Rabu, 10 Juli 2013

“MIRRORS” Chap 2



Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) | Jonghyun SHINee | Amber Liu F(X) | Choi Siwon Super Junior  

          Author : Davina Sandy

Genre : Comedy, Romance
Length : Chaptered
Rating : PG-13

Genre : comedy, romance, hurt

Summary : 

“cause with our hand in my hand
and a pocket full of soul,
I can tell you there is no place we couldn’t go”

“hey Minho-ya!”Jonghyun muncul dan mengagetkan Minho yang sedang minum Moccacino panas.

“Panaas!!!!” Minho berdiri dari kursinya menampakkan hidungnya yang memerah karena terkena air kopi yang panas. “Aigoo!hyung!!” gertak Minho sambil memegang wajahnya yang terasa perih. Tanpa aba2 jong berlari mengambil air mineral dari mesin pendingin.


“Mianhae...”Jong tergopoh-gopoh mengulurkan air dingin itu, Minho merebutnya kasar dan menempelkan ke bagian wajahnya yang perih. Kemudian menumpahkan air dingin di wajahnya.

“Jangan lakukan itu lagi, berterima kasihlah karena aku tidak terpikir untuk membunuhmu hyung.”

“MI-AN-HAE Minho-yaaaa” eja jong dengan memasang aegyonya agar minho berhenti gusar.

“Ne hyung. Ada apa mengagetkanku?”

“ani... aku hanya ingin memantau perkembanganmu. Bagaimana dengan Sulli? Ini sudah seminggu 
kan...” Minho menelan ludah, mengalihkan tatapannya dari mata Jonghyun.

“aku.. aku.., ehm, kami sudah sering bertemu.” minho menjawab dengan tampang menyombongkan diri, Minhho memang sering bertemu dengan Sulli, tapi ‘pertemuan’ itu merupakan pertemuan yang tidak dianggap dari pihak sulli.

“Mwo? Hanya bertemu? Bukannya sesuai perjanjian kau sudah mendapatkan hatinya dalam seminggu?”

“Seminggu? Bukan kah kalian memberiku waktu 2 bulan? Aku hanya melakukan sesuai permohonan.”

“aiiish! Jinja! Anak ini... jelas2 kau yang bilang seminggu saja cukup.”

“yeoja yang satu ini adalah spesies yang langka hyung aku butuh sedikit waktu araci? Aku sibuk,gomawo air mineralnya hyung. Annyeong!”Minho ingin menghindar dari pertanyaan Jonghyun yang semakin membuat mentalnya jatuh, ia membayar billbon di atas meja dan meninggalkan Jonghyun yang menatapnya dengan gundah.

“Namja ini, tidak berubah...” Jong menggeleng dan tersenyum melihat minho melangkah pergi meninggalkannya.

Minho melangkahkan kakinya masuk ke dalam Cafe Adore. Ya, Minho takkan menyerah pada sulli, demi harga diri di hadapan shinee, ia harus memenangkan taruhan itu. Minho duduk di pojok seperti biasa, dan bola matanya langsung menangkap sosok yeoja cantik berambut cokelat panjang dengan baju atasan hitam tanpa lengan sedang asyik menghadap netbook sambil menyeruput Ice cappucinonya. Sekarang Minho hanya menatap Sulli tanpa ekspresi, entah itu bingung atau hampir putus asa setiap melihat wajah cantik sulli.

‘Otthoke... ? sulli-ya, bagaimana caranya agar bisa dekat denganmu eoh?’ gumam Minho dalam hati seraya menatap Sulli yang sekarang sedang tersenyum pada netbooknya. Senyum yang cantik.

‘hey, putri salju sedang tersenyum pada netbooknya sekarang. Kenapa tidak tersenyum padaku saja.’ Gerutu Minho dalam hati. Ia memperhatikan bibir Sulli, memperhatikan dan terus memperhatikan, lamunan Minho buyar saat Sulli menggit kecil bibir bawahnya. Minho mengalihkan pandangannya dari Sulli dan meminum White Coffe pesanannya. ‘Minho,ini masih sore jangan yadong.’ Minho menepuk pelan dadanya sendiri. (xD)

