Title : MIRRORS II chap 2 : Minho's feel
cast : CHOI JINRI (f(x)) | CHOI MINHO (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romance, sad, hurt, crime
SUMMARY (MIRRORS I)
Choi Minho adalan namja tampan, pintar, kaya dan dikenal sebagai playboy kelas kakap. Hingga suatu hari, teman-temannya yang tergabung dalam geng shinee membuat tantangan padanya apa dia dapat menaklukan hati seorang Choi Sulli yang kecantikannya seperti putri. Minho dengan segala cara mencari perhatian Sulli dan menyatakan perasaan padanya, namun sia-sia, Sulli tetap pada pendiriannya untuk menolak Minho. Tak hilang akal, Minho mengaku sebagai penderita tumor otak agar cintanya diterima oleh Choi Sulli. Sullipun menerima Cinta Minho. Dua bulan mereka menjalin cinta,dan 2 bulan Minho mendustai Sulli. Hingga terbongkarlah kebohongan Minho, dan disaat yang sama Minho baru mengetahui jika Sulli menderita Hemofilia. Namun karena cinta mereka yang kuat, mereka mempertahankan hubungan mereka hingga maut memisahkan. Sulli memeberitahu Minho tentang rahasia umur panjangnya yaitu sebuah cermin ajaib yang mengabulkan permintaannya. Minhopun melakukan hal yang sama dan meminta sebuah permohonan pada cermin itu untuk “mengembalikan pantulannya” yaitu Sulli. Namun Sang cermin malah mengirimkan Jinri yang wajahnya sangat mirip dengan Sulli. Apakah cermin ini membawa bencana? Bagaimanakah kehidupan Minho dan Jinri?
CHOI JINRI
CHOI MINHO
CHOI SULLI
Chap 2 : “Choi Minho’s feel”
Dingin. Aku membuka mataku perlahan,
mengerjap-ngerjapkannya berkali-kali. Kepalaku terasa berat, aku tak bisa
bangun dari posisiku sekarang. Aku menatap langit-langit rumahku, ya ini
rumahku dengan Jinri. Mwo? Aku di rumah?
Sekuat tenaga kucoba
memperhatikan sekitarku. Aku terkejut menemukan diriku tertidur dilantai, dan
parahnya seorang yeoja tengah memelukku. Aigoo, Jinri! Apa yang kami lakukan di
lantai sedingin ini? Memerlukan beberapa detik untuk mencerna semua ini, kepala
berat, perut mual, bau alkohol, dan berada di tempat berbeda...
ya,kesimpulannya aku mabuk.
Aku duduk perlahan, agar yeoja
cantik yang sedang memelukku tidak terbangun.
Aish, Dia tidur di lantai! bagaimana jika asma-nya kambuh? Ya dia
penderita asma. Cukup akut kurasa. Oleh karena itu ia belajar untuk
mengendalikan emosinya. Karena saat emosinya berlebih, asmanya akan kambuh.
Aku berusaha berdiri , beban
seluruh badanku terasa tertumpu dikepala. Rasanya aku akan jatuh, karena
kepalaku terasa lebih berat dari tubuhku. Minuman tadi terlalu keras,
seharusnya aku tak meminum itu terlalu banyak. Kupijat perlahan jidat hingga
puncak kepala, menepis walau sedikit rasa sakit yang bersarang, tak segan kupukul
kepalaku sendiri untuk menghilangkan efek minuman keras tadi. Berhasil,
sekarang penglihatanku semakin jelas.
Kuregangkan seluruh anggota badan,
mengusir pegal dan kaku di beberapa bagian otot. Aku merunduk mendekati tubuh
langsing Jinri yang masih tertidur dilantai, kuangkat badannya dan kurebahkan
di atas ranjang. Apa ia sangat lelah? Ia bahkan tak terbangun sedikitpun. Ku
ambil selimut dan menutupi tubuhnya, ia tidak boleh terkena flu. Kupandangi
wajahnya, Tertidur pulas seperti ini membuat ia benar-benar mirip dengan tokoh
kartun snow white dari disney itu, rambut pendek, kulit putih, bibir merah...
Jinri juga mirip seseorang dari masa lalu, sangat mirip.
Ku kecup singkat dahinya.
Berharap ia memimpikanku. aku beranjak dari posisi awal. Ya, Aku harus mandi
dan mengganti baju kerjaku dengan baju tidur,
menyikat gigi dan minum obat penetral mabuk tentunya. Aku menuju dapur
dengan sedikit terhuyung-hunyung. Berpegangan dengan dinding rumah agar tidak
terjerembab ke lantai.
Betapa kagetnya aku melihat
pemandangan di atas meja makan, sejenak kukira ini adalah fatamorgana, sampai aku sadar jika aku tidak sedang berada di
padang pasir. Efek mabuk. Kupicingkan kedua mata bulatku dan kusentuh sebuah piring
yang penuh sphagetti dengan pasta itu. voila! Ini bukan fatamorgana. Ini
benar-benar nyata. Jinri pasti sudah memasaknya. Kuedarkan pandangan lagi,
memperhatikan meja makan yang terlihat bercahaya lebih terang dari sebelumnya. Oh,
Jinri menyiapkan 3 buah Lilin yang masih menyala di dalam gelas kecil, ada
sebotol wine kesukaanku, dan dua buah piring sphagetti dengan aroma keju.
