True Love in Makawanisy [Chap 20]

 

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 20]

 

Author : Dhecy Chyminh

 

Choi Minho & Choi Sulli

 

Genre : Romance, Comedy

 

Lenght : Chaptered

 

Rate : 15

 

 

 

Author POV

 

Sepulang dari menara Eiffel, Minho mengajak Sulli kesebuah rumah makan, hal ini di sebabkan karena yeoja pemilik eye smile itu tertangkap basah tengah kelaparan melalui irama cacing yang di timbulkan perut datarnya.

“Tidak bisa kah kau makan perlahan saja. Lihat mulut mu itu sudah sangat belepotan, seperti orang yang tidak di kasih makan dari tahun 2012 saja” ucap Minho sambil memandangi Sulli yang tengah menyantap junk foodnya.

 

 

 

 

“Oppa... aku sangat lapar, jadi maklumi saja jika cara makan ku seperti ini NE."

 

 

 

Sulli masih sibuk mengunyah makanan pada mulutnya. Sementara Minho hanya bisa berdecak sambil menggeleng gelengkan kepala. Yeoja itu tak tahu jika mata bulat Minho masih tetap menatapnya dengan sangat serius. Yang ada di pikiranya saat itu hanya 1 hal “harus kenyang”

= > SKIPP (hotel)

Puas mengelilingi Paris pada malam hari, sepasang suami istri itu pun kembali ke kediamannya, hotel berbintang yang paling bergengsi di negara tersebut.

 

Begitu memasuki kamar penginapan, Minho segera melepas jaketnya, kemudian meraih baju lain yang lebih terlihat santai dan nyaman di pakai tidur.

 

 

“YAAA....” teriak Sulli segera menutup muka dengan kedua tangan, tatkala Minho membuka kaos yang tengah ia kenakan tepat di hadapannya. Hal itu sukses membuat Sulli terkejut, apalagi ketika ABS namja tersebut terpampang nyata di hadapannya.

 

 

 

“Wae?” tanya Minho dengan ekspresi 

bingun sambil kembali memakai kaos lengan pendek lain yang akan ia gunakan untuk tidur nanti.

 

“Kau membuka baju di depan ku”

 

 

“Bukannya itu hal yang lumrah... kita kan sudah suami istri”

 

 

“Tapikan tidak selamanya kita menjadi pasangan suami istri. Jadi tolong jangan buat mataku yang polos ini berdosa atas tindakan mu” ungkap yeoja itu masih menutupi matanya.

 

Dengan wajah polos, Minho mendekat sambil tersenyum. Menurunkan lengan mungil Sulli yang tengah menghalangi wajah manis nya, sadar akan hal itu Sulli hanya bisa menunduk tak berani menatap langsung mata Minho.

 

 

“Jadi.... kau merasa mata mu itu sudah tidak polos lagi” tanya namja bermarga Choi itu dengan nada yang sangat ramah di iringi senyum manis. Sulli hanya bisa mengangguk pelan atas pertanyaan itu.

 

 

“Kalau begitu kau boleh membalasnya kok, kau ganti baju mu itu di hadapan ku saja. Supaya mataku ini sama tidak polos nya dengan mata mu. Deal kan?”

 

“MWOOO???” teriak Sulli sangat terkejut mendengar pernyataan Minho yang menurut nya sangat gila. Bayangkan !!!! Mengganti pakaian di hadapannya.

“Wae...?? Kenapa terkejut, apa perlu aku bantu menggantinya?” lanjutnya lagi dengan senyum nakal.

 

“MICHOSEO...?? Yang benar saja. Aku ganti pakaian di hadapan mu. Piekyo piekyo.... aku mau ke kamar mandi” Sulli segera beranjak meraih piyama nya dan berlalu meninggalkan Minho. Sejujurnya saat itu Sulli takut menghadapi Minho yang terkesan mengeluarkan naluri lelaki nya.