Sulli nampak sedang mengetik pesan pada ponselnya, ia segera mengakhiri kegiatannya, membayar bilbon dan keluar dengan cepat dari cafe. Minho kebingungan,’mwo?cepat sekali dia pulang. Ah, kelihatannya dia sudah lama di cafe ini. Minumannya hampir habis sampai ke dasar gelas. Paboya Minho, kau gagal lagi’ rutuk Minho pada dirinya sendiri. Ia menyeruput white coffenya, pandangannya kosong. “Apa taruhan kali ini aku akan gagal? Aniyoo, ini baru satu setengah minggu kan. aish, dewi Fortuna kumohon berpihaklah padaku.” Minho bangkit dari sofa, merapikan blazernya dan pergi menuju pintu keluar cafe. Tiba2 seorang yeoja masuk dari pintu dan hampir saja menabrak Minho. Keduanya terkejut, dan saling menatap. Akhirnya yeoja itu membuka mulutnya “Mianhe” kemudian melanjutkan langkahnya. Ternyata yeoja itu Sulli.

‘Ommo...Sulli, ia nampaknya meninggalkan sesuatu’ benar saja Sulli tak sengaja meninggalkan ponselnya. Namun ada yang berbeda dengan yeoja ini, badannya basah kuyup seperti terkena hujan lebat. ‘Mwo? Apa di luar hujan?’ Minho bergegas keluar pintu cafe, memandang ke arah langit ‘hanya gelap, tidak hujan... mungkin hujan lokal.’ Minho melirik ke dalam cafe, ia melihat Sulli memandang kecewa pada ponselnya kemudian berjalan ke arah pintu keluar Minho sontak mengalihkan pandangan. Saat sulli keluar melalui pintu, JRESSSS..... hujan langsung turun dengan lebatnya.

“Aissh. Otthoke...?” suara bisikan gerutu keluar dari bibir Sulli dan terdengar jelas oleh Minho. Tiba2 pencerahan muncul di kepala Minho.

“We? Kau tidak membawa kendaraan?”Minho bertanya dengan nada lembut pada sulli, sulli menoleh pada sumber suara.

“ani, aku tidak membawa apapun. Aku pikir hari ini akan cerah, dan kemudian hanya berjalan kaki dari rumah.”

“ikut dengan ku?” tawar minho tanpa basa-basi seraya menunjukkan kunci mobil yang bergantung di jari-jemarinya. “bagaimana?”

“Mmm, aku rasa tidak perlu, aku akan merepotkanmu.”

“ani, kau bilang tadi kau berjalan kaki dari rumahmu. Itu berarti rumahmu dekat dari cafe ini. Ayolah, aku hanya ingin berbuat baik.” Minho mengeluarkan alasan yang logis dan tak mungkin bisa ditolak, di tambah senyuman manis dan binar mata memohonnya itu, alhasil membuat hati Sulli tergerak.

“Ne, baiklah. Jika memang tidak merepotkan.” Sulli membalas senyuman manis Minho dengan senyuman yang jauh lebih manis.

“Bagus,kau tunggu disini.” Minho berlari ke arah tempat di mana ia memarkirkan mobilnya. Sulli berdiri menunggu Minho sambil menggenggam kedua lengannya karena kedinginan, ia sungguh menyesal karena tidak membawa payung dan bahkan mengenakan atasan tanpa lengan. Dilihatnya dari kejauhan lampu sorot mobil mendekat ke arahnya, Sulli menyipitkan matanya karena Silau. Ia melihat kaca jendela diturunkan dan seorang namja muncul dari balik kaca mobil.

“kajja, masuklah.” Perintah Minho lembut. Sulli agak merasa ragu namun ia masuk saja ke dalam mobil kemudian menutupnya. Minho memperhatikan rambut cokelat Sulli yang basah dan bibir sulli yang memucat, tiba2 naluri seorang pria muncul secara alami pada Minho,ia melepaskan blazernya dan menyerahkannya pada Sulli. “Pakailah, kau hampir membeku.”

“GamsaHamnida...” Sulli langsung mengenakannya. Bukannya Sulli tidak tahu diri, benar kata Minho Sulli merasa ia akan mati kedinginan.

“akan kemana aku membawamu?”

“arah sebaliknya. Hanya 100 meter dari sini.”

Minho memutar haluan mobilnya dan kemudian menginjak gas, mobil itupun membawa minho dan sulli pergi dari halaman cafe adore.

