Tittle : My Sweetiest Boy
Author : Devina Sandy
Choi Sulli | Choi Minho | Jung Soojung | Choi Siwon
Genre : romance, happy ending
Lenght :ONE SHOOT
Pagi hari 08.57 KST , Para
Mahasiswa kini tengah menanti kedatangan seseorang yang mereka tunggu, dosen
yang akan memberi materi kuliah pertama mereka di pagi hari yang cerah ini.
Selagi menunggu, beberapa mahasiswa kini tengah membaca beberapa sumber tulisan
sekedar untuk menambah wawasan dan sebagai tindakan persiapan jika tiba-tiba
dosen killer yang akan mengajar nantinya memberi pertanyaan dadakan pada
mereka. Dilema mahasiswa memang.
Diantara puluhan mahasiswa itu,
dua orang gadis tengah menikmati aktivitas mereka yang tengah mempersiapkan
diri dan membaca beberapa baris kalimat yang mereka anggap perlu. Dua gadis
yang terbilang cukup populer di kalangan kampus mereka karena kecantikan dan
kepintaran mereka itu selalu menjadi pusat perhatian, Choi Sulli dan Jung
Soojung.
Sulli kini tengah membuka lembar
demi lembar buku tebal miliknya, menandai dengan stabilo, serta mengingat
beberapa istilah asing. Berbeda dengan Soojung yang kini tengah asyik membalas
pesan dengan ponselnya, kadang tersenyum, kemudian membaca buku kembali,
membaca pesan masuk, tersenyum, dan begitulah kegiatan Soojung terus berulang.
Jujur saja, aktivitas Soojung itu membuat Sulli kehilangan konsentrasi, ia juga
ingin melakukan hal yang sama. Ingin tersenyum, membaca pesan masuk, mengirim
pesan, tersenyum, membaca buku, dan menunggu balasan pesan. Ingin sekali.
Sulli akhirnya pun tergoda untuk
meraih ponselnya dan memeriksa inbox , dan hasilnya... kedua sudut bibir Sulli tertarik ke bawah.
Sudah ia duga, memiliki kekasih seperti ini hanya akan terus membuatnya kecewa.
Tidak perhatian, tidak memiliki rasa peduli yang tinggi pada kekasih sendiri,
tidak manis, dan tidak romantis! Satu hari penuh, ia tidak mendapat balasan sms
dari kekasihnya itu. Apa pria itu mencintainya?
Sulli dengan perasaan kecewa
beralih ke layar awal, menampakkan foto wajah dirinya dan kekasihnya yang
telah diambil beberapa bulan lalu oleh
Soojung. 1 tahun berpacaran, dan mereka hanya memiliki sedikit foto yang
diambil bersama. Hubungan yang sangat mesra bukan? Tiba-tiba pikiran Sulli
teralih saat melihat tanggal yang tertera di layar handphonenya
Thursday 13 February 2014
“Ommo... satu hari lagi.” bisik
gadis berkulit putih bak salju itu pada dirinya sendiri seraya menggaruk pelan sisi kepalanya yang
tidak gatal. Membuat gadis lain yang duduk tepat disebelahnya menjadi penasaran
dengan apa yang sedang dilakukannya.
“Waeyo Sulli-ya?” ujar gadis
bersurai panjang nan hitam kelam itu pada sahabat karibnya.
“Aniy! A-aku lupa memberi makan
anak anjingku.” Dusta Sulli itu pada sahabatnya. Ia takkan pernah serta-merta
terlalu jujur dan membuka semua rahasianya walaupun dihadapan sahabatnya
sendiri. Soojung memutar bola matanya tanda betapa ia sangat mewajari sifat
pelupa Sulli dan kembali fokus paa buku serta ponsel yang sangat dicintainya.
Sulli mendegus panjang. Besok
adalah hari yang selalu membuatnya gugup. Dimana, besok adalah Hari yang
memperlihatkan betapa pedulinya seorang kekasih pada pasangannya. Dan
kenyataannya ia memiliki kekasih yang super dingin dan mungkin tak pernah
mengenal apa itu hari valentine. Valentine day, poor day.
“Mmm, kau ada kencan bukan saat
valentine besok kan Jung-ie?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari kedua
belah bibir Sulli, tanpa ia pikirkan bahwa jawabannya hanya akan membuatnya semakin-semakin-dan
semakin iri pada Soojung, sahabatnya.
Soojung tersenyum lebar
memperlihatkan gigi putih kemilaunya, gadis yang dianggap dingin dan arrogant
oleh beberapa orang itu tak pernah berlaku sama terhadap Sulli. “Neee, oppa
bilang seandainya aku tidak sibuk kuliah aku akan diculik dan dibawa menuju
Jeju island. He is so crazy, right? Jadi kami sepakat untuk menghabiskan waktu
bersama dengan keluargaku.”
Yup! Sulli 100% menyesal telah
bertanya pada gadis itu. Hal itu benar-benar-benar membuatnya iri! Pria yang
menjadi kekasih Soojung sangat manis, ia romantis, dan memperlakukan Soojung
layaknya seorang putri. Prianya Soojung juga seorang yang jauh lebih tua dan
sudah memiliki pekerjaan. Menculik Soojung ke Jeju adalah rencana paling romantis yang pernah Sulli dengar dari
sahabatnya itu. Sedangkan kekasihnya???
“How about Yours? Minho oppa
sudah menghubungimu?”
“Aniya... belum.” Kali ini Sulli
jujur.
“kemungkinan dia punya kejutan
untukmu. Valentine Surprise...” tanggap Soojung dnegan senyum khas menggodanya.
Entahlah, tapi Sulli yakin seorang Choi Minho takkan pernah jadi seromantis itu
dnegan menyiapkan sebuah kejutan untuknya di hari valentine. Pria itu bahkan
pernah lupa tanggal ulang tahun Sulli.
“Semoga yang kau katakan benar.”
Jawab Sulli seraya tersenyum manis membalas senyuman Soojung yang tulus
padanya. Sulli hanya dapat menyerah dnegan keadaan ini. Saat pasangan pada
umumnya memberi kejutan untuk satu sama lain, Sulli hanya akan memberi kejutan
pada Minho, dan Minho akan sangat kaget dan berkata ‘Apa gunanya menghabiskan uang untuk valentine?’ atau ‘Ah, aku lupa. Maaf, lain kali aku akan
membalas hadiah pemberianmu.’
Ini mengesalkan, membuat Sulli
terus memikirkannya. Hadiah apa yang tepat, tindakan apa yang benar, dan hal
itu dapat membuatnya gila! Bisakah, Mr. Choi Minho, yang notabennya adalah seorang
yang Logis dan dingin itu berubah menjadi pribadi yang manis walau sebentar
saja? Hanya untuk besok? Sulli khawatir, perasaan seperti ini akan perlahan
membunuhnya. Apa ini cinta bertepuk sebelah tangan? Entahlah, Sullipun tidak
tahu. Tapi seingatnya, Minho lah yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu.
Yaaa, walaupun tak se-frontal pria lain, pada intinya Sulli yakin itu adalah
pernyataan cinta.
Tiba-tiba pikiran-pikiran tentang
Minho, Hadiah, Valentine dan kegalauan Sullipun buyar saat suara-suara bising
dari Mahasiswa lain di sekitarnya hilang begitu saja. Sulli memfokuskan
pandangannya ke depan. Tepat seperti yang ia pikirkan, Dosen terhormat itu kini
tengah melangkah menuju meja agungnya. Sulli menghembuskan nafasnya, ia
sekarang sedang dipaksa untuk fokus dan membuang jauh-jauh semua hal yang dapat
menggangu konsentrasinya termasuk... Minho, kekasih yang menurutnya dingin dan
tidak manis.