 

“Ganti disini saja Sulli-a...... Sulii” Minho terkekeh dalam hati sambil menyunggingkan senyum. Menyaksikan tingkah Sulli yang menurutnya sangat polos dan gampang di kerjai.

 

“Yang benar saja, aku ganti baju di hadapan nya. Beruntung sekali jika ia bila melihat tubuhku. Oh Tuhan, kapan semua ini berakhir... Bahkan ini baru hari ke 2 kami di Paris. Masih ada 5 hari lagi, hiks... eomma.... appa... eothokae....??” umpat nya dalam hati di sela-sela langkah menuju kamar mandi.
 

= > SKIPP

 

Kali ini yeoja bermarga Choi itu terlihat tengah duduk manis pada sebuah kursi bermeja di ruang tengah. Ia sibuk menulis sesuatu di buku catatan nya. Hal yang sudah menjadi kewajiban rutin sebagai perintis awal menuju dunia tulis menulis suatu saat nanti.

Catatan:

 

Paris- 12 mei-2013

 

Siapa yang peduli, ketika senja telah

memerah. Hingga akhirnya perlahan-lahan sirna. Menyimpan hari yang terlewati menjadi sebuah cerita. Mungkin Tuhan punya rencana, dengan apa yang terjadi saat ini. Setidaknya aku paham, hidup itu memang penuh pilihan jalan. Aku percaya... suatu saat nanti jalan bahagia akan menjemputku. Karena itu adalah bagian dar.....”

“Kau sedang apa?” ucap seorang namja dengan suara berat nya. Dengan sigap Sulli menutup buku catatan cokelat yang selalu di bawanya kemanapun ia pergi.

Menyadari pertanyaan itu berasal dari Minho, Sulli segera mendengus kesal.

“Oppa, kenapa kau selalu muncul tiba-tiba eoh?? Jangan ganggu aku, saat ini aku ingin sendiri”
 

“Yang mau mengganggu mu siapa saiko? Percaya diri sekali. Memang nya tidak boleh aku duduk disini?” ucap Minho kesal karena secara tidak langsung maksud tujuan Sulli berkata seperti itu adalah ingin melihatnya pergi dan mencari tempat lain untuk duduk.

“Ck  “ decak Sulli pelan.

“Kau sedang apa? Dan buku itu sepertinya sangat penting sehingga harus selalu kau bawa bahkan sampai ke Paris” mendengar pernyataan itu, Sulli kembali melihat sekilas buku catatan cokelat berukuran sangat tebal yang telah ia tutup saat menyadari kehadiran Minho.

“Um ige ?? Ne, sangat penting, dia adalah perintis mimpi ku” jawab nya sambil tersenyum. Namun lain halnya dengan Minho yang tampak bingung atas ucapan yeoja di hadapannya itu.

 

“Maksudmu?”

 

 

“Buku ini... adalah pemberian appa ku. dia bilang apapun yang aku rasakan tulis di sini. Dia juga bilang suatu saat nanti ingin melihat ku menjadi seorang sastrawan terkenal” ucapnya lagi sambil menatap buku catatan yang tengah ia genggam.

 

 

 “kau ingin jadi penulis?”

 

“NE. itu adalah mimpi terbesarku, oppa kau tahu? Seharusnya saat ini aku sudah menjadi penulis skenario untuk drama-drama dari SBS tv... bekerja sama dengan Amber yang merupakan ahli make-up di tempat itu, dengan Taemin oppa yang merupakan orang di balik layar dalam urusan mengarahkan kamera”

“Kenapa kau begitu Percaya Diri? Apa kau yakin mereka akan menerima mu?”

 

“eoh... tentu, aku punya skill. Hanya saja aku tak mempunyai gelar sarjana”

 

"Kenapa kau tidak kuliah untuk mendapatkan gelar itu?”

 

“Aku sudah kuliah selama 1,5 tahun, namun pada akhirnya kampus men DO ku”

 

 

“Kau di DO???” tanya Minho sedikit terkejut. Sulli pun hanya mengangguk pelan.

