Jumat, 14 Februari 2014

My Sweetiest Boy (ONE SHOOT)



 

Tittle : My Sweetiest Boy
 
Author : Devina Sandy
 
Choi Sulli | Choi Minho | Jung Soojung | Choi Siwon
 
Genre : romance, happy ending
 
Lenght :ONE SHOOT
 
 
Rate :13



Pagi hari 08.57 KST , Para Mahasiswa kini tengah menanti kedatangan seseorang yang mereka tunggu, dosen yang akan memberi materi kuliah pertama mereka di pagi hari yang cerah ini. Selagi menunggu, beberapa mahasiswa kini tengah membaca beberapa sumber tulisan sekedar untuk menambah wawasan dan sebagai tindakan persiapan jika tiba-tiba dosen killer yang akan mengajar nantinya memberi pertanyaan dadakan pada mereka. Dilema mahasiswa memang.
Diantara puluhan mahasiswa itu, dua orang gadis tengah menikmati aktivitas mereka yang tengah mempersiapkan diri dan membaca beberapa baris kalimat yang mereka anggap perlu. Dua gadis yang terbilang cukup populer di kalangan kampus mereka karena kecantikan dan kepintaran mereka itu selalu menjadi pusat perhatian, Choi Sulli dan Jung Soojung.
Sulli kini tengah membuka lembar demi lembar buku tebal miliknya, menandai dengan stabilo, serta mengingat beberapa istilah asing. Berbeda dengan Soojung yang kini tengah asyik membalas pesan dengan ponselnya, kadang tersenyum, kemudian membaca buku kembali, membaca pesan masuk, tersenyum, dan begitulah kegiatan Soojung terus berulang. Jujur saja, aktivitas Soojung itu membuat Sulli kehilangan konsentrasi, ia juga ingin melakukan hal yang sama. Ingin tersenyum, membaca pesan masuk, mengirim pesan, tersenyum, membaca buku, dan menunggu balasan pesan. Ingin sekali.
Sulli akhirnya pun tergoda untuk meraih ponselnya dan memeriksa inbox , dan hasilnya...  kedua sudut bibir Sulli tertarik ke bawah. Sudah ia duga, memiliki kekasih seperti ini hanya akan terus membuatnya kecewa. Tidak perhatian, tidak memiliki rasa peduli yang tinggi pada kekasih sendiri, tidak manis, dan tidak romantis! Satu hari penuh, ia tidak mendapat balasan sms dari kekasihnya itu. Apa pria itu mencintainya?
Sulli dengan perasaan kecewa beralih ke layar awal, menampakkan foto wajah dirinya dan kekasihnya yang telah  diambil beberapa bulan lalu oleh Soojung. 1 tahun berpacaran, dan mereka hanya memiliki sedikit foto yang diambil bersama. Hubungan yang sangat mesra bukan? Tiba-tiba pikiran Sulli teralih saat melihat tanggal yang tertera di layar handphonenya
                Thursday 13 February 2014
“Ommo... satu hari lagi.” bisik gadis berkulit putih bak salju itu pada dirinya sendiri  seraya menggaruk pelan sisi kepalanya yang tidak gatal. Membuat gadis lain yang duduk tepat disebelahnya menjadi penasaran dengan apa yang sedang dilakukannya.
“Waeyo Sulli-ya?” ujar gadis bersurai panjang nan hitam kelam itu pada sahabat karibnya.
“Aniy! A-aku lupa memberi makan anak anjingku.” Dusta Sulli itu pada sahabatnya. Ia takkan pernah serta-merta terlalu jujur dan membuka semua rahasianya walaupun dihadapan sahabatnya sendiri. Soojung memutar bola matanya tanda betapa ia sangat mewajari sifat pelupa Sulli dan kembali fokus paa buku serta ponsel yang sangat dicintainya.
Sulli mendegus panjang. Besok adalah hari yang selalu membuatnya gugup. Dimana, besok adalah Hari yang memperlihatkan betapa pedulinya seorang kekasih pada pasangannya. Dan kenyataannya ia memiliki kekasih yang super dingin dan mungkin tak pernah mengenal apa itu hari valentine. Valentine day, poor day.
“Mmm, kau ada kencan bukan saat valentine besok kan Jung-ie?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari kedua belah bibir Sulli, tanpa ia pikirkan bahwa jawabannya hanya akan membuatnya semakin-semakin-dan semakin iri pada Soojung, sahabatnya.
Soojung tersenyum lebar memperlihatkan gigi putih kemilaunya, gadis yang dianggap dingin dan arrogant oleh beberapa orang itu tak pernah berlaku sama terhadap Sulli. “Neee, oppa bilang seandainya aku tidak sibuk kuliah aku akan diculik dan dibawa menuju Jeju island. He is so crazy, right? Jadi kami sepakat untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluargaku.”
Yup! Sulli 100% menyesal telah bertanya pada gadis itu. Hal itu benar-benar-benar membuatnya iri! Pria yang menjadi kekasih Soojung sangat manis, ia romantis, dan memperlakukan Soojung layaknya seorang putri. Prianya Soojung juga seorang yang jauh lebih tua dan sudah memiliki pekerjaan. Menculik Soojung ke Jeju adalah rencana  paling romantis yang pernah Sulli dengar dari sahabatnya itu. Sedangkan kekasihnya???
“How about Yours? Minho oppa sudah menghubungimu?”
“Aniya... belum.” Kali ini Sulli jujur.
“kemungkinan dia punya kejutan untukmu. Valentine Surprise...” tanggap Soojung dnegan senyum khas menggodanya. Entahlah, tapi Sulli yakin seorang Choi Minho takkan pernah jadi seromantis itu dnegan menyiapkan sebuah kejutan untuknya di hari valentine. Pria itu bahkan pernah lupa tanggal ulang tahun Sulli.
“Semoga yang kau katakan benar.” Jawab Sulli seraya tersenyum manis membalas senyuman Soojung yang tulus padanya. Sulli hanya dapat menyerah dnegan keadaan ini. Saat pasangan pada umumnya memberi kejutan untuk satu sama lain, Sulli hanya akan memberi kejutan pada Minho, dan Minho akan sangat kaget dan berkata ‘Apa gunanya menghabiskan uang untuk valentine?’ atau ‘Ah, aku lupa. Maaf, lain kali aku akan membalas hadiah pemberianmu.’
Ini mengesalkan, membuat Sulli terus memikirkannya. Hadiah apa yang tepat, tindakan apa yang benar, dan hal itu dapat membuatnya gila! Bisakah, Mr. Choi Minho, yang notabennya adalah seorang yang Logis dan dingin itu berubah menjadi pribadi yang manis walau sebentar saja? Hanya untuk besok? Sulli khawatir, perasaan seperti ini akan perlahan membunuhnya. Apa ini cinta bertepuk sebelah tangan? Entahlah, Sullipun tidak tahu. Tapi seingatnya, Minho lah yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Yaaa, walaupun tak se-frontal pria lain, pada intinya Sulli yakin itu adalah pernyataan cinta.
Tiba-tiba pikiran-pikiran tentang Minho, Hadiah, Valentine dan kegalauan Sullipun buyar saat suara-suara bising dari Mahasiswa lain di sekitarnya hilang begitu saja. Sulli memfokuskan pandangannya ke depan. Tepat seperti yang ia pikirkan, Dosen terhormat itu kini tengah melangkah menuju meja agungnya. Sulli menghembuskan nafasnya, ia sekarang sedang dipaksa untuk fokus dan membuang jauh-jauh semua hal yang dapat menggangu konsentrasinya termasuk... Minho, kekasih yang menurutnya dingin dan tidak manis.
*****
Sulli merapikan buku-bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Gadis yang duduk disebelahnyapun melakukan hal yang sama, hingga handphone Soojung berdering dan dengan wajah berbinar ia mengangkat panggilan itu. Sulli hanya memeperhatikan, masih tetap mempersiapkan peralatan tulisnya.
“Annyeong oppa...”  Sapa Soojung manja pada pria di ujung panggilannnya. Sulli mencuri dengar, bukan sengaja, hanya karena Soojung duduk di sebelahnya yang berjarak begitu dekat. “Mwo? kau sudah menungguku di depan gerbang? Ne, aku kesana oppa. saranghae~~” Soojung bergegas kembali memasukkan perlengkapannya. “Sulli-ya... palli.” Perintah Soojung yang berdiri secepat kilat dan mengulurkn tangannya pada Sulli.
“Yak! Yak! Kau yang ingin bertemu namja-chingumu kenapa aku yang disuruh cepat eoh?”
“Ck! Kau juga biasanya akan menunggu Minho oppa di depan gerbang kampus kan? Palli... kita kesana bersama.”
Sulli tertegun, Soojung benar. Dirinya selalu ada di sisi pintu gerbang. Menyenderkan tubuhnya berjam-jam untuk menunggu seseorang paling spesial melewati gerbang itu. Sulli tersenyum dan meraih tangan Soojung, menggengamnya erat. ‘Soojung, aku iri padamu.’
*****
Dari kejauhan Seorang pria dengan setelan jas hitam yang terlihat pas ditubuhnya itu keluar dari pintu mobil. Tersenyum manis ke arah Soojung dan Sulli. Soojung membalas senyuman manis itu dengan lambaian tangan yang antusias. Sedang Sulli hanya menundukkan kecil kepalanya. Ya, karena Pria itu jauh lebih tua.