*****
Sulli merapikan buku-bukunya dan
memasukannya ke dalam tas. Gadis yang duduk disebelahnyapun melakukan hal yang
sama, hingga handphone Soojung berdering dan dengan wajah berbinar ia
mengangkat panggilan itu. Sulli hanya memeperhatikan, masih tetap mempersiapkan
peralatan tulisnya.
“Annyeong oppa...” Sapa Soojung manja pada pria di ujung
panggilannnya. Sulli mencuri dengar, bukan sengaja, hanya karena Soojung duduk
di sebelahnya yang berjarak begitu dekat. “Mwo? kau sudah menungguku di depan
gerbang? Ne, aku kesana oppa. saranghae~~” Soojung bergegas kembali memasukkan
perlengkapannya. “Sulli-ya... palli.” Perintah Soojung yang berdiri secepat
kilat dan mengulurkn tangannya pada Sulli.
“Yak! Yak! Kau yang ingin bertemu
namja-chingumu kenapa aku yang disuruh cepat eoh?”
“Ck! Kau juga biasanya akan menunggu
Minho oppa di depan gerbang kampus kan? Palli... kita kesana bersama.”
Sulli tertegun, Soojung benar.
Dirinya selalu ada di sisi pintu gerbang. Menyenderkan tubuhnya berjam-jam
untuk menunggu seseorang paling spesial melewati gerbang itu. Sulli tersenyum
dan meraih tangan Soojung, menggengamnya erat. ‘Soojung, aku iri padamu.’
*****
Dari kejauhan Seorang pria dengan
setelan jas hitam yang terlihat pas ditubuhnya itu keluar dari pintu mobil.
Tersenyum manis ke arah Soojung dan Sulli. Soojung membalas senyuman manis itu
dengan lambaian tangan yang antusias. Sedang Sulli hanya menundukkan kecil
kepalanya. Ya, karena Pria itu jauh lebih tua.
“Aku pulang duluan.” Seru Soojung
yang setengah berlari ke arah pria itu. Tak lupa ia memberikan sebuah flying
kiss yang manis untuk Sulli. Sulli tertawa renyah, kemudian membalasnya dengan
flying kiss yang jauh lebih manis. para mahasiswa pria yang lalu lalang
kemudian iri. Mereka ingin menjadi salah satu dari Sulli atau Soojung. Tapi
sayangnya kedua gadis cantik ini telah dimiliki oleh pujaan hati mereka
masing-masing.
Sulli melirik jam digital di
layar ponselnya serta memeriksa kotak masuk. Kedua pipi putihnya menggembung ,
ia kesal. Pesan yang ia kirim pada Minho hingga sekarangpun belum mendapat
balasan. Sulli menyenderkan punggungnya pada permukaan dinding beton yang
merupakan dinding pengeliling kampusnya yang cukup elit itu. Sulli masih
mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan yang telah menumbuhkan pohon
rindang ini di depan gerbang, hingga ia tak merasakan panas terik matahari
langsung menerpa permukaan kulit cantiknya yang mengkilat.
Tubuh Sulli merosot ke bawah.
Membiarkan dirinya duduk di trotoar tempat ia berpijak. Ayolah, ini tidak elit
untuk seorang putri seperti Sulli. Tapi inilah Sulli, apa adanya apalagi
menyangkut Minho, ia akan melakukan apapun bahkan hanya duduk manis di
trototoar di bawah pohon rindang demi menunggu seorang Choi Minho. Mata
kecilnya tak lepas dari banyak orang yang terus lalu lalang melalui gerbang.
Menanti seorang pria bermata bulat, berbadan jangkung dengan kulit yang agak
kecokelatan melewati gerbang ini.
1 jam. Sekitar satu jam Sulli
menunggu dan memperhatikan manusia yang sibuk mondar-mandir di gerbang itu,
mencari sesosok pria yang sangat ia cintai. Matanya mulai mengantuk, mulai
perlahan mengatup namun dengan cepat terbuka lagi, mengatup dan kemudian
terbuka lagi dengan cepat. Hingga kini ia tak mampu menahan rasa kantuknya yang
sudah melahapnya habis dan menyeretnya untuk tidur di tempat umum itu.
Sepasang Mata kecil Sulli
terpejam. Ia bahkan lupa apa tujuannya
duduk selama berjam-jam di tempat itu. Ia lupa jika ia tertidur, ia akan
kehilangan seseorang yang ia cari. Dan kini ia membiarkan dirinya hanyut akan
buaian semilir angin dan teduhnya naungan pohon akasia yang tumbuh tinggi di
dekat gerbang dimana gadis itu menyandarkan pundak kecilnya.
Bayangan hitam berhenti di
hadapan Sulli. Sulli dapat merasakan bayangan hitam itu seolah memperhatikannya.
Walaupun ia kini berada di bawah alam sadar, ia terpikat dengan bayangan itu,
bayangan yang sukses menyeretnya kembali ke dunia nyata dan memintanya untuk
membuka mata secara perlahan.
Sulli membuka matanya, tidak
butuh waktu lama unutk mengenali pria yang berdiri tegap dihadapannya. Tapi
butuh waktu bagi Sulli untuk sdikit mencerna di otaknya, mimik wajah pria di
hadapannya ini selalu tak dapat ia artikan, selalu datar, selalu membuat Sulli
bertanya-tanya, dengan wajah yang membosankan itu, mengapa Sulli dapat jatuh
dalam pelukannya?
“Apa jari-jarimu terlalu sibuk
untuk membalas pesan singkatku?” tanya Sulli pada pria yang tengah memasukan
kedua tangannya ke dalam saku celananya.
Pria itu memperbaiki letak
ranselnya, mengulurkan lengan kokohnya pada Sulli, “Mianhae, handphoneku
tertinggal di rumah.”
Sulli tersenyum, mengangguk kecil
tanda ia memahami alasan dari pria bernama Choi Minho itu. Sulli selalu
percaya, selalu mengerti, itulah Sulli yang sedang jatuh cinta. Ia menggapai
uluran tangan Minho, menjadikannya pegangan untuk mencoba bangkit berdiri. “Ayo
mengobrol sebentar, kita pergi ke tempat biasa.”
****
Alunan musik jazz memanjakan
telinga pelanggan-pelanggan yang datang sekedar untuk menikmati coffee dan
bersantai di tengah aktivitas padat yang mereka lalui sepanjang hari ini.
Pelanggan mahasiswa mendominasi tempat itu, cafe dengan nuansa retro itu
terletak tak jauh dari kampus Sulli dan Minho. di tempat inilah, Sulli dan
Minho paling sering menghabiskan waktu untuk bersantai setelah merasakan penat
selama berkuliah.
“Bagaimana skripsimu oppa?” tanya Sulli Setelah sepi dan
canggung yang agak lama menyelimuti mereka, Sullipun berinisiatif membuka topik
terlebih dahulu.
Minho menghirup coffe latte
miliknya “Begitulah, tidak akan pernah membiarkanku untuk tidak pusing.” Jawab
mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur itu
lembut membuat Sulli tersenyum mendengar keluhan mahasiswa tingkat akhir
itu.
“Kau harus bertahan, aku akan
selalu ada untuk mendukungmu oppa. Fighting!” ujar Sulli menyemangati Minho.
kini giliran Minho yang dibuat tersenyum oleh Sulli.
Minho melirik jam tangan yang
melingkar di pergelangan tangannya, ekspresinya berubah. Ia buru-buru meniup
coffee lattenya dan meminum cairan panas di cangkir dalam genggamannya. Sulli
mengernyit aneh dalam hatinya ia bertanya ‘Lidah
kebal macam apa itu?’
“Uugh panas...” Ujar Minho seraya
mengadahkan kepalanya. Sulli hanya
terkekeh melihat tingkah aneh Minho.
“Oppa, kenapa terburu-buru?”
“Mianhae Sulli-ya... Aku ada
janji. Kau tak apa kan kutinggal sendiri?”