“aigooo” erangku dengan nada khas
orang mabuk. Aku terduduk dikursi dan membiarkan jidatku terbentur di permukaan
meja makan. “Mianne Jinri-ya.” Aku
mendongakkan kepalaku dan menatap sphagetti yang kelihatannya sudah menjadi
dingin. “Selamat makan!” dan akupun melahap habis 2 piring sphahetti dingin di
hadapanku. Aku pasti sudah mengecewakan Jinri malam ini.
Setelah selesai dengan aktivitas
memenuhi perut, aku bangkit dari kursi makan dan menuju kamar. Kupandangi gadis
yang tengah menutup matanya dan semakin cantik di bawah cahaya remang kekuningan
yang berasal dari lampu tidur. “Mianne... belakangan ini aku men jadi sedikit
tak mempedulikanmu. Minggu depan kau akan terkejut dengan apa yang sudah
kupersiapkan untukmu.”
Aku tersenyum lembut seolah Jinri
dapat melihat senyum ini. Senyum yang ingin mengatakan, seminggu lagi... kau
akan terkejut dengan pesta lamaran yang kubuat dan pesta pernikahan yang kuatur
sedemikian rupa. Selamat Choi Jinri, sebentar lagi, ya. Sebentar lagi...
****
Matahari pagi
memunculkan wajahnya, sinar-sinar lembut masuk menembus kaca jendela. Tidak
salah aku membeli apartemen ini, pemandangan dari tempat ini selalu indah. Aku
suka menatap ke balik jendela, ini rasanya seperti aku terbang di atas kota
Seoul. Kuperhatikan tubuh yeoja
dihadapnku yang masih tidur meringkuk memeluk gulingnya. Aku tidak keberatan
mengganti posisiku sebagai guling itu. :3
“Chagiya~~
irreona~~”
“Hmm”
“Irreona~~” aku membuat suara baritonku sedikit lebih
seksi. Sekedar untuk menarik perhatiannya.
“Oppa?” yap,
berhasil. Dia membuka matanya. Rambutnya yang sedikit kemerahan semakin
bercahaya tertimpa sinar mentari pagi. Dia cantik sekali. “Oppa? Sebenarnya
siapa yang mabuk? Kenapa kau bangun lebih awal dariku?”
“Mwo? Yang
benar saja... aku tidak mabuk.”
“Malam tadi
kau pulang dalam keadaan mabuk. Kau pingsan.”
“Aniya, itu
karena aku terlalu lelah.”
“kau bau
alkohol.”
“Itu
karena....” aku sudah tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa aku memang
mabuk.
“karena kau
minum alkohol... right?”
“Aku tertumpah
minuman seseorang.” Good, aku berhasil mengelak. Ia menghembuskan nafanya dan
kembali membelakangiku. Kembali meringkuk dan memeluk bantalnya. Mengapa tak
peluk aku saja?
“aku ini orang
dewasa, kau tak bisa menipuku. Kau bicara aneh semalam.”
“Jinja? Aku
bicara apa?” kedua mataku yang besar semakin kubulatkan, aku penasaran. aku benar-benar
tak ingat jika aku bicara sesuatu.
“....” diam ,
ia tak menjawab. Apa ia kembali tidur?
“Chagiya...
apa aku bicara sesuatu yang menyakitimu?” aku mulai bicara serius, duduk dari
posisi rebahku dan menyentuh pundaknya lembut. Berharap ia menjawab
pertanyaanku.
“kau
mengatakan sesuatu.”
“Apa yang
kukatakan?” dengan tenagaku, ku angkat pundaknya agar menoleh kearahku. Agar
dia menatapku.
“Kau...” Jinri
terlihat berpikir sejenak, jidatnya mengernyit. “Kau berteriak dengan nyaring
bahwa kau adalah pria tertampan di dunia!”
“M-mwo?”
“Ne!” JinRi
duduk dan menyilangkan kakinya, ia terlihat antusias untuk bercerita. “Oppa!
Kau berteriak ‘Aku tampan! Aku choi Minho paling tampan di Dunia!’ kau terus
mengatakan itu! Kau berteriak-teriak dan tertawa seperti orang gila! Aku yakin
semua tetangga medengarmu! Kau mengerikan, bagaimana aku tidak tahu jika kau
sedang mabuk....” Jinri mencibir dan mengolokku. Harga diri seorang Choi Minho
hancur lagi hanya dalam 1 malam.
“Jinja?? Apa
aku benar-benar melakukan itu?” tanyaku dengan sedikit lemas. Itu hal paling
memalukan dalam hidupku.
“Hm!” Jinri
menganggukkan kepalanya dengan kuat, sangat meyakinkan. Wajah semangatnya itu
sangat berbeda dengan tadi. Apa ia menceritakan yang sesungguhnya? Aku
benar-benar tak yakin aku bertingkah seperti itu semalam.
