Title : “MIRRORS” Chap 16
Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Kim Kibum a.k.a Key SHINee | Amber Liu F(X)
Author : Davina Sandy
Length : Chaptered
Rating : PG-15
Genre: comedy, romance, hurt
Satu minggu sudah berlalu. Tak ada satupun interaksi yang terjadi
antara Minho dan Sulli. Keduanya merasa tak ada yang perlu diluruskan lagi,
karena semuanya sudah jelas.
Kebohongan yang sudah Minho lakukan membuat dirinya menyadari, ia
tak pantas untuk Sulli. Ia telah menggunakan jalan pintas yang tentu saja dapat
membuat siapapun terluka jika terjebak di dalamnya.
Di tempat lain , seorang namja berambut pirang nyentrik dengan
selera fashion yang sangat bagus, sedang terlihat mengobrol dengan seorang yeoja
tomboi di sebelahnya di sebuah taman di
dekat kampus mereka.
“Minho berubah...”
“that’s not my permission.” Jawab Amber tak peduli masih asyik
berkutat dengan majalah fashion milik Key yang ia baca.
Key hanya menghela nafas mendengar jawaban Amber yang acuh tak
acuh. “jika kau menjadi aku, kau akan mengerti. Belakangan ini dia benar2
terlihat menyedihkan.”
Amber membuka lembaran majalah berikutnya, masih tak tertarik
dengan obrolan ini. “lebih menyedihkan jika aku memukul wajah tampannya.”
“Ommo, aku mengerti ini salahnya, tapi ini juga salahku. Aku
terlibat dalam taruhan ini. aku merasa tidak enak.”
Amber kesal dan menutup majalah yang ia baca, konsentrasinya sudah
buyar. “lalu apa? Apa kau ingin aku memukul wajah tampanmu juga?”
“aniyaaa. Aish, kau tak mengerti eoh? aku sahabatnya! Aku merasa
iba. Dia adalah seorang yang ceria, dulu dia suka menggoda Taemin(?), berdebat
dengan onew, banyak bicara dengan Jonghyun, banyak bertanya denganku, dan
sekarang? Ia bahkan jarang sekali keluar rumah. Walaupun ini baru seminggu
sejak kejadian di malam itu, tapi tetap saja membuatku khawatir. Ia terlihat menyedihkan amber-ah...”
“mwo? Kau sangat khawatir pada Minho? apa kau eomma-nya?”
Key memalingkan wajahnya dari amber. “aish, sudah kubilang aku
sahabatnya. Aku sangat yakin, Sulli adalah cinta pertamanya. Oleh sebab itu,
dia jadi begini. Dulu ia mempermainkan hati yeoja seenak hatinya. Masalah yeoja
tak pernah membuatnya sesedih ini, hanya Sulli dan eommanya.”
Amber melototkan matanya sedikit kaget dan bingung. “Mwo? Apa yang
dilakukan eomma Minho hingga membuatnya sedih?”
“Ini rahasia kita.” (padahal udah dibocorin ama Sulli juga -_-)
Key menurunkan nada bicaranya. “Eommanya itu... meninggalkan Minho dan appa-nya
yang saat itu sedang sakit parah demi pria lain yang lebih tampan dan kaya.
Sejak saat itu Minho percaya, wanita di dunia ini sama. Mengincar pria
berharta, populer, dan tampan.”
Amber tertegun, ternyata ‘buaya-nya Sulli’ itu memiliki cerita
pahit di masa lalunya. Tiba2 ia merasa iba dan simpati pada Minho.
“Dan itu berubah saat ia bertemu Sulli. Karena sulli terus2 an
menolaknya, padahal ia tampan, kaya, dan populer.” Lanjut Key sambil menatap
langit biru yang terbentang di atasnya.
Amber ikut menatap langit yang sama dengan langit yang key tatap
“Itu karena Sulli mencari namja yang seperti bayangannya, yang sama dengannya.
Oleh sebab itu... Sulli menerima cinta Minho, saat Minho mengakui bahwa dirinya adalah penderita Tumor.”
Key terkejut dan mengalihkan pandangannya dan menatap Amber dengan
serius.