 

“Aku di DO, karena sering absen pada saat jam mata kuliah. Ini terjadi atas kesulitan ku membagi waktu untuk kuliah dan bekerja” yeoja itu terdiam beberapa detik sebelum melanjutkan kalimatnya. Terlihat jelas Minho mendengarkan dengan seksama.

 

 

 

"Semenjak appa meninggal, aku berusaha menghilangkan image wanitaku dengan menjadi pekerja keras. Aku tidak ingin melihat eomma dan adik ku mengalami kesusahan yang mendalam. Untuk itu aku mencari pekerjaan layak yang bisa membiayai sekolah Minseok, membiayai hidup kami, dan kuliah ku. Tapi pada akhirnya kampus mengeluarkan ku , dan aku putuskan menunda mimpiku terlebih dahulu” ungkap Sulli yang mulai bekaca-kaca. Minho menatapnya iba dan prihatin, ia tak percaya jika selama ini Sulli yang selalu di panggilnya yeoja saiko adalah gadis pekerja keras.
 

“Apa oppa pernah mengalami hal yang serupa?” pertanyaan itu terlontar dan di berikan kepada Choi Minho. Namja di hadapannya tersebut hanya bisa mengangguk pelan sambil tersenyum.

“Eomma ku” ucap nya singkat

“Selama ini aku tidak tau dia mempunyai kebocoran pada jantungnya, hingga pada saat aku memutuskan kuliah di LA. Saat melepas ku dia tampak sangat berat hati. Eomma memberiku banyak nasihat-nasihat indah sebelum keberangkatan ku ke LA, atau mungkin lebih tepatnya sebelum keberangkatannya ke surga” Minho menghentikan ucapan nya beberapa saat.

“Setelah 4 bulan tinggal di LA, Onew hyung memberi ku sebuah kabar. Ia bilang eomma sakit dan aku di harapkan pulang. Tanpa aba-aba aku segera lekas kembali ke Seoul, padahal hari itu akan ada ujian penting dari universitasku”

“Setibanya di rumah... Aku baru sadar sesuatu buruk telah terjadi. Eomma ku ternyata telah meninggal, dan sudah di semayamkan saat aku masih berada dalam perjalanan. Jadi terakhir kali aku berbicara dan bertatap muka langsung dengan nya adalah, pada saat ia mengantarku ke bandara”

“ Hari itu aku tidak tau mesti berbuat apa. Yang aku rasakan hanya 1, SAKIT teramat sangat” mata Minho menerawang jauh kedepan sambil tersenyum getir menahan air matanya agar tak keluar. Sejujurnya ia malu menceritakan semua ini, tapi entah mengapa rasa percaya kepada Sulli muncul begitu saja untuk sekedar mendengarkan isi hati nya. Ia tidak perduli jika yeoja di hadapan nya itu menganggap nya namja cengeng atau apalah itu yang akan membua image nya luntur seketika.

“Semenjak kepergian eomma, hidupku berubah... seberusaha mungkin kuhilangkan watak ketergantungan ku untuk berada dalam kasih sayang nya, hingga akhirnya aku terbiasa sampai saat ini” tanpa Minho sadari sebaris cairan bening telah mengalir dari matanya.

 

Mendengar pengakuan itu, hati Sulli sangat miris. Sebenarnya ia sudah tau sebelumnya melalui cerita Onew ketika sedang di rawat di rumah sakit. Namun cerita itu terdengar lebih memilukan saat Minho sendiri yang mengungkapkanya.

 

 

 

Dengan hati-hati, Sulli meraih tangan kekar Minho yang saat itu posisinya ada di atas meja, ia menggenggam lembut jari-jari namja itu sambil tersenyum getir, tentu saja bersamaan dengan air matanya. Seorang yeoja umumnya akan menangis jika mendengar sesuatu yang mengena di hati.