“Aishh... aku
kehilangan wajahku. Mulai sekarang, kita harus memakai jaket tebal dan kaca
mata hitam saat keluar rumah. Arachi?
“aniya~~ hanya
kau saja oppa. Aku tidak merasa malu.”
“hsss! Yeoja
ini, aku akan membuatmu asmamu kambuh!” aku menyerangnya dengan menggelitik
pinggang kecilnya. Ia menggeliat dan tertawa nyaring.
“Hahaha! Oppa!
Hentikkan! Ahahaha!” tawanya menggema diseluruh ruangan. Tawa khas yang membuat
orang lain ikut tertawa saat mendengarnya. aku menghentikan aktivitas
menggelitik pinggang Jinri, jika semakin lama kulakukan, asmanya akan
benar-benar kambuh.
Ku tengok jam
digital kecil yang terletak diatas meja disisi ranjang. Jam menunjukan pukul
10.35 am.
“Jinri-ya...
aku ada janji jam 1 siang nanti. Sebelumnya aku ingin pergi ke sebuah tempat.”
“Oo’. Aku juga
harus berangkat kerja, walaupun ini terlambat, setidaknya aku tetap datang.”
“Yaak... Yaak...
yeoja ini. Ini hari Minggu. Apa kau bekerja juga di hari Minggu?” seketika ia
memasang wajah ‘what-the-hell-miliknya’ apa benar ia tak tahu ini hari minggu?
“Jinjja??”
kemudian ia meringis dan menertawai dirinya sendiri. Aku heran, apa saja yang
dipikirkannya sampai sampai ia tak tahu ini hari apa. “geurae... kalau begitu
pergilah oppa, aku akan menunggumu di rumah ne?” lanjutnya seraya tersenyum dan
menunjukkan deretan gigi besar nan rapi miliknya.
“Kau mau
ikut?” entah apa yang ada dipikiranku. Aku tiba-tiba mengajaknya.
“eodikayo
oppa?”
“Ke rumah abu,
mengunjungi abu Sulli.”
“.....”
Hening. Aku tahu
itu adalah hal paling bodoh yang kukatakan padanya. Tapi aku memang dengan
tulus mengajaknya untuk menghormati Sulli, dengan mengunjungi abu-nya. Aku tahu, menyebut nama Sulli dihadapan Jinri
adalah kesalahan besar, walaupun Jinri tak pernah mengatakan ia tak menyukai
Sulli, tapi aku dapat melihat ekspresi wajahnya saat terakhir kali eomma-ku
membandingkan dirinya dengan Sulli. Ekspresi kecewa.
“ne oppa, aku
ikut.”
Jawaban itu
seperti suara nyanyian dari surga. Aku tersenyum senang, Jinri tidak marah, ia
memilih ikut. “Jinja? Okay, aku akan membuatkanmu sandwich dan kau mandilah.
Kita akan berangkat jam 11. Arachi?” jelasku panjang lebar seraya mencubit pelan
hidung mancungnya.
“Arasooo
oppaaa.”
Aku beranjak
dari tempat tidur dan meniggalkan Jinri yang masih duduk di tepi ranjang.
Sejenak aku menoleh padanya. Aku menangkap matanya yang sedang menatap
punggungku, tapi ia dengan cepat mengalihkan wajahnya. “Mandilah palli...”
ingatku padanya. Ia hanya mengangguk. Akupun benar2 pergi meninggalkannya
menuju dapur. Entah aku benar-benar melihatnya atau hanya perasaanku saja, aku
melihat pantulan matahari menyinari
sesuatu yang mengalir di pipinya.
****
Aku dan Jinri
berada dalam gedung yang menyimpan abu Sulli. Gedung ini cukup besar dan mewah
untuk sekedar menyimpan abu-abu kremasi orang yang telah meninggal. Karena aku
telah datang ke tempat ini berkali-kali , Aku hafal betul dimana abu Sulli
diletakkan. Jinri mengikutiku dari belakang, aku suka melihat pakaian yang ia
kenakan hari ini. Sweater hitam tertutup dan celana jeans biru yang menutupi
seluruh kaki jenjangnya. Pekerjaannya yang berhubungan dengan fashion membuat
ia harus tampil modis dan sexy di setiap jam kerjanya, tampilan tertutup
seperti ini membuat ia terlihat lebih baik.
Kami berdua
tiba di hadapan sebuah guci yang menyimpan abu kremasi Sulli. Disana ada benda
kesayangan Sulli teddy bear dari
appa-nya. Aku tersenyum saat melihat foto frame Sulli yang terpajang di hadapan
guci itu. Ia tersenyum seolah tanpa beban.
“Dia cantik
sekali.” Suara Jinri membuatku sadar dari lamunanku karena terhanyut oleh musik
instrumental yang dimainkan di dalam gedung ini. Ia membungkuk hormat kemudian
meletakkan sebuket mawar putih yang kami beli di tepi jalan sewaktu perjalanan
ke tempat ini di sisi Guci abu Sulli.
