona ini. Oh 1 lagi orange juice nya 1” Minho menyerahkan daftar menu ice cream itu kembali.

“Baik tuan, kami akan segera menghidangkan pesanan anda. Permisi”

Selelas kepergian pelayan itu, Minho menatap Sulli sambil menggeleng geleng. Merasa di perhatikan yeoja bernama Sulli itu pun mengernyitkan dahi nya.


“Waeyo?” tanya nya bingung.

“Ani” jawab Minho singkat.


15 menit kemudian pesanan datang, semua menu tadi dihidangkan berjejer di hadapan Sulli. Dengan lahap, ia menyantap berbagai ice cream itu.
 

“Emmmm..... mashitaaaa. Kau tau tempat ice cream yang enak oppa, nyam nyam nyam” Sulli mencicipi semua ice cream di hadapannya secara bergilir.

“Ya tuhan.... kenapa masih ada yeoja seperti ini di dunia” batin namja itu dalam hati.


= > SKIPP

3 porsi ice cream dalam mangkuk besar telah habis di telan Sulli. Mulut yeoja itu bahkan sudah penuh dengan noda-noda cokelat strawberry dan saus kacang.

Ketika ia hendak menghabiskan porsi ke 4, dengan cepat Minho menghalau dan menarik gelas ice cream berukuran besar itu.

“Cukup. 3 porsi itu bahkan lebih banyak dari jatah raksasa. Aku tidak mau punya istri gendut” Minho menyingkirkan posisi ice cream itu dari hadapan Sulli.

“waeee.... itu sudah di pesan kan, sayang kalau tidak di makan."

"Biarkan saja, lihatlah bahkan suara mu sudah berubah, kau tidak takut gendut eoh?"

“Tentu saja tidak. Cepat berikan padaku....” Sulli segera berdiri dan hendak merebut ice cream nya.

“AKU BILANG DUDUK” semua mata mengarah kepada mereka akibat teriakan Minho yang cukup keras. Karena takut dan malu Sulli pun menuruti perintah Minho.

“Kau itu selalu mencari masalah, ice cream ini lemaknya banyak. Status mu itu sekarang adalah istri dari Choi Minho. Aku tidak mau di cemooh karena punya istri gendut nantinya”


“Ya sudah kalau kau tidak mau aku gendut ceraikan saja aku, memangnya kau siapa berani mengatur hidupku hah?” umpat Sulli kesal pada namja di hadapannya itu.

“Tentu saja aku akan menceraikanmu. Tapi tidak sekarang. Dengar ya, selama statusmu masih menjadi istriku, kau tidak boleh makan ice cream lagi, ini kali pertama dan terakhir kau boleh memakan banyak ice cream. Nanti setelah cerai dengan ku terserah mu, mau membuat pabrik ice cream pun aku tidak perduli” jelas Minho lagi sambil mengeluarkan beberapa lembar won dan

meletakkan nya di atas meja.

“Ayo pulang. Oh igo, bersihkan mulut mu ” Minho memberikan sapu tangan nya. Dengan kesal dan kasar Sulli meraih sapu tangan itu sambil mempout kan bibir. Setelah bersih, dengan cepat namja tampan itu meraih tangan kecil Sulli menuju ke mobil mewah yang terparkir manis di halaman restaurant ice cream itu.


= > SKIPP

 # 1 minggu kemudian

Besok adalah hari keberangkatan Minho dan Sulli menuju Paris untuk berbulan madu. Malam itu yeoja yang telah sah menjadi menantu Choi Yun Gyeom beberapa hari silam lalu tengah sibuk menyusun baju ke dalam koper besar tanpa semangat sedikit pun.

“Hah... siksaan batin mu akan berlanjut Sulli-a, sabar saja NE” ungkap nya lesu dalam hati.

Ketika tengah sibuk dengan aktivitas nya, sebuah langkah masuk menuju ruangan tempat Sulli berada sekarang. Hingga terlihat lah sosok namja bertubuh tinggi dengan mata bulat dan wajah berahang tegas namja itu.

“Cepat lah sedikit, aku mau tidur” Minho menghampiri ranjang nya yang tengah di pakai yeoja cantik itu untuk menyusun pakaian kedalam koper.


“Bukannya kau biasanya tidur di sofa? Ya sudah tidur sana, aku belum siap menyusun barang-barangku” mendengar jawaban Sulli, Minho hanya meliriknya tajam. Kemudian dengan langkah cepat ia menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya di atas king size itu.