 

 

 

“Oppa adalah anak pilihan Tuhan. Tidak semua orang bisa menjalani hal seperti itu, hanya orang-orang tertentu saja yang menurut Tuhan pantas menerima ujiannya” ucap Sulli dengan tatapan penuh kasih sayang, seolah memberi kan nasihat pada putra nya.
 

“Kau juga anak pilihan Tuhan. Karena tidak semua orang bisa menunda mimpinya hanya demi keluarga yang ia sayangi. Gomawo sudah mau mendengar ceritaku” jawab Minho sambil membalas genggaman tangan Sulli dan menciptakan senyum hangat dari bibir tipis nya.

 

= > SKIPP

 

 

 

 

Hari ini adalah hari keberangkatan Minho & Sulli kembali ke Seoul. Mereka telah menjalani bulan madu selama 1 minggu. Namja dan yeoja ini tak lagi sering bertengkar, hubungan mereka terjalin cukup baik layaknya seorang sahabat yang memiliki pengalaman hidup yang sama.
 

“Kau kenapa pucat?” tanya Minho pada Sulli yang terlihat ketakutan menjelang pesawat take off.

 

“Ana.... gwenchona” yeoja itu tersenyum menutupi kebohongannya. Beberapa saat kemudian pesawat pun mulai meluncur. Kaki Sulli kembali bergetar hebat, namun sebelum itu semua terjadi Minho segera menarik Sulli kedalam pelukannya. Menyandarkan kepala yeoja itu ke dada bidang milik nya.

“Kalau takut bilang saja, jangan pingsan diam-diam seperti minggu lalu” sindir Minho yang sukses membuat Sulli tersipu malu. Entah apa yang membuatnya merasa nyaman dalam pelukan namja itu. Ia seolah mendapat kehangatan tersendiri, rasa takut nya pada ketinggian hilang seketika. Yang terasa jelas saat ini adalah perasaan gugup dan grogi berada dalam pelukan namja tampan itu.

“Kau masih takut? Kenapa jantungmu berdetak kencang. Aku bahkan bisa mendengarnya?” Sulli menelan ludah atas pertanyaan Minho.

 

“A-ani... oh NE... masih sedikit takut” jawab nya dengan nada gugup. Minho kembali mengeratkan pelukan nya, sontak hal ini semakin membuat Sulli kaku dalam hitungan detik. Para awak pesawat melihat mereka sambil tersenyum senyum.

“Lihatlah sepasang anak muda itu. Mereka pasti pengantin baru. Namja nya sangat romantis kepada yeojanya” ucap salah seorang wanita paruh baya berbisik kepada suaminya.
 

“Aku kan juga seperti itu dulu memperlakukan mu” jawab lelaki di sebelahnya lagi dengan tampang datar.
 

“Aku tidak bisa menebak sifatnya? Kadang Ia bisa bertindak kasar dan menyakiti ku dengan ucapan-ucapan tajam nya itu, namun bisa juga berubah menjadi malaikat seperti saat ini. Maksudku 5 hari ini, sepertinya dia tidak membenci ku lagi. Tolong jangan terlalu baik padaku, Minho oppa. Tidak tahu kenapa, setiap kali kau menggoda atau pun memperlakukan ku dengan romantis, otak dan hati ku tidak bisa berkerja normal lagi. Semua kacau karena grogi ku, dan demi apa pun ini namanya. Aku tidak berharap yang aku rasakan ini adalah titik awal untuk jatuh cinta kepada mu. Tidak, ini tidak boleh terjadi” Sulli berbicara sendiri dalam hatinya sambil memejamkan mata, menikmati aroma tubuh maskulin Minho yang tengah memeluknya erat.

“Tidurlah... tidak usah mengoceh dalam hati” celetuk Minho yang juga tengah terpejam. Dengan cepat yeoja bermarga choi itu mendongak kan kepalanya.

 

“Apa dia mendengar isi hati ku barusan?” batinnya panik.