“Kau sedang
memuji dirimu sendiri eoh?” balasku membuat ia terkekeh malu mendengarnya.
Sulli dan Jinri sangat mirip. Sperti yeoja dengan eonninya. Jinri memang
setahun lebih tua dari Sulli itu terlihat seperti Jinri adalah eonni-nya Sulli.
“Aniyaa...
coba kau perhatikan baik2 foto itu. Kau lihat? Ia cantik alami, aura
kebahagiaan memancar dari senyumnya. Rambut panjang yang bagus, poni yang imut,
eye-smilenya... dia terlihat sangat berbeda denganku.”
“Cantik itu
relatif chagi-ya, kau tak bisa dengan seenak hatimu mengatakan jika Sulli lebih
cantik. Semua wanita itu cantik, tergantung bagaimana cara kau menunjukkannya
pada orang lain.” Ia hanya tersenyum menanggapi komentarku. Sejenak kami hanyut
dalam pemikiran kami masing2, instrumen2 indah yang terlantun dan sampai ke
indra pendengaran kami seolah ingin menjadi penyatu bagi kami bertiga. Aku,
Sulli, dan Jinri.
Aku melirik
jam tangan yang terpasang rapi di lenganku “Jinri-ya, ayo ikut denganku setelah
ini.” Ajakku. Tak ada jawaban. Kupehatikan tingkahnya, Ia sedang melihat
sesuatu dan ia tak mendengarkanku. “Jinri-ya?” tegurku sekali lagi seraya
melambaikan tanganku ke wajahnya mencoba mengalihkan perhatian Jinri.
“Waeyo oppa?”
“apa yang
sedang kau lihat?”
“a-aniya...
aku tadi sedang menangkap basah seseorang yang sedang memperhatikan kita. Pria
itu... rasanya aku pernah melihat dia di suatu tempat.”
“Nugu?”
tanyaku penasaran sambil mengedarkan penglihatan jeli ke seluruh ruangan.
“Dia sudah
pergi oppa.”
“Mungkin pria
itu tertarik padamu. Karena kau cantik.” Godaku membuat jidatnya mengkerut,
sepertinya idak lucu. “setelah dari tempat ini, kau mau ikut denganku?” tanyaku
mengalihkan pembicaraan.
“kemana oppa?”
“bertemu 4
teman lamaku. Kau akan menyukai mereka. Kajja.”
*****
Aku dan Jinri melewati pintu
restaurant. Aku memutar pandangan. Mencari beberapa sosok yang sangat
kurindukan. Mereka yang kunamakan sahabat. Setahun terakhir kami benar-benar
sibuk dengan urusan kami masing2. Sekarang adalah waktu yang tepat Untuk
bertemu dengan jumlah anggota yang lengkap, 5 orang. Itu kami, Shinee.
“Hyung!!” seseorang pemuda cantik
dengan bibir tebalnya melambaikan tangan ke arahku. Matanya berbinar saat ia
bahagia. Aku tersenyum lebar membuat mata besarku juga terbuka lebar. Aku menggenggam
lembut jemari Jinri dan membimbingnya menemui Taemin.
“Taemin-ah... apa kabar?” sapaku,
walaupun aku menyadari Taemin sedang menacuhkanku. Kini matanya terhipnotis dan
hanya tertuju pada Jinri. Sekilas aku melihat Taemin menelan ludahnya. Sama
persis dengan ekspresiku saat pertama kali bertemu Jinri.
“Ka-kau...” ucap Taemin terbata.
Matanya membelalak menatap Jinri.
Jinri sedikit risih dengan
ekspresi Taemin. Tapi ia tetap membungkuk hormat dan menyapanya dengan manis
“annyeong haseyo. Jinri Imnida.”
Taemin masih tetap pada
ekspresinya semula.aku sangat yakin ketiga sahabatku yang lain akan menunjukkan
ekspresi seperti Taemin juga saat melihat Jinri.
“Dia kekasihku, Choi Jinri.
Mereka memang mirip.”
Mendengar itu Taemin membuang
nafasnya yang ia tahan sedari tadi. “Aku kira kau membangkitkan Sulli dengan
Ilmu hitam.” Ujar taemin lebih terdengar seperti bisikan.
“mianne sudah membuatmu bingung.”
Jinri meminta maaf dengan tulus.
“Yaak... untuk apa meminta maaf?
Disini akulah yang salah. Oo’ perkenalkan, Lee Taemin imnida.”
Taemin
membungkuk dan Aku tak hentinya tersenyum melihatnya yang salah tingkah di
hadapan Jinri.
Sesuai tebakanku, tak lama
kemudian Onew hyung datang dan ekspresinya sama persis dengan Taemin. Aniya, Tidak
sama persis, ia seperti melihat hantu dan mungkin jika Taemin tak menjelaskan
siapa sebenarnya Jinri, Onew mungkin akan meneriaki Jinri dengan sebutan
hantu.
Selang
berapa menit, Jonghyun datang bersama
Key. Dan ekspresi Jonghyun menunujukan respon yang sama dengan Onew.
