Main Cast : Choi Minho, Choi Sulli, Lee Taemin, Jung Yunho
Author : Dina Matahari
Genre : Comedy, Romance
Length : one shoot
Rating : General
FOREWORD
Sulli berbaring di rumah sakit 7 hari, ia mulai bosan dan putus asa
karena tak ada seorangpun yang menceritakan apa penyakitnya. Karena marah dan
kesal, ia sering mencaci suster dan menolak makan obat. Sikapnya menjadi perbincangan
di rumah sakit tersebut. Tak ada yang menyukai Sulli karena sikap manja dan
pemarahnya. Suatu hari sikapnya tiba-tiba berubah 180 derajat. Ia menjadi
pasien yang tenang dan patuh pada semua aturan dokter. Semua bertanya-tanya,
apa yang membuatnya berubah ?
Ide cerita ini muncul ketika saya ada di rumah sakit.
Saya tulis untuk sekedar berbagi khayalan
orang sakit. Bagaimana kalau kau terbaring sakit, tiba-tiba tanpa diduga dokter
yang memeriksamu
setampan Choi Minho ?
Itulah yang didapatkan Sulli !!
Tetapi setelah
tahu siapa Choi Minho…Sulli berharap ingin cepat-cepat meninggalkan rumah
sakit. Kira-kira mengapa, ya ??
“ Jangan sentuh aku !!” Sulli melempar kotak tissue ke
arah perawat yang hendak memeriksa suhu tubuhnya. Perawat yang dilempar itu
mundur beberapa langkah.
“ Sulli-yah…tenanglah !!” Taemin melangkah mendekati
adiknya yang histeris.
“ Aku tak mau diperiksa lagi ! Aku mau keluar dari
sini !!”
Taemin mendekap tubuh Sulli yang berusaha turun dari
tempat tidur,”Shht…tenanglah, mereka hanya melakukan tugasnya. Tak akan
menyakitimu. Percayalah sama oppa !!”
Setelah merasakan tubuh adiknya mulai tenang, Taemin
melepas dekapannya. Penuh kasih sayang ia mengusap rambut Sulli.
“Kalau kau bersikap begini terus, kau akan semakin
lama di sini. Kau tahu kenapa ? Karena kau tidak akan pernah sembuh-sembuh !
Sekarang biarkan mereka melakukan tugasnya ya, sayang ?”
Sulli akhirnya mengangguk dengan wajah tidak senang.
Ia memelototkan matanya pada perawat
laki-laki yang kini brdiri di sisinya. Ia melirik papan nama yang tersemat di
dada sebelah kanannya.
“ Jadi namamu Luhan. Awas kalau kau menyentuhku
macam-macam. Aku pastikan ayah akan memecatmu !”
Perawat berwajah tampan itu terlihat menahan nafas.
Tanpa banyak bicara ia melakukan tugasnya, menulis catatan dalam papan yang dibawanya.
“ Miss Sulli, ini obat yang harus anda makan..semoga
lekas sembuh.” Katanya sebelum meninggalkan ruangan.
Setelah melihat perawat tersebut keluar, Taemin
memencet hidung adiknya.
“Kau tak boleh begitu Ssul… Memang appa direktur rumah
sakit ini, tetapi bukan berarti kau bisa seenaknya kepada mereka yang bekerja
di sini.”
“ Oppa, sebenarnya aku ini sakit apa ? Mengapa harus
berhari-hari di rumah sakit ini ?”
“Kau tidak usah memikirkan apa penyakitmu. Kau sudah
ditangani dokter terbaik di sini. Biarlah mereka yang memikirkan penyakitmu.
Yang penting kau makan obatnya, kau ikuti saran mereka supaya bisa cepat keluar
dari sini. Nah, sekarang katakan pada oppa bagaimana perasaanmu ?”
“ Buruk.” Jawab Sulli dengan cemberut.
“ Wae ??”
“ Aku merasa sehat dan bisa melakukan aktivitas
seperti biasa. Mengapa dokter Yunho masih menahanku.”
“ Kondisimu belum stabil, Ssul. Dokter Yunho cemas,
bila tiba-tiba kau mengalami serangan seperti kemarin. Apa kau mau pingsan saat
beraktivitas ?“
“Oppa tolong tanyakan, kapan aku bisa keluar dari
sini. Aku rindu untuk bertemu teman-temanku. Aku rindu rumahku, kamarku,
kampusku…”
“Ya, oppa mengerti. Sekarang kau makan obatnya. “
Taemin memberikan obat dalam wadah kecil. Ada lima macam obat yang harus
ditelannya. Tiga kali dalam sehari. Sulli menelan ludahnya, ia sampai ingin
muntah melihat kelima benda kecil itu. Ia benar-benar sudah bosan harus
memakannya. Apalagi ia termasuk orang yang paling sulit memakan obat.
“Oppa…apa aku harus memakannya sekarang ?”
“ Ya.” Jawab Taemin, tiba-tiba ponselnya berbunyi,
“Makanlah obatnya Sulli, oppa menerima telepon dulu di luar.”
Sulli tertawa senang, perlahan ia duduk dan mengeluarkan sebuah amplop dari bawah ranjang
besi tempatnya berbaring. Obat-obatan itu dimasukkan ke ampolp tersebut bersama
dengan obat yang dulu. Setelah itu ia menutup amplop dan meletakkan kembali di
tempat semula dengan menggunakan lakban. Lakban tersebut dimintanya dari Luna
ketika datang berkunjung. Setelah yakin
semuanya aman, Ia kembali ke tempat tidur dan membaringkan lagi badannya. Untuk
menghilangkan kecurigaan ia minum setengah gelas air putih yang ada di meja
kecil di sebelah ranjangnya. Itulah yang sering dilakukannya , karena memakan
obat itu akan membuat perutnya tidak enak, mual dan pusing.
Taemin kembali
memasuki ruangan , mengecek
kembali keadaan adiknya.
“ Mana obatnya ?”
“Sudah dimakan, Taemin oppa. Sekarang aku mau
tidur.”