“eoh? ah ne, g-gwenchanayo
oppa...” jawab Sulli tergagap. Padahal, jauh dalam lubuk hatinya ia ingin Minho
menajaknya berkencan besok. Berkencan di hari Valentine yang umumnya dilewati
para pasangan.
“Mianhae. Kau juga sebaiknya
pulang. kau harus makan siang.” Tegur Minho yang sudah meninggalkan posisi
duduknya. Ia tersenyum, sebelum dirinya benar-benar pergi meninggalkan Sulli.
Sulli membalas senyuman itu kaku. Ia meremas kuat pinggiran meja di hadapannya.
Bingung, apa yang seharusnya ia lakukan?
Sepasang kaki Minho mebawanya
melangkah menjauhi meja Sulli. Melangkah dengan cepat, langkah dinamis seorang
Choi Minho.
“Oppa!”
Langkah itu terhenti, Minho
menolehkan kepalanya. Membulatkan sepasang mata besarnya pada Sulli yang
artinya ‘Kenapa?’ tapi dengan sepasang bibir yang masih mengatup.
Hanya mata yang bicara.
“O-oppa... besok sore,
berkencanlah denganku. Kau bisakan?”
Minho sedikit memiringkan
kepalanya, jidatnya sedikit mengernyit. “Yang tadi kita lakukan... bukankah itu
juga disebut dengan kencan? Kenapa kita harus kencan di setiap waktu?” sahut
Minho.
Sulli tertegun “I-itu berbeda.
Tadi hanyalah mengobrol. Aku ingin kita berkencan, melakukan hal-hal umum
layaknya pasangan.” Jelas Sulli seraya menatap keluar jendela, tak berani
menatap pria yang menjadi pasangannya hingga kurang lebih 1 tahun itu.
Minho mengangguk “Baiklah, besok
sore jam 4 kita bertemu disini.” Ucap Minho sembari melemparkan senyumannya
untuk Sulli yang sekarang lututnya menjadi lemas setelah mengutarakan niatnya
untuk mengajak minho berkencan. Sulli tersenyum menatap punggung Minho yang
berjalan menjauh darinya. Ia kini dapat bernafas lega. Akhirnya, besok, hari
yang spesial baginya, ia dapat berkencan dengan seorang yang ia cintai, the
coolest boy ever, Choi Minho.
*****
Sulli menghempaskan tubuh
rampingnya di kasur empuk miliknya. Menatap langit-langit kamar yang kosong.
berbanding terbalik dengan pikirannya yang dipenuhi akan corak dan motif
seorang Choi Minho. Yang ada di pikirannya ,
‘aku besok pakai baju apa? Sepatu warna apa? Tas yang mana? Dan apa perlu
membeli parfum baru?’ dilema seorang gadis remaja pada umumnya.
KREEK
Sulli terkejut dan segera menoleh
ke arah pintu kamarnya. Seorang dengan setelan kerja tengah berdiri dan
tersenyum jahil menatapnya. Sulli berdiri dari posisi rebahnya, mengacak
pinggang dan menatap sengit pria itu. Siapa yang tidak marah ketika Pintu
kamarnya dibuka tanpa permisi?
“Siwon Oppa! ayolah... tidak
bisakah kau mengetuk pintu?” ujar Sulli setengah berteriak. Geram dengan
kelakuan kakak laki-lakinya itu.
“Aku tadinya ingin mengetuk pintu
Aegy. Tapi pintunya terbuka, dan aku melihatmu senyum-senyum sendiri. Apa kau
mulai gila?” Siwon bertanya dengan wajah tanpa dosa membuat Sulli memutar bola
matanya dan kembali merebahkan dirinya ke kasur. “Mianhae... kenapa
yeodongsaeng-ku ini sekarang lebih sensitif eoh?” Siwon masuk tanpa izin dan
mengacak-acak rambut Sulli dan membuatnya nampak seperti gadis rock N roll
rumahan.
“Kau sudah tua! Berhentilah
membuatku kesal.”
“Nee... mianhae... Sebenarnya aku
datang ke kamarmu untuk minta tolong. Apa kau bisa membantu?”
“Membantu apa?” tanya Sulli singkat.
“Bantu aku membuat cokelat. Kau
bisa? calon Eonni-mu akan ke rumah besok. Aku ingin memberi kejutan cokelat
buatan sendiri. Tentunya dengan sentuhan tangan kecilmu. Hehe.” Kekeh Siwon
dengan wajah berseri. Ia begitu manis di hadapan Sulli seperti seekor puppy.
Namun di hadapan calon istrinya ia terlihat manly dan cool. Apa semua orang
bertopeng untuk menutupi perilaku aslinya?
“Baiklah.” Sulli megiyakan
permohonan oppa kandungnya itu. Ia pikir ada baiknya juga ia membuatkan Minho
sebungkus cokelat buatannya sendiri. Sesuatu yang dibuat dengan cinta pasti
terasa lebih baik bukan?
“Gomawoo. Anyway... Besok Kau
tidak berkencan kan? kau harus ikut makan malam dengannya ya.”
“Apa yang membuat oppa berpikir
aku tidak pergi berkencan?”
Siwon terlihat berpikir sebelum
memberi alasan tepat “Kau bukannya sudah putus dengan bocah itu? Aku tak pernah
melihat batang hidungnya lagi di rumah ini.”
Sulli merasa menciut saat
mendengar alasan Siwon. Siwon benar sekali. Setahun ia menjalin hubungan bersama
Minho, namun intensitas Minho mengunjunginya ke rumah dapat dihitung dengan
jari tangan. Sulli mengerti Minho adalah mahasiswa yang sibuk dengan jurusan
yang menurut Sulli cukup menguras otak, tenaga, bahkan uang kekasihnya itu.
Tapi, sesulit itukah berkunjung ke rumah kekasihnya sendiri?
“Miahae oppa. tapi aku sudah
membuat janji. Kurasa walau tidak di hari valentine pun oenni akan sering
sekali berkunjung bukan? Aku bisa menjadi anak yang sangat baik di hadapannya
lain waktu. mianhae.”
“Nee. Gwenchanyo. Kau akan
berkencan? Jangan kaku seperti saat bersama bocah bermata besar itu ya.” ujar
Siwon tanpa tahu adiknya masih menjalin cinta dengan orang yang sama. Ah, lama-lama
Sulli bisa menderita tekanan batin jika ia tidak menumpahkan perasaan dan
kekesalannya pada orang lain. Tapi pada siapa? Ia rasa, perasaan ini cukup
dirinya yang tahu, karena hanya ia yang paling mengerti dan memahami dirinya
sendiri.
Sulli bangkit berdiri berjalan
mengekor Siwon yang berjalan lebih dulu di depannya. Menuruni beberapa anak
tangga, ya... kamar Sulli ada di lantai dua.
Mereka berdua melangkah menuju dapur. Siwon sempat menoleh kepada
adiknya yang sedang berjalan ogah-ogahan dan dengan wajah kusut bak benang wol,
walaupun begitu wajah adiknya itu tetap cantik, secantik ibu mereka. Sulli
berdiri di hadapan meja makan, menatap permukaannya yang dipenuhi bahan-bahan
untuk membuat Cokelat kreasi mereka berdua.
“Are you ready?” tanya Siwon pada
Sulli yang masih terhipnotis dengan apa yang ia liat, bahan masak yang sangat
lengkap hingga ke bermacam-macam bahan garnish!
“Kau mau memasak cokelat atau
hidangan untuk raja?” tanya Sulli balik.
“Come on... ini untuk orang yang
kucintai, aku harus menyiapakan hal paling spesial.”
Sulli menghela nafas, “Apa semua
pria akan melakukan ini jika mereka mencintai kekasihnya?”
“Mmm... sebagian besar.” Jawab
Siwon yang tengah menyiapkan beberapa wadah untuk bahan masak mereka.