“Aku pulang duluan.” Seru Soojung yang setengah berlari ke arah pria itu. Tak lupa ia memberikan sebuah flying kiss yang manis untuk Sulli. Sulli tertawa renyah, kemudian membalasnya dengan flying kiss yang jauh lebih manis. para mahasiswa pria yang lalu lalang kemudian iri. Mereka ingin menjadi salah satu dari Sulli atau Soojung. Tapi sayangnya kedua gadis cantik ini telah dimiliki oleh pujaan hati mereka masing-masing.
Sulli melirik jam digital di layar ponselnya serta memeriksa kotak masuk. Kedua pipi putihnya menggembung , ia kesal. Pesan yang ia kirim pada Minho hingga sekarangpun belum mendapat balasan. Sulli menyenderkan punggungnya pada permukaan dinding beton yang merupakan dinding pengeliling kampusnya yang cukup elit itu. Sulli masih mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan yang telah menumbuhkan pohon rindang ini di depan gerbang, hingga ia tak merasakan panas terik matahari langsung menerpa permukaan kulit cantiknya yang mengkilat.
Tubuh Sulli merosot ke bawah. Membiarkan dirinya duduk di trotoar tempat ia berpijak. Ayolah, ini tidak elit untuk seorang putri seperti Sulli. Tapi inilah Sulli, apa adanya apalagi menyangkut Minho, ia akan melakukan apapun bahkan hanya duduk manis di trototoar di bawah pohon rindang demi menunggu seorang Choi Minho. Mata kecilnya tak lepas dari banyak orang yang terus lalu lalang melalui gerbang. Menanti seorang pria bermata bulat, berbadan jangkung dengan kulit yang agak kecokelatan melewati gerbang ini.
1 jam. Sekitar satu jam Sulli menunggu dan memperhatikan manusia yang sibuk mondar-mandir di gerbang itu, mencari sesosok pria yang sangat ia cintai. Matanya mulai mengantuk, mulai perlahan mengatup namun dengan cepat terbuka lagi, mengatup dan kemudian terbuka lagi dengan cepat. Hingga kini ia tak mampu menahan rasa kantuknya yang sudah melahapnya habis dan menyeretnya untuk tidur di tempat umum itu.
Sepasang Mata kecil Sulli terpejam.  Ia bahkan lupa apa tujuannya duduk selama berjam-jam di tempat itu. Ia lupa jika ia tertidur, ia akan kehilangan seseorang yang ia cari. Dan kini ia membiarkan dirinya hanyut akan buaian semilir angin dan teduhnya naungan pohon akasia yang tumbuh tinggi di dekat gerbang dimana gadis itu menyandarkan pundak kecilnya.
Bayangan hitam berhenti di hadapan Sulli. Sulli dapat merasakan bayangan hitam itu seolah memperhatikannya. Walaupun ia kini berada di bawah alam sadar, ia terpikat dengan bayangan itu, bayangan yang sukses menyeretnya kembali ke dunia nyata dan memintanya untuk membuka mata secara perlahan.
Sulli membuka matanya, tidak butuh waktu lama unutk mengenali pria yang berdiri tegap dihadapannya. Tapi butuh waktu bagi Sulli untuk sdikit mencerna di otaknya, mimik wajah pria di hadapannya ini selalu tak dapat ia artikan, selalu datar, selalu membuat Sulli bertanya-tanya, dengan wajah yang membosankan itu, mengapa Sulli dapat jatuh dalam pelukannya?
“Apa jari-jarimu terlalu sibuk untuk membalas pesan singkatku?” tanya Sulli pada pria yang tengah memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Pria itu memperbaiki letak ranselnya, mengulurkan lengan kokohnya pada Sulli, “Mianhae, handphoneku tertinggal di rumah.”
Sulli tersenyum, mengangguk kecil tanda ia memahami alasan dari pria bernama Choi Minho itu. Sulli selalu percaya, selalu mengerti, itulah Sulli yang sedang jatuh cinta. Ia menggapai uluran tangan Minho, menjadikannya pegangan untuk mencoba bangkit berdiri. “Ayo mengobrol sebentar, kita pergi ke tempat biasa.”
****
Alunan musik jazz memanjakan telinga pelanggan-pelanggan yang datang sekedar untuk menikmati coffee dan bersantai di tengah aktivitas padat yang mereka lalui sepanjang hari ini. Pelanggan mahasiswa mendominasi tempat itu, cafe dengan nuansa retro itu terletak tak jauh dari kampus Sulli dan Minho. di tempat inilah, Sulli dan Minho paling sering menghabiskan waktu untuk bersantai setelah merasakan penat selama berkuliah.
“Bagaimana  skripsimu oppa?” tanya Sulli Setelah sepi dan canggung yang agak lama menyelimuti mereka, Sullipun berinisiatif membuka topik terlebih dahulu.
Minho menghirup coffe latte miliknya “Begitulah, tidak akan pernah membiarkanku untuk tidak pusing.” Jawab mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur itu  lembut membuat Sulli tersenyum mendengar keluhan mahasiswa tingkat akhir itu.
“Kau harus bertahan, aku akan selalu ada untuk mendukungmu oppa. Fighting!” ujar Sulli menyemangati Minho. kini giliran Minho yang dibuat tersenyum oleh Sulli.
Minho melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ekspresinya berubah. Ia buru-buru meniup coffee lattenya dan meminum cairan panas di cangkir dalam genggamannya. Sulli mengernyit aneh dalam hatinya ia bertanya ‘Lidah kebal macam apa  itu?’
“Uugh panas...” Ujar Minho seraya mengadahkan kepalanya. Sulli  hanya terkekeh melihat tingkah aneh Minho.
“Oppa, kenapa terburu-buru?”
“Mianhae Sulli-ya... Aku ada janji. Kau tak apa kan kutinggal sendiri?”
“eoh? ah ne, g-gwenchanayo oppa...” jawab Sulli tergagap. Padahal, jauh dalam lubuk hatinya ia ingin Minho menajaknya berkencan besok. Berkencan di hari Valentine yang umumnya dilewati para pasangan.
“Mianhae. Kau juga sebaiknya pulang. kau harus makan siang.” Tegur Minho yang sudah meninggalkan posisi duduknya. Ia tersenyum, sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan Sulli. Sulli membalas senyuman itu kaku. Ia meremas kuat pinggiran meja di hadapannya. Bingung, apa yang seharusnya ia lakukan?
Sepasang kaki Minho mebawanya melangkah menjauhi meja Sulli. Melangkah dengan cepat, langkah dinamis seorang Choi Minho.
“Oppa!”
Langkah itu terhenti, Minho menolehkan kepalanya. Membulatkan sepasang mata besarnya pada Sulli yang artinya ‘Kenapa?’  tapi dengan sepasang bibir yang masih mengatup. Hanya mata yang bicara.
“O-oppa... besok sore, berkencanlah denganku. Kau bisakan?”
Minho sedikit memiringkan kepalanya, jidatnya sedikit mengernyit. “Yang tadi kita lakukan... bukankah itu juga disebut dengan kencan? Kenapa kita harus kencan di setiap waktu?” sahut Minho.
Sulli tertegun “I-itu berbeda. Tadi hanyalah mengobrol. Aku ingin kita berkencan, melakukan hal-hal umum layaknya pasangan.” Jelas Sulli seraya menatap keluar jendela, tak berani menatap pria yang menjadi pasangannya hingga kurang lebih 1 tahun itu.
Minho mengangguk “Baiklah, besok sore jam 4 kita bertemu disini.” Ucap Minho sembari melemparkan senyumannya untuk Sulli yang sekarang lututnya menjadi lemas setelah mengutarakan niatnya untuk mengajak minho berkencan. Sulli tersenyum menatap punggung Minho yang berjalan menjauh darinya. Ia kini dapat bernafas lega. Akhirnya, besok, hari yang spesial baginya, ia dapat berkencan dengan seorang yang ia cintai, the coolest boy ever, Choi Minho.
*****
Sulli menghempaskan tubuh rampingnya di kasur empuk miliknya. Menatap langit-langit kamar yang kosong. berbanding terbalik dengan pikirannya yang dipenuhi akan corak dan motif seorang Choi Minho. Yang ada di pikirannya , ‘aku besok pakai baju apa? Sepatu warna apa? Tas yang mana? Dan apa perlu membeli parfum baru?’ dilema seorang gadis remaja pada umumnya.
KREEK
Sulli terkejut dan segera menoleh ke arah pintu kamarnya. Seorang dengan setelan kerja tengah berdiri dan tersenyum jahil menatapnya. Sulli berdiri dari posisi rebahnya, mengacak pinggang dan menatap sengit pria itu. Siapa yang tidak marah ketika Pintu kamarnya dibuka tanpa permisi?
“Siwon Oppa! ayolah... tidak bisakah kau mengetuk pintu?” ujar Sulli setengah berteriak. Geram dengan kelakuan kakak laki-lakinya itu.
“Aku tadinya ingin mengetuk pintu Aegy. Tapi pintunya terbuka, dan aku melihatmu senyum-senyum sendiri. Apa kau mulai gila?” Siwon bertanya dengan wajah tanpa dosa membuat Sulli memutar bola matanya dan kembali merebahkan dirinya ke kasur. “Mianhae... kenapa yeodongsaeng-ku ini sekarang lebih sensitif eoh?” Siwon masuk tanpa izin dan mengacak-acak rambut Sulli dan membuatnya nampak seperti gadis rock N roll rumahan.