“ Baiklah, kalau begitu istirahatlah. Oppa akan menunggu Eomma di ruang tunggu .”
Hujan turun sejak senja, itu dapat dilihat Sulli
melalui jendela ruangan tempatnya dirawat. Ia hari itu harus kecewa karena
sahabat-sahabatnya tidak bisa datang menengok. Akibat kebosanannya, ia seperti
biasa memperlihatkan sikap manja dan keras kepalanya dengan memarahi setiap
perawat dan tamu yang masuk ke
ruangannya.
Tingkahnya itu menjadi bahan perbincangan antar
perawat, Mereka paling enggan memasuki kamar Sulli karena kata-katanya yang
tajam dan terkadang mendatangkan teguran dari suster kepala. Mungkin karena dia
anak direktur rumah sakit, maka ia ingin perlakuan lebih.
Waktu sudah menunjukkan hampir jam dua belas malam.
Sulli bergerak dengan gelisah di ranjangnya. Akibat tadi siang ia tidur terlalu
lama, ia kini tidak bisa memejamkan mata. Tiba-tiba ia merasakan kehadiran
seseorang di kamarnya.
“Eomma??”
Tak ada jawaban.
“Taemin Oppa ??”
Tak ada jawaban.
Sulli akhirnya menyingkap tirai yang mengelilingi
ranjangnya untuk mengetahui siapa yan telah masuk ke kamar tempatnya dirawat.
Ia terkejut ketika melihat seorang dokter yang berdiri memunggunginya sedang
memeriksa papan yang tergantung di kaki tempat tidurnya. Ia terheran-heran,
karena sekarang bukan jadwal periksa dokter. Diam-diam ia memperhatikan sosok
dokter itu. Tubuhnya tinggi dangan bahu yang lebar. Ketika sosok itu berbalik
dan melihat ke arahnya, jantung Sulli terasa akan berhenti “
“OMG… dia tampan sekali !! “ batin Sulli .
Ia baru melihat seorang dokter yang berpenampilan
seperti seorang actor . Rambutnya yang berponi menutup sebagian dahinya.
Matanya bulat besar, hidungnya mancung dan giginya tampak mengintip dari balik
bibirnya yang indah. Senyumnya sangat menawan. Ia tampak berwibawa dengan
stetoskop yang menggantung dan jas dokternya yang mencapai sepanjang lutut.
“Halo Sulli , bagaimana perasaanmu malam ini ?”
Suaranya dalam dan berat, membuat bulu romanya
berdiri. Bagaimana mungkin rumah sakit ayahnya memiliki dokter yang begitu
menawan ? Dan mengapa ia baru muncul sekarang ?
Omo !! Dokter tampan itu tersenyum padanya. Dengan
wajah setampan itu seharusnya ia ada di layar televisi bukan di rumah sakit.
“Siapa kau ? Kau dokter baru, ya ? Aku tidak pernah
melihatmu di sekitar sini.”
“ Oh ya, saya memang baru mengalami pertukaran tugas.
Saya biasanya bertugas di bagian lain . Baru pertama ini saya bertugas di tempat VIP. Nama saya Minho….Choi Minho !”
Dokter tampan itu menunjuk papan nama di
dadanya.
“ Mengapa memeriksa jam ini ? Ini sudah hampir jam dua
belas malam.”
“Saya kebetulan piket, dan saya berkeliling untuk
mengetahui kondisi pasien di sini. Saya harus mempelajari kondisi mereka dari
catatan-catatan yang ada. Dan mengapa kau belum tidur, ini sudah terlalu
larut. Seharusnya kau beristirahat.”
“ Aku tertidur lama siang tadi, jadi sekarang tidak
bisa tidur. Aku pikir tadi kau adalah ibu dan kakak ku.”
“ Baiklah Sulli, sekarang istirahatlah , Saya akan
berkeliling lagi.”
Sulli tiba-tiba teringat sesuatu,” Dokter Minho,
bolehkah aku bertanya sesuatu ?”
“ Ya ??”
“ Sebenarnya, aku sakit apa ?”
“ Saya lihat
penyakitmu yang sebenarnya adalah ini !!”
Dokter tampan itu mengacungkan sebuah amplop yang
dikenali oleh Sulli. Ia terkejut, bagaimana mungkin dokter itu tahu
kebiasaannya menyembunyikan obat di amplop, pada hari pertamanya bertugas? Ia
merasa wajahnya perlahan memanas , pasti akan terlihat merah karena malu.
“ Kalau kau tidak punya penyakit membuang obat,
penyakit fisikmu akan sembuh dengan cepat.”
“Bagaimana kau tahu dok ??”
“ Tak ada yang luput dari pengamatan saya Sulli.
Karena sekarang saya akan datang terus dan memeriksa sudut-sudut kamar ini
untuk memastikan obat yang diberikan kau makan dengan baik. Karena itu, mulai
besok makanlah obatnya dengan baik. Oke ?”
Sulli mengangguk seperti anak kecil.
“ Sekarang tidurlah.” Dokter itu menghampirinya,
menyuruhnya berbaring dan tanpa perlawanan Sulli menuruti apa yang
dikatakannya. Saat kepalanya mengenai bantal, tangan dokter itu bergerak ke
arah rambutnya. Sulli merasakan dadanya berdebar ketika merasakan tangan itu
membelai puncak kepalanya.
“Sekarang tidurlah, kau harus istirahat supaya besok
merasa lebih baik.”
Sulli tersenyum, matanya tak lepas menatap wajah dokter muda yang ada di
hadapannya. Ia ,merasa matanya sangat indah, hangat tetapi seperti menyimpan
rahasia. Perasaan nyaman menyelimuti hatinya, dan ia merasa kantuk tiba-tiba
memberati matanya. Sulli akhirnya tertidur dan ia masih merekam senyuman dokter
tampan itu sebelum jatuh ke dunia mimpinya.