Sulli menatap kosong punggung
Siwon. “Bagaimana menurutmu jika ada sesorang namjachingu yang jarang bicara
pada yeoja-nya? Jarang mengajak untuk berkencan, juga jarang menghubungi,
terlebih... ia tak pernah bersikap manis.
Apa dia tidak mencintai yeojachingunya?”
Firasat seorang kakak
laki-laki... Siwon membalikkan badan, membalas tatapan adik kecilnya. Ia tahu
gadis itu sedang gelisah mungkin dengan kekasihnya? “Sulli-ya... jika dimata
seorang pria, wanita adalah mahkluk yang paling susah dimengerti... Maka kalian
seharusnya tahu, bahwa pria adalah mahkluk yang paling mudah dimengerti. Kami
ini mahkluk yang simple, saat kami menginginkan sesuatu kami mengatakannya. Saat
tidak, kami hanya diam. Walaupun kami statis, kau patut bertanya. Tanyakan pada
pria itu, apa dia mencintaimu. Pria takkan berbohong. Ia akan mengatakan yang
sebenarnya. Jangan takut kecewa dengan jawaban yang kan kau dapat. Arachi?”
Sulli terperangah, ia yakin betul
Siwon tidak memiliki indra ke-6 untuk membaca isi kepalanya. Tapi penjelasan
barusan? Nasihat Siwon seketika membuat wajah Sulli memerah. Ya, ia selalu
tertutup. Tidak membiarkan orang lain tahu masalah yang ia punya. Dan kini
kakaknya meminta dirinya untuk berterus terang serta bertanya pada Minho. apa
dia bisa?
“Satu lagi. Yang harus kau tahu,
setiap manusia memiliki cara mereka sendiri untuk mencintai pasangannya. Kau
jangan pernah heran dengan perilaku yang berbanding terbalik dengan perasaan
yang manusia punya. Oleh sebab itu, kita harus bertanya untuk memperjelas apa
yang sebenarnya sedang mereka rasakan.”
Sulli hanya tersenyum pahit pada
dirinya sendiri. Ini juga salahnya yang tak pernah bertanya hampir selama 1
tahun pada kekasihnya. Pertanyaan yang begitu berat yang harus muncul dari
mulutnya ‘Sejujurnya, apa kau mencintaiku?’
bagaimana jika jawaban yang muncul
adalah ‘Mianhae, selama ini aku tidak
mencintaimu.’ Maka Sullipun akan patah hati dan merenungi nasibnya selama
berbulan-bulan menyesal telah bertanya seperti itu pada Minho. Apa harus ia
melakukan itu? Bertanya pada Minho, apa Minho mencintainya? Haruskah?
Sulli meremas ujung helaian blouse pink yang ia kenakan. Gugup. Jika ia
bertanya, maka ia harus menerima resikonya. Ia rasa ia siap untuk
menghadapi itu besok. Choi Minho harus
mengatakan yang sejujurnya tentang perasaanya pada Sulli. Sulli menantikannya.
Ia siap menerima kenyataannya, ya, ia siap.
*****
“V-A-L-E-N-T-I-N-E”
Sulli mengeja satu-persatu huruf
yang tertera di banner yang tergantung di hadapan sebuah gedung yang tinggi
menjulang di sisi jalan raya. Matanya tak pernah lepas menangkap nuansa warna
pink bertaburan dimana-mana. tema bulan Februari : love, pink and valentine
sudah umum di ingatannya. Sulli menyukai nuansa ini, dimana warna favoritnya
dijadikan unsur utama. Sulli terus menyunggingkan senyum selama perjalanannya
menuju cafe retro tempat biasanya ia dan Minho duduk untuk sekedar bersantai
dan minum teh.
Dan....
Akhirnya kaki jenjang Sulli
berpijak pada beranda cafe. Poster dan banner Ucapan Happy Valentine terpajang
rapi di beberapa tiang penyangga. Poster dengan warna dominan Pink nude itu
sudah terpasang dari awal februari, dan Sulli baru menyadari betapa cantiknya
poster itu. Semoga cantiknya poster itu menular padanya, ia berharap Minho
melihat dirinya seperti ia melihat poster manis itu sekarang.
Sulli melangkah melalui pintu
cafe yang bell kunonya bergerincing saat pintu itu Sulli gerakkan, maklum Cafe
retro nuansa 80-an jadi tema utamanya. Sulli mengedarkan pandangan ke seluruh
ruangan. Mencari pria dnegan rambut hitam pekat dan mata bulat yang mempesona
dan.... tak butuh waktu lama. Matanya selalu sukses menemukan pria tampan itu
dimanapun dan kapanpun.
Minho yang saat itu sedang sibuk
membaca majalah tak menyadari kehadiran Sulli. Sulli kini tengah memperhatikan
Minho. Blazer biru malam yang menutupi blouse hitamnya, rambut yang tertata
sangat rapi membuat Minho jauh lebih tampan dari hari-hari biasa. Oh, ayolah...
bagi Sulli Minho selalu-selalu-dan selalu tampan. Hanya saja.... ini
benar-benar-benar sangat tampan.
“Selalu sibuk ya.” Ujar Sulli
sembari mengambil posisi duduk di salah saatu kursi di hadapan Minho. Minho
sedikit terkejut dan segera menutup majalah yang dipegangnya. Diperhatikannya
Sulli, Rambut yang tergerai lembut,
dress jeans biru muda tanpa lengan dan make up natural yang manis. cukup untuk
menggoda iman Minho.
“Kau ingin kupesankan Ice tea?” Tawar Minho.
“Aniy, aku stidak haus. Apa
rencana kita selanjutnya?” tanya Sulli terdengar tak sabar.
“Mmmh, kali ini terserah kau.”
Sulli tersenyum lebar “Kau
seharusnya menyesal bicara seperti tadi. Aku akan mengajakmu jalan-jalan dan
kau tak akan kembali ke rumahmu lagi.” Ujar Sulli yang sukses membuat Minho
membalas senyumannya. Sulli bangkit berdiri “Kita pergi kajja.”
“Ne, Kajja.”
****
Sudah puluhan pasangan kekasih
berjalan melalui Sulli. Sebagian bergandengan tangan, ada pula kekasaih pria
merangkul wanitanya, ada yang saling tertawa dan bercanda satu sama lain. Ya
Tuhan, ini hari yang dipenuhi dengan pasangan yang menunjukkan cinta mereka!
Sulli menggembungkan kedua pipinya. Menatap tajam punggung lebar milik Minho
yang berjalan tak jauh di depannya. Jujur saja, Sulli merutuk Minho dalam hati.
‘Pacar Sialan! Bagaimana ia dapat
berjalan duluan tanpa menggenggam tanganku atau minimal berjalan di sampingku?
Jika dia seperti ini, aku terlihat seperti anak bebek yang mengekori pantat
ibunya.’
“Oppa! Bisakah pelankan
langkahmu?” seru Sulli kesal. Ia tak habis pikir pria macam apa yang berjalan
meninggallkan gadisnya di belakang.
“Hn, kau yang jangan berjalan lambat.
Percepat langkahmu.” Balas Minho yang membuat asap hitam keluar dari kepala
Sulli. Sulli menggeram kesal, ia berhenti melangkah membiarkan minho terus
berjalan sendirian.
Ia menghela nafas panjang.
Tadinya ia pikir sedikit saja, Minho akan berubah di hari valentine ini. dan
kenyataannya, ia menemukan pribadi yang sama, Coolest boy, Choi Minho. Matanya
kini teralih ke layar monitor yang terpasang tinggi di salah satu gedung
periklanan yang sedang memutar cuplikan film romantis percintaan dari luar negeri.
Sulli menonton sebuah adegan dimana Seorang wanita pirang menarik helaian
blouse seorang pria yang sedang membelakanginya. Tersedia Subtittle dalam
bahasa Korea yang ditampilkan di bagian bawah layar. Tertulis disana...
“katakan yang sebenarnya... apa kau mencintaiku?”