Hampir meneriaki Jinri dengan sebutan Hantu. Lain halnya dengan Key yang
mencermati Jinri dengan seksama dan menyadari bahwa Jinri dan Sulli adalah
yeoja yang berbeda.
“Nice
to meet and know you Jinri-Sii” ucap Key tenang dan santai.
“me too
Kibum-Sii. I loved your design. You are really talented and creative.” Ucap Jinri membuat kami berlima sedikit kaget. Tapi tidak dengan Onew yang
sangat2 kaget.
“Mwo? Jinri-Sii... kau mengenal yeoja
ini?” celetuk Onew yang membuat Key ingin melemparkan gelas berisi orange juice
miliknya ke kepala onew. Untungnya ada Jonghyun yang menenangkan Key. Taemin
hanya memperhatikan dan tertawa sendiri seperti oarang gila. Kami sudah setua
ini, tapi sifat kami tak berubah sedikitpun. Masih konyol dn kekanak-kanakan
persis seperti saat kami kuliah. Tak ada yang berubah dengan perasaan kami satu
sama lain. Kami tetap satu, Shinee.
“aku bekerja sebagai kepala
editor di sebuah perusahaan majalah fashion. Tim kami mengenal Kibum-Sii dengan
baik. Karya dan design-nya sangat terkenal. Artikel tentang dirinya beberap
kali dimuat dalam majalah kami.” Jawab Jinri memberi kami pencerahan dan
membuka mata batin kami bahwa sesungguhnya Key memang orang yang luar biasa.
“Wah... Wah... aku iri.” Sahut
Jonghyun diikuti anggukan Onew, Taemin dan aku sendiri tanda setuju.
“See? Bahkan gadisnya Minhopun
mengenalku. Kalian masih meragukan kemampuanku eoh? Hahahahaha!” suara tawa
menggelegar Key memenuhi ruangan restaurant. Beberapa orang menoleh ke arah
kami. Aku segera menutup wajahku dengan tas pink bermerk milik Jinri. -_-
“Hyung jangan sombong dulu.
Lihatlah namja menawan di sebelahmu itu. Lagu ciptaannya sekarang menguasi
chart musik di korea selatan. Ia komposer handal!” seruku seketika membuat Key
menaikan sebelah alisnya dan menatap Jonghyun.
“ne... lagu yang berjudul Selene
6.23 itu sangat enak didengar. Aku suka boyband yang melantunkan lagu itu.
Mereka sangat menghayatinya, aku merasa akan menangis saat medengar mereka
bernnyanyi. Jong! Kau daebak!” Puji Onew pada Jonghyun yang membuat Jonghyun
tersenyum malu.
“bagaimana dengan pekerjaanmu
hyung? Kau semakin tua ya... semua rambutmu memutih.” akhirnya taemin berhenti
hanya tersenyum dan mulai angkat bicara dan bertanya pada Onew.
“begitulah, masih seperti
biasa... benda ini memutih karena pekerjaanku yang terlalu banyak memikirkan
wanita.” jawab Onew seraya memegang kepalanya seketika membuat kami terkekeh
kecuali Jinri yang berbisik pelan di telingaku.
“Oppa... apa ada pekerjaan yang
hanya memikirkan wanita?”
Aku membalas berbisik di
telinganya “ia seorang dokter spesialis kandungan Jinri-ya.” Jawabanku membuat
Jinri membelalak. Ia tak menyangka pria konyol yang kelihatannya masih muda itu
adalah dokter kandungan.
“Taemin-ah... bagaimana kuliahmu?”
kini giliran Key yang penasaran terhadap Taemin.
“semuanya lancar hyung. Tahun ini
aku akan meghadapi skripsiku.”
“jika kau mengalami kesusahan
datanglah padaku.” Ujar Jonghhyun menyombongkan diri. Mereka berdua kuliah di
jurusan yang sama. Jurusan musik. Hanya saja Jonghyun lebih duluan lulus bahkan
ia mengambil S2.
Aku melirik pada Jinri. Ia
terus-terusan tersenyum mendengar dengan cermat obrolan kami. Entah itu hanya
pura-pura atau ia benar-benar tertarik. Kami mengobrol agak lama sambil
menghabiskan mekanan yang kami pesan. Kali ini Onew hyung yang membayar semua
pesanan. Ia loyal dan aku suka itu. :D
Onew, Jonghyun, Key dan Taemin
terus-terusan bertanya ini dan itu padaku dan Jinri. Mereka benar-benar
perhatian pada Jinri. Inilah kehangatan yang mereka miliki. Aku berani
bertaruh, Jinri bangga dapat berbagi cerita bersama namja-namja ini. Mereka
adalah namja-namja sukses dan berpendidikan, itu membuat mereka bersinar di
mata semua orang.
Tiba-tiba bunyi dering handphone
Jinri terdengar dari dalam tas pink-nya. Ia merogohkan tangannya ke dalam tas
dan menemukan i-phonenya yang berdering. Ia sejenak mebaca nama penelepon di
layar dan ia pamit padaku untuk bicara penting pada orang yang menghubunginya.