-----------------------------------
Begitulah, hampir
setiap malam Sulli mendapat kunjungan dari dokter Minho. Ternyata dokter
itu di VIP hanya sebagai dokter jaga saja, karena siang hari yang datang
memeriksanya selalu dokter Yunho. Karena kunjungannya itulah , Ia merubah sikap
dan kebiasaan buruknya. Ia tidak tahu kalau perubahan itu membawa hasil positif
pada tubuhnya. Badannya yang biasa lemas dan sering pusing, berangsur lebih
segar dan membaik. Wajahnya yang biasanya pucat sekarang sudah terlihat segar.
Sulli tidak tahu apakah itu pengaruh obat yang dimakannya ataukah karena
pengaruh dokter muda dan tampan itu ? Dokter Choi Minho.
Hampir setiap malam dokter itu memeriksa setiap sudut
kamarnya. Setelah itu ia akan duduk sebentar dan mengajaknya ngobrol. Banyak
yang mereka bicarakan, tetapi selalu Sulli lupa menanyakan alamat dokter itu.
Dan malam ini dalam kunjungannya, Sulli berniat menanyakan alamat dokter itu
karena menurut kabar terakhir dari ibunya, dia besok lusa sudah bisa
meninggalkan rumah sakit.
Sulli melihat kakaknya yang sedang membaca buku di
sofa ruang rawat inapnya mulai gelisah. Ia tidak mau kakaknya tahu kalau ia
sedang menunggu seseorang. Biasanya dokter itu akan datang kalau di kamarnya
hanya ada dirinya saja. Dan ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa tidak
boleh seorang dokter mengunjungi dan berlama-lama mengobrol dengan pasiennnya.
Itu bisa dimengerti, karena ketika mereka ngobrol waktu akan cepat berlalu.
Sehingga terkadang mereka mengobrol hingga larut malam.
“ Taemin oppa , apakah kau akan menginap malam ini ?”
“Hemh…”
“Apakah oppa besok tidak kuliah ?”
“ Oppa besok kuliah. Ada apa Ssul ? Kau mau
menitipkan tugas lagi ?”
“Tidak. Apakah aku boleh meminta sesuatu ?"
“Huh ?” Taemin mengangkat mukanya dan melihatnya.
“ LUsa aku boleh pulang. Begitu kata dokter Yunho.
Aku ingin memberikan sebuah hadiah buat dokter itu tetapi hadiahnya ada di laci
meja kamarku. Maukah besok oppa membawakannya untukku ?”
“ Ya. Tetapi mungkin malam karena siang aku kuliah
penuh… atau mungkin kau bisa telepon eomma.”
“ Aniya..aniya ! Jangan beritahu eomma ! Dan jangan
malam…aku minta pagi supaya bisa diberikan saat ia datang memeriksa.”
“ Ssul…bagaimana mungkin aku dari sini pulang ke
rumah kemudian balik lagi ke sini, kemudian ke kampus…aku bisa tidak masuk
kuliah kalau begitu.”
“ Bagaimana kalau malam ini oppa tidak tidur di sini ? Besok pagi
oppa antar barangnya padaku.”
“ Kau yakin tidak akan ditemani ?”
“ Ya, oppa. Aku akan baik-baik saja. Lagi pula, aku
sekarang sudah mengantuk.”
Taemin berdiri kemudian memasukkan buku ke dalam tas
ranselnya. Ia gembira bisa pulang ke rumah karena ia memerlukan beristirahat
yang benar sebelum besok menghadapi hari yang padat.
“ Kalau besok eomma bertanya, kau harus menjawab
bahwa semua ini idemu. Arasseo ?"
“ Ya, aku mengerti. Ini nama barangnya. Kusimpan di
laci paling bawah.”
“ Baiklah, oppa pulang dulu sebelum hari tambah
larut. Kalau ada apa-apa, kau tahu apa yang harus dilakukan, kan ?
“Ya oppa. Hati-hatilah di jalan !"
Malam semakin larut. Sulli merasa jantungnya mulai
berdetak tak menentu ketika ia mendengar suara sepatu yang mendekat. Ia hafal
sekali kalau langkah itu adalah langkah dokter yang ditunggu-tunggunya.
“Aish…mengapa
aku jadi berdebar-debar begini ? Apakah aku telah jatuh cinta pada dokter
tampan itu ?
Apakah dokter
itu memiliki perasaan yang sama denganku ? Mengapa ia begitu memperhatikanku’
mengunjungiku setiap malam dan menemaniku mengobrol ? Bukankah itu tandanya dia
memiliki perhatian lebih ??”
Hati Sulli terasa berbunga. Dengan memikirkannya saja
ia sudah seperti terbang ke awan. Bagaimana bila benar ia mencintainya ? Apakah
ia akan menyatakan perasaannya saat nanti ia beritahu bahwa lusa ia harus
pulang ? Akankah ia tetap mau mengunjungi dan menemuiku di luar rumah sakit ?”
Sulli merapikan rambutnya ketika suara langkah sepatu
itu makin mendekat. Ia melihat handel pintu bergerak, kemudian senyumnya
melebar saat dilihatnya dokter muda itu masuk. Tidak seperti biasanya, ia
membawa sekuntum mawar merah yang kelopaknya masih basah.
“ Ini untuk pasienku yang paling cantik. Choi Sulli
!” katanya sambil menyerahkan bunga itu.
“ Wah, ini indah sekali. Dari mana kau memetiknya ?
Bukankah sekarang sudah memasuki musim dingin ? Tentunya akan sulit menemukan
bunga seperti ini.”
“ Ya…harus kuakui, ini memang kubawa dari tempat yang
jauh. Yang tak akan bisa kau bayangkan keberadaannya. Kudengar dari para
suster, keadaanmu sudah pulih…bolehkah kupegang tanganmu ?”
Sulli wajahnya memerah, ia mengulurkan tangannya yang
pucat, yang kemudian digenggam olehnya. Tangan Minho terasa sangat dingin.
“ Tangan mu dingin sekali, dr. Minho.”
“ Ya, karena saya baru datang. Saya ke rumah sakit
memakai sepeda motor. Kau tahu kan, hobi saya mengendari motor. Pegang…. Pipiku
juga dingin…cobalah !”