“Ahhhh nyaman sekaliiiiiiiii. Eoh dengar saiko, sekarang aku tidak akan mengalah lagi. Sudah cepat kau susun barang-barang mu itu di lantai, aku kalau tidur butuh tempat yang lebar” lanjut nya lagi sambil melentangkan tangan dan kaki melebar sehingga memenuhi tempat tidur besar itu. Sangat kesal, itu yang Sulli rasakan, tapi pada akhirnya ia mengalah dan menurunkan kopernya, melanjutkan pekerjaan menyusun barang-barang tadi di lantai.

Usai mengemasi semua barang-barang nya, Sulli segera menuju sofa putih panjang tempat Minho tidur selama seminggu ini.

Ia merebahkan tubuh langsingnya sambil mendumel dalam hati ketika melihat Minho sudah terlelap kealam mimpi.

“Dasar monster... tidak ada romantisnya sama sekali” setelah mengucapkan itu, Sulli pun berhasil terjun ke alam mimpi dengan posisi memiringkan badan ke arah kanan.


= > SKIPP (Bandara incheon)


“Bersenang-senang lah di sana, jadikan bulan madu kalian ini moment yang paling berkesan seumur hidup” lelaki paruh baya itu mengantarkan Minho dan Sulli ke bandara.


“Ne appa, jaga kesehatan mu. Aku sudah menelepon Kai agar lebih sering mengawasi mu dalam urusan memilih makanan yang sehat dan tidak sehat” jawab Minho dengan nada penuh perhatian.


“Ne... tenang lah, kau lupa ya ayah mu ini Choi Yun Gyeom. Sudahlah jangan terlalu over protektiv kepada ku, perhatian berlebihan mu sangat persis dengan perhatian eomma mu dulu. Sekarang yang paling terpenting adalah kau harus bisa menjadi suami yang baik, seperti appa mu ini contohnya. Sulli, aku titip Minho selama kalian di Paris NE” ucap yun gyeom lagi memberikan nasihat panjang lebar kepada anak semata wayang nya sekaligus menantu nya yang saat ini tengah berdiri menunggu pesawat keberangkatan KOREA-PERANCIS.

“Ne appa..” jawab Sulli singkat sambil menundukan kepala.



20 menit kemudian.

Minho dan Sulli telah memasuki pesawat yang akan memberangkatkan mereka menuju Perancis, negeri yang di kenal dengan menara Eiffel nya.

Tak bisa di pungkiri, bahwa dalam hidupnya, ini kali pertama Sulli berangkat keluar negeri untuk liburan atau lebih tepatnya berbulan madu dengan alat transportasi udara yang bahkan selama ini hanya bisa dilihat nya dari bawah sambil menatap ke atas.

“Oppa, apakah pesawat ini aman” tanya Sulli sedikit takut dengan nada suara bergetar. Minho tak merespon , ia hanya memandang sekilas wajah yeoja itu kemudian kembali sibuk dengan i-phone nya. Hingga tak lama kemudian pesawat itu pun take off melaju cepat sampai mengudara.

Sulli menahan nafas, keringat dingin membasahi tubuhnya, kaki nya bergetar hebat, ingin sekali ia meraih tangan Minho, menggenggamnya kuat untuk menghilangkan rasa takut, tapi ia halau niat nya itu ketika mengingat namja di samping nya pasti akan menolak untuk sekedar meminjamkan lengan. Ini lah salah satu kelemahan Sulli, phobia akan ketinggian. Detak jantung yang sudah terkontrol itu membuat nya lemas hingga akhirnya pingsan.

Minho tak menyadari itu, masih pada posisi santai tangan kekarnya memainkan layar i-phone untuk mendeteksi laporan-laporan kerja di Makawanisy.

Saat itu posisi mereka telah berada di antara awan-awan putih, namja bermata bulat itu sedikit melirik kearah yeoja di sebelahnya yang tak mengeluarkan suara sama sekali.

“Ckckc... belum ada setengah jam di pesawat sudah tidur, dasar saiko” ucapnya heran sambil menggeleng geleng kan kepala.

Namja itu kembali membenarkan posisi duduknya menatap lurus kedepan, dan berfikir apa yang akan ia lakukan setiba nya di Perancis nanti bersama sulli.


“Saiko...” Minho menyenggol tangan Sulli memberi isyarat untuk di ajak berbicara.

“Apa kau bisa berkomunikasi dengan orang asing dengan bahasa international?” lanjut nya lagi masih tetap menatap lurus kedepan. Tidak ada jawaban, Sulli tetap diam tak bergerak sedikitpun.