Ia berdiri dengan i-phone yang masih
menempel dikupingnya. Dari jarak ini, aku masih dapat mendengar suara ocehan
pria di seberang panggilan milik Jinri.
PRAAK!
Suara benda terjatuh. Kami
otomatis menghentikan kegiatan makan kami dan menoleh pada sumber suara yang
sepertinya tak jauh dari kami. Betapa terkejutnya aku melihat Jinri dan
i-phonenya yang sudah jatuh dan
berserakan di lantai. Terakhir
kali aku melihat Jinri menjatuhkan ponselny adalah saat ia mendapat informasi
bahwa eomma-nya pingsan dan masuk rumah sakit. Apa ini kebiasaanya? Selalu
menjatuhkan handphone-nya saat ia kaget dan khawatir?
Aku bergegas menemui Jinri dan
mengambil ponsel serta beterainya yang terlepas karena benturan keras pada
lantai. “Chagi-ya? Waeyo? Apa ini tentang ibumu?”
Jinri menoleh padaku, aku khawatir
melihat butiran keringat yang dengan cepat muncul di keningnya.
“A-a-aniya... oppa, aku harus
pergi sekarang.”
“baiklah, kita pulang sekarang.”
“Aniya! Kau tetap disini oppa.
A-aku harus pergi. Mianne.”
Jinri dengan cepat berbalik untuk
mengambil tas jinjingnya. Membungkuk hormat pada teman2ku untuk pamit pergi.
Langkahnya sangat cepat. Hingga aku tak menyadari ia sudah keluar restaurant
dan memanggil taksi kemudian benar-benar hilang dari pandanganku. Aku masih
berdiri di posisi semula, kebingungan dengan apa yang sudah terjadi. Tanpa
mengatakan apa yang ia tahu padaku, Jinri hanya membuatku semakin khawatir
padanya.
Sebenarnya Apa yang sedang terjadi??
TO BE CONTINUED
anyyeong readerdeul yang saya cintai dan yang saya kasihi... (-_-). author balik bawa mirrorsII chap 2. nih, author udah kasih summary mirrorsI nya biar pada ngerti juga ama alurnya gak tanggunng2, ama foto castnya juga! wkwk... oke, kalo gitu, author minta komennya ya... komen yang membangun. jangan lupa komen ya... *civook* gomawooo^^
Aaa cerita nya bikin penasaraaannn, ada apa itu sama jinri?? Next ya minn, jgn kelamaan yaa :D
BalasHapusgomawo for reading and leaving comment^^ ditunggu ya next chapnya :D
HapusWah....wahh.... apa yang dibilang sama namja yang ada ditelepon Jinri eonnie sampai-sampai Sulli eonnie menjatuhkan hpnya
BalasHapuskekekeke Taemin, Onew, Jonghyun oppa lucu sampai-sampai onew sama jonghyun oppa bilang ke Jinri kalau dia hantu hahaha ngakak pas baca ini sambil ngebayanginnya XD
Hufftt..... gak sabar buat baca kelanjutannya memangnya apa yang terjadi dengan Jinri eonnie
Next Partnya yang tidak cepat dan juga tidak lambat ne Thor *LOH?* ani maksudnya ya seterah author aja kalau author punya waktu buat membuat kelanjutan ffnya langsung diposting tapi jangan kelamaan juga *jangan diikuti sesat Thor!!* #LOL XD
Ya Sudah HWAITING Thor.... ^^
Kkkk~~ iya febriyana... gomawo ya udah baca n komen. tgu aja ya next chapnya yang tidak lambat dan tidak cepat.^^
HapusMkin pnasaran sma prasaan minho dan jinri lnjut thor jgn lma2 ya
BalasHapussip anna. thanks for reading and leaving comment. :D
HapusCeritanya bikin penasaran nih.. Eonni, lanjutin ya tapi sebelumnua pengen ksih tanggapan nih, itu namanya yg bicara siapa ya sulli atau jinri? Soanya banyakan sulli tulisannya, padahal tokohnya jinri....next ya eonni
BalasHapusOmmo Ditaaa.... jeongmal gomawo atas ketelitiannya. oenni waktu ngetik ngebayanginnya Jinri itu sulli. jadi typo deh. oenni udah baikin, sekali lagi gomawo buat koreksinya.^^
Hapuslanjut terus cpetan eon penasaran tingkat dewa
BalasHapusaraso tian. thanks udah baca ama komen ya^^
HapusApa yg terjdi?
BalasHapusapa yaaa? ayo tebak~~ kkkkeke~^^
HapusApa yang terjadi ya? Penasaran...