Dr Choi Minho membawa tangan Sulli yang kemudian
ditangkupkan ke pipinya. Benar katanya pipinya juga dingin seperti tangannya.
“Rupanya udara di luar dingin sekali, dokter ."
“ Ya. Karena kau sudah pulih… saya akan mengajakmu ke
balkon. Kita akan melihat salju pertama yang akan turun di Seoul malam
ini…Salju pertama untuk musim dingin tahun ini. Ayo !!”
Sulli menginjakkan kakinya di lantai. Terbaring
selama tiga minggu membuat kaki dan
lututnya gemetar. Ia seperti tidak bisa menahan bobot tubuhnya sendiri. Akhirnya ia kembali duduk di ranjang dengan
rasa sedih. Ia ingin sekali pergi ke balkon dan ngobrol dengan dr. Minho.
“Ah…aku lupa. Kau terbaring sudah cukup lama, kakimu
akan lemas karena kurang digerakkan. Tetapi jangan khawatir ini tak akan lama .
Aku coba memberi terapi kakimu dulu."
Dokter muda itu berlutut di hadapan Sulli, kemudian
tangannya bergerak ke kakinya yang tergantung. Telapak tangannya yang
pipih melekat di telapak kakinya. Sulli
terkejut ketika merasakan hawa sedingin es mengalir dari telapak kakinya,
merembet ke betisnya…kemudian ke pahanya. Rasanya menyakitkan sekali.
“Ouch !!!” Sulli tak kuat menahan rasa sakit itu.
“Tahan sebentar, sayang. Nanti kau akan sembuh.”
Mata Sulli terbuka lebar mendengar kata-katanya.
“Sayang ? Dia
memanggilku sayang ? Benarkah dia sayang padaku ? Apakah ini berarti cintaku
tidak bertepuk sebelah tangan ?”
Jantung Sulli berdetak keras. Perlahan ia merasakan
telapak kakinya dilepas, tiba-tiba rasa hangat menggantikan rasa dingin yang
tadi menggigit. Dokter Minho kembali berdiri, ada keringat menghias dahi dan
pelipisnya.
Sulli mengambil tissue kemudian melap keringat itu.,
dan menyimpan tissue di meja kecil.
“ Kau berkeringat…padahal malam ini dingin."
“ Tentu saja, terapi tadi menguras energiku.” Katanya
ringan,” Sekarang cobalah berdiri, apakah kakimu sudah membaik ?”
Sulli mencoba lagi turun ke lantai. Ajaib…ia tidak
merasakan lututnya gemetar seperti tadi, walaupun masih agak lemas. Ia mencoba
melangkah dan ia tersenyum gembira.
“Aku sudah bisa melangkah.”
“Kau kuat berjalan ke balkon ?” wajah dokter itu
terlihat khawatir.
“ Aku bahkan bisa berlari, dokter. Terimakasih.”
Dr Minho tidak menjawab, hanya tersenyum kemudian menuntun
Sulli ke arah balkon. Begitu pintu balkon terbuka, angin yang dingin menerpa
wajah Sulli. Dan Sulli terpesona karena saat kakinya melangkah ke luar kamar,
salju mulai turun satu per satu.
“Woah…! Bagaimana anda tahu bahwa salju akan turun
malam ini ? Ini adalah pertama kali dalam hidupku bisa melihat salju pertama
turun dI Seoul.”
“ Orang yang sering berkeliling menembus waktu, akan
tahu itu.” Jawab dokter itu.
“ Ah ha ha ha… anda seperti dora emon saja ! Eh
dokter, tahukah kau…. Nenekku pernah berkata kalau kita melihat salju pertama
turun dari langit berarti saat itu telah turun keberkahan Tuhan ke bumi.
Nenekku mengtakan, permintaan yang diucapkan waktu itu kemungkinan besar akan
terkabul. Buatlah permintaan, aku akan
membuat permintaanku.”
Sulli memejamkan matanya sambil berdoa dalam hatinya.
Ketika ia selesai… ia menoleh ke arah dokter muda itu dan tertegun melihat
dokter muda itu sedang memandanginya dengan sorot mata yang sangat lembut. Ia
merasa terbius oleh tatapannya.
“Err…apa yang kau minta, dokter ?” tanyanya dengan
gugup.
“Aku meminta kesembuhanmu dari penyakit itu. Aku
memohon kesehatan untukmu.” Jawabnya dengan suara yang dalam, yang membuat
Sulli kembali merasa merinding.
“Dan aku meminta agar setelah aku pulang nanti
persahabatan kita tidak akan berhenti sampai di sini. Kau akan tetap
bersahabat denganku kan, dokter ?”
Dia tidak menjawab, tetapi menarik tubuh Sulli untuk
kembali ke kamarnya.
“ Sebaiknya kau segera kembali karena udara dingin
kurang baik buatmu.”
Sulli menurut. Ia berjalan masuk dan kembali ke
ranjangnya. Membaringkan kembali tubuhnya.
Dokter itu menarik selimut dan menutupnya sampai ke
leher Sulli. Tatapan matanya lembut sekali.
“ Sekarang tidurlah besok akan banyak hal yang harus
kau hadapi. Oh ya, aku ingin memberikan ini buatmu.”
Dokter Choi merogoh kantongnya, kemudian mengeluarkan
sebuah amplop warna pink dan menyerahkannya kepada Sulli.
“ Ini akan menjawab semua pertanyaanmu tadi. Tetapi
bacalah setelah kau tiba di rumah nanti. Janji ?”
“Janji…!” jawab Sulli sambil menyimpan amplop itu di
bawah bantalnya.
“Baiklah Sulli, saya harus berkeliling dulu. Sekarang
istirahat yang baik…”
Dokter Minho berbalik, Sulli tiba-tiba ingat untuk
menanyakan sesuatu.
“Dokter Minho !!”
Dokter muda itu menoleh dan tersenyum,
” Tak ada pertanyaan…semua akan terjawab di suratku
itu.”