“Mwo? apa maksudmu? Mencari yang sama? Apakah itu berarti Sulli
juga mengidap tumor?”
“Aniya...”
“Jadi?”
“Yeoja kesayanganku itu... Ia penderita Hemofilia berat.”
*****
‘Ring ding dongRing ding dongRing diggi ding diggiDing ding
ding... Meorisokae oolinda’
Minho yang sedang menatap layar televisi mengacuhkan deringan handphonenya, membiarkan
handphone-nya itu terus berbunyi dan membuat orang yang melakukan panggilan diseberang
sana menjadi sangat kesal.
‘Ring ding dongRing ding dongRing diggi ding diggiDing ding
ding... Meorisokae oolinda’
Minho benar2 tidak mood untuk untuk mengangkat telepon, hari ini
dia ingin menonton tv seharian, sama seperti hari2 sebelumnya. Walau tak ada
satupun makna yang dapat dia ambil dari bahan tontonannya. Karena memang, Minho
hanya menatap layar televisi tanpa memusatkan konsentrasi, ia benar2 terlihat
kacau.
‘Ring ding dongRing ding dongRing diggi ding diggiDing ding
ding... Meorisokae oolinda’
Kini Minho sudah sangat pusing mendengar nada dering dari
ponselnya yang terus menerus berkumandang. Diraihnya ponsel i-phone-nya, nama
Key tertera di sana. Ia mendengus, ingin melepas baterai handphonenya agar key
berhenti mengusik ritual menonton tv yang sedang ia lakukan. Tapi entah kenapa,
Minho malah menggeser icon hijau di layar ponselnya.
“Tidak bisakah kau berhenti bertingkah seolah kau eommaku?” ucap
minho tanpa basa-basi pada ponsel yang telah melekat di sisi telinganya.
“YAAAK!!!” Minho dengan refleks menjauhkan ponsel dari sisi
kupingnya, menghindar dari teriakkan Key yang dapat merusak indra
pendengarannya yang sangat berharga. “Aku tidak pernah bertindak seolah aku
eomma-mu! Aku ingin memberi tahu sesuatu yang penting.”
“Wae? Aku tidak ada waktu. Beri tahu saja pada Onew, dia akan
mengatasinya.”
“Phabo! Ini tidak ada hubungannya dengan Onew. Ini tentang Sulli.”
“....”
“Minho-ya? kau dengar eoh? this’s about your ex-girlfriend.”
“Kami tidak pernah putus.” Jawab minho cepat saat mendengar kata
ex-girlfriend yang terlontar dari mulut Key.
“Araso... aku lupa, kau sudah mengatakan itu berkali-kali. Tapi,
sampai sekarangpun kau tak pernah mengunjungi Sulli kan? namjachingu macam apa
kau!?”
Minho menghela nafas panjang. Key dapat mendengar bunyi nafas
Minho yang ia hembuskan. “Aku tidak punya cukup keberanian. Aku takut mendengar
kenyataan bahwa ia benar2 tak menginginkanku.” Minho mengambil remote tv dan
menekan tombol power untuk mematikan tvnya yang sudah on selama 24 jam.
“Dan sekarang kau baru menyesal eoh? itulah sejak awal Onew punya
firasat buruk tentang taruhan ini.”
“Kadang aku merasa aku tidak menyesal telah membohonginya hyung.”
“Mwo?! kau tidak menyesal?!”
“Ne, aku tidak merasa menyesal telah membohonginya. Jika tidak
kulakukan, aku takkan pernah mendapat perhatian dan cintanya.”
Key terharu mendengar alasan Minho. Minho benar, Sulli selalu
menolak Minho. Sungguh, Key mengakui bahwa cara mendapatkan yeoja yang Minho
cintai itu salah. Sangat salah. Bahkan Key tahu, tidak ada cara lain
mendapatkan Sulli selain membohonginya.
“Hyung? Kenapa diam? Dan apa yang ingin kau beri tahu tentang
Sulli?” suara Minho menyadarkan Key dari lamunannya.
“Minho-ya... Choi Sulli,
sekarang... ia dirawat di rumah sakit sejak seminggu lalu.”
Minho terperanjat dan bangkit dari sofa yang tengah ia duduki.
“MWO?!”