Jantung Sulli berdebar, Degupan
jantungnya di atas Normal. Sulli merasa seolah dirinya yang sedang bertanya
saat itu. Sulli menunggu kelanjutan adegan tersebut, dimana pria jangkung dalam
monitor itu akan memberikan jawabannya. Sulli terkejut, bukannya sebuah jawaban
yang ia terima, tapi sebuah ciuman panas yang segara membuat Sulli mengalihkan
pandangannya dari layar monitor tersebut. Sulli mengipas-ngipaskan wajahnya
yang memerah dengan tangannya.
“Aish Jinja! Minho takkan pernah
memberikan jawaban seperti itu.”
“Apa yang sedang kau lakukan
disini?” suara bariton itu menyadarkan Sulli dari lamunannya. Ia kini mendapati
Minho tengah berdiri tak jauh darinya dengan memasang wajah datar tanpa
ekspresi. Sulli benci ekspresi khas Minho tersebut.
“Ada yang ingin kutanyakan
padamu.” Ujar Sulli. Sullipun kaget dengan ucapan yang keluar dari mulutnya
sendiri. Ia rasa inilah saatnya ia bertanya perasaan Minho terhadapnya.
“Mwo? apa yang ingin kau
tanyakan?”
Sulli menarik nafas sedalam
mungkin, jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya, “B-Bagaimana
perasaanmu yang sesungguhnya terhadapku?”
“Ne?” Minho mngerutkan jidat,
meminta Sulli mengulang pertanyaannya kembali.
“Oppa... bagaimana tepatnya
perasaanmu padaku? A-apa kau mencintaiku?”
Minho hanya diam, menatap
sepasang mata kecil milik Sulli. Keraguan bernaung disana, keraguan Sulli
terhadap Minho. keraguan seorang wanita saat ia merasa tak ada cinta yang
sedikitpun ia dapat dari pria itu. Sulli meremas kuat seluruh jemarinya. Menantikan
jawaban yang ia harap dapat membuat hubungan mereka terus berlanjut.
Sulli menundukkan kepalanya
lemah. Entah kenapa, Sulli sangat mencintai Minho walau pria di hadapannya
bersikap seolah Sulli adalah ‘orang’ biasa di matanya. Sulli tak mengerti
mengapa dirinya begitu mencintai pria yang tak perhatian dan tidak manis seperti
Minho. Minho bukan tipe idealnya. Lalu kenapa selama setahun Sulli menyimpan
kepahitannya sendiri dan mempertahankan hubungannya?
“Apa kau membutuhkan jawaban?”
Suara bariton itu otomatis
membuat Sulli mendongakkan wajah. Kaget atas pertanyaan balik itu. “Te-tentu
saja aku butuh jawaban.”
“Kurasa, kau tidak
membutuhkannya. Kau pasti sudah tahu jawaban apa yang akan ku beri.”
DEG
Dada Sulli terasa sesak saat
perkataan Minho menusuk telinganya. Itu adalah tamparan telak untuk pipinya. Dirinya
yang tak pernah menyadari perasaan Minho. dirinya yang berpura-pura tidak tahu
atas prilaku dingin Minho. jadi begitukah perasaan Minho?
“Oh, jadi begitu.” Sulli tak
dapat menghilangkan getar dalam nada suaranya. “Aku sekarang mengerti kenapa
kau bersikap dingin. Selalu mengabaikankan pesan singkatku, jarang mengajakku
untuk berkencan, tidak bersikap manis maupun romantis padaku. ternyata
begitukah perasaanmu? Oppa... kenapa kau tak mengatakannya sejak awal? Bukankah
kau yang memulai hubungan ini... dan sekarang kau membuatku jatuh cinta padamu.
Kau...” Sulli menatap mata besar nan bulat yang akan ia rindukan itu “Kau... keterlaluan...”
Sulli dengan cepat berbalik
memunggungi Minho, berlari sekuat yang ia bisa. berlari menjauh dari pria yang
telah membuatnya merasakan cinta bertepuk sebelah tangan selama setahun. Berlari
untuk menghilangkan rasa sakit yang
terus meluap dalam dadanya. Sulli tak peduli saat ia berlari dan menabrak
beberapa pasangan yang sedang berkencan. Biarkan mereka tahu! Di hari valentine
ini, tak semua pasangan menunjukkan cinta mereka. Tapi juga menunjukkan
kesedihan mereka, kesedihan yang Sulli rasakan. Sulli terus berlari ke
sembarang arah. Membiarkan kaki jenjangnya melangkah hingga ia merasa tak
sanggup untuk berlari lagi.
BRUUK
Tubuh Sulli akhirnya tumbang,
jatuh di atas permukaan tanah yang ditumbuhi rumput. Kakinya tak kuat lagi
membawanya untuk berlari lebih jauh dan malah membuatnya tubuhnya terjatuh menghempas tanah begitu saja. Sulli sesegukan
sembari menatap sekitarnya. Ia bahkan tak menyadari ia telah berlari menuju
sebuah taman dengan cahaya lampu kuning yang meremang membuat suasana taman
sepi itu menjadi jauh lebih romantis dibandingkan taman lainnya. Sayang, ia
telah berlari meninggalkan Minho. jika tidak, mereka sudah berkencan di tempat
romantis ini.
“hiks... aku sendirian sekarang.”
Ujar Sulli pada dirinya sendiri, menghapus airmata yang telah mebanjiri wajah
cantiknya. Penampilannya kacau, ia berantakkan, make up tipisnya kini sukses terhapus
oleh air matanya serta keringat yang tak berhenti mengalir dari bagian-bagian
tubuhnya. Sulli pikir mungkin ia adalah orang yang bernasib paling menyedihkan
sekarang. Berpisah dengan pria yang sangat ia cintai di hari valentine. Nice day.
“Hai yeppo... Kesepian di hari valentine eoh?” suara pria
menyapa Sulli
Sulli berpikir sejanak, itu bukan
suara Minho, bukan suara Siwon, dan bukan suara yang pernah ia kenal. Jadi suara
siapa?
Sulli mendongakkan wajahnya dan mencoba
memperjelas penglihatannya yang sempat kabur karena dianjiri air mata. Dua orang
pria asing kini tengah berdiri menatap dirinya dengan sunggingan mengerikan.
Sulli bergidik ngeri melihat dua orang ini, ia ingin segera bangkit namun dua
orang itu menyergapnya dnegan cepat. Satu dari mereka memegangi sepasang lengan
Sulli, dan yang lain menutup mulut Sulli. Sulli tak habis akal, dengan cepat ia
menendang kuat selangkang salah satu pria di depannya. Pria itu meringis
kesakitan dan menggelepar di tanah.
“Tolooooong!!!” Sulli berteriak
sekuat yang ia bisa, memaksa kerja pita suara kecil miliknya. “Tollooooong!!”
teriaknya sekali lagi. Tapi percuma, taman itu sepi tak berpenghuni. Ia baru
menyadari, ia telah berlari ke arah yang
salah.
PLAAAK
Sebuah tangan kasar mendarat keras
di pipi mulus Sulli. Pria tadi membalas dendam akibat sakit yang ia rasakn di
selangkangnya. Sulli meringis kesakitan. Ia tak pernah merasakan tamparan
sekeras itu. Pria yang kini tengah mengunci lengannya dari belakang hanya
tertawa puas melihat adegan keji barusan. Sulli menangis dan terus meronta. Ia tak
ingin hari ini menjadi jauh lebih mengerikan lagi. Sulli berdoa, berharap Tuhan
mengirimkan keajaiban padanya malam ini.
“Lepaskan yeojachingu-ku.”
Sulli dan kedua pria asing itu
menoleh pada Sumber suara. Suara itu berasal dari pria jangkung dengan paras
tampan dan gagah. Tatapan siap membunuh terpancar dari sepasang mata bulat nan
besarnya namun ia tetap tenang dan tak ceroboh selama Sulli masih di tangan
kedua manusia sialan itu.