“ Aku menyukai mu !!” kata Sulli, ia tak dapat
menahan lagi gejolak perasaannya yang semakin tumbuh setiap detiknya.
Dokter itu berbalik dan berjalan kembali ke arahnya.
Dia berdiri di sisi ranjang sulli, menatapnya dalam-dalam. Sebelum akhirnya
membungkuk dan memberikan ciuman lembut di dahinya. Bibirnya terasa dingin,
tetapi rasa dingin itu membuat perasaannya sangat damai. Membuat jantungnya
berdebar –debar.
“Selamat tidur Sulli. “
Setelah berkata begitu ia berbalik, dan berjalan
menuju pintu. Sulli menunggu sampai ia tak mendengar lagi suara sepatunya yang
berdetak di lantai.
“ Selamat bertugas, dokter Minho. Sampai jumpa lagi
besok…”
Sulli tersenyum, matanya terasa begitu berat…. Ia
tetap tersenyum membawa perasaan indah yang ada ke dalam mimpinya.
--------------------------------
“Bagaimana anak saya dokter . Kapan bisa pulang ke
rumah ?”
“ Sudah membaik dan kemajuannya sangat pesat. Kalau
dia sudah melalui terapi, ia bisa pulang kapanpun.”
“ Terapi ??” Tanya Sulli ia seperti pernah mendengar
kalimat itu dari dokter Minho.
“ Ya, nona kecil…. Terbaring di ranjang
berminggu-minggu akan membuatmu lemas dan tidak stabil. Pagi ini kau harus
melalui terapi sebelum besok pulang.
“ Tetapi aku tidak apa-apa, aku bisa berjalan karena
semalam aku melihat salju di balkon.”
“ Apa ? Kau berjalan ke Balkon ?” dokter Yunho
matanya terbelalak,” Bagaimana mungkin ?”
" Anda tidak percaya ?” Sulli bergerak dan turun dari
ranjangnya. Ia kemudian berjalan dan melompat-lompat, “Lihat, aku tidak apa-apa
bukan ?”
“ Aneh…ini sangat tidak mungkin.”kata dokter Yunho
kebingungan.
“Kalau begitu aku sudah bisa pulang hari ini, bukan ?" Sulli tak sabar pulang, karena ia ingn segera membaca surat pink yang diberikan
dokter Choi Minho yang tampan itu.
“ Ummm…tampaknya ya.”
“ Jinjja ?? ah ha ha ha akhirnya aku terbebas dari
sini. Terimakasih, dokter ! Anda tidak tahu betapa Aku merindukan rumah dan
teman-teman.”
Sulli berjalan menuju meja informasi, ia melihat
seorang gadis berbaju perawat duduk di sana.
“ Maaf, bisakah saya tahu di bagian mana dokter Choi
Minho bertugas hari ini ?”
“Dokter Choi Minho ? Maaf, tidak ada nama dokter itu
di sini.
“Cobalah di cek lagi ! Semalam ia jaga di sini. "
“ Benar nona, tak ada nama dokter Choi Minho di
sini.”
Akhirnya sulli meninggalkan meja informasi. Ia
sekarang mau pulang dan rencananya akan berpamitan tetapi ia tidak menemukan di
bagian mana dokter tampan itu bertugas.
Dengan kecewa ia kembali ke kamarnya. IBunya yang
sedang membereskan barang-barangnya melihat sejenak.
“Sulli, apakah semalam kau mimisan lagi ? Kenapa
tidak kau katakan itu pada dokter Yunho ?”
“ Mimisan ? Tidak….bagaimana eomma bisa berpikir
seperti itu. Sulli sudah sehat, eomma…”
“ Eomma temukan tissue penuh darah di mejamu. Kau tak
bisa bohong, eomma sudah membuangnya ke tempat sampah.”
Sulli tercenung, ia tak merasa mimisan semalam.
Tissue….di meja….apakah itu tissue yang semalam dipakainya untuk melap keringat
dokter tampan itu ? “
Bergegas ia memeriksa tong sampah. Benar kata ibunya,
di dalamnya ada segumpal tissue yang memerah karena noda darah.
“Eh…bagaimana bisa ? Bagaimana mungkin ? INi jelas
tissue yang dipakainya melap keringat…dan ia tidak ingat kalau ada darah .
Alis sulli berkerut memikirkan keanehan itu. Apakah
mungkin keringat berubah menjadi darah ???
“Sulli…siap untuk pulang ?”
Suara dokter Yiunho mengejutkannya. Sulli berbalik
dan menatap dokter muda yang menanganinya selama sakit. Dokter Yunho adalah
dokter muda yang berprestasi, dia tampan dan ramah. Sayangnya dia sudah
bertunangan….padahal kalau masih lajang, Sulli pasti akan menyukainya.
Melihatnya, ia tiba-tiba teringat akan satu hal yang mengganggu pikirannya.
“ Dokter Yunho, Apakah anda mengenal dokter Choi
Minho ? Bisakah anda memberitahu di bagian mana dokter Choi Minho bertugas ?”
“Eh…aku tidak tahu… adakah dokter bernama Choi Minho
di rumah sakit ini ? Setahuku, Choi Min Ho adalah pemain Yudo Korea…bukan seorang dokter.”
“ Aish…bukan pemain yudo. Dia seorang dokter jaga di
VIP.”
Dokter Yunho melihat ke arah Sulli baik-baik, " Coba kau lihat di meja informasi…kalau dia jaga di sini namanya pasti ada.”
“ Sudah…tetapi tidak ada nama itu. Errrr…apakah di VIP
ini malam ada dokter jaga yang masih muda ? Usianya tidak jauh dari
anda…mungkin lebih muda. Dia tinggi…rambutnya agak kecoklatan. Dan…ah ya, matanya
besar.”
Dokter Yunho menggeleng.
“ AKu adalah dokter termuda yang ditugaskan merawat
pasien di VIP. Jangan-jangan kau
dikerjai orang, Sulli. Kau tahu kenapa ? Karena kau pesien paling manja di
rumah sakit ini!”