“apa tidak ada orang yang bisa kau mintai tolong?” tanya Minho memecah keheningan yang terjadi diantara mereka.

“ponselku tiba2 mati. Aku tidak bisa menghubungi siapapun. Mianhae merepotkanmu.”

“oh, gwenchana.” jawab Minho singkat. Nampak sulli menoleh padanya seperti ingin menyampaikan sesuatu. “mwo?” tanya Minho yang sadar jika Sulli ingin bicara.

“ani, aku hanya merasa sangat sial hari ini. aku harus buru2 pulang, saat baru saja aku keluar halaman cafe, gerimis sudah menyerbuku, ponselku mati, dan untungnya ada yang berbaik hati mengantar pulang. Gomawo ne.”

“ah, ne... anggap saja permintaan maaf karena beberapa hari lalu aku memaksamu untuk mengingatku. Tapi...Aku bukan satpam kau salah orang...” Sulli menelan ludah mendengar Minho dengan frontal mengatakan kesalahannya.

“gerbang abu2 itu rumahku.” Ujar sulli mendadak membuat Minho mengalihkan konsentrasinya. Sulli membuat gerakan untuk melepaskan blazer Minho yang dikenankannya. Minho yang melihat itu langsung menghentikan gerakan Sulli.

“bawalah ini untuk melindungi kepala dan badanmu dari hujan... pintu rumahmu sangat jauh dari gerbang”

“ani,ani, aku selalu merepotkanmu..aku...”

“Jeballyoo.” Potong Minho sambil memamerkan wajah memelasnya tak ingin Sulli terus-menerus menolak maksud baiknya.

“bagaimana caraku untuk mengembalikannya padamu nanti?”

Minho mengeluarkan ponsel dari kantong celananya, kemudian memberikannya pada Sulli.
“hubungi aku, berikan nomor ponselmu.”

Sulli menatap Minho sebentar kemudian menuliskan beberapa digit yang merupakan nomor ponselnya lalu mengembalikan ponsel itu pada Minho dan segera keluar dari mobil.

“Gomawo...Mmm,?”

“Minho, Choi Minho..” jawab Minho melalui kaca jendela yang masih terbuka.

“ah ne. Gomawo Minho-sii. Aku akan mengembalikannya dalam keadaan seperti semula.” Sulli tersenyum melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan Minho. Sudut bibir minho menampakan seulas senyuman kemenangan.

“fabulous Choi Minho. First stepmu berjalan dengan sempurna. Setelah ini, semuanya akan menjadi sangat mudah.” Minho menginjak pedal gas kemudian mobilnya melesat pergi jauh dari hadapan gerbang rumah oppa-nya Sulli

Ting Tong ting tong... pintu rumah megah milik oppanya Sulli terbuka. Nampak seorang yeoja tomboy dengan rambut cepak yang telah membukakan pintu.

“Aigoo, Sulli-ya... dari mana saja kau Siwon oppa mengkhawatirkanmu.”

“Mianhae Oenni. Jangan katakan pada oppa aku kehujanan ne?” keduanya bicara sambil berjalan cepat ke arah kamar Sulli.

“milik siapa ini? dan siapa yang mengantarmu kesini?” tanya amber penasaran dengan blazer yang sekarang ia genggam.

“Milik namja yang mengantarku.”

“nugu?”

“playboy Master, Choi Minho.” Jawaban Sulli membuat bola mata amber hampir keluar dan melompat dari tempatnya, hanya satu kata yang mampu amber ucapkan sekarang.

“MWOOOOOOOOO!?” Amber terkejut mendengar jawaban Sulli. “Sulli-ya! Kau ingat kan apa saja yang sudah ku jelaskan padamu 2 tahun lalu? Kau tidak lupa kan?” Amber menggoncang-goncang kedua belah pundak Sulli dengan tangannya.

“Yaak!Oenni! aku ingat dengan sangat jelaass.” Sulli mengangguk pelan dan menyingkirkan tangan Amber dari bahunya. “tidak akan terjadi apa2, kau tenang saja aku bisa mengatasinya.”

“kau hanya perlu mengingat janjimu pada Siwon Oppa. Keringkan badanmu,kau harus tetap sehat. Araci?” Amber pun berlalu dan meninggalkan Sulli sendiri dalam kamarnya.