****
Minho berlari dengan cepat di lorong-lorong rumah sakit. Beberapa
dokter dan perawat sedikit merasa terusik karenanya. Namun tidak dengan
gadis-gadis yang melihat pemandangan itu.
Minho terus berlari, mencari ruangan tempat Sulli di rawat inap.
Key sudah menerangkan detail tempatnya, Minho dengan rasa khawatirnya yang
berlebihan tidak bisa mencari dengan konsentrasi penuh.
Minho tidak peduli, ia terus mencari dimana ruangan Sulli. Hingga
sebuah papan kayu di atas sebuah pintu kamar membuat Minho berhenti mencari dan
menatap tulisan di papan itu, ‘VVIP 2’. Persis seperti yang apa Key terangkan.
Minho melirik papan nama penghuni kamar, tertera disana ‘Choi Sulli 19 tahun’.
Dada Minho akan terasa meledak. Ia bahkan sampai tidak mengetahui
yeoja yang ia cintai sudah di rawat inap di rumah sakit sejak satu minggu lalu.
Minho mengintip melalui kaca bening yang terpasang di pintu. Mata bulatnya
menangkap sosok seorang yeoja yang sedang terbaring dan tertidur pulas dengan
cantiknya.
Minho merindukan yeoja itu,
sangat rindu.padahal baru seminggu, namun Ia tidak tahan untuk berlutut meminta
maaf dan meminta Sulli untuk kembali, memeluknya dan takkan pernah melepaskan
yeoja itu lagi.
Minho menyentuh ganggang pintu dan bersiap untuk masuk. Ia menarik
nafasnya dalam-dalam dan hampir terbatuk karena aroma khas rumah sakit
sudah memenuhi paru-parunya. Ia gugup.
CKLEK.
Pintu kamar rawat Sulli
terbuka, Minho masuk dengan perlahan ke dalamnya dan mengendap-endap
menghampiri Sulli yang terbaring di atas ranjang rumah sakit, tak ingin
membangunkan putri salju-nya yang sedang tertidur.
Ditatapnya wajah Sulli,tidak ada yang berubah. Masih cantik dan
mempesona. Minho tidak mengerti 2 bulan menjalin cinta bersama Sulli saja sudah
membuatnya tergila-gila dengan yeoja ini. yang sekarang ingin Minho lakukan
adalah memeluk Sulli erat namun itu tidak mungkin ia lakukan. Ia mungkin bukan
siapa2 lagi di mata Sulli.
“Hm, apa yang kau lakukan disini namja jahat?”
DEG! Minho terkejut melihat Sulli yang bicara dalam tidurnya. ‘apa
dia mengigau lagi?’ batin Minho sambil melototi Sulli yang masih terpejam.
“Kau tidak mendengarku? Aku bertanya apa yang kau lakukan disini?”
Sulli perlahan membuka kelopak matanya dan balas menatap namja yang tengah melototinya.
Minho terperanjat kaget dan memegang dadanya, Sulli hampir membuat Minho mati
berdiri karena gugup dan kaget yang bercampur menjadi satu.
“Ba- bagaimana kau bisa tahu ini aku... A-aku memperhatikanmu dari
tadi, kau tak membuka matamu sedikitpun.”
Sulli tersenyum kecil mendengar Minho yang mendadak gagap “Apakah
untuk mengenali oppa harus melihat wajah oppa terlebih dahulu? Aku mecium bau
parfum mu oppa, aroma embun pagi yang kau pakai setiap saat.”
Minho tak bisa berkata apa-apa. Ia merasa tersanjung dengan ucapan
Sulli barusan. apakah ini tandanya Sulli masih bisa menerima permintaan
maafnya?
Minho mendudukkan dirinya ke kursi di sisi ranjang sulli. Meraih
tangan Sulli dan menggenggamnya erat “Sulli-ya... mianne, Jeongmal mianne.”
Ucap Minho seraya mengecup lembut punggung tangan Sulli. Sulli terkejut, ia tak
menyangka Minho akan langsung meminta maaf seperti ini.
“Untuk apa oppa?”
“Untuk taruhan itu, untuk kebohonganku tentang Tumor, untuk kebohongan
tentang eommaku yang meninggal. Mianne... tapi sungguh, aku tak pernah
berpura-pura mencintaimu. Aku benar2 jatuh cinta padamu Sulli-ya. seiring waktu
berlalu, aku benar2 merasa kau adalah yeoja yang selama ini kucari, kau berbeda
dan aku menyukaimu Sulli-ya, lebih dari itu, aku mencintamu Choi Sulli.
Saranghae...”
Sulli membenarkan posisi nya dan kembali menatap mata Minho yang
sudah sedari tadi sudah menatapnya lekat. “Oppa, kau tidak perlu meminta maaf.”
Sulli menampakkan seulas senyum tulusnya untuk Minho.
“Jinjayo? Kau memaafkanku Sulli-ya?”
“Ne oppa, jangan lakukan hal seperti itu lagi oppa. arachi?”
Minho bukan kepalang bahagia nya, ia tak menyangka Sulli memaafkan
kesalahannya yang sangat fatal itu. “Araseo Sulli-ya. Aku takkan melakukan hal
semacam itu lagi.”
“Ne oppa. anggap saja semua hal itu tak pernah terjadi... dan
mulai sekarang kita harus menjalin pertemanan yang baik dan tidak saling
menyakiti lagi.”
“M-Mwo? pertemanan?” Minho kembali mengulang kata yang sedikit
janggal di telinganya. “Apa maksudmu Sulli-ya?”
“Oppa... kita tidak mungkin bisa menjalin hubungan seperti itu
lagi. Aku tidak bisa oppa. kita lebih baik berteman saja mulai sekarang.”
Minho menautkan kedua alisnya, masih tak percaya dengan apa yang
telah ia dengar dari mulut Sulli. “Sulli-ya... aku sudah meminta maaf. Sungguh,
aku takkan pernah membiarkanmu terluka lagi. Kumohon terima kembali cintaku
Choi Sulli. Jeball...”
Sulli mengalihkan matanya menatap benda lain, ia tak sanggup
menatap mata Minho yang sedang memohon seperti itu. “Oppa... kau tak mengerti.
Aku sudah memaafkanmu, tapi Bagaimanapun
aku tak bisa menerima cintamu lagi. Tidak bisa.”
Minho berdiri dan mendekatkan wajahnya pada wajah Sulli “Lalu apa
penyebabnya kau menolakku? Apa Karena dari awal kau hanya mengasihani ku kan
Choi Sulli? Tidak ada cinta eoh?”
“Bu-bukan seperti itu.” Jawab Sulli gugup.
“Sulli-ya, tatap mataku saat bicara!” Minho memegang dagu Sulli dengan
kasar dan membuat tatapan keduanya sejajar. “Katakan alasannya Choi Sulli, aku
akan melakukan apapun.”
Sulli tak tahan dengan perlakuan Minho yang terus memaksanya.
Sulli benci jika harus menentang komitmennya sendiri. Ia tak bisa menahan bulir
air mata yang terus ia tahan, dengan sekali kedipan air mata itu kini mengalir
bebas di pipi putihnya. Sulli menepiskan tangan Minho di dagunya.
“Oppa! Cukup! Jangan
lakukan ini lagi. Sudah kubilang, kau takkan mengerti! Kau tidak bisa merasakan
hal yang sama denganku! Aku sangat mencintaimu oppa, tapi aku tak bisa terus
menerus berada disisimu! Karena kita berbeda oppa, kau namja sehat. Sedangkan
aku? Aku tak bisa tergores, tak bisa terbentur, tak bisa terluka, aku tidak
normal!”
Pelipis Minho mengkerut, tidak mengerti dengan apa yang Sulli
bicarakan. “Apa maksudmu Sulli-ya?”
Sulli menghela nafasnya yang masih memburu. Menatap Minho yang
masih kebingungan. “Aku penderita hemofilia berat oppa. aku bukan yeoja yang
tepat untukmu. Pembuluh darahku bisa pecah kapan saja, aku bisa mati kapan
saja. apa yang bisa kau harapkan dariku? Aku bahkan tak bisa memberimu keturunan.”
DEG! Minho menjauhkan wajahnya dari sulli. Minho merasa sebuah
palu besar memukul dadanya. Ia tak percaya dengan ucapan Sulli barusan. Sulli
pasti berbohongkan? Pasti itu Alasan untuk menolaknya. “Ayolah Sulli-ya. jangan
bercanda, aku sedang serius.”
“oppa...” Sulli mengambil tangan Minho dan menggenggamnya.
“Mianne,
tapi itulah kenyataannya. Kita berbeda. Karena itu aku tak bisa menjalin cinta
denganmu.”
Minho melepas genggaman Sulli dan melangkah mundur menjauhi Sulli.
“kau kira kau bisa membohongiku? Hemofilia hanya penyakit generatif untuk
seorang namja.”
“Jeongmal? Oppa, hemofilia bisa saja terjadi pada seorang yeoja.
Appa-ku penderita hemofilia, dan eomma-ku pembawa sifat Hemofilia. Aku adalah
yeoja yang sangat beruntung bisa mendapatkan penyakit ini.”
“Kau berbohong!! Kenapa hanya kau?! Kenapa Amber dan oppa-mu
sehat2 saja?! jangan membohongiku!”
“Kami bertiga bukan saudara kandung.”
“....”
Seketika ruangan kamar Sulli menjadi sangat hening dan dingin.
Sangat Dingin, hingga Minho merasa ia akan pingsan karena membeku. Minho merasa
ini semua hanya Omong kosong sebelum ia menemukan air mata terus mengalir di
pipi mulus yeoja yang ia cintai. Minho terus melangkah mundur menjauhi sosok
Sulli yang tengah menatapnya.
“Daebak. Ku kira hanya aku yang menjadi penipu disini.” Ucap minho
seraya menggelengkan kepalanya. “Ternyata kau menyembunyikan semua hal ini
dariku. Choi Sulli kau daebak. Aktingmu daebak.”
“Oppa... mianne.”
“Gwenchana. Aku pantas menerimanya. Kita saling membohongi
Sulli-ya. kita impas.”
Minho berlalu meninggalkan
Sulli yang masih menangis memandang punggung Minho yang lenyap di balik pintu
kamar rumah sakit.
“oppa, mianne... nado saranghae oppa. jeongmal saranghae.”
Minho berjalan gontai di lorong rumah sakit yang sepi.
“Otthokae...” Minho meremas sisi bajunya. “otthokae?” Minho menjatuhkan air
matanya lagi.
“OTTHOKAE!!??” Minho mengerang keras dan meninju dinding beton
rumah sakit hingga meninggalkan bercak merah di dinding. Minho tak perduli
tangannya sudah terluka, ia terus meneteskan air matanya. “Sulli-ya... kau
jahat. Lebih jahat dariku. Kau tidak memberi tahuku sedikitpun tentang
penyakitmu. Phabo!”
Minho menghapus air matanya. “Apa kita takkan pernah pantas
bersama? Apa aku tak pantas bahagia? Apa aku tak bisa bahagia bersamamu.
TBC
yah min...
BalasHapusjangan sad ending yaaa..
sulli kagak sehat gitu masaaa.. T.T
Iyaaa. . Nanti min bilangin authornya okeeee. . :D
Hapuslanjut ihh greget banget ini mah
BalasHapusgua bantai authornya kalo sad ending -_-
BalasHapusini jadi tanggung nangisnya T-T
BalasHapusjangan sad ending pelis thorrr
chinguu..
BalasHapuslnjutinn ea,,d tggu loh,,
crta'a jngn smpe sad ending ea?? hrs happy ending,nangiiiis nee bca
a min...
gak sengaja mampir ke blog ini terus baca" carita ini dari awal sampe sini, ternyata ff disini seru juga, apa lagi saya shipper nih couple.. ah jangan sad ending ya thor.. :))
BalasHapusya ampun? kok jadi gini sih, nyesek bgt rasanya, nggak kua liat kisah cinta yg kyak gini :'(
BalasHapusnyesekkk jangan sad ending dongggggg :(
BalasHapusyaa ampun :'(
BalasHapusknp sakit'a babby ssul serius bgt :(
trus kok bsa bukan sdra kandung ???
siwon oppa sm amber eoni siapa dong ???
hmmmm, cuma mau bilang terharu
BalasHapus