Sulli cemberut, kemudian mengambil tasnya
bersiap-siap untuk pergi mengikuti ibunya.
“ Eh…tetapi sebentar, kalau tidak salah memang pernah
ada dokter yang bernama Choi Minho di sini. Tetapi itu sudah lama….aku hanya
mendengar ceritanya dari beberapa orang senior yang ada di sini.”
Sulli berbalik melihat dokter itu dengan mata
mendelik marah. Sepertinya dokter Yunho sedang mempermainkan dirinya.
“ Menurut cerita, dulu ada seorang dokter muda yang
bertugas di sini. Namanya Choi Minho… dia senang berkeliling dan mengajak
ngobrol pasien, sehingga menjadi idola pasien di rumah sakit ini. Selain itu
dia tampan dan ramah…hanya sayang sekali dia bertugas hanya sebentar. Ia
meninggal karena kecelakaan….”
“ Mwo ?? “
Sulli jantungnya seperti terhenti.
“ Hemh… ada fotonya di ruanganku, kalau kau ingin
melihatnya.”
Mobil meluncur di jalanan yang tertutup salju. Seoul
sudah mulai bersalju. Baru semalam salju turun di Seoul. Sulli membebat
tubuhnya dengan mantel yang tebal, tetapi ia seperti merasakan dingin di
seluruh tubuhnya.
“ Sulli, kamu baik-baik saja ? Kalau kau merasa tidak
enak, kita bisa berputar dan kembali ke
rumah sakit .” kata eommanya halus.
“ Tidak !! Jangan !!! Aku tidak mau kembali lagi ke
sana.” Jawabnya dengan gemetar.
“ Tetapi kau pucat sekali, Ssul…”
“ Oh… aku agak pusing karena perubahan cuaca. Eomma
aku ingin tidur saja, kalau sampai nanti tolong bangunkan.”
Sulli memejamkan matanya, ia berusaha untuk tidur.
Tetapi pikirannya yang kacau membuatnya tak bisa tidur, kejadian sesaat sebelum
meninggalkan rumah sakit membuatnya terguncang.
Flashback
Sulli berdiri
mematung di depan sebuah foto jajaran karyawan rumah sakit sepuluh tahun yang
lalu. Ia bisa melihatnya dari tahun yang tertera di foto tersebut. Yang
membuatnya tak percaya adalah…di antara wajah-wajah di dalam foto itu ada gambar
dokter muda yang tampan, yang setiap malam mengunjunginya. Di foto itu ia
memakai jas dokter. Senyumnya…matanya….itu adalah wajah dari dokter yang sering
mengobrol dengannya.
“Dia meninggal
karena pulang dari rumah sakit mengendarai motor, padahal waktu itu hujan salju
mulai turun. Motor yang dipakainya terselip di jalanan licin dan menabrak
sebuah mobil yang melaju kencang.”
“ Omona….” Kata
Sulli dengan wajah pucat.
“Apakah berarti
selama ini aku hanya berbicara dengan…..”
Sulli
menggeleng-geleng kepalanya seolah ingin menolak kenyataan itu. Ia teringat lagi
pertama kali dokter itu datang dengan senyumnya yang memikat mengatakan.
“ Nama saya
Minho. Choi Minho….!”
Flashback End
Flashback End
Sulli tiba-tiba teringat akan sekuntum mawar dan
sebuah surat yang diberikan dokter itu padanya. Dengan tangan gemetar, ia
membuka tas rangselnya. Tadi dia memasukkan benda pemberian dokter itu ke dalam
tasnya.
Ia mengeluarkan sebuah kotak panjang dari rangselnya.
Dibukanya dengan tangan gemetar….dan……..
Dadanya berdegup kencang melihat sekuntum mawar yang
masih segar tergeletak di dalamnya. Kemudian sebuah amplop pink yang masih utuh
ada juga di dalamnya.
Kalau memang dokter Choi Minho itu sudah meninggal,
berarti yang bersama dengannya selama beberapa malam itu adalah…hantunya ?
Tetapi kalau memang dia hantu…mengapa bunga dan surat itu masih ada dan begitu
nyata ?
Sulli cepat-cepat menutup kotak itu dan menyimpannya
kembali. Ia bersumpah tidak akan menyimpan kotak itu dan tak akan membuka apa
isi surat itu.
Sulli berjalan menyusuri jalanan batu yang membatasi
lapangan berumput dengan kafetaria kampus. Ia begitu merindukan suasana di
kampus yang ditinggalkannya selama tiga minggu. Ia rindu suasana dan makanan di
kafetarianya.
“ Hey Sulli !!” sebuah suara yang dikenalnya
memanggil dari sebuah meja yang terletak di sudut.
Sulli menoleh ke arah suara dan ia tersenyum sambil
membalas lambaiannya . Mereka adalah Amber Krystal, Luna, Victoria
sahabat-sahabatnya.
“ Sulli, kapan pulang dari rumah sakit ? “
“ Dua hari lalu. AKu begitu merindukan kalian dan
kampus ini… jadi aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.”
“ Kau sudah pulih benar ?”
“ Kuharap begitu. Tetapi kata dokter Yunho aku boleh
beraktivitas lagi seperti biasa.”
“ Ouch…dokter Yunho !! Dia dokter paling tampan yang
pernah kutemui. Kau beruntung sekali di rawat olehnya Sulli. Kalau aku jadi
kau, seumur hidup di rumah sakit dirawat olehnya…aku rela.”
" Dia sudah bertunangan, pabo !!’ kata Amber kepada
Victoria
“LAlu bagaimana dengan dokter tampan lain yang ingin
kau ceritakan kepada kami, huh ?”
Wajah Sulli langsung pucat,” Ah..hahaha..itu hanya
khayalanku saja, supaya kalian penasaran dan datang menengokku.” Kilahnya.
“ Aish Sulli…kau keterlaluan ! Aku pikir kau
benar-benar jatuh cinta pada dokter itu.”
“ Eh, ngomong-ngomong tentang ketampanan, apakah kalian sudah melihat
mahasiswa pindahan di kampus ?”