“Yaaaa... kau jangan pura-pura tidur, kau pikir aku bodoh. Mana mungkin kau bisa tidur secepat itu” ungkap Minho lagi sambil menoleh kearah Sulli. Namun tetap sama yeoja itu tak mengeluarkan reaksi sedikit pun.

“Hey...” di guncangkannya tubuh Sulli, hingga menyebabkan yeoja itu menjatuhkan kepalanya ke arah jendela pesawat dengan gerakan lemas.

Timbul tanda tanya di otak Minho, ia meraih tangan Sulli yang ternyata dingin dengan telapak tangan berkeringat.

“Sulli..” ucap Minho pelan sambil membenarkan posisi tubuh yeoja itu untuk bersender di kursi nya.

“Kau kenapa... hey” Minho menepuk nepuk pipi sulli sedikit khawatir.

Beberapa menit kemudian, yeoja itu mulai menggerak-gerak kan matanya dan membukanya perlahan. Dengan lega namja tampan itu membuang nafas lega.

“Kau kenapa sih? Apa yang terjadi, kau pingsan ya?” tanya Minho penasaran. Sulli hanya mengangguk pelan sedikit malu. Pikirnya, pasti Minho akan lebih sering mentertawai ia yang tidak tahan ketinggian.

“Ige... minum lah dulu” Sulli meneguk air mineral yang diberikan suaminya itu. Berusaha mengatur nafas dan menyusun kata-kata yang hendak ia keluarkan.


“Aku phobia dengan ketinggian” aku Sulli dengan jujurnya, sekarang sangat terlihat Minho sedang menahan tawa. Hanya menahan tidak di keluarkan.

“Jadi itu yang membuat mu pingsan?” Sulli mengangguk mendengar pertanyaan Minho.

“Apakah ini kali pertama kau menaiki pesawat?” lagi-lagi Sulli mengangguk innocent. Sementara Minho hanya menggeleng pelan sambil tersenyum simpul menahan tawa.


= > SKIPP

“1 kamar lagi?” tanya Sulli histeris, Minho tak menanggapi kehisterisan Sulli dan memilih untuk melangkah menuju tempat yang akan di jadikan nya kamar peristirahatan. Yeoja pemilik rambut sebahu itu menarik 2 koper besar dengan susah payah sambil mengekor di belakang Minho.

Sesampainya di ruangan yang di tuju, Sulli kembali takjub atas apa yang sedang ia lihat. Sepertinya kamar ini memang sudah di rancang khusus untuk tempat penginapan mereka, nuansa nya sangat romantis persis seperti kamar seorang pangantin baru.

“Siapa yang menaruh sampah di atas tempat tidur ini” umpat Minho kesal menatap kelopak bunga mawar merah membentuk gambar love di atas tempat tidur itu.

“Itu bukan sampah. Ini bahkan sangat indah"


 Sulli melangkah perlahan mendekati hamparan bunga kelopak mawar itu. Di hirupnya perlahan, dan sedetik kemudian ia menjatuhkan dengan keras tubuh rampingnya sambil tertawa senang.

“Ah.... indah sekali.... hmmm wangi” yeoja tersebut tak menyadari pandangan tajam Minho dengan ekspresi jijik.

“Kau suka yang berbau romantis seperti ini?”

“NE... sangat suka”

“Berarti kau sama berlebihan nya dengan yeoja di luar sana” tegas Minho sambil duduk di sebuah sofa hitam yang tersedia di ruangan itu.

“Maksudmu?” Sulli beranjak dari tempat tidur.

“Ya... hanya wanita-wanita berlebihan yang menyukai nuansa romantis berlebihan seperti ini”


“Itu bukan berlebihan oppa. Semua wanita mempunyai naluri khusus untuk menanggapi hal-hal seperti ini, jika seorang yeoja menyukai suatu keindahan itu tandanya yeoja tersebut berotak sehat”


“Oh,, Jinjayo? Jadi otak mu itu sehat ya? Aaa.. bahkan terlalu sehat sehingga menyebabkan kau saiko seperti itu."

“AKU TIDAK SAIKO” teriak Sulli kesal karena terus mendapat hinaan dari namja yang telah berstatus suaminya itu.

“Geurom. Gila? Idiot atau siluman? Itu satu jenis semua. Sudah minggir, aku mau mandi” Minho melangkah melewati Sulli yang masih berdiri mematung menahan kesal yang luar biasa.