“Kau sudah tua! Berhentilah membuatku kesal.”
“Nee... mianhae... Sebenarnya aku datang ke kamarmu untuk minta tolong. Apa kau bisa membantu?”
“Membantu apa?”  tanya Sulli singkat.
“Bantu aku membuat cokelat. Kau bisa? calon Eonni-mu akan ke rumah besok. Aku ingin memberi kejutan cokelat buatan sendiri. Tentunya dengan sentuhan tangan kecilmu. Hehe.” Kekeh Siwon dengan wajah berseri. Ia begitu manis di hadapan Sulli seperti seekor puppy. Namun di hadapan calon istrinya ia terlihat manly dan cool. Apa semua orang bertopeng untuk menutupi perilaku aslinya?
“Baiklah.” Sulli megiyakan permohonan oppa kandungnya itu. Ia pikir ada baiknya juga ia membuatkan Minho sebungkus cokelat buatannya sendiri. Sesuatu yang dibuat dengan cinta pasti terasa lebih baik bukan?
“Gomawoo. Anyway... Besok Kau tidak berkencan kan? kau harus ikut makan malam dengannya ya.”
“Apa yang membuat oppa berpikir aku tidak pergi berkencan?”
Siwon terlihat berpikir sebelum memberi alasan tepat “Kau bukannya sudah putus dengan bocah itu? Aku tak pernah melihat batang hidungnya lagi di rumah ini.”
Sulli merasa menciut saat mendengar alasan Siwon. Siwon benar sekali. Setahun ia menjalin hubungan bersama Minho, namun intensitas Minho mengunjunginya ke rumah dapat dihitung dengan jari tangan. Sulli mengerti Minho adalah mahasiswa yang sibuk dengan jurusan yang menurut Sulli cukup menguras otak, tenaga, bahkan uang kekasihnya itu. Tapi, sesulit itukah berkunjung ke rumah kekasihnya sendiri?
“Miahae oppa. tapi aku sudah membuat janji. Kurasa walau tidak di hari valentine pun oenni akan sering sekali berkunjung bukan? Aku bisa menjadi anak yang sangat baik di hadapannya lain  waktu. mianhae.”
“Nee. Gwenchanyo. Kau akan berkencan? Jangan kaku seperti saat bersama bocah bermata besar itu ya.” ujar Siwon tanpa tahu adiknya masih menjalin cinta dengan orang yang sama. Ah, lama-lama Sulli bisa menderita tekanan batin jika ia tidak menumpahkan perasaan dan kekesalannya pada orang lain. Tapi pada siapa? Ia rasa, perasaan ini cukup dirinya yang tahu, karena hanya ia yang paling mengerti dan memahami dirinya sendiri.
Sulli bangkit berdiri berjalan mengekor Siwon yang berjalan lebih dulu di depannya. Menuruni beberapa anak tangga, ya... kamar Sulli ada di lantai dua.  Mereka berdua melangkah menuju dapur. Siwon sempat menoleh kepada adiknya yang sedang berjalan ogah-ogahan dan dengan wajah kusut bak benang wol, walaupun begitu wajah adiknya itu tetap cantik, secantik ibu mereka. Sulli berdiri di hadapan meja makan, menatap permukaannya yang dipenuhi bahan-bahan untuk membuat Cokelat kreasi mereka berdua.
“Are you ready?” tanya Siwon pada Sulli yang masih terhipnotis dengan apa yang ia liat, bahan masak yang sangat lengkap hingga ke bermacam-macam bahan garnish!
“Kau mau memasak cokelat atau hidangan untuk raja?” tanya Sulli balik.
“Come on... ini untuk orang yang kucintai, aku harus menyiapakan hal paling spesial.”
Sulli menghela nafas, “Apa semua pria akan melakukan ini jika mereka mencintai kekasihnya?”
“Mmm... sebagian besar.” Jawab Siwon yang tengah menyiapkan beberapa wadah untuk bahan masak mereka.
Sulli menatap kosong punggung Siwon. “Bagaimana menurutmu jika ada sesorang namjachingu yang jarang bicara pada yeoja-nya? Jarang mengajak untuk berkencan, juga jarang menghubungi, terlebih... ia tak pernah bersikap manis.  Apa dia tidak mencintai yeojachingunya?”
Firasat seorang kakak laki-laki... Siwon membalikkan badan, membalas tatapan adik kecilnya. Ia tahu gadis itu sedang gelisah mungkin dengan kekasihnya? “Sulli-ya... jika dimata seorang pria, wanita adalah mahkluk yang paling susah dimengerti... Maka kalian seharusnya tahu, bahwa pria adalah mahkluk yang paling mudah dimengerti. Kami ini mahkluk yang simple, saat kami menginginkan sesuatu kami mengatakannya. Saat tidak, kami hanya diam. Walaupun kami statis, kau patut bertanya. Tanyakan pada pria itu, apa dia mencintaimu. Pria takkan berbohong. Ia akan mengatakan yang sebenarnya. Jangan takut kecewa dengan jawaban yang kan kau dapat. Arachi?”
Sulli terperangah, ia yakin betul Siwon tidak memiliki indra ke-6 untuk membaca isi kepalanya. Tapi penjelasan barusan? Nasihat Siwon seketika membuat wajah Sulli memerah. Ya, ia selalu tertutup. Tidak membiarkan orang lain tahu masalah yang ia punya. Dan kini kakaknya meminta dirinya untuk berterus terang serta bertanya pada Minho. apa dia bisa?
“Satu lagi. Yang harus kau tahu, setiap manusia memiliki cara mereka sendiri untuk mencintai pasangannya. Kau jangan pernah heran dengan perilaku yang berbanding terbalik dengan perasaan yang manusia punya. Oleh sebab itu, kita harus bertanya untuk memperjelas apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan.”
Sulli hanya tersenyum pahit pada dirinya sendiri. Ini juga salahnya yang tak pernah bertanya hampir selama 1 tahun pada kekasihnya. Pertanyaan yang begitu berat yang harus muncul dari mulutnya ‘Sejujurnya, apa kau mencintaiku?’  bagaimana jika jawaban yang muncul adalah ‘Mianhae, selama ini aku tidak mencintaimu.’ Maka Sullipun akan patah hati dan merenungi nasibnya selama berbulan-bulan menyesal telah bertanya seperti itu pada Minho. Apa harus ia melakukan itu? Bertanya pada Minho, apa Minho mencintainya? Haruskah?
Sulli meremas ujung helaian  blouse pink yang ia kenakan. Gugup. Jika ia bertanya, maka ia harus menerima resikonya. Ia rasa ia siap untuk menghadapi  itu besok. Choi Minho harus mengatakan yang sejujurnya tentang perasaanya pada Sulli. Sulli menantikannya. Ia siap menerima kenyataannya, ya, ia siap.
*****
“V-A-L-E-N-T-I-N-E”
Sulli mengeja satu-persatu huruf yang tertera di banner yang tergantung di hadapan sebuah gedung yang tinggi menjulang di sisi jalan raya. Matanya tak pernah lepas menangkap nuansa warna pink bertaburan dimana-mana. tema bulan Februari : love, pink and valentine sudah umum di ingatannya. Sulli menyukai nuansa ini, dimana warna favoritnya dijadikan unsur utama. Sulli terus menyunggingkan senyum selama perjalanannya menuju cafe retro tempat biasanya ia dan Minho duduk untuk sekedar bersantai dan minum teh.
Dan....
Akhirnya kaki jenjang Sulli berpijak pada beranda cafe. Poster dan banner Ucapan Happy Valentine terpajang rapi di beberapa tiang penyangga. Poster dengan warna dominan Pink nude itu sudah terpasang dari awal februari, dan Sulli baru menyadari betapa cantiknya poster itu. Semoga cantiknya poster itu menular padanya, ia berharap Minho melihat dirinya seperti ia melihat poster manis itu sekarang.
Sulli melangkah melalui pintu cafe yang bell kunonya bergerincing saat pintu itu Sulli gerakkan, maklum Cafe retro nuansa 80-an jadi tema utamanya. Sulli mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Mencari pria dnegan rambut hitam pekat dan mata bulat yang mempesona dan.... tak butuh waktu lama. Matanya selalu sukses menemukan pria tampan itu dimanapun dan kapanpun.
Minho yang saat itu sedang sibuk membaca majalah tak menyadari kehadiran Sulli. Sulli kini tengah memperhatikan Minho. Blazer biru malam yang menutupi blouse hitamnya, rambut yang tertata sangat rapi membuat Minho jauh lebih tampan dari hari-hari biasa. Oh, ayolah... bagi Sulli Minho selalu-selalu-dan selalu tampan. Hanya saja.... ini benar-benar-benar sangat tampan.
“Selalu sibuk ya.” Ujar Sulli sembari mengambil posisi duduk di salah saatu kursi di hadapan Minho. Minho sedikit terkejut dan segera menutup majalah yang dipegangnya. Diperhatikannya Sulli,  Rambut yang tergerai lembut, dress jeans biru muda tanpa lengan dan make up natural yang manis. cukup untuk menggoda iman Minho.
“Kau ingin kupesankan Ice tea?”  Tawar Minho.
“Aniy, aku stidak haus. Apa rencana kita selanjutnya?” tanya Sulli terdengar tak sabar.
“Mmmh, kali ini terserah kau.”
Sulli tersenyum lebar “Kau seharusnya menyesal bicara seperti tadi. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan kau tak akan kembali ke rumahmu lagi.” Ujar Sulli yang sukses membuat Minho membalas senyumannya. Sulli bangkit berdiri “Kita pergi kajja.”
“Ne, Kajja.”
****
Sudah puluhan pasangan kekasih berjalan melalui Sulli. Sebagian bergandengan tangan, ada pula kekasaih pria merangkul wanitanya, ada yang saling tertawa dan bercanda satu sama lain. Ya Tuhan, ini hari yang dipenuhi dengan pasangan yang menunjukkan cinta mereka! Sulli menggembungkan kedua pipinya. Menatap tajam punggung lebar milik Minho yang berjalan tak jauh di depannya. Jujur saja, Sulli merutuk Minho dalam hati. ‘Pacar Sialan! Bagaimana ia dapat berjalan duluan tanpa menggenggam tanganku atau minimal berjalan di sampingku? Jika dia seperti ini, aku terlihat seperti anak bebek yang mengekori pantat ibunya.’
“Oppa! Bisakah pelankan langkahmu?” seru Sulli kesal. Ia tak habis pikir pria macam apa yang berjalan meninggallkan gadisnya di belakang.
“Hn, kau yang jangan berjalan lambat. Percepat langkahmu.” Balas Minho yang membuat asap hitam keluar dari kepala Sulli. Sulli menggeram kesal, ia berhenti melangkah membiarkan minho terus berjalan sendirian.
Ia menghela nafas panjang. Tadinya ia pikir sedikit saja, Minho akan berubah di hari valentine ini. dan kenyataannya, ia menemukan pribadi yang sama, Coolest boy, Choi Minho. Matanya kini teralih ke layar monitor yang terpasang tinggi di salah satu gedung periklanan yang sedang memutar cuplikan film romantis percintaan dari luar negeri. Sulli menonton sebuah adegan dimana Seorang wanita pirang menarik helaian blouse seorang pria yang sedang membelakanginya. Tersedia Subtittle dalam bahasa Korea yang ditampilkan di bagian bawah layar. Tertulis disana...
“katakan yang sebenarnya... apa kau mencintaiku?”
Jantung Sulli berdebar, Degupan jantungnya di atas Normal. Sulli merasa seolah dirinya yang sedang bertanya saat itu. Sulli menunggu kelanjutan adegan tersebut, dimana pria jangkung dalam monitor itu akan memberikan jawabannya. Sulli terkejut, bukannya sebuah jawaban yang ia terima, tapi sebuah ciuman panas yang segara membuat Sulli mengalihkan pandangannya dari layar monitor tersebut. Sulli mengipas-ngipaskan wajahnya yang memerah dengan tangannya.
“Aish Jinja! Minho takkan pernah memberikan jawaban seperti itu.”
“Apa yang sedang kau lakukan disini?” suara bariton itu menyadarkan Sulli dari lamunannya. Ia kini mendapati Minho tengah berdiri tak jauh darinya dengan memasang wajah datar tanpa ekspresi. Sulli benci ekspresi khas Minho tersebut.
“Ada yang ingin kutanyakan padamu.” Ujar Sulli. Sullipun kaget dengan ucapan yang keluar dari mulutnya sendiri. Ia rasa inilah saatnya ia bertanya perasaan Minho terhadapnya.
“Mwo? apa yang ingin kau tanyakan?”
Sulli menarik nafas sedalam mungkin, jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya, “B-Bagaimana perasaanmu yang sesungguhnya terhadapku?”
“Ne?” Minho mngerutkan jidat, meminta Sulli mengulang pertanyaannya kembali.
“Oppa... bagaimana tepatnya perasaanmu padaku? A-apa kau mencintaiku?”
Minho hanya diam, menatap sepasang mata kecil milik Sulli. Keraguan bernaung disana, keraguan Sulli terhadap Minho. keraguan seorang wanita saat ia merasa tak ada cinta yang sedikitpun ia dapat dari pria itu. Sulli meremas kuat seluruh jemarinya. Menantikan jawaban yang ia harap dapat membuat hubungan mereka terus berlanjut.
Sulli menundukkan kepalanya lemah. Entah kenapa, Sulli sangat mencintai Minho walau pria di hadapannya bersikap seolah Sulli adalah ‘orang’ biasa di matanya. Sulli tak mengerti mengapa dirinya begitu mencintai pria yang tak perhatian dan tidak manis seperti Minho. Minho bukan tipe idealnya. Lalu kenapa selama setahun Sulli menyimpan kepahitannya sendiri dan mempertahankan hubungannya?
“Apa kau membutuhkan jawaban?”
Suara bariton itu otomatis membuat Sulli mendongakkan wajah. Kaget atas pertanyaan balik itu. “Te-tentu saja aku butuh jawaban.”
“Kurasa, kau tidak membutuhkannya. Kau pasti sudah tahu jawaban apa yang akan ku beri.”
DEG
Dada Sulli terasa sesak saat perkataan Minho menusuk telinganya. Itu adalah tamparan telak untuk pipinya. Dirinya yang tak pernah menyadari perasaan Minho. dirinya yang berpura-pura tidak tahu atas prilaku dingin Minho. jadi begitukah perasaan Minho?
“Oh, jadi begitu.” Sulli tak dapat menghilangkan getar dalam nada suaranya. “Aku sekarang mengerti kenapa kau bersikap dingin. Selalu mengabaikankan pesan singkatku, jarang mengajakku untuk berkencan, tidak bersikap manis maupun romantis padaku. ternyata begitukah perasaanmu? Oppa... kenapa kau tak mengatakannya sejak awal? Bukankah kau yang memulai hubungan ini... dan sekarang kau membuatku jatuh cinta padamu. Kau...” Sulli menatap mata besar nan bulat yang akan ia rindukan itu “Kau... keterlaluan...”
Sulli dengan cepat berbalik memunggungi Minho, berlari sekuat yang ia bisa. berlari menjauh dari pria yang telah membuatnya merasakan cinta bertepuk sebelah tangan selama setahun. Berlari untuk menghilangkan  rasa sakit yang terus meluap dalam dadanya. Sulli tak peduli saat ia berlari dan menabrak beberapa pasangan yang sedang berkencan. Biarkan mereka tahu! Di hari valentine ini, tak semua pasangan menunjukkan cinta mereka. Tapi juga menunjukkan kesedihan mereka, kesedihan yang Sulli rasakan. Sulli terus berlari ke sembarang arah. Membiarkan kaki jenjangnya melangkah hingga ia merasa tak sanggup untuk berlari lagi.
BRUUK
Tubuh Sulli akhirnya tumbang, jatuh di atas permukaan tanah yang ditumbuhi rumput. Kakinya tak kuat lagi membawanya untuk berlari lebih jauh dan malah membuatnya tubuhnya  terjatuh menghempas tanah begitu saja. Sulli sesegukan sembari menatap sekitarnya. Ia bahkan tak menyadari ia telah berlari menuju sebuah taman dengan cahaya lampu kuning yang meremang membuat suasana taman sepi itu menjadi jauh lebih romantis dibandingkan taman lainnya. Sayang, ia telah berlari meninggalkan Minho. jika tidak, mereka sudah berkencan di tempat romantis ini.
“hiks... aku sendirian sekarang.” Ujar Sulli pada dirinya sendiri, menghapus airmata yang telah mebanjiri wajah cantiknya. Penampilannya kacau, ia berantakkan, make up tipisnya kini sukses terhapus oleh air matanya serta keringat yang tak berhenti mengalir dari bagian-bagian tubuhnya. Sulli pikir mungkin ia adalah orang yang bernasib paling menyedihkan sekarang. Berpisah dengan pria yang sangat ia cintai di hari valentine. Nice day.
“Hai yeppo...  Kesepian di hari valentine eoh?” suara pria menyapa Sulli
Sulli berpikir sejanak, itu bukan suara Minho, bukan suara Siwon, dan bukan suara yang pernah ia kenal. Jadi suara siapa?
Sulli mendongakkan wajahnya dan mencoba memperjelas penglihatannya yang sempat kabur karena dianjiri air mata. Dua orang pria asing kini tengah berdiri menatap dirinya dengan sunggingan mengerikan. Sulli bergidik ngeri melihat dua orang ini, ia ingin segera bangkit namun dua orang itu menyergapnya dnegan cepat. Satu dari mereka memegangi sepasang lengan Sulli, dan yang lain menutup mulut Sulli. Sulli tak habis akal, dengan cepat ia menendang kuat selangkang salah satu pria di depannya. Pria itu meringis kesakitan dan menggelepar di tanah.
“Tolooooong!!!” Sulli berteriak sekuat yang ia bisa, memaksa kerja pita suara kecil miliknya. “Tollooooong!!” teriaknya sekali lagi. Tapi percuma, taman itu sepi tak berpenghuni. Ia baru menyadari, ia  telah berlari ke arah yang salah.
PLAAAK
Sebuah tangan kasar mendarat keras di pipi mulus Sulli. Pria tadi membalas dendam akibat sakit yang ia rasakn di selangkangnya. Sulli meringis kesakitan. Ia tak pernah merasakan tamparan sekeras itu. Pria yang kini tengah mengunci lengannya dari belakang hanya tertawa puas melihat adegan keji barusan. Sulli menangis dan terus meronta. Ia tak ingin hari ini menjadi jauh lebih mengerikan lagi. Sulli berdoa, berharap Tuhan mengirimkan keajaiban padanya malam ini.
“Lepaskan yeojachingu-ku.”
Sulli dan kedua pria asing itu menoleh pada Sumber suara. Suara itu berasal dari pria jangkung dengan paras tampan dan gagah. Tatapan siap membunuh terpancar dari sepasang mata bulat nan besarnya namun ia tetap tenang dan tak ceroboh selama Sulli masih di tangan kedua manusia sialan itu.
“Wah... wah... Lihatlah superhero-mu datang.” Bisik pria asing itu di telinga Sulli. Aroma nafasnya yang berbau busuk itu membuat Sulli ingin muntah.
“Kalian tuli? Kubilang lepaskan dia.” Ancam Minho sangat meyakinkan.
Disebut Minho tuli, Salah satu bajingan tersebut merasa tersinggung. Ia memasukkan kedua jarinya ke dalam mulutnya dan bersiul sangat keras. Tak lama, puluhan orang datang setelah mendengar siulan itu. Semua bertampang sangar, tampang dan raut wajah khas jalanan dan tak berpendidikan serta tak berperasaan. Sulli melotot kaget bukan main, jika dirinya tadi menjadi bulanan mereka berdua, bisa saja ia di-oper-kan kepada puluhan orang lain ini kan? Sulli bergidik ngeri dan tak berhenti terus berdoa dalam hatinya.
“Kau sebaiknya lari anak muda. Sebelum kau jadi daging cincang di tangan kami.” Seru salah satu dari mereka mengancam Minho.
“Baiklah aku akan pergi setelah menghajar bajingan yang berani menyentuh kekasihku. Dasar, kalian mahkluk rendahan...” ucap minho santai membuat emosi para preman di tempat itu meluap-luap dan naik darah karena merasa di remehkan atas ucapan kasar Minho. tanpa basa-basi salah satu preman menuju  Minho dan ingin memukulnya namun Minho menangkis pukulann itu dan memberi pukulan balik yang sekali saja membuat pria itu rebah di tanah. Aksi Minho memancing lebih panas emosi preman lainnya yang kemudian menyerbunya secara bertubi-tubi.
Sulli melihat kesempatan kabur saat pria asing yang mengunci lengannya sedang lengah asyik menonton perkelahian sengit antara Minho dan puluhan kawalannya. Sulli menyiapkan tenaga dan akhirnya meronta sangat keras mengakibatkan tangan pria itu terlepas begitu saja. sekuat tenaga Sulli menyiapkan jurus andalannya, menendang selangkangan.
BRUUK. Pria asing itu jatuh ke tanah, berguling-guling merasakan sakit luar biasa di selangkangannya. Sulli berlari menjauhi pria itu dan memperhatikan perkelahian antara Minho dan puluhan Preman yang jumlahnya mulai berkurang. Minho adalah juara 1 di bidang atletik saat SMA dulu. Jadi tak heran ia dapat menumbangkan satu-persatu musuhnya.
Kini salah satu preman tak sengaja menatap ke arahnya. preman itu berlari menghampiri Sulli, Sulli tak bisa bergerak mematung karena rasa takut yang menguasai tubuhnya.
BUUK! Tinju Minho mendarat di dagu pria yang ingin mengahampiri Sulli. Minho telah menghalaunya. Ia berteriak pada Sulli. “Sembunyi Bodoh!!”
Sulli tertegun saat Minho berteriak padanya, ia dengan cepat mencari tempat persembunyian di balik semak-semak di sekitar taman itu. Sulli dengan tangan gemetarnya mencari-cari letak ponsel dalam tas selempangnya. Nihil, ia tak menemukan ponselnya diamanapun di dalam tas kecilnya. Sulli mengintip dari balik semak, dan benar saja, hanphone putihnya tergeletak di tanah. Ponselnya jatuh saat ia meronta keras untuk melepaskan diri.
Saat mengintip, ia tak sengaja melihat Minho dipukuli tepat di bagian perutnya. Sulli memekik kecil membayangkan betapa sakitnya itu. Sulli meringkuk memeluk lutut kecilnya. Ia terus-menerus menangis sembari menutup kedua telinganya. Tak membiarkan suara-suara deguman pukulan dan tamparan itu memasuki telinganya. Sulli gemetar ketakutan. Apa yang terjadi jika 1 orang melawan puluhan orang? Sulli hanya dapat menangis menyesali tindakan bodohnyaberlari ke tempat biadab ini dan membiarkan Minho berlari mengikutinya. Kini Minho seolah menyerahkan nyawanya pada Sulli yang lemah tak berdaya dan tak mampu berbuat apa-apa. Sulli merasa tak berguna, ia terus menangis dan berdoa. Air mata membanjiri wajah pucatnya. Hingga ia memberanikan diri untuk menggapai sebuah balok panjang yang terletak tak jauh darinya. Ia berdiri dan muncul dari tempat persembunyian dan....
KOSONG
Hanya ada tubuh-tubuh tak berdaya bergelempangan di rerumputan. Balok dalam genggaman Sulli jatuh begitu saja. matanya mencari-cari sosok Minho, namun ia tak dapat menemukan tubuh dan wajah Minho yang sangat ia kenali di hamparan rerumputan itu. Lutut Sulli semakin lemas, ia tak dapat menerima kenyataan jika Minho kemungkinan besar diseret ke markas para preman itu. Sulli sesegukan, tangisnya semakin menjadi-jadi.
“Apa yang kau cari?”
Sulli diam terpaku saat suara serak itu muncul dari belakangnya. Sulli mengenali suara itu, sangat mengenalinya. Sulli membalikkan tubuhnya dan mendapati Minho tengah berdiri timpang dihadapannya.
“Gwenchana?” tanya Minho setengah berbisik karena bibirnya yang tak bisa terbuka sempurna. Sulli terperangah tak percaya, mahkluk itu masih bisa bertanya apa dirinya  baik-baik saja saat pria ini sudah tak memiliki bentuk yang jelas.
BRRUUUK
Pertahanan Minho melemah, membuatnya jatuh tersungkur ke tanah. Sulli dengan cepat meraih Minho dan mendekap Minho dalam pelukannnya. Sulli menangis lagi, lebih kencang dari sebelumnya. Mendapati pria yang ia cintai babak belur dan tak memiliki tenaga lagi untuk sadarkan diri. 1 lawan puluhan orang. Inipun termasuk mustahil bagi seoarang mantan atlit seperti Minho menghadapi puluhan orang  hanya seorang diri. Apa yang membuatnya bertahan dengan luka yang lebih banyak dibandingkan preman-preman itu?
Mata Minho mengatup karena bengkak yang membiru. Hampir seluruh wajah minho menjadi biru karena pukulan bertubi, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya pecah. Sulli mengecup lembut bibir Minho, berharap luka-luka itu segera sembuh dan hilang dari wajah Minho.
Layaknya putri tidur yang terbangun karena sebuah kecupan, suara serak Minho muncul hanya untuk menyebut nama Sulli.
“Sulli-yaa...”
“O-oppa?? kau masih sadar??”
“Sulli-ya... kau terluka.” Minho meraih sudut bibir Sulli yang mengeluarkan darah akibat tamparan keras saat ia meronta dan mencoba membela diri. Minho meraihnya lembut dan membelai pipi Sulli yang tadinya menjadi sasaran tamparan preman bajingan itu. “Apa yang mereka lakukan padamu sebelum aku datang? Mereka menyakitimu?” pertanyaan bertubi meluncur dari tenggorokan Minho yang hampir patah karena cekikan salah seorang preman.
“Cukup. Jangan banyak bicara jeball.” Sulli memeluk Minho yang kini sudah tak berdaya lagi. Terus menangis dalam pelukannya. “Oppa Mianhae membuatmu terluka seperti ini. Mianhae, neomu Mianne.”
“Geure, lalu jangan pernah bertanya tentang pertanyaan konyol tadi karena kau sudah tahu apa jawabannya. Arachi?” ujar Minho lirih memkasakan dirinya untuk bicara.
“Ne... Hiks, aku akan selalu bertanya dengan jelas, bicara dengan jelas, dan tak ada lagi kesalahpahaman. Mianne oppa, jeongmal gomawo sudah datang dan menyelamatkan hidupku. Kau pelindungku oppa, gomawo, jeongmal goamawo.”
Satu lagi. Yang harus kau tahu, setiap manusia memiliki cara mereka sendiri untuk mencintai pasangannya. Kau jangan pernah heran dengan perilaku yang berbanding terbalik dengan perasaan yang manusia punya. Oleh sebab itu, kita harus bertanya untuk memperjelas apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan.
Sulli melupakan ucapan Siwon yang terakhir.  Manusia memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan cinta mereka pada kekasihnya. Inilah yang Minho lakukan. Yang tidak bersikap manis, yang terlihat tidak perhatian, yang sepertinya tidak peduli. Tapi kenyataannya, ia melindungi Sulli layaknya sebuah perisai yang mlindungi pemiliknya. Selalu berjalan di depan persis seperti perisai, kenapa Sulli baru menyadari ini?
Sulli tersenyum dalam tangisnya, ia adalah gadis paling beruntung di dunia, jatuh dalam pelukan seorang Minho yang merupakan malaikat penyelamatnya. Sulli mengecup ringan pelipis Minho.”Oppa, happy Valentine day... saranghae.”

1 bulan kemudian.
“Ehem...” Soojung berdehem membuat Sulli menghentikan senyumannya yang sedang mengembang. “Nampaknya Princess Sulli sedang bahagia. Wae? Apa kau semakin cinta dengan Prince Minho?”
Sulli tersenyum manis. “Dasar sok tahu.” Sulli mencubit kecil hidung mancung Soojung, membuat gadis yang lebih muda darinya itu menggembungkan pipinya manja.
“Apa yang terjadi belakangan ini? kau terlihat semakin cerah. Hubunganmu dengan Minho membaik?” Pertanyaan Soojung barusan cukup membuat Sulli terkejut, ia bahkan tak pernah bercerita perihal hubungan buruknya dengan Minho. menyadari tatapan aneh Sulli Soojung mulai salah tingkah. “Mi-Mianhae. Aku hanya menebaknya. Kau bertindak seolah aku tak bisa mengetahui keadaanmu. Tapi aku dapat membaca keadaan, kau merasa hancur sejak bebrapa bulan lalu, aku menduga itu pasti ulah Minho. sungguh, aku tak  bermaksud membuatmu...”
“Lalu kenapa kau berpura-pura tidak tahu?”
Soojung tersenyum kecil “Kadang kau hanya perlu mendengarkan hati kecilmu, sehingga aku putuskan untuk tidak ikut campur urusanmu. Aku terus membiarkanmu sampai kau bicara sendiri tentang masalahmu padaku. jadi itu benar? Tentang Minho oppa?”
Sulli mengangguk kecil membenarkan ucapan Soojung.
“Dan sekarang apa yang sedang terjadi? Sejak valentine, kau terlihat berbinar. Ia berubah? Ia menjadi lebih manis sekarang?”
“Aniy... Dia tidak berubah. Masih persis seperti dulu.” Jawab Sulli yang membuat Soojung down saat mendengarnya.   Sulli tersenyum lagi seraya menatap langit biru yang menjulang di atas keduanya  “kadang, kita tak perlu membuat orang lain berubah menjadi seperti yang kita mau. Kita hanya harus membuka diri dan menerima mereka apa adanya, menerima kekurangan juga bonus berupa kelebihan yang mereka miliki. Sejak tragedi di malam valentine itu, aku baru menyadari betapa manisnya Minho oppa. aku salah selama ini jika menarik kesimpulan bahwa pria manis adalah pria yang selalu mengucapkan kata cinta. Setelah malam itu, aku sadar pria termanis adalah pria yang mencintai kita dengan cara mereka sendiri.”

THE END

kekeke~~ anyyeong chingu-ya... author dev balik bawa FF Oneshoot pertama bikinan aku. gimana? abal banget kan? ini keburu banget bikinnya. maaf ya gaje dan lebay, maklum authornya juga gaje dan lebay #dor.
eh, makasih ya buat reader yang selalu komen dan dukung aku lewat twitter, bener loh... itu bagi aku udah kaya vitamin(?) bikin aku semangat nulis ff yang gaje dan tidak menarik ini. #dilemparBotolKecap 
dan maaf juga, untuk yang komen dan ga pernah aku balas, bukan keran aku ga baca tapi krena terlalu banyak yang harus dibalas. kalo aku balas semua, keriting dong jari  kaki tanganku. dan akhir kata, author mengucapkan maaf yang selebar-lebarnya, dan menngucapkan terima kasih sepanjang panjangnya (lebar x panjang = luas)
so, dont forget to leave a positive comment for me. okay? i love you chingu...



43 komentar:

  1. huahahah minho yg cool, sekarang ngak lagi donk, koplak ia tuh kodok,
    eh mirror mirror

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen yg berbobot sedikit dong... :-p

      #kabuuuuurrrr

      Hapus
    2. elah ajumma, heboh aja sih . biarin donk. :P
      mau bobot berapa kilo? :P

      Hapus
  2. "Manusia memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan cinta mereka pada kekasihnya. Inilah yang Minho lakukan. Yang tidak bersikap manis, yang terlihat tidak perhatian, yang sepertinya tidak peduli. Tapi kenyataannya, ia melindungi Sulli layaknya sebuah perisai yang mlindungi pemiliknya. Selalu berjalan di depan persis seperti perisai"

    huaaa minho oppa memang daebak ,mencintai n melindungi sulli eonni dng cara'a sendiri ...^^
    tp kasian oppa sampe harus berhadapan sama puluhan preman (T.T)

    ff'a keren bngt athornim, di tunggu ff daebak selanjut'a .. Hwaithing ^^

    BalasHapus
  3. Wahh Keren authornim.. dan satu dari pesan buat cerita ini.. setiap orang mempunyai caranya sendiri bagaimanan ia menunjukan bahwa ia menyayangi pasangan mereka... dan tak selamanya bersikap manis merupakan sesuatu untuk menunjukan kasih sayang.. Like this story authornim^^

    BalasHapus
  4. Minho bener" dingin bgt jd namjaa, tapi tetep nge indungin ssul apapun yang terjadi. Gapapaa, yang penting minsul tetap 1 (y) daebak min!(Y) happy val's day yaa! :D

    BalasHapus
  5. Waaahhh...
    Suka bgt sama ceritanya, cowok cool vs cewek bawel...
    Si cowok cuek bebek pdhl sbnernya peduli bgt... itulah cewek makhluk berperasaan dan cowok makhluk logika dan seringkali mengabaikan perasaan,,, seharusnya kt bs saling mengisi dlm suatu hubungan...
    So sweet dan romantis,,,

    Manusia memiliki cr sendiri untuk mencintai kekasihnya...

    Setuju bg eonnie... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahahaha. . Dasar. . Kaya punya perasaan aja lo joooo. .

      #EONCOM
      #MalesNgubahProfil

      Hapus
    2. tumben kata2nya berat bgt,
      huahahha emang punya perasaan :P
      #ikut2an :P

      Hapus
  6. keren, meski minho selama ini cuek tapi dia bener2 cinta sma sulli.. sampe2 dia rela di kroyok buat nyelametin sulli :)
    min ff yang true love in makawanisy chap selnjtnya knpa blum di post ?
    udah gaj sabar nih nunggu klnjutan ceritanya :)
    sukses selalu buat mimin :)

    BalasHapus
  7. aduh sedih tapi sosweet. banjir deh nih malem valentine T_T

    BalasHapus
  8. Wahhh tpuk tgan#prokprokprok
    Keren bgd thor ff nya....minho super duper cuek tp itulah yg buat minho jd lbh mnawan....
    Ahrnya sulli tau klo minho tuh cinta bgd ma dya...
    Suka bgd tuh ma kta"y setiap manusia punya cara sendiri untuk mencintai pasanganya...#cium author dev

    BalasHapus
  9. Devinaaaaa. . Eon lagi males ngubah profil. XD pake akun ini aja yak. :D

    Kirein Ming mao ngelakuin kaya yang di iklan tadi ke Ssul. Langsung cipok gitu biar diem. Lagi jadi cowo diem amat sih lu Ming. Cool sih cool, masa bales sms aja males. Cewe kan punya perasaan keleeees. XD

    Tapi eon suka kata2nya dev. Kaget tadi pas buka blog, ada yg ngepozt. Oneshot pula. :D

    Terus berkarya dev. Dan jangan lupa, itu Mirrors II ama TSC dilanjut. XD

    BalasHapus
  10. Sedih sekaligus romantis wkwk
    Aku sampe kehabisan kata-kata buat comment T_T
    Nice story authornim /applauses

    BalasHapus
  11. Sedih sekaligus romantis min :)нáàª;)нàâª:pнà᪪>:O:Dнàâ㪪:p#:-s

    BalasHapus
  12. Romantisnyaaaa :* tapi sedikit buat aku terhura(?) :'(
    Ming selama ini cuek sama ssul, tapi ternya dia bener2 cinta sma sulli, saking cintanya dia rela di kroyok sama preman2 yang gak seberapa itu buat nyelametin Baby :* aaaaa Ming is the best deh :D

    To Devina eonni: keren eon (y) super seper keren deh :) 100 jempol buat eonni :D dan kata-katanya itu loh eon.. ngena banget dihati :D

    BalasHapus
  13. bagus thor, kata,y manis beut hehhe

    BalasHapus
  14. aduuh bagusnya ff ini, cara lelaki menunjukkan sayangnya itu berbeda, di ff ini minho cuek tapi sayaaaang bgt sama sulli :')
    sulli juga jadi dewasa setelah sama minho, aih ff yg buat cemberut sama senyum2 sendiri nih

    BalasHapus
  15. Itu udh lebih dari kata sosweet thorr,,daebakk:). Minhoo kamu emng punya cara tersendiri udh mencintai sull:). Tetep sabar jugaa nih sull sama minho,tapi sullcjuga tau ternyata minho ito cowok romantis yg gak kaya cowo lain,tapi dengan caranya sendiri:):):):)

    BalasHapus
  16. Waaaaahhh so sweeeet, banget, bagus ko ff nya. Di tunngu ff lainnya

    BalasHapus
  17. Ya minho oppa dingin bngt sma sulli tapi minho oppa so sweet kekeke
    D tunggu ff lainnya eon :)

    BalasHapus
  18. Wah keren ff nya thor^^ kisahnya sm kaya aku pnya cowo dingin yg ga prnh romantis :( tp sebenernya dia syng :')
    Eh malah curhat,pokonya ini ff ngena thor i love it ;*

    BalasHapus
  19. Hmmm...kirain jwban minho yg sbener'a,,g'cnita m ssul,trnytaaaa....gtu,tpi cwe tu prlu prhtian uga x min,msa' di smsin,dingiinnn mulu..kn ksian sullli'a,and w suka bnget pesan trahkr dr ff nee,,

    BalasHapus
  20. Setiap org mempunyai cara nya sendiri untuk mengungkapkan cintanya .. Itu bener banget ..

    BalasHapus
  21. Daebak eonn,,
    Minho oppa so sweet :*
    Oh iya eonni,,
    Makawanisynya lanjut sih eonn :*

    BalasHapus
  22. ff minsul spesial valentine bner2 daebbak!!
    cerita berhasil bkin eonn nangis haru :')
    keke~ nice story ^^

    BalasHapus
  23. Suasana valentine bangett
    Wkwkwj si minooo cool banget.ampe
    Sibuk bangettt
    cie minsull yg terakhirnyaa wkwkwkw
    ^^

    BalasHapus
  24. Edeeeeewww ming lu mah udh kelewat bates diemnya -_- untung ssul sabar coba klo kagak udh diputusin lu(?) Ming yg dingin tp ttp slalu cinta dan perhatian dengan caranya sendiri eaaaaa ^_^ eonni ditunggu ffmu yg lain...

    BalasHapus
  25. hik hik ㅠㅠ
    baca beberapa paragraf pertama bikin aku berkaca-kaca.. Kenapa minho begitu dinginnya sm Ssul.. Apa minho ga cinta sm sulli? Aku jg bertanya2, sm seperti sulli.
    Ah tp, memang setiap org punya caranya sendiri untuk mengungkapkan cintanya.. dan biasanya, wanita lebih ingin dimanja dengan melakukan hal2 romantis.
    tp ketika tau kalau minho sangat mencintai sulli, bahkan menganggap sulli lebih penting dari nyawanya sendiri, bikin aku angkat topi..
    Choi minho is the great man for choi sulli. always, minsul forever..
    Awesome one shoot, love it thor^^

    BalasHapus
  26. bgus thor, keep writing ne, trus berkarya buat uri minsul, fighting !! ^^

    BalasHapus
  27. bagus eonni :)
    kirain endingnya minho oppa nakal romantis dikit :D

    BalasHapus
  28. Wah wah kasian betul km min,hehe tp gpp lah yg penting akhirnya bahagia,,,

    BalasHapus
  29. Smpai nyesek nah thor :''
    Ini kata2 di ff ini bener2 fantasy thor bener2 deabak :*
    Aku aja sampai banyak capture kata2nya soalnya bagus bgt buat untuk dimengerti dan jd pljaram buat yang baca
    Ccok thor buat novel aja
    Sekali lagi deabak ff'nya
    Ditunggu thor ff berikutnya :*

    BalasHapus
  30. Smpai nyesek nah thor :''
    Ini kata2 di ff ini bener2 fantasy thor bener2 deabak :*
    Aku aja sampai banyak capture kata2nya soalnya bagus bgt buat untuk dimengerti dan jd pljaram buat yang baca
    Ccok thor buat novel aja
    Sekali lagi deabak ff'nya
    Ditunggu thor ff berikutnya :*

    BalasHapus
  31. Minho oppa sama banget kyk namjachinguku...cuek bgt...*curhat #plak *abaikan*
    Sulli sabaar bangeet yaa,akhirnya sulli menyadaru bahwa minho mencintainya :D

    Aahh nyesel baru baca ffnya sekarang,mianhae ne :D
    Daebaaak bangeet ffnya...
    Ditunggu ff selanjutnya^^
    Fightiing saeng :*

    BalasHapus
  32. huaaaa,,
    ini impianku waktu kuliah.. pengennya pnya pacar yang dingin tapi sebenernya punya rasa sayang yang besaaaaarrrr sekali..
    kebayang ini beneran so sweeeeeeettttt..
    diriku sempat meneteskan air mata, haahaa #lebay

    aku suka deh ceritanya..
    bikin yang lain lagi ya thorrr..
    fighting.. ^^

    BalasHapus
  33. Wushh keren !! Sempet ngira kalo minho tuh emg dingin, tapi romantis bagettttttt..
    Gomawo author...

    BalasHapus
  34. meski ga sweet beneran.. awalnya kesel juga sih aku sama bang ming sifatnya.. #sama ya kaya sull hehehe

    tapi pas tau apa yg terjadi di end nya,, debak banget, sweet ebih leboh sweet dari apapun

    BalasHapus
  35. eonn gilaa ini keren banget haha. aku awalnya udah mencak2 aja pas minho oppa ga jelas gitu dan ngomong sendiri udahlah mereka putus aja kasian ssulnya ehhh gataunya hahaha gila pokoknya ini keren bangetttt aku juga pengen kayak ssul eonnie:( hehe tsc sama mirror lanjut dong eon. btw covernya keren!!! ^^

    BalasHapus
  36. lucu sulli dicuekin terus sama minho ,tapi gak disangka-sangka minho se so sweet itu .

    BalasHapus
  37. kerenn bangettt..
    sering-sering aja eonn bikin ff kayak gini.. gak tau deh mau ngomong apa lagi, pokoknya keren banget. :)

    BalasHapus
  38. huwah emang iya emang minho oppa manis banget sulli eonnie :)

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template