“ Aku pernah melihatnya berbicara dengan Onew oppa. “
Biasanya kalau waktu makan siang, ia akan makan
disini dengan kakakmu Taemin oppa dan Key oppa.”
“ Itu mereka datang !!”
Kepala Sulli menoleh ke arah pintu masuk kafe. Ia melihat kakaknya Taemin berjalan
beriringan dengan Jjong, Key dan seorang lagi yang dia tidak kenal. Ia tak bisa
melihat wajahnya karena dia menutup
wajahnya dengan syal. Cuaca memang cukup dingin.
Sulli melambai ke arah Taemin yang berjalan ke
arahnya dengan wajah cemberut.
“Sulli, kau melupakan obatmu. Appa bilang, kalau kau
tidak disiplin memakan obat…maka kau akan dikembalikan ke rumah sakit !”
Taemin menyerahkan obat yang diberikan ibunya ke
tangan Sulli. Mendengar ucapannya, Sulli langsung pucat. Setelah mengetahui
kebenaran tentang dokter tampan itu, ia tak mau lagi kembali ke rumah sakit.
“ Mianhe Oppa, aku tadi terburu-buru.”
“ Sekarang minumlah. AKu takut eomma marah lagi
padaku !!”
“ Neh…” Sulli meraih botol minuman mineralnya,
kemudian memasukkan satu persatu obat dan meminumnya. Ia tahu kakaknya tak akan
beranjak dari hadapannya apabila ia tidak meminumnya segera.
“ Good…. ” kata Taemin sambil mengacak rambut Sulli.
“ Waeya….!” Sulli protes, ia paling tak suka
diperlakukan seperti anak kecil di hadapan teman-temannya.
Tiba-tiba pemuda yang berjalan di belakang Key
mendekat, ia membuka syal yang menutup wajahnya. Gerakan itu memancing perhatian
Sulli dan kedua mata Sulli terbuka lebar.
“ Hi Sulli,…. Jadi inilah adik taemin yang terkenal
itu ?” katanya dengan senyuman nakal.
“ Kau… ?” Sulli berbicara terbata-bata dengan mata
melotot.
“ Oh namaku Minho….Choi Minho !!”
Sulli tiba-tiba menjadi pusing, bulu kuduknya
merinding. Keringat dingin keluar dan membasahi dahinya. Ia merasa semuanya
menjadi berputar-putar…. Dan kalimat terakhir yang didengarnya adalah suara
kakaknya dan teman-temannya.
“SULLI …!!”
Sulli jatuh terkulai tak sadarkan diri dalam pelukan
pemuda yang nama dan wajahnya sama persis seperti dokter misterius itu.
Note : Jeng Jeng Jeng Jeng. . Horor yaaa. . ?? Author membutuhkan Komentar. Gomawo. ^^
Note : Jeng Jeng Jeng Jeng. . Horor yaaa. . ?? Author membutuhkan Komentar. Gomawo. ^^
bagus thor aku suka sama jalan ceritanya :D kira2 isi suratnya apa ya ? bikin penasaraaaan
BalasHapuskalau minho itu dokter yg udh meninggal terus minho yg di kampus minho siapa ? apakah dokter yg di rumah sakit itu ??? :/
aduuuuuhhhh penasaran thor, lanjut ne :)
fighting thor !^^
Daebak.bagus cerita.nya
BalasHapusFf nya horor ..
BalasHapusKalau hantunya setampan minho mah gaa bakal ada yg takut malah pengen selalu didatengin .. Hahaha
BalasHapusMy name is minho, Choi Minho ..
Trus minho yg dikmpus itu siapa ?
Isi suratnya apa ?
Sulli sakit apa ?
Trus kenapa wajah dr. Minho dan mhasiswa minho sama ?
Aduuuhh terlalu bnyak pertanyaan yg membuat penasaran ..
Lanjutkann .. Gomawo
Kenapa oneshoot sichh ..
BalasHapushuaaa thor aq setuju kalo ff ini genre'a romance ,, tapi kurang setuju kalo ini termasuk comedy ,justru horor .. tp ff'a daebak thor ^^
BalasHapuskenapa sulli eonn ga baca isi surat itu y ? pengen tau deh apa isi surat'a .. n penasaran siapa sebnr'a choi minho yg d kampus itu ?
lanjut'n thor , ne! HWAITING ^-^
Gitu..ya ?? horor...kekeke :)
HapusMIsteri mungkin ya.... maaf deh, maklum masih kurang pengalaman untuk menentukan genre karangan. Trims atas masukannya...
chonmanayo :)
Hapusoya ff ini kalo d buat sequel'a pasti bagus deh thor .. menarik n lagi ending'a agak ngegantung n penuh tanda tanya (?) ..
d lanjut'n y thor .. please ^^
chonmanayo :)
Hapusoya ff ini kalo d buat sequel'a pasti bagus deh thor .. menarik n lagi ending'a agak ngegantung n penuh tanda tanya (?) ..
d lanjut'n y thor .. please ^^
Gantung bget tuh thor,,hehe, mungkin itu kembaranya dr minho x...
BalasHapusWow endingnya gimana tuh hihihi
BalasHapusMinho oppa jadi hantu ? Yakin deh pasiennya gak nyangka klo minho oppa itu hantu soalnya ganteng bngt kekeke
BalasHapusSuratnya isinya apa ya eon ? Penasaran trus bunganya ngambil eri mna coba ? Msh gantung eon ceritanya hehehe
Next yang lain eon :)
bags cerita nya thorr
BalasHapusWahhhhh...trnyata di publish disini ma mimin....kemaren sempet bca di fb oenni dina matahari udh part ke brapa tuh pkoknya udh ktinggalan jd g tau crita awalnya.....gomawo mimin choi aii...hehehehe :-)
BalasHapusFf nya bguz bgd q ska!!!
min ini udh end?? kok gantung yah??