“Wah... wah... Lihatlah
superhero-mu datang.” Bisik pria asing itu di telinga Sulli. Aroma nafasnya
yang berbau busuk itu membuat Sulli ingin muntah.
“Kalian tuli? Kubilang lepaskan
dia.” Ancam Minho sangat meyakinkan.
Disebut Minho tuli, Salah satu bajingan
tersebut merasa tersinggung. Ia memasukkan kedua jarinya ke dalam mulutnya dan
bersiul sangat keras. Tak lama, puluhan orang datang setelah mendengar siulan
itu. Semua bertampang sangar, tampang dan raut wajah khas jalanan dan tak
berpendidikan serta tak berperasaan. Sulli melotot kaget bukan main, jika
dirinya tadi menjadi bulanan mereka berdua, bisa saja ia di-oper-kan kepada
puluhan orang lain ini kan? Sulli bergidik ngeri dan tak berhenti terus berdoa
dalam hatinya.
“Kau sebaiknya lari anak muda. Sebelum
kau jadi daging cincang di tangan kami.” Seru salah satu dari mereka mengancam
Minho.
“Baiklah aku akan pergi setelah
menghajar bajingan yang berani menyentuh kekasihku. Dasar, kalian mahkluk
rendahan...” ucap minho santai membuat emosi para preman di tempat itu meluap-luap
dan naik darah karena merasa di remehkan atas ucapan kasar Minho. tanpa
basa-basi salah satu preman menuju Minho
dan ingin memukulnya namun Minho menangkis pukulann itu dan memberi pukulan balik
yang sekali saja membuat pria itu rebah di tanah. Aksi Minho memancing lebih panas
emosi preman lainnya yang kemudian menyerbunya secara bertubi-tubi.
Sulli melihat kesempatan kabur
saat pria asing yang mengunci lengannya sedang lengah asyik menonton
perkelahian sengit antara Minho dan puluhan kawalannya. Sulli menyiapkan tenaga
dan akhirnya meronta sangat keras mengakibatkan tangan pria itu terlepas begitu
saja. sekuat tenaga Sulli menyiapkan jurus andalannya, menendang selangkangan.
BRUUK. Pria asing itu jatuh ke
tanah, berguling-guling merasakan sakit luar biasa di selangkangannya. Sulli
berlari menjauhi pria itu dan memperhatikan perkelahian antara Minho dan
puluhan Preman yang jumlahnya mulai berkurang. Minho adalah juara 1 di bidang atletik
saat SMA dulu. Jadi tak heran ia dapat menumbangkan satu-persatu musuhnya.
Kini salah satu preman tak
sengaja menatap ke arahnya. preman itu berlari menghampiri Sulli, Sulli tak
bisa bergerak mematung karena rasa takut yang menguasai tubuhnya.
BUUK! Tinju Minho mendarat di
dagu pria yang ingin mengahampiri Sulli. Minho telah menghalaunya. Ia berteriak
pada Sulli. “Sembunyi Bodoh!!”
Sulli tertegun saat Minho
berteriak padanya, ia dengan cepat mencari tempat persembunyian di balik
semak-semak di sekitar taman itu. Sulli dengan tangan gemetarnya mencari-cari
letak ponsel dalam tas selempangnya. Nihil, ia tak menemukan ponselnya diamanapun
di dalam tas kecilnya. Sulli mengintip dari balik semak, dan benar saja, hanphone
putihnya tergeletak di tanah. Ponselnya jatuh saat ia meronta keras untuk
melepaskan diri.
Saat mengintip, ia tak sengaja
melihat Minho dipukuli tepat di bagian perutnya. Sulli memekik kecil
membayangkan betapa sakitnya itu. Sulli meringkuk memeluk lutut kecilnya. Ia terus-menerus
menangis sembari menutup kedua telinganya. Tak membiarkan suara-suara deguman
pukulan dan tamparan itu memasuki telinganya. Sulli gemetar ketakutan. Apa yang
terjadi jika 1 orang melawan puluhan orang? Sulli hanya dapat menangis
menyesali tindakan bodohnyaberlari ke tempat biadab ini dan membiarkan Minho
berlari mengikutinya. Kini Minho seolah menyerahkan nyawanya pada Sulli yang
lemah tak berdaya dan tak mampu berbuat apa-apa. Sulli merasa tak berguna, ia
terus menangis dan berdoa. Air mata membanjiri wajah pucatnya. Hingga ia
memberanikan diri untuk menggapai sebuah balok panjang yang terletak tak jauh darinya.
Ia berdiri dan muncul dari tempat persembunyian dan....
KOSONG
Hanya ada tubuh-tubuh tak berdaya
bergelempangan di rerumputan. Balok dalam genggaman Sulli jatuh begitu saja.
matanya mencari-cari sosok Minho, namun ia tak dapat menemukan tubuh dan wajah
Minho yang sangat ia kenali di hamparan rerumputan itu. Lutut Sulli semakin
lemas, ia tak dapat menerima kenyataan jika Minho kemungkinan besar diseret ke
markas para preman itu. Sulli sesegukan, tangisnya semakin menjadi-jadi.
“Apa yang kau cari?”
Sulli diam terpaku saat suara
serak itu muncul dari belakangnya. Sulli mengenali suara itu, sangat
mengenalinya. Sulli membalikkan tubuhnya dan mendapati Minho tengah berdiri
timpang dihadapannya.
“Gwenchana?” tanya Minho setengah
berbisik karena bibirnya yang tak bisa terbuka sempurna. Sulli terperangah tak
percaya, mahkluk itu masih bisa bertanya apa dirinya baik-baik saja saat pria ini sudah tak
memiliki bentuk yang jelas.
BRRUUUK
Pertahanan Minho melemah,
membuatnya jatuh tersungkur ke tanah. Sulli dengan cepat meraih Minho dan
mendekap Minho dalam pelukannnya. Sulli menangis lagi, lebih kencang dari
sebelumnya. Mendapati pria yang ia cintai babak belur dan tak memiliki tenaga
lagi untuk sadarkan diri. 1 lawan puluhan orang. Inipun termasuk mustahil bagi
seoarang mantan atlit seperti Minho menghadapi puluhan orang hanya seorang diri. Apa yang membuatnya
bertahan dengan luka yang lebih banyak dibandingkan preman-preman itu?
Mata Minho mengatup karena
bengkak yang membiru. Hampir seluruh wajah minho menjadi biru karena pukulan
bertubi, hidungnya mengeluarkan darah, dan bibirnya pecah. Sulli mengecup
lembut bibir Minho, berharap luka-luka itu segera sembuh dan hilang dari wajah
Minho.
Layaknya putri tidur yang
terbangun karena sebuah kecupan, suara serak Minho muncul hanya untuk menyebut
nama Sulli.
“Sulli-yaa...”
“O-oppa?? kau masih sadar??”
“Sulli-ya... kau terluka.” Minho
meraih sudut bibir Sulli yang mengeluarkan darah akibat tamparan keras saat ia
meronta dan mencoba membela diri. Minho meraihnya lembut dan membelai pipi
Sulli yang tadinya menjadi sasaran tamparan preman bajingan itu. “Apa yang
mereka lakukan padamu sebelum aku datang? Mereka menyakitimu?” pertanyaan
bertubi meluncur dari tenggorokan Minho yang hampir patah karena cekikan salah
seorang preman.
“Cukup. Jangan banyak bicara
jeball.” Sulli memeluk Minho yang kini sudah tak berdaya lagi. Terus menangis
dalam pelukannya. “Oppa Mianhae membuatmu terluka seperti ini. Mianhae, neomu
Mianne.”
“Geure, lalu jangan pernah bertanya
tentang pertanyaan konyol tadi karena kau sudah tahu apa jawabannya. Arachi?”
ujar Minho lirih memkasakan dirinya untuk bicara.