“Baiklah, malam ini dan seterusnya kau kembali tidur di sofa Sulli, sungguh malang nasib mu” ucap yeoja pemilik eye smile itu pada dirinya sendiri


‪#SKIP (Esok pagi nya)

“Aku ingin jalan, kau ikut tidak?” tanya Minho pada Sulli. Minho bahkan sudah terlihat mengenakan kaos merah, celana panjang hitam dan jaket hitam.

“Kemana?” jawab Sulli sok cuek.

“Appa meminta ku untuk mengirimi foto kita berdua dari sini. Jadi cepat ganti baju mu, sekalian aku ingin makan di luar” mendengar itu Sulli pun mulai beranjak menuju kopernya. Mengeluarkan dres selutut berlengan panjang bewarna hitam juga, dan sebuah sepatu pancus hitam tanpa tumit. Minho menunggu nya di ruang tengah.

Setelah selesai mengganti baju, Sulli segera memoles sedikit wajahnya dengan taburan bedak tipis, dan make up natural. Rambutnya ia biarkan tergerai tanpa accesories sedikit pun.

“Aku sudah siap” jawab Sulli sambil menampak kan wujudnya. Minho melihat Sulli. Dan entah apa yang membuat jantungnya berdetak tak menentu.

“Sial... setiap dia pakai baju warna hitam kenapa aura nya jadi sexy. Oh apa yang kau pikirkan Minho” batin namja itu kesal sambil mengatur naafas yang keluar.

"Tidak ada yang berubah. Tapi dandan mu lama sekali, ayo cepat” ia melangkah keluar berusaha mengendalikan hawa tubuh nya yang telah memanas, sementara Sulli mengekor di belakang dengan keadaan mempout kan bibir.


= > SKIPP

Mereka telah sampai di sebuah restaurant bernuansa Jepang. Ketika memasuki tempat mewah itu, semua pelayan yang melihat Minho segera membungkukan badan memberi hormat.

Sulli yang melihat peristiwa tersebut hanya bisa membuka mulut tanda tak mengerti mengapa semua orang begitu menyegani suami nya.

“Welcome to Paris Makawanisy Restau Mr.Choi” ucap salah seorang pelayan yang sepertinya seorang manager marketing.

Menanggapi itu, Minho hanya tersenyum ramah. Sulli kembali terbelalak mendengarnya. Ia baru menyadari bahwa rumah makan Jepang yang sedang ia kunjungi ini merupakan cabang dari Choi Group Makawanisy Restau.

“Ya Tuhan, aku bisa gila membayangkan kekayaan namja monster ini. Oj maksudku kekayaan ayahnya” ungkap Sulli membatin.


“Excusez -moi ja peux vous aider? (maaf ada yang bisa saya bantu?)” tanya seorang pelayan di tempat itu. Sulli hanya bengong tak mengerti harus menjawab apa, yang ia ketahui adalah bahasa Inggris dan Korea bukan Perancis.

“Hello... can you speak english?” tanya Sulli dengan bangga nya, ia tidak ingin terlihat bodoh di hadapan Minho. Dengan tampang bingung palayan itu menatap Sulli sedikit kaku.

“excusez-moi, mademoiselle, je ne peux pas parler englais” (maaf nona saya tidak tau bahasa inggris).

Jawab pelayan itu, Sulli pun ikut bingung, namun ia menutupi kebingunganya dengan tertawa.

“Oh... yeah... haha thank you, your so fun” ucapnya lagi sukses membuat Minho menggeleng gelengkan kepala.


“Mau terlihat pintar, malah semakin terlihat saiko. Kau mau makan apa?” tanya Minho to the point tidak tahan melihat gaya bahasa Sulli yang seolah mengerti bahasa Perancis.

“Orange Juice, dan nasi ayam gingseng” jawabnya sedikit kesal karena image nya kembali jatuh di hadapan Minho. Mendengar apa yang di pesan Sulli, namja itu kembali memandangnya takjub.

“Jauh-jauh makan di Perancis, yang kau pesan itu juga. Di sini tidak tersedia makanan seperti itu”

“Yasudah lah sama seperti oppa saja ”

“Ckckckck....” decak namja itu lagi. Kemudian memesan makanan yang mereka ingin kan dengan menggunakan bahasa Perancis yang fasih.

15 menit kemudian makanan di hidangkan, minho memesan sushi ikan, sushi daging, rumyeon, dan minuman favorit nya orange juice.