BalasHapusNext secepatnya ya... :D lagi libur panjang paling enak baca FF...
ne anniasa. author juga punya banyak waktu senggang nih. thanks 4 read and comment.^^
Hapusakhirnya di post juga :-D, penasaran bgt ming udah cinta bgt ama jinri apa blm???soalnya minho udh nyadar kalo dia salah,
BalasHapussi jinri keren bgt, mau di ajak nemuin abu sulli, padahal minho keliatan gag enak bgt ma dia,
elaaahhh si dubu tiap hr mikirin wanita, tapi tetep si le min joo #saya di hatinya :-* jangan ksih kopel dubu ya dev -_-
seneng bgt baca pas sulli ktemu si KeyJjongOnTaem,
aku curiga kayaknya ssul dpt telpon dr ecul ato ecung,
jawab dev -_-
awalnya ga mau masukin SHINEE lagi kaya MirrorsI. tapi kangen ama kekonyolan mereka kalo lagi bareng.^^ ne oenni syang, Dubu ga aku kopelin kaya MirrorsI. ntar dubu aku kopelin ama Ital di ff lain. wkwkwkwwk
Hapusyang nelpon Ssul? Jinri kali oenn. wkwkwk. ngebayangin muka Sulli kan? xD
tgu next chap aja ye oenni.. *civok*
onew ma kristal
Hapuslallalallallala
#kaburrrrr
hahhaaa.. iya eh jinri, jgn lah ff onstal T_T
HapusSulli a waeeee km bkin aku penasaran....hahaha
BalasHapushaha. biar penasarannya hilang, panggil mbah dukun.*loh.
Hapusthanks udah baca and komen.:D
Siapa ya yg nelpon Jinri? Next thor.. *Fighting :)
BalasHapusgomawo udah baca^^
Hapusjinri ..waeyo??? >:-/
BalasHapusaku tunggu chapter selanjutnya
gomawo udah baca^^
Hapustgu chap brikutnya ya.^^
Akhirnya rilis juga, Jinri kenapa itu Minho kejar jinri ayooo apa dia dpet tlpon kalo ssul idup lg hehehe next eonn :)
BalasHapusssul hidup lg? genrenya horror dong entar xD
Hapusgomawo udah baca^^
kira-kira siapa yaa yg nelpon jinri,, tambah penasaran ni thor. lanjut thor!! fighting ^^
BalasHapussiapa ya? Kkkk~~
Hapusgomawo udah baca^^
Baaaah . . Beneran Ming udah move on dari Sulli ??? Aduuuh, itu si Jinri pake mewek lagi pas di ajak kerumah abu ??? Mao tau komentar nyokapnya Ming waktu ngebandingin Jinri ama Sulli . . Itu yg ngeliatin Minho Jinri siapa lagi dirumah abu ?? Suruhan musuhnya eechul kah ??? Aisssh, punya penyakit lagi si Jinri. :3
BalasHapusMasih blom tau gmana perasaan Ming yg asli buat Jinri, lanjut yaak dev. :D
gemes loh ama dhea oenni yg hobinya nebak alur ama ending. wkwk
Hapusgomawo udah baca^^
Lanjuuuut eon:)
BalasHapusIya sayang ^^
Hapusyaaa saya telat masa bacanyta
BalasHapushuaaa kasian pasti itu si jinri, di banding3in sama sulli terus, tapi keren mau ngehormatin sulli dia, ayp minho , lamar secepatnya,
yg liat mereka anggota genk musuh si heechul ya? yang ngintai jinri, yg nelpon apa heechulm, ada masalah giru #gw Sotoy
jinri sakt asma , ya author HOROR jangan sampe ada yg mati lagi ya , gw demo besar2an ntar, gila ntar minho, 2 cwe'nya meninggal semua, kan kasian abg gw
NEXTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
PALLLLLLLLLLIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Asma ga sampai mati juga kalee dha. Ga ada yg mati dha. Cuma hati gw aja. #eeeaaak
Hapushati looooooooo :/
HapusIni kerennn thorr,,tapi jangan dibuat jinrinya meninggal kaya sulli yaa. Lanjut deh,,jangan lama : D
BalasHapusTenang aja,ga ada yg mati kok. Wkwk
Hapustks udah baca ama komen^^
Lanjut eon , mkn penasaran sma crtany :D
BalasHapusGomawo irma udh baca n komen. Tgu next chap nya ye^^
Hapuswiiiihhh jinri eonni keren mau menghormati ssul eonni :D
BalasHapusapa yang terjadi sama jinri eonni ??? siapa yg nelpon jinri eonni juga ???
penasaran banget nih eon :)
next chapternya ditunggu ya eon :D
Siapa ya. . . Kekeke~~ gomawo udah baca n komen.tgu next chapter yo^^
Hapusakhir.y chap 2 dipost juga.
BalasHapusaah, ini ff.y makin keren aja eon ^^
Jinri eonni jga pnya pnyakit yah :(
pnasaran sm Minho oppa, dia bneran udah bsa move on dri Sulli eonni ya?
SHINee kocak abis :D
pnasaran lgi nih, siapa ya yg nelfon Jinri eonni, kok dia jdi kget gtu ampe jatuhin ponsel.y ? mdah2n gak ada hal yg buruk.
eonni, next chap.y jgn lama2 ya :) pnasaran nih ;)
Ne maya. . .gomawo udah baca trus komen. Tungguin chap brikutnya ya. ^p^
Hapuseonni, lanjuttannya kapan nih ? tambah penasaran aja, hehehehee oh ya eon, yg nelfon jinri td, apa ad hubungannya sama mafia gituh.. ? aduh tambah penasaran deh mikirinnya.