“Ne Oenni, Araso.” Sulli menatap punggung Amber, moment saat Amber memberinya informasi penting saat 2 tahun lalu terlintas lagi di kepalanya.



Sulli’s flashback :

“Sulli-ya, come here...”

“Ne Oenni, we?”

“Ini tahun pertama mu di universitas kita. kemarin aku sudah memberi tahu mu 10 wanita yang harus kau jauhi di sana. Hari ini aku akan memberi tahumu 10 pria yang harus kau jauhi.”

“aissh, Oenni... kau sendiri tahu aku bahkan hampir menjauhi semua lelaki. itu sebenarnya tidak penting.”

“ani, 10 pria ini berbeda. Saat kau berada disekitar mereka kau bisa saja terjerat dalam pesonanya atau apa pun itu membuatmu pasti dalam bahaya.”

“arasooo... tunjukan saja.” Sulli memanyunkan bibirnya tak ingin melawan pada Oenni-nya yang tampan itu.

“right, this is it.” Amber menghidupkan kamera profesionalnya dan mulai menunjukkan pada Sulli satu persatu foto2 pria berbahaya yang dimaksudnya. Setelah menunjukkan kesembilan foto serta menjelaskan sisi bahaya pria2 itu, sampai lah Amber pada pria no.10.

“and the last... He is Choi Minho! Menurutku dia tidak berbahaya sih, karena dia tidak akan mengejar-ngejarmu seperti penjahat. Sisi bahayanya adalah, saat kau jatuh ke dalam pesonanya kau akan mencintainya sampai mati dan takkan merelakannya pergi. Itu adalah kesaksian(?) dari mantan2nya yang ia campakkan begitu saja.”

“ckckck, menurutku dia lah yang paling berbahaya... ne, aku akan menjauhi mereka bersepuluh mulai sekarang.” Sulli menggelengkan kepalanya, ia bingung masih saja di dunia ini ada manusia yang mencampakkan orang lain yang mencintainya.

Flashback end.

Lamunan Sulli terbuyarkan oleh nada sms ponselnya yang sedang ia charge. Ia pun membuka pesan dari nomor yang tak dikenal.

From : +68xxxxxxxxxxx

Ini nomorku, Choi Minho. hubungi saat kau memerlukannya.

“Oh, Minho.” Sulli tidak terkejut. Ia me-reply pesan itu hanya dengan satu kata, “Ne.” Ia pikir dengan begini, Minho akan tahu dirinya tak memberi respon lebih. Saat Sulli akan mengambil hairdryer dari lacinya, Ponsel Sulli berdering lagi. Ternyata balasan dari Minho.

Massage :

“jangan berpikir aku akan berhenti mengirimi mu pesan. Jangan lupa mengeringkan dirimu jika tidak putri salju akan berubah menjadi putri es batu. Selamat malam ” balasan pesan dari Minho seketika membuat sulli terkekeh.

“jinja... kau juga bisa bercanda?” Sulli mematikan ponsel tanpa membalas pesan Minho. ia menatap cermin dan berkata pada dirinya sendiri, “hey Choi Sulli... apa kau benar2 mirip seorang putri?” Sulli tersenyum pada kaca, “Minho-Shi, kau pria ketiga yang mengatakan aku adalah putri salju...”
*******

Di kampus :

Ketika semua mahasiswa berhamburan keluar ruangan, Sulli malah menyalin ke catatannya apa yang telah Dosen tulis di papan untuk persiapan tugas dan sedikit membaca catatan yang ia tulis saat mendengarkan dosennya menjelaskan. Tiba2 sepasang tangan menutup kedua matanya, tapi hal itu tidak membuatnya terkejut.

“Apa yang sedang dilakukan mahasiswa kedokteran di ruangan mahasiswa filsafat eoh? Apa kau selalu tak ada kerjaan” Sulli bicara dengan nada kesal. Amber langsung melepaskan kedua tangannya yang menutupi mata sulli.

“Aiish, hidupmu terlalu serius chagi-ya... ikutlah denganku mengunjungi suatu tempat. Kami dalam jam istirahat.”

“ani, aku akan langsung pulang.” Sulli mengeluarkan ponsel berniat menelepon supir pribadinya. Amber dengan lincah merebut ponsel itu dari tangan Sulli.