BalasHapusAuthor bikin galauu dehh #bercanda di length, ditulisnya oneshoot, tp ini nge gantung bgt. Tp daebak, saya pikir bakal sad ending pas tau minho itu dokter yang udah meninggal. Penasaran banget sama surat yg dikasih minho ke sulli. Eh tapi kenapa ada minho lagi di kafe?? Penasaran bgt inii :"""((( author harus cepet" lanjutin FF nyaa nihh (y)(y)
BalasHapusKok jadi horror gini.. Terus isi suratnya apa?!?!! Aduhh author jangan bikin galau penasaran gini dong-..- ini udah end?? Parah ihh ngegantung banget, lanjutin ffnya please ^~^ nice story and keep going authornim!
BalasHapusBagus loh thor jalan ceritanya.. menarik. Tapi endingnya gantunggg. Bikin sequel dongg... pasti lebih keren. Fighting ^^
BalasHapusKyaa.... FFnya Author Jjang kekeke...
BalasHapusKok bisa ya Minho oppa muncul lagi atau jangan-jangan itu renkarnasinya dokter Choi Minho yang disukai Sulli eonnie??
Auhthornim kalau bisa bikin sequelnya nee...... jeball !! ^^
CHINGU ini sequel atau chap ???? keren nih ...boleh juga....
BalasHapusЋϱϱ \=D/ Ћϱϱ \=D/ Ћϱϱ \=D/ ko nanggung min, masih penasaran, ap ad lanjutan nya?
BalasHapusOmg thoorr. Mistis tapi kerenn. Jadi sebenernya minho itu udh meninggal atau gimana ya???reinkarnasi gitu,,,??. Lanjuttttt ya thoor. Ditunggu
BalasHapusjadi ternyata dokter choi udah meninggal? kasiaan :( terus minho *temannya taemin itu renkarnasinya? apa gmn?? wkwkk aku penasaran bgt deh, pnsaran sama akhir minsul + suratnya hehe
BalasHapusDaebak !
BalasHapusDaebak !
BalasHapusThor!!! Aku penasaran banget sama isi surat itu!!! Please, bikin sekuel ^^ Sumpaaahhh aku suka banget sama FF iniiiii <3
BalasHapuskerrreeeen!!!
BalasHapusbuat sequel-nya dong hhehehee
alur cerita dan penyampainnya bagus, jadinya mudah dicerna dan nggak ngebosanin buat bacanya. selain itu juga bikin penasaran
ditunggu banget lho sama kelanjutannyaaa
wowow greget :3 gosh i really need the sequel :'
BalasHapusannyeong eonni. ak baru comeback baca ff nih abis fokus k beljar dan yg pertama ak baca lgi ff ini. ffnya daebakk.... sayangnya cma oneshoot ya:(
BalasHapusbuat lagi eon yang keren XD hehe
horror ya thor?
BalasHapuskok minho ada 2? klo Dr.minho udh mati knp tmn taemin ada yg nm'a minho and wjahnya sma, apa kmbran'a?
lnjut thor jgn klmaan :D
oneshoot tapi ngegantung iihhh
BalasHapuspenasaran apa isi suratnya, knpa ada 2 minho? apa itu reinkarnasinya?
lanjut don thor yah yah yah :o
Endingnya ngegantung:(:( kok minho nya 2? Jadi bingung.. lanjut thorr:D
BalasHapusPingin tau isi suratnya thor rp sumpah ini nakutin :(
BalasHapuscuma one shoot, tapi kq nggantung ya thor ceritanya. jadi penasaran kisah slanjutnya sm isi surat itu. . :(
BalasHapuslanjut thor
BalasHapuslanjut thor
BalasHapuskayak dejavu aja min,truz yg ktmu m ssul tu sbenar'a hntu minho ea??
BalasHapusbguuus min,penasaraaan bngt...
Eonni ..
BalasHapusIni oneshoot?
Tp bagus lagi kalo di lanjuti ..
Minho ny ada dua?
Apa mungkin minho yg hantu itu suka sama sulli trus menjelma jadi manusia dan berteman sm kakaknya sulli??
Suratnya isinya apa sihh? Penasaran ..
Lanjutin aja ya eonn
Pleaseeeeee
huaaaa..
BalasHapusitu surat pink nya gimana???
harus dibikin sequel nya nih, penasaran ada cerita ngegantung bgitu..
tapi oneshoot yang ini daebak dehh..
authornya baru y.. tapi dah bagus ceritanya, chukae.. :)
wah wahhh.
BalasHapussull eonni sakit nih.
awalnya mnja ya...
tapi....
pas tau mino yg jdi dokternya
huuuaa ku juga mau, di rawat
hmmmm
ada apa mdgn sull eoni
ko pas tau namnya minho jadi gituuu....
Authornim. .pas kelar baca ff ini, satu . . Kok horor. Kaya nyempen rahasia gitu nih FF. Apalagi pas tau cuma OneShoot. . Ngubek2 di AFF ternyata tapi. . Hehe. . Ada sekuel nya ternyata. .
BalasHapusItu Ssul pasti syok banget. Abis tau kalo dokter yang dirumah sakit setan, eh ketemu lagi ama sosok manusia nya. Ya pantes aja pingsan. XD #poorSulli
min kok nggantung sih....
BalasHapusminta sekuel.........
fighting.....
kok nggantung sih thor???
BalasHapusbikin sekuel dong thor....!!
\klo sekuel pasti bgus
omo... Minho adalah hantu???? penasaran nih buat chapx dong
BalasHapusjadi minho sebenernya hantu apa engga? bener2 bikin penasaran
BalasHapusnext thor
wah asli, bikin bingung..
BalasHapusitu minong udah meninggal, napa muncul di rumah sakit?
terus malah muncul lagi di kampus dan jadi temennya si taemin?
aaaahh,,, minong, siapa kau sebenarnya?
Min lanjutt boleh ngak? Penasaran banget sumpah
BalasHapusCerita mistery yang bikin mau baca lagi ^^ fighting nulis buat authornya :D
BalasHapusCerita mistery yang bikin mau baca lagi ^^ fighting nulis buat authornya :D
BalasHapusHuwah minho oppa jadi hantu?Ah penasaran-_-
BalasHapus