BalasHapusditunggu next chap nya ya thor.. jeball,
oenni update tiap sabtu saeng. dibaca ya entar next chapnya.^^
Hapuskereeen.. aah bersambungnya kok bikin penasaran banget seeeeh??
BalasHapuslanjut ya thor, ff nya tambah keren. tapi kasian jinri jadi bayangan sulli bagi minho.. :')
keren?gomawooo. tgu next chapnya ya^^
Hapuso gue telat yak bacanya -_-
BalasHapuspake weker dong,biar ga telat. KkkXD
HapusYahh..
BalasHapusKok udah TBC sch eon.. #kcewa berat..:(
Serius2nya bca, eh tak taunya TBC..#gubrak
Pnsaran bgt ama jinri, dia terima tlfon dr siapa ya ? Pasti heechul it #sok tau
SHINee kocak abis, aku smpek ktwa2 yg bcanya..#wkwkwk
eon..jgn lma2 ya chap slnjutnya..
Fighting..!!
gomawo minmi. . . udah baca sekaligus komen^^
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWaw daebak. Jinri eon mau ngehormati sulli eon :)
BalasHapusWae? Nuguya ? Siapa yg nelfon jinri ? Penasaraannn.. Wkwk :)
Next ne eon :D
ok saengie^^
Hapusgomawo sudah baca en komen di sini ya.^^
Lagi asikasik baca eh malah TBc :'(
BalasHapusPenasaran banget,jinri kenapa yaa ???
Lanjut saeng :)
Ffnya daebaaaaak (y)
gomawoooo avril oenni. :*
HapusMianheee jeongmall mianheee aku gak pernah komen
BalasHapuspas baca ff2 yang ∂ɪ̇ sini soalnya Gɑ̤̈ •ț a Ʊ
=-?• Cara komennya email ku kata sandinya lupa
jadi Gɑ̤̈ ßɪ̣̇sªâ komennnn mianhe jeongmallllll......... ∂ɪ̇ season 1 jugaaa mianhe jeongmallll
gapapa kok raya.. gomawo udah baca ama komen yaa^^
HapusMinho sungguh sungguh kah sama Jinri? Masih salut sama Jinri yg jadi strong lady, bahkan sampe dia pun mau di ajak kerumah abu sulli.
BalasHapusYg ngeliatin jinri di rumah abu orang suruhan musuh bang henim kah? Dan telepon itu ngabarin ada sesuatu yg terjadi sama henim?
niceeee
BalasHapusnext dong, lagi liburan niii
lagi pengen hunting ff
devina bagus banget ffnya
Waduh.. jinri knp tuh.. hiihii konflik baru, haseeekkk..
BalasHapusEhh waktu ditempat abu sulli, kebayang wajah murung jinri yg sedih karna bgmn pun cinta yg besar ia berikan buat ming, ttp wajah sulli yg menghiasi hati ming..
Aaahhhh.. pokoknya kebayang dan kerasa bgt nyawa ceritanyaaa..
Lanjut thor..
akhirnya ketemu juga chap 2 nya setelah aku cari2 .... dan ternyata ceritanya memang bagus banget ....
BalasHapusChapter two....
BalasHapusJadi.. apa kira" kejutan Minho? this good chapter.. bisa terlihat jelas bahwa Jinri cemburu pada Sull, itu kenyataan yg harus dia terima.. dan setidaknya Jinri bisa mengerti atau mencari untuk mengerti kenapa Minho sampaibegitu mencintai Sulli.
Siapa pria yang menguntit mereka? apa mungkin itu musuhnya heecul.. kalaw betul ini sangat bahaya, akan lebih baik jika Jinri bisa menceritakannya pada Minho.. dan Jinri meet shinee.. ahhh lucuuuu :D sekarang semua sudah sukses.. Taemin nanti nyusul katanya XD..
and yang menelopon Jinri.. kayaknya orang itu Heecul. hope its not bad news.. sooo lets continue chapter 3... :)
and.. again.. Authornimmm hwaiting^^~
Ceritanya bgs
BalasHapusNisa ngebayangin Suli jinri itu.bedasulli dpt tlf dr siapa? Penasaran
waaahh jinri trnyata mantan'a heecul oppa,,, ^parah lah heecul, yesung jadi mafia,, huaaa ada" aja :D
BalasHapusjinri kasiann,, takut mino jdi sasaran korban mafia ya..-_-
Minho kasian masih inget terus ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ ma sulli, jinri sabar ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ .
BalasHapusnext yuhuuuuu
BalasHapussory aku telat baca n telat komen...
BalasHapustapi ceritanya keren kok thor....
nyusahin ni nantinya heechul oppa buat jinri ni!
BalasHapusbagus,tpi aku kok lebih suka sama karakternya sulli ketimbang jinri
BalasHapus