“Jika kau menyayangiku, kau takkan menolaknya.” Amber membuat gerakan centil dengan mengayun-ngayunkan ponsel Sulli di hadapan Sulli.

“Kau tak takut kita berdua akan dihabisi Siwon oppa?”

“aku akan melindungimu. Aku takkan pernah membiarkanmu terluka sediikiiiitpun. Ne?” Amber menarik tangan Sulli dan membawa mereka ke tempat tujuan.

Setelah berjalan agak lama sampailah mereka di sebuah bangunan besar. Sulli tahu persis tempat apa ini.

“Apa yang akan kita lakukan di Gedung Olahraga? Kau tahu kan aku tidak suka berolahraga!”

“kita datang ke GOR Univ bukan berarti kita akan berolahraga. Hari ini para namja akan bertanding futsal, aku akan mengambil beberapa gambar, makanya aku minta kau menemaniku.” Akhirnya Amber memberi penjelasan atas niat anehnya.

“aigoo. Katakanlah dari awal. Siapa yang akan bermain?” tanya Sulli penasaran seraya memasuki pintu utama GOR dan tetap mengobrol.

“hehe, aku takut kau menolak. Anak jurusan musik Vocal melawan anak jurusan managemen Bisnis” jawab Amber sambil menuntun Sulli memilih tempat duduk yang pas untuk sudut pengambilan potret yang tepat.

“Jurusan Vocal?? Kalau begitu pasti ada...”Sulli memperhatikan lapangan dan menangkap sesosok namja yang tak asing di ingatannya. “Taemin oppa...” sambungnya. Seingatnya Taemin juga suka bermain bola kaki. Tak berhenti disana, sulli mendapat kejutan lagi dengan pemandangan manis seorang namja yang sedang melambai ke arah penonton dan membuat para yeoja berteriak hisiteris.

“Choi Minho bermain disini Oenni. Di memakai baju yang berbeda dari Taemin, apa berarti dia lawannya?”

“Ne, Minho itu dari jurusan managemen bisnis.” Jawab Amber tanpa menoleh ke Sulli karena sedang asyik mengambil foto dengan kamera Cannonnya. Sulli menghembuskan nafas panjang. Sudah dua hari sejak ia meminjam Blazer Minho, hingga sekarang ia belum juga mengembalikan blazer itu pada pemiliknya.

“Bersabar ne... kita takkan lama, pertandingan akan segera selesai.” Ujar Amber pada Sulli. Sulli langsdung melihat ke arah papan score, terpampang disana angka 5 – 8.

“ah, kelihatannya Minho-Shi dan team-nya akan menang.” Sulli mengambil telepon genggam dan mencari kontak supir pribadinya. “yoboseyo eunhyuk-Shi, bisakah kau menjemputku sekarang? Aku bersama Amber Oenni dalam Gedung Olahraga Kampus. Ne, gomawo... eits! Chakaman, bisa kah kau menolongku? Oo,Tolong ambilkan tas kantung berwarna biru berisi blazer dalam kamarku tepatnya di atas meja belajar. Kamar ku tidak terkunci, aku meminta bantuanmu. Ne, gomawo...” Sulli menutup teleponnya. ‘Aku akan mengembalikan blazer ini sekarang.’ gumam Sulli dalam hati. Sulli melihat ke papan waktu, waktu sisa pertandingan 10 menit lagi ia pasti sempat mengembalikannya.

“Prrriiiiiiiit!” peluit di bunyikan pertanda pertandingan sudah berakhir. Terlihat para pemain saling bersalaman dan berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Minho dengan segera menyalami Taemin dan memeluknya.

“permainan yang hebat, jangan menyerah ne.” Minho mengusap kepala Taemin.

“Ne, selamat hyung.”

Minho menuju lokasi istirahat untuk minum dan meluruskan kakinya. Ia melihat ponselnya dan membuka sebuah pesan.

From : snow white Sulli

Minho-Shi, aku menontonmu bermain. Dan aku membawa blazermu sekarang. Kau bisa mengambilnya? Aku ada di depan pintu utama GOR di dekat tangga.

