Title : MIRRORS chap 22
cast : CHOI MINHO (SHINee) | CHOI SULLI (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romane, sad, hurt, comedy
Seorang yeoja tengah berdiri
tak jauh di hadapan Minho. Yeoja itu sesekali melompat-lompat kecil seolah-olah
dirinya adalah penari balet. Ia benar-benar terlihat bahagia.
Minho menatapnya dari
kejauhan, memperhatikan setiap gerak-geriknya.
Ia tak terlihat gelisah, namun Minho tahu yeoja itu
sedang menunggu seseorang.
Sadar jika seseorang sedang mengamatinya, yeoja itu
menghentikan aktivitas lucunya tadi dan mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
Mata keduanya bertemu, Yeoja itu tersenyum pada Choi
Minho. Senyum yang hangat dan cerah memancar darinya. Bibir merah dan menggoda
itu, kulit seputih salju, mata yang ikut tersenyum saat yeoja itu tersenyum,
dan tatapan penuh cinta... itu semua hanyalah milik Choi Sulli.
“Choi
Minho!” panggilnya membuat Minho terbuyar dari pikatan pesona Sulli.
“Sulli-ya!”
jawab Minho segera, sembari melambaikan tangan. Tak ada satupun orang yang tahu
betapa bahagianya Tuan Choi sekarang.
“Hyung!!”
Suara lembut Sulli berubah drastis, menimbulkan suara seorang namja yang
sepertinya tak asing lagi di telinga Minho. “Come on hyung. Sadarlah, ireonna
palli.”
“Choi
Minho, wake up!” suara yeoja setengah namja.
“Minho-ya,
irreonna.” Kali ini Suara seorang yeoja, tepatnya seorang ahjumma.
Sinar putih datang, serasa akan membutakan mata Minho.
Bayang-bayang Sulli perlahan menghilang tertutup cahaya yang lebih putih dari
kulit saljunya. Yang terakhir Minho lihat adalah senyum cerahnya, senyum yang
takkan pernah Minho lupakan. Takkan pernah.
“Eomma...”
ucap Minho lirih, serak dan pelan namun mampu membuat semua orang yang
berkumpul di tempat itu berpaling dari kegiatan mereka dan mulai terperangah
dengan apa yang mereka dengar barusan.
“Minho-ya...
akhirnya kau kembali.” Ahjumma yang kini tengah menatap lembut Minho memeluk
Minho yang masih terbaring di atas tempat tidurnya. Walaupun sebelumnya Minho
mengira ia ada di rumah sakit ataupun ruang mayat, ternyata dugaannya salah. Ia
kini terbaring dalam kamar tidur miliknya sendiri. Dipeluk oleh seseorang yang
ia benci selama bertahun-tahun.
Minho
membalas pelukan eomma-nya. Memperdalam pelukan pada eomma yang sangat ia benci
namun ia rindukan. Ya. Tak butuh berabad-abad bagi Minho untuk mengabaikan
eomma-nya. Kehilangan Yeojachingu yang dicintai untuk selamanya membuat Minho
menyadari betapa berharganya seseorang yang mencintainya dengan setulus hati.
Seperti hati eomma-nya yang kini menangis bahagia di dalam dekapan Minho.
“Hyung!
Akhirnya kau bangun.” Ucap seorang namja dengan wajah cantiknya yang kian hari
semakin mempesona. Taemin.
Minho memandang satu-persatu
orang yang kini tersenyum lega saat menatap dirinya. Eomma, Appa, Taemin, Key,
Jonghyun, Onew, Siwon, Amber, Luna...
mereka... ada disini untuk Minho. Wajah-wajah ini otomatis membuat Minho
tersenyum. Betapa Sulli meninggalkan pengaruh besar untuknya, ia menyadari
betapa banyak yang menyayanginya walaupun dirinya selalu meninggalkan luka bagi
orang lain.ya, playboy... beruntunglah, Sulli datang mengubah hidupmu Choi
Minho.
“Bagaimana kalian bisa
menemukanku?” tanya Minho, masih penasaran dengan kejadian yang mungkin ia
lewati selam ia pingsan.
“Itu
gampang saja, aku menduga kau pasti pergi ke tempat pertama kalinya kau melihat
Sulli kan?” jawab key, masih dengan nada sok tahu yang di buat2. Ah, Namja ini
memang cerdas.
“Ommo,
kau ini! Gampang bagaimana? Kita hampir pergi menjelajah Seoul untuk menemukan
Minho.” Sahut Jonghyun yang seketika membuat wajah key terlihat masam.
“Ne,
kami menemukanmu pingsan di tempat itu. Aku menduga kau tersandung akar pohon yang
besar kemudian kepalamu terbentur kursi
kayu itu, hingga kau pingsan dan kami pun menemukanmu disana...” Choi Siwon akhirnya angkat bicara. Oppa kandung Sulli
yang juga sudah Minho anggap sebagai hyung-nya.
‘Sebentar,
ada yang salah. Akar pohon? Kursi kayu?’ Minho mengernyitkan dahinya. “Aku
jatuh bukan karena tersandung hyung. Aku tergelincir oleh lantai yang
berlumut.” Ujar Minho memperjelas kesalahan prediksi dari mantan calon kakak
iparnya.
“Aