True Love In Makawanisy [Chap 22]

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 22]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | Kwon Yuri

Genre : Romance, Comedy

Lenght : Chaptered

Rate : 15



TRUE LOVE MAKAWANISY (chapter 22)

~AUTHOR POV~

 Hari itu Sulli datang mengunjungi Minho, untuk sekedar mengantar bekal makan siang yang sudah terlanjur di masaknya. Namja yang telah menjabat sebagai presdir muda tersebut sangat terkejut dengan kehadiran Sulli yang muncul tiba-tiba tanpa memberi tau terlebih dahulu.

“Sulli-a” tanya minho mengalihkan pandangan dari layar monitor kearah Sulli. Yeoja tersebut hanya tersenyum manis sambil menyerah kan sebuah tas merah yang ia gunakan sebagai tempat kotak bekal.

 “Ige mwoya?” ucap Minho bingung.

 “Buka lah.. lihat saja sendiri”

 Namja tersebut pun mulai membuka wadah tas merah itu dengan hati-hati. Saat melihat dalam tas itu adalah kotak bekal makanan ia semakin gesit membukanya.

 “Mie rumyeon?” ucapnya tak percaya sambil menatap Sulli, yeoja tersebut hanya mengangguk kaku dan gugup, sebenarnya ia malu saat itu.

 “Makanlah, aku sudah terlanjur membuatnya. Akan sangat sayang jika di buang” jawab sulli malu-malu.

“NE.. jika kau berani membuang mie rumyeon ini, kau berurusan dengan ku” Sahut Minho lagi yang sukses membuat Sulli tertawa renyah. Tawa yang menawan dengan kesan keimutan yang luar biasa. Deretan gigi putih dan cantik menghiasi tawanya saat itu. Minho memandang dengan tatapan teduh sambil menyunggingkan senyum manis.

“Aku bahkan merasa ini benar-benar pernikahan sungguhan, begini kah rasanya menjadi sesosok suami yang di perhatikan. Kenapa rasanya bahagia sekali. MWO?? apa kata ku tadi. Haisssssh it’s danger, Minho, D.A.N.G.E.R” batin namja tersebut dalam hati tanpa mengalihkan pandanganya dari sosok Sulli.

 “ Geundae, mulai sekarang aku tidak akan lagi menyia nyia kan kebersamaan ku dengan mu saiko. Sebelum nantinya kita benar-benar bercerai, menjalankan keputusan yang telah di sepakati dari awal” lanjut nya lagi, tersirat jelas dari sorot pandangan teduhnya itu merasakan kenyamanan atas perilaku sulli belakangan ini, yang benar-benar menunjukan sisi feminim serta keibuanya. Sosok yang Minho butuhkan untuk melengkapi kekosongan nya , semenjak ia menyandang status anak piatu.

 “Wae oppa... Apa kau tidak suka? Apa aku mengganggu mu?” tanya Sulli takut-takut dengan wajah inoncent menyadari mata Minho yang terus menatapnya.

 “Ani... aku hanya kaget akan kedatangan mu yang tiba-tiba ini”

 “Eoh? Aku semenakutkan itu ya? Apa aku terlihat mengerikan hingga mengaget kan mu?” Minho tersenyum geli mendengar pertanyaan Sulli.

 “Anieyoo... hanya aneh saja”

 “Aneh ?? Aneh dengan ku maksud oppa?” tanya Sulli bingung, Minho hanya diam sambil tersenyum.

 | Aneh dengan perasaan bahagian ku, saat kau datang mengantarkan bekal, batin namja itu dalam hati |

 “Lalu apa? Katakan lah” ucap Sulli memaksa dengan nada penasaran.

 “Anu... aneh saja kau datang membawakan ku bekal, sudah seperti istri sungguhan”

 “Bukannya aku memang istri oppa” ucap nya lirih, walau samar tetap terdengar, Minho menaikan 1 alisnya.

 “Apa aku begitu tampan ya. sehingga menyebabkan mu grogi seperti itu” namja itu mencoba menggoda dengan tatapan nakal tanpa ekspresi.

“MWO YAAAA....? Haiiiiiissssh sudahlah kalau tidak mau mie rumyeon nya aku bawa pulang kembali” Sulli berusaha meraih rumyeon yang telah di buat nya tadi, namun dengan sigap pria tampan itu meraih pergelangan kecil nya.

"Lihatlah... kau bahkan terlihat grogi” lanjut Minho lagi dengan nada pelan dan datar sambil bersmirk evil.

 “OPPA.....” Sulli hampir menangis takut perasaan nya terbaca, perasaan seperti apa pun ia tidak tau. Yang jelas ia tidak ingin Minho menyalah artikan perhatianya itu, ia takut malu, ia takut terlalu berharap.

 “Aku hanya bercanda. Duduklah... !! Perut ku sudah sangat lapar. Kau datang pada saat yang tepat” ucap namja itu sambil meraih sumpit dan mulai menyantap hidangan di hadapanya . Sulli tersenyun puas, ia berfikir kedatangan nya tak sia-sia.

 “Emmmm... masihtaaa” tukas Minho. Lagi-lagi Sulli tersenyum. Mata yeoja itu mulai menerawang kearah ruangan berdesain minimalis yang luas dan mewah tersebut. Namun ia sudah tak terkejut lagi melihat kemewahan seperti itu, mungkin sudah terbiasa. Karena tempat tinggal nya saat ini adalah sebuah istana yang bahkan jauh lebh mewah dari ruangn kerja presdir Makawanisy.

Ketika tengah asik menatap setiap sudut ruangan tersebut, mata Sulli tertuju pada sebuah frame foto yang menggambar kan seorang wanita muda cantik dan seorang anak lelaki tampan. Di dekatinya frame itu, ia melihat dengan seksama foto yang ada di dalam nya.

 | Anak lelaki ini seperti sudah tidak asing lagi untukku, batin Sulli dalam hati |

 | Lalu wanita muda ini siapa? Ia bahkan terlihat sangat cantik. Apa kah wanita ini yeoja minho? Dan anak ini adalah putra nya. Omo... jadi minho sudah pernah menikah?, tanya nya lagi pada diri sendiri |

 “Itu eomma ku.... dan anak kecil di pangkuanya itu adalah aku” Minho seolah mampu menerawang pikiran Sulli, bahkan ia berkata seperti itu tanpa mengalihkan kefokusan nya pada rumyeon yang tengah ia santap. Mendengar ucapan namja tersebut Sulli hanya bisa mengangguk lega.

 “Ah aku kira ini istri dan putra nya?”

 “oh lalu kenapa kalau ini anak dan istrinya. Kenapa aku tidak suka?” ia menggeleng gelengkan kepala berusaha mengkontrol perasaan nya saat itu.

“Annyeong eomma... aku Sulli menantu mu, mian nae sudah berburuk sangka ” ucapnya dalam hati sambil membungkukan badan 90 derajat, Sulli tak menyadari sepasang mata tengah mengawasi nya sambil berdecak pelan.

“Apakah... sudah selesai?” tanya yeoja itu ketika melihat Minho yang mulai meneguk air mineralnya

 “Emmm, aku sudah sangat kenyang. Gomawo untuk rumyeon mu” yeoja itu hanya tersenyum kemudian melangkah menuju meja namja tampan tersebut. Mulai di susun nya kembali kotak bekal yang telah kosong kedalam tas merah tadi. Melihat kesibukan Sulli itu mata Minho seolah tak berkedip, mendadak darahnya berdesir begitu saja

“Apakah kau akan langsung pulang?”

“Euuum? Sebenarnya aku merasa kesepian di rumah sebesar itu sendiri. Tapi aku akan pulang karena oppa butuh kefokusan untuk mengerjakan pekerjaan-pekarjaan itu kan?” jawab Sulli dengan inoncentnya

“Ani... tetaplah disini. Kita pulang bersama saja. Hari ini aku pulang agak larut, ada meeting yang harus ku hadiri.  Nanti kau ketakutan di rumah sendirian sampai malam tanpa teman. Untuk itu tetaplah disini, aku akan segera kembali” saran namja itu dengan seriusnya. Bahkan Sulli tak menyangka jika kata-kata itu langsung di ucapkan oleh namja tampan tersebut, ia masih belum bisa percaya hubungan nya dengan Choi Minho bisa sedekat ini, padahal dari awal pertemuan mereka selalu berkelahi.

“Kenapa kau diam? Kau tetap ingin pulang duluan?”

 “Ani.. ani... aku akan menunggu oppa disini” jawab Sulli  cepat. Minho pun tersenyum mendengar nya, tak lama setelah itu ia kembali sibuk dengan layar laptopnya. Jari-jarinha nya meluncur lincah pada setiap keypad laptop itu. Sementara Sulli hanya bisa duduk di sebuah sofa yang terletak di tengah ruangan, sambil menatap Minho dari kejauhan. Tak bisa di pungkiri namja bermarga Choi itu semakin terlihat beraura ketika sedang serius.

“Pantas jika kau digilai banyak wanita... wajah mu itu kadar ketampanan nya sangat berlebihan” batinnya dalam hati sambil menatap lurus kedepan.

 Akhirnya Karena tak tau harus melakukan apa, sulli merebahkan dirinya di sofa itu. Tak perlu menunggu lama. Dunia nya telah berganti dengan dunia mimpi.

‪#‎Setengah‬ jam kemudian#

“Sulli-a, jika kau bosan kau boleh membaca buku-buku biografi penulis terkenal di rak itu. Mereka adalah penulis-penulis dari Makawanisy yang karya nya telah di terima dunia” ucap Minho mulai bersiap diri untuk menghadiri rapat penting. namun tak ada jawaban.

 “Kau mendeng...” kata-katanya terhenti tatkala melihat yeoja itu telah tertidur pulas di atas sofa dengan dengkuran halus.

 “Ckckc.... tidak sopan sekali tidur tanpa izin” ucapnya kesal, di hampirinya posisi tidur Sulli saat itu, kemudian ia berlutut mensejajarkan posisi nya.

 “Kau lelah ya?” Minho mencolek pelan hidung mancung Sulli.

 “Baiklah kau boleh tidur sepuasnya sampai aku selesai meeting” lanjutnya lagi sambil menyelipkan kan rambut yeoja itu ketelinga. Kemudian ia melepas jas hitam nya guna menyelimuti tubuh ramping gadis manis pemilik nama lengkap Choi Sulli tersebut.

“Aneh ya... dulu kita selalu berkelahi dan penuh dengan cek cok. Tapi sekarang lihat lah, sangat berbanding lurus. Kau tau? Setiap kali ada di dekat mu aku merasa senang sekaligus takut. Entah senang karena apa? Dan entah takut karena apa Juga? Aku tidak tau. Namun aku percaya dan baru mengenal sisi mu sesungguhnya, kerinduan ku pada eomma mulai terobati semenjak kau memperhatikan ku” ucap Minbo lirih, sejurus kemudian ia mendaratkan bibir manisnya ke kening Sulli.

 “gomawo” ungkapnya tersenyum.

“Mian seojangnim... meeting kita sudah akan di mulai” seseorang yang tidak tau kapan muncul nya tiba-tiba saja berkata seperti itu. Dia adalah Kwon Yuri sekretaris Minho.

“Kenapa kau muncul tiba-tiba tanpa mengetuk pintu lebih dulu?” ucap Minho kesal sambil berdiri.

 “Mian seojangnim... aku tidak tau jika di dalam ruangan mu ada Sulli-shi” jawab Yuri berbohong.

 “Ada atau tidak ada dia seharusnya kau bersikap sopan, jangan asal nyelonong masuk saja” tegas namja itu lagi, Yuri hanya bisa menunduk sambil mengepal tangan nya menahan emosi yang luar biasa. Emosi dan cemburu, bagaimana tidak. ketika ia masuk kedalam ruangan namja yang sangat ia cintai, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri namja itu tengah mencium kening yeoja yang telah menjadi istri nya bulan lalu. Choi Sulli, mantan office girl makawanisy.

“Siapkan saja semua nya. Aku akan segera datang” Yuri pun pergi meninggalkan ruangan itu dengan hati yang panas.

 “Jaljayo saiko.... mian sudah mencuri ciuman di kening mu. itu tanda terimakasih ku atas rumyeon mu hari ini” ungkap nya sambil beranjak keluar menuju ruang rapat, tanpa mengenakan jas.

‪#‎SKIPP‬...

 Senja sempurna bermetamoforsis menjadi petang. Minho yang telah selesai menghadiri rapat panjang nya mulai kembali keruangan kerja. Sesampainya di dalam dilihatnya Sulli telah duduk manis sambil membaca sebuah buku terbitan makawaniisy.

 “Kau sudah bangun?” tanya nya pelan dengan wajah lelah sambil melangkah mendekati Sulli. Atas kemunculan yang tiba-tiba di tengah keseriusan membaca, sukses membuat keterkejutan pada diri yeoja itu.

 “Ahhhh... aku kira siapa. Kau mengejutkan ku Oppa”

 “Mian... memangnya kau sedang apa?” tanya minho penasaran .

 “Ige, aku membaca biografi Park Hee Gi, salah satu penulis yang karya nya ku idolakan”

 “Dia memang sangat berbakat, tidak seperti mu yang hanya pandai menulis kata-kata aneh sepenggal sepenggal. Karya macam apa itu” kalimat beruntun dari mulut Minbo itu sukses membuat Sulli kesal. Dengan segera ia mempout kan bibir manisnya tanpa berucap sepatah kata pun.

“Aku hanya bercanda... wajah mu jelek seperti itu, kajjah kita pulang” namja tampan itu menarik lembut pergelangan kecil Sulli.

 “Oh... oppa tangan mu dingin sekali. Kau sakit?” tanya Sulli khawatir sekaligus takut, mengingat ucapan Minho tempo lalu yang mengatakan bahwa ia akan berubah agresif jika sedang kedinginan.

“Ani... sepertinya aku kelelahan, ini hanya gejala flu” jawab namja itu dengan suara sedikit parau. Sullli menatap nya tak percaya.

 “Aku bilang tidak apa-apa ayo pulang” akhirnya keduanya pun melangkah keluar, masih banyak pegawai Makawanisy saat itu, karena hari ini memang jam kerja lembur seluruh karyawan menjelang penerbitan buku baru.

 Saat Minho dan Sulli keluar oranv-orang yang ada di Makawannisy hanya bisa membungkuk 90 derajat tanda hormat mereka.

 #SKIPP~mobil~

“OPPA... memangnya tadi rapat apa sampai sebegitu larutnya?” tanya Sulli penasaran.

 “Itu akan terjadi setiap kali Makawanisy akan meluncurkan buku baru. Semua harus di siapkan dan di proses sematang mungkin, agar terbitan kami bisa di terima luas oleh pasar dunia” suara Minho semakin terdengar serak.

 “Lalu... tadi yang memimpin rapat itu oppa?”

 “Menurut mu siapa? Aku ini presdir tentu saja aku yan menghandle semuanya”

 “Pantas saja,,,,,”

 “Pantas apa?”

 “Suara oppa sudah seperti Keroro... serak2 basah”

 “Mwoyaa.....?” ucap Minho kesal mendapat ejekan dari Sull, yeoja itu hanya tersenyum memerkan gigi putihnya.

 “Aku hanya bercanda...” sahut Sulli mengikuti ucapan Minho yang selalu di utarakan padanya.

 “Kau ingin balas dendam?”

 “Ani... aku hanya ingin membalasmu saja... hehehe” Minho menggeleng gelengkan kepala mendengar ucapan yeoja di sebelah nya itu. Selepas memimpin rapat tubuh namja itu memang mulai menunjukan gejala tidak enak, seperti hendak demam. Mungkin karena efek lelah nya yang terlalu fokus menyiapkan segala sesuatu seperfect mungkin.

 #SKIPP

 Mobil ferarri mahal itu telah terparkir manis di halaman rumah besar hunian MINSUL. Sedari tadi namja itu hanya diam tanpa suara, bahkan kini wajahnya terlihat pucat.

“Hah... sampai juga” ucap Sulli dengan semangatnya sambil membuka pintu mobil. Disusul oleh Minho yang keluar setelah Sulli.

Mereka melangkah masuk kedalam, Sulli mulai menghidupkan lampu ruang tengah agar terlihat terang. Ketika hendak berjalan menuju dapur langkah Minho mulai goyah seperti orang mabuk, sadar akan hal itu Sulli segera membopohnya. Berat, sangat berat itu yang ia rasakan.

 “Oppa gwenchona? Omo kau sangat panas, kau sakit oppa?” tanya Sulli panik masih memegangi tubuh jangkung Minho.

 “Mollayo Sulli-a. Kepala ku ini rasanya sakit sekali, mungkin karena terlalu lama menghadap layar laptop” gumam minho samar-samar.

 “Ayo aku bantu, kau pasti kelelahan” Sulli mengalungkan salah satu tangan Minho kelehernya. Kemudian mereka beranjak menaiki anak tangga menuju kamar .

Sesampainya di kamar Minho, namja itu langsung merebahkan diri di atas king size tanpa melepas sepatu dan seragam kerja. Dengan perlahan Sulli membuka sepatu dan kaus kaki Minho, di tatapnya namja itu yang sudah pucat sambil memejam kan mata.

“Eottoke,,,??” tanya Sulli panik. Sesaat kemudian langkahnya menuju lantai bawah untuk menyiapkan kompres, tak menunggu waktu lama ia sudah kembali menemui Minho. Di letaknya sebuah handuk basah lembab yang telah ia celupkan ke air dingin. Minho hanya menggeliat dengan wajah tak berdaya.

 “Oppa... ige minum lah dulu” ucap yeoja itu lagi sambil mencoba membangunkan Minho dari tidurnya, setelah itu ia memberikan 3 butir obat penurun panas. Selesai menelan obat tersebut Minho kembali membaringkan tubuhnya. Mata nya yang sejak awal terpejam mulai membuka perlahan. Di tatapnya lekat-lekat wajah Sulli yang terlihat panik saat itu.

 “Apakah aku telepon Kai oppa saja supaya dia bisa mengobatimu?” tanya Sulli cemas. Minho hanya menggeleng pelan.

 “Obat tadi sudah cukup” jawabnya sambil tersenyum

“Oppa tidurlah... semoga besok pagi demammu turun, kau tidak boleh terlalu memaksakan diri untuk bekerja jika tubuh mu sudah tidak sanggup. Lihat lah sekarang, kau sakit kan. Kita hanya berdua dan aku bukan dokter, jika kau sakit seperti ini aku bingung harus bagaimana. Aku hanya bisa melakukan hal-hal umum saja yang biasa di lakukan seseorang untuk meredakan demam. Mulai besok dan seterusanya oppa harus bisa membagi waktu untuk kerja dan istirah...” cuppppp.... ucapan Sulli terhenti tatkala Minho mengangkat kepalanya tiba-tiba dan mendaratkan bibirnya di bibir Sulli yang tengah mengoceh * Omo... (O_O)* terkejut itu yang Sulli rasakan, Choi Minho telah mengambil first kiss nya.

 “Gomawo.... aku akan mengikuti kata-katamu. Tidurlah... Jangan sampai kau sakit juga” gumamnya lagi sambil tersenyum ke arah Sulli dan kembali memejamkan mata.

“Dingin dan agresif, sepertinya itu memang penyakit permanent Minho oppa” batin Sulli masih tak percaya sambil memegang bibir nya.  Ia menggeleng pelan untuk menstabilkan kegugupan nya saat itu. Kemudian membetulkan posisi selimut Minho.

 “Jaljayo oppa” tukas n ya lagi sambil tersenyum manis.

~TBC to chapter 23~

Yaaaaak. . Jangan lupa tinggalkan komentar Readerdeul. Gamsa #bow ^^