“Ne... Hiks, aku akan selalu
bertanya dengan jelas, bicara dengan jelas, dan tak ada lagi kesalahpahaman.
Mianne oppa, jeongmal gomawo sudah datang dan menyelamatkan hidupku. Kau pelindungku
oppa, gomawo, jeongmal goamawo.”
Satu lagi. Yang harus kau tahu, setiap manusia memiliki cara mereka
sendiri untuk mencintai pasangannya. Kau jangan pernah heran dengan perilaku
yang berbanding terbalik dengan perasaan yang manusia punya. Oleh sebab itu,
kita harus bertanya untuk memperjelas apa yang sebenarnya sedang mereka
rasakan.
Sulli melupakan ucapan Siwon yang
terakhir. Manusia memiliki caranya
sendiri untuk mengungkapkan cinta mereka pada kekasihnya. Inilah yang Minho
lakukan. Yang tidak bersikap manis, yang terlihat tidak perhatian, yang sepertinya
tidak peduli. Tapi kenyataannya, ia melindungi Sulli layaknya sebuah perisai
yang mlindungi pemiliknya. Selalu berjalan di depan persis seperti perisai,
kenapa Sulli baru menyadari ini?
Sulli tersenyum dalam tangisnya,
ia adalah gadis paling beruntung di dunia, jatuh dalam pelukan seorang Minho
yang merupakan malaikat penyelamatnya. Sulli mengecup ringan pelipis Minho.”Oppa,
happy Valentine day... saranghae.”
1 bulan kemudian.
“Ehem...” Soojung berdehem
membuat Sulli menghentikan senyumannya yang sedang mengembang. “Nampaknya
Princess Sulli sedang bahagia. Wae? Apa kau semakin cinta dengan Prince Minho?”
Sulli tersenyum manis. “Dasar sok
tahu.” Sulli mencubit kecil hidung mancung Soojung, membuat gadis yang lebih
muda darinya itu menggembungkan pipinya manja.
“Apa yang terjadi belakangan ini?
kau terlihat semakin cerah. Hubunganmu dengan Minho membaik?” Pertanyaan Soojung
barusan cukup membuat Sulli terkejut, ia bahkan tak pernah bercerita perihal
hubungan buruknya dengan Minho. menyadari tatapan aneh Sulli Soojung mulai
salah tingkah. “Mi-Mianhae. Aku hanya menebaknya. Kau bertindak seolah aku tak
bisa mengetahui keadaanmu. Tapi aku dapat membaca keadaan, kau merasa hancur
sejak bebrapa bulan lalu, aku menduga itu pasti ulah Minho. sungguh, aku
tak bermaksud membuatmu...”
“Lalu kenapa kau berpura-pura
tidak tahu?”
Soojung tersenyum kecil “Kadang
kau hanya perlu mendengarkan hati kecilmu, sehingga aku putuskan untuk tidak
ikut campur urusanmu. Aku terus membiarkanmu sampai kau bicara sendiri tentang
masalahmu padaku. jadi itu benar? Tentang Minho oppa?”
Sulli mengangguk kecil
membenarkan ucapan Soojung.
“Dan sekarang apa yang sedang
terjadi? Sejak valentine, kau terlihat berbinar. Ia berubah? Ia menjadi lebih
manis sekarang?”
“Aniy... Dia tidak berubah. Masih
persis seperti dulu.” Jawab Sulli yang membuat Soojung down saat mendengarnya. Sulli tersenyum lagi seraya menatap langit
biru yang menjulang di atas keduanya “kadang,
kita tak perlu membuat orang lain berubah menjadi seperti yang kita mau. Kita hanya
harus membuka diri dan menerima mereka apa adanya, menerima kekurangan juga
bonus berupa kelebihan yang mereka miliki. Sejak tragedi di malam valentine
itu, aku baru menyadari betapa manisnya Minho oppa. aku salah selama ini jika
menarik kesimpulan bahwa pria manis adalah pria yang selalu mengucapkan kata
cinta. Setelah malam itu, aku sadar pria termanis adalah pria yang mencintai
kita dengan cara mereka sendiri.”
THE END
kekeke~~ anyyeong chingu-ya... author dev balik bawa FF Oneshoot pertama bikinan aku. gimana? abal banget kan? ini keburu banget bikinnya. maaf ya gaje dan lebay, maklum authornya juga gaje dan lebay #dor.
eh, makasih ya buat reader yang selalu komen dan dukung aku lewat twitter, bener loh... itu bagi aku udah kaya vitamin(?) bikin aku semangat nulis ff yang gaje dan tidak menarik ini. #dilemparBotolKecap
dan maaf juga, untuk yang komen dan ga pernah aku balas, bukan keran aku ga baca tapi krena terlalu banyak yang harus dibalas. kalo aku balas semua, keriting dong jari kaki tanganku. dan akhir kata, author mengucapkan maaf yang selebar-lebarnya, dan menngucapkan terima kasih sepanjang panjangnya (lebar x panjang = luas)
so, dont forget to leave a positive comment for me. okay? i love you chingu...
huahahah minho yg cool, sekarang ngak lagi donk, koplak ia tuh kodok,
BalasHapuseh mirror mirror
Komen yg berbobot sedikit dong... :-p
Hapus#kabuuuuurrrr
elah ajumma, heboh aja sih . biarin donk. :P
Hapusmau bobot berapa kilo? :P
"Manusia memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan cinta mereka pada kekasihnya. Inilah yang Minho lakukan. Yang tidak bersikap manis, yang terlihat tidak perhatian, yang sepertinya tidak peduli. Tapi kenyataannya, ia melindungi Sulli layaknya sebuah perisai yang mlindungi pemiliknya. Selalu berjalan di depan persis seperti perisai"
BalasHapushuaaa minho oppa memang daebak ,mencintai n melindungi sulli eonni dng cara'a sendiri ...^^
tp kasian oppa sampe harus berhadapan sama puluhan preman (T.T)
ff'a keren bngt athornim, di tunggu ff daebak selanjut'a .. Hwaithing ^^
Wahh Keren authornim.. dan satu dari pesan buat cerita ini.. setiap orang mempunyai caranya sendiri bagaimanan ia menunjukan bahwa ia menyayangi pasangan mereka... dan tak selamanya bersikap manis merupakan sesuatu untuk menunjukan kasih sayang.. Like this story authornim^^
BalasHapusMinho bener" dingin bgt jd namjaa, tapi tetep nge indungin ssul apapun yang terjadi. Gapapaa, yang penting minsul tetap 1 (y) daebak min!(Y) happy val's day yaa! :D
BalasHapusWaaahhh...
BalasHapusSuka bgt sama ceritanya, cowok cool vs cewek bawel...
Si cowok cuek bebek pdhl sbnernya peduli bgt... itulah cewek makhluk berperasaan dan cowok makhluk logika dan seringkali mengabaikan perasaan,,, seharusnya kt bs saling mengisi dlm suatu hubungan...
So sweet dan romantis,,,
Manusia memiliki cr sendiri untuk mencintai kekasihnya...
Setuju bg eonnie... :-)
hahahahahahaha. . Dasar. . Kaya punya perasaan aja lo joooo. .
Hapus#EONCOM
#MalesNgubahProfil
tumben kata2nya berat bgt,
Hapushuahahha emang punya perasaan :P
#ikut2an :P
keren, meski minho selama ini cuek tapi dia bener2 cinta sma sulli.. sampe2 dia rela di kroyok buat nyelametin sulli :)
BalasHapusmin ff yang true love in makawanisy chap selnjtnya knpa blum di post ?
udah gaj sabar nih nunggu klnjutan ceritanya :)
sukses selalu buat mimin :)
aduh sedih tapi sosweet. banjir deh nih malem valentine T_T
BalasHapusWahhh tpuk tgan#prokprokprok
BalasHapusKeren bgd thor ff nya....minho super duper cuek tp itulah yg buat minho jd lbh mnawan....