Minho melotot kaget saat melihat layar ponselnya, membuat kedua mata besarnya itu terlihat 2 kali lebih besar dari ukuran normal. ‘mwo, anak ini muncul secara tiba2.’ Minho bangkit berdiri dan segera berlari ke tempat sulli menunggunya. Saat hampir mendekati pintu, Minho dapat melihat Yeoja berkulit putih dengan rambut cokelat panjang mengenakan kemeja biru dan celana cream terlihat sedang menunggu seseorang dengan menyenderkan badannya di pegangan tangga.

Minho tersenyum lebar, wajahnya sekarang terlihat seperti kakek2 yang menemukan gigi palsunya yang hilang, sangat bahagia xD. Di saat yang sama, Sulli menangkap bayangan seorang namja dengan jersey bola tersenyum padanya, sulli membalas senyum minho, sekarang senyum sulli terlihat seperti nenek2 yang bahagia melihat suaminya menemukan gigi palsunya yang telah lama hilang. (-___-“) baru saja Minho melangkahkan kakinya, tiba2 ada seorang yeoja yang memeluknya erat dari samping. Membuat Minho kaget dan hampir mendorongnya.

“Oppaaa! Chukkae~!” ternyata yeoja itu adalah Yuri, sasaeng fans sekaligus yeojachingunya Minho yang tak dianggap(hehe). Minho mengurungkan niatnya untuk mendorong dan menggertak yeoja itu. Karena Ia menghormati Yuri dibandingkan sasaeng fans yang lain alaupun ia merasa aneh setiap Yuri memanggilnya Oppa, karena Yuri lebih tua darinya. “kita harus merayakan ini, kita sudah lama tidak makan bersama. Ku traktir ne?” ajak Yuri manja seraya menarik Minho ke arah sebaliknya dari tempat Sulli menunggu.

“Ta, tapi aku ada urusan penting sebentar... ”

“Ani, tak ada yang lebih penting dari aku. Kajja!” Yuri menyeret Minho, Minho malu jika dilihat banyak orang tragedi tarik-menarik itu maka ia ikut saja. Minho menyempatkan kepalanya untuk menoleh ke arah tempat sulli menunggunya, kosong... hanya ada orang2 yang lewat lalu lalang. sekarang Minho benar2 merasa sial.

Di tempat lain, mobil hitam milik keluarga Sulli telah menunggu-nunggu Sulli dan amber. Supir Sulli yang dari tadi menunggu akhirnya dapat melihat dengan jelas Sulli berjalan ke arah mobil dan supir itu pun turun dari mobil untuk membukakan pintu. Sulli berterima kasih dan tersenyum.

“Eunhyuk-Shi mulai sekarang jangan membukakan pintu lagi. Aku jadi malu jika dilihat orang banyak.” Tegur Sulli pada supir pribadinya.

“sudah menjadi tugas saya nyonya Choi. Mmm, ngomong2 dimana nyonya Amber?”

“kita berangkat saja, ia mahasiswa kedokteran yang sibuk. Mereka masih ada jam kuliah sampai nanti sore.”

“ne nyonya.” Mobil pun berangkat meninggalkan halaman depan GOR. Tatapan Sulli menerawang ke balik jendela mobil, tangannya menggenggam erat tas biru berisi blazer milik Minho. wajahnya kini tanpa ekspresi mengingat kejadian Yuri yang memeluk dan menarik-narik Minho untuk pergi dan akhirnya tak sempat menghampiri Sulli, satu pertanyaan yang ada dipikirannya sekarang.

“Jika benar ia selalu dikejar wanita2 cantik tanpa harus mengejar wanita lebih dulu, lalu apa yang sekarang dilakukannya padaku? apa ada maksud tertentu?”


To be Continued...

9 komentar:

  1. Chapter 4nya udah dipost belum thor?
    penasaran . .

    BalasHapus
  2. aduhhh... seru banget ceritanya.... tapi aku takut kalau akhirnya nggak happy :(... pokoknya minsul 4ever... heheehehe thanks.. :) {^_^}

    BalasHapus
  3. Sukaa bgt dg karakternya Sulli di sini, siapa sih yg gak demen ngeliat dia? Udah cantik, kaya, baik lagi. Duh, keren bgt pokoknya.

    BalasHapus
  4. keren banget deh ceritanya , apalgi minho ngejar2 sulli ,dan spertinya sulli mulai jatuh hati deh sama minho , dan nanti klo sulli udh jatuh hati sama minho dan sulli tau dia cuma buat taruhan awalnya gimana reaksi sulli

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template