“Oppa... ini Makawanisy cabang dari Korea kan?” ucap Sulli masih penasaran sambil meraih sumpit nya untuk menyantap sushi.

“Hmmm"

 “Wah... daebak... Yun Gyeom. appa benar-benar pekerja keras”

“Hmmm.”

“Oiyaa, tadi bahasa Perancis mu sangat fasih, apa oppa sudah pernah kesini sebelumnya”

“Hmmmm” Minho masih sibuk dengan rumyeon nya.

“YAAAAA.... aku sudah bicara baik-baik menggunakan awalan oppa, tapi jawaban mu hanya hmmm hmmm hmmm” umpat Sulli kesal, bahkan sangat kesal.

“Jebal. Jangan buat aku kehilangan selera makan ku. Sudah, telan saja makanan mu itu” umpat Minho dengan wajah sedikit merah menahan marah.

“Shireo....”

“Yasudah, terserah mu. Sini biar aku yang makan” namja itu meraih porsi sushi di hadapan Sulli dan menelan nya habis. Yeoja bernama Sulli itu hanya bisa menelan ludah karena rasa lapar yang teramat sangat di perut nya. Tapi karena sudah terlanjur menolak, ia tidak berani meminta nya kembali dari tangan minho. Ia memegang perut datarnya yang sedikit perih, apa lagi ia sadar bahwa magh nya sering bermasalah.

Selesai menyantap makanan nya, Minho segera mengajak Sulli keluar dari restaurant itu tanpa mengeluarkan sepeser uang pun.

"Aku mau mengajak mu kesuatu tempat, untuk berfoto. Kemudian foto itu ku kirim kepada appa, setelah itu kita pulang. Aku tidak suka lama-lama berada di luar."

Namja itu segera menyetir mobil yang telah di sewanya ke suatu tempat, tempat yang menjadi ciri khas negara tersebut. Menara Eiffel.


= > SKIPP

“Waaaaaah daebakkkk....”Sulli memandang takjub apa yang sedang di lihat nya saat itu.

“Kau suka tempat ini?” tanya Minho yang tiba-ti a berdiri di samping Sulli. Dengan cepat Sulli mengangguk sambil tersenyum lebar.

“Sangat suka, aku selalu bermimpi berada disini dalam khayalan ku. Namun sekarang semua nya benar-benar nyata”

“Kemari lah...” Minho menarik lengan Sulli menghadap menara yang menjulang tinggi itu. Di lingkarkan tangan kekar nya kepinggang ramping Sulli. Mendapat perlakuan seperti itu, Sulli sangat terkejut.

“Kita selca terlebih dahulu, pasang wajah manis mu seolah olah kau sangat bahagia hari ini. Foto ini akan segera ku kirim ke appa”

Yeoja itu pun berusaha menyunggingkan senyum semanis mungkin walau perasaan nya sedang kacau lebih tepatnya grogi dengan posisi seperti itu.


KLIIIIK

Minho berhasil mendapat kan 1 buah gambar pada i-phone nya.

“Ini masih terlihat canggung. Bisakah kau tidak kaku?” tanya Minho lagi mengubah posisi, lebih merapat. Sambil mengeratkan rangkulanya di pinggang sulli namun tiba-tiba,

Kryuuuuuk....kryukkkkkkkk

Suara itu berasal dari perut datar yeoja bernama Choi Sulli tersebut. Dengan tampang bingung Minho meliriknya.

"Kau lapar?” tanya Minho. Sulli hanya mengangguk pelan.

“ Lalu kenapa kau menolak makanan tadi?"

“Kan sudah oppa makan....” jawab Sulli polos sambil mengusap perutnya yang sedikit perih. Minho hanya mendengus kesal meraih tangan yeoja itu untuk kembali mencari makanan.

“Jangan sampai aku menginap lagi di rumah sakit karena magh mu kambuh” ucap namja itu dengan nada suara mengomel di sela-sela langkah nya.

Tbc

Maaf kemaren sempet mimin Hold chap 19 ini. Abis mimin bingung. Komennya tiba2 jadi berkurang. -_- padahal sebelum chap terakhir komennya banyak. Yasudahlah tak apa. Yang penting kan nanti chap END nya tergantung komen dari kalian. XD #KetawaSetan #AdikKandungKyuhyun Oke. Jangan lupa tinggalkan komen kalian ne. Oiaaa . . Chap 20 keatas, siap-siap nemuin keromantisan Minsul plus konflik nya ne. :D Gomawo yang udah setia nunggu FF ini ne. #Bow