Ahrnya sulli tau klo minho tuh cinta bgd ma dya...
Suka bgd tuh ma kta"y setiap manusia punya cara sendiri untuk mencintai pasanganya...#cium author dev
Devinaaaaa. . Eon lagi males ngubah profil. XD pake akun ini aja yak. :D
BalasHapusKirein Ming mao ngelakuin kaya yang di iklan tadi ke Ssul. Langsung cipok gitu biar diem. Lagi jadi cowo diem amat sih lu Ming. Cool sih cool, masa bales sms aja males. Cewe kan punya perasaan keleeees. XD
Tapi eon suka kata2nya dev. Kaget tadi pas buka blog, ada yg ngepozt. Oneshot pula. :D
Terus berkarya dev. Dan jangan lupa, itu Mirrors II ama TSC dilanjut. XD
Sedih sekaligus romantis wkwk
BalasHapusAku sampe kehabisan kata-kata buat comment T_T
Nice story authornim /applauses
Sedih sekaligus romantis min :)нáàª;)нàâª:pнà᪪>:O:Dнàâ㪪:p#:-s
BalasHapusRomantisnyaaaa :* tapi sedikit buat aku terhura(?) :'(
BalasHapusMing selama ini cuek sama ssul, tapi ternya dia bener2 cinta sma sulli, saking cintanya dia rela di kroyok sama preman2 yang gak seberapa itu buat nyelametin Baby :* aaaaa Ming is the best deh :D
To Devina eonni: keren eon (y) super seper keren deh :) 100 jempol buat eonni :D dan kata-katanya itu loh eon.. ngena banget dihati :D
bagus thor, kata,y manis beut hehhe
BalasHapusaduuh bagusnya ff ini, cara lelaki menunjukkan sayangnya itu berbeda, di ff ini minho cuek tapi sayaaaang bgt sama sulli :')
BalasHapussulli juga jadi dewasa setelah sama minho, aih ff yg buat cemberut sama senyum2 sendiri nih
Itu udh lebih dari kata sosweet thorr,,daebakk:). Minhoo kamu emng punya cara tersendiri udh mencintai sull:). Tetep sabar jugaa nih sull sama minho,tapi sullcjuga tau ternyata minho ito cowok romantis yg gak kaya cowo lain,tapi dengan caranya sendiri:):):):)
BalasHapusWaaaaahhh so sweeeet, banget, bagus ko ff nya. Di tunngu ff lainnya
BalasHapusYa minho oppa dingin bngt sma sulli tapi minho oppa so sweet kekeke
BalasHapusD tunggu ff lainnya eon :)
Wah keren ff nya thor^^ kisahnya sm kaya aku pnya cowo dingin yg ga prnh romantis :( tp sebenernya dia syng :')
BalasHapusEh malah curhat,pokonya ini ff ngena thor i love it ;*
Hmmm...kirain jwban minho yg sbener'a,,g'cnita m ssul,trnytaaaa....gtu,tpi cwe tu prlu prhtian uga x min,msa' di smsin,dingiinnn mulu..kn ksian sullli'a,and w suka bnget pesan trahkr dr ff nee,,
BalasHapusSetiap org mempunyai cara nya sendiri untuk mengungkapkan cintanya .. Itu bener banget ..
BalasHapusDaebak eonn,,
BalasHapusMinho oppa so sweet :*
Oh iya eonni,,
Makawanisynya lanjut sih eonn :*
ff minsul spesial valentine bner2 daebbak!!
BalasHapuscerita berhasil bkin eonn nangis haru :')
keke~ nice story ^^
Suasana valentine bangett
BalasHapusWkwkwj si minooo cool banget.ampe
Sibuk bangettt
cie minsull yg terakhirnyaa wkwkwkw
^^
Edeeeeewww ming lu mah udh kelewat bates diemnya -_- untung ssul sabar coba klo kagak udh diputusin lu(?) Ming yg dingin tp ttp slalu cinta dan perhatian dengan caranya sendiri eaaaaa ^_^ eonni ditunggu ffmu yg lain...
BalasHapushik hik ㅠㅠ
BalasHapusbaca beberapa paragraf pertama bikin aku berkaca-kaca.. Kenapa minho begitu dinginnya sm Ssul.. Apa minho ga cinta sm sulli? Aku jg bertanya2, sm seperti sulli.
Ah tp, memang setiap org punya caranya sendiri untuk mengungkapkan cintanya.. dan biasanya, wanita lebih ingin dimanja dengan melakukan hal2 romantis.
tp ketika tau kalau minho sangat mencintai sulli, bahkan menganggap sulli lebih penting dari nyawanya sendiri, bikin aku angkat topi..
Choi minho is the great man for choi sulli. always, minsul forever..
Awesome one shoot, love it thor^^
bgus thor, keep writing ne, trus berkarya buat uri minsul, fighting !! ^^
BalasHapusbagus eonni :)
BalasHapuskirain endingnya minho oppa nakal romantis dikit :D
Wah wah kasian betul km min,hehe tp gpp lah yg penting akhirnya bahagia,,,
BalasHapusSmpai nyesek nah thor :''
BalasHapusIni kata2 di ff ini bener2 fantasy thor bener2 deabak :*
Aku aja sampai banyak capture kata2nya soalnya bagus bgt buat untuk dimengerti dan jd pljaram buat yang baca
Ccok thor buat novel aja
Sekali lagi deabak ff'nya
Ditunggu thor ff berikutnya :*
Smpai nyesek nah thor :''
BalasHapusIni kata2 di ff ini bener2 fantasy thor bener2 deabak :*
Aku aja sampai banyak capture kata2nya soalnya bagus bgt buat untuk dimengerti dan jd pljaram buat yang baca
Ccok thor buat novel aja
Sekali lagi deabak ff'nya
Ditunggu thor ff berikutnya :*
Minho oppa sama banget kyk namjachinguku...cuek bgt...*curhat #plak *abaikan*
BalasHapusSulli sabaar bangeet yaa,akhirnya sulli menyadaru bahwa minho mencintainya :D
Aahh nyesel baru baca ffnya sekarang,mianhae ne :D
Daebaaak bangeet ffnya...
Ditunggu ff selanjutnya^^
Fightiing saeng :*
huaaaa,,
BalasHapusini impianku waktu kuliah.. pengennya pnya pacar yang dingin tapi sebenernya punya rasa sayang yang besaaaaarrrr sekali..
kebayang ini beneran so sweeeeeeettttt..
diriku sempat meneteskan air mata, haahaa #lebay
aku suka deh ceritanya..
bikin yang lain lagi ya thorrr..
fighting.. ^^
Wushh keren !! Sempet ngira kalo minho tuh emg dingin, tapi romantis bagettttttt..
BalasHapusGomawo author...
so sweet
BalasHapusmeski ga sweet beneran.. awalnya kesel juga sih aku sama bang ming sifatnya.. #sama ya kaya sull hehehe
BalasHapustapi pas tau apa yg terjadi di end nya,, debak banget, sweet ebih leboh sweet dari apapun
eonn gilaa ini keren banget haha. aku awalnya udah mencak2 aja pas minho oppa ga jelas gitu dan ngomong sendiri udahlah mereka putus aja kasian ssulnya ehhh gataunya hahaha gila pokoknya ini keren bangetttt aku juga pengen kayak ssul eonnie:( hehe tsc sama mirror lanjut dong eon. btw covernya keren!!! ^^
BalasHapuslucu sulli dicuekin terus sama minho ,tapi gak disangka-sangka minho se so sweet itu .
BalasHapuskerenn bangettt..
BalasHapussering-sering aja eonn bikin ff kayak gini.. gak tau deh mau ngomong apa lagi, pokoknya keren banget. :)
huwah emang iya emang minho oppa manis banget sulli eonnie :)
BalasHapus