 

 

“Aku bilang jangan berbicara lagi... sudah tidur sebentar lagi pesawat ini landing”

 

 

“Sepertinya nya dia namja menakutkan..

 bahaya Sulli-a.... Oh jangan bicara, jangan bicara nanti dia dengar? Mwo ini kan aku sedang berbicara... haishhhhhh” ia segera memejamkan mata kembali bersandar di dada bidang Minho.

= > SKIPP (Seoul, Minho home)

 

 

Mereka telah sampai di Korea, dan saat ini telah menuju kediaman Choi Yun Gyeom yang juga merupakan rumah Minho.

 

 

 

 

“Aku pulangggg appaaaaa......” teriak Minho memasuki pintu rumah nya. Namun hening tak ada jawaban.

 

 

 

 

“Oppa... Penghuni rumah kemana?” tanya Sulli bingung sambil celingak celinguk. Biasanya banyak pelayan-pelayan di rumah itu yang berlalu lalang menyelesaikan pekerjaan.

 

 

 

 

 

"Mollayo. Appa.....eodiseo??” Minho kembali melangkah menelusuri rumah besar dan megah itu.

 

“Eoh ige mwoya?”ucap Sulli sambil meraih sebuah amplop biru yang terletak di atas meja ruang tamu. Minho segera menghampiri nya untuk melihat isi surat itu.

‪#Anneyeong.....

 

Appa tidak lagi tinggal di rumah ini namja Choi, sekarang kau sudah memiliki keluarga. Appa juga merasa sudah tua dan ingin beristirahat di tempat yang damai, kau tenang saja. Aku disini banyak yang menjaga. Makawanisy tetap ku urus dari jauh, untuk itu jadilah pemimpin yang baik bagi perusahaan kita. Aku akan melihat cara kerja mu melalui mata mata ku. Jadi jangan pernah mencoba untuk tidak serius.

Appa memilih pindah ke rumah halmoni mu dulu, disini suasananya jauh lebih tenang. Jika ada waktu, kau ajak sulli menjenguk ku NE.

Oh iyaa Bagai mana dengan bulan madu mu? ..... Apakah calon cucuku sudah di proses? Hahaha... jangan lama-lama membuat ku menunggu. Aku ini sudah tua namja choi, aku ingin ada seorang malaikat kecil yang bisa menyapaku dengan panggilan harebojji...

Sekian pemberitahuanku, kau pasti terkejut kan. Oh 1 lagi, semua pelayan di rumah ini telah ku boyong untuk menjadi bagian pekerja di Makawanisy restau, dan sebagian lagi menjadi pelayan ku di sini. Kalian bisa hidup berdua, itu yang aku ingin kan. Karena peluang ku untuk mendapatkan cucu akan semakin besar. Fighthing namja choi... aku ingin kau menjadi suami yang baik untuk istri mu....

 

 

By LOVE

Neo appa

Minho menutup kembali surat itu dan memasukan nya kedalam amplop. Sulli masih menatap bingung atas reaksi namja di hadapan nya itu.

“Apakah itu dari Yun gyeom appa?”

“NE...”

“Aku ingin membacanya juga...” Sulli mencoba meraih amplop biru itu namun segera di halau Minho.

“Nanti mata mu tidak inoncent lagi jika membaca surat ini. Yang harus kau tau, inti dari surat ini adalah pemberitahuan appa, ia tidak lagi tinggal serumah dengan kita. Appa pindah ke kampung halamannya. Dan semua pelayan di rumah ini telah di boyong nya juga, jadi mulai saat ini dan seterusnya kau hanya hidup berdua denganku” Minho menjelaskan dengan nada datar. Sementara Sulli tak bisa berkata apa pun selain sedikit membuka mulutnya karena terkejut.

“Demi apa lagi ini namanya Tuhan ku? Apakah ini bagian dari zig zag kehidupan? Tinggal berdua dengan Minho oppa di rumah seluas ini, oh My God......” Sulli mangacak rambut nya frustasi sambil memasang wajah melas tak percaya.

~TBC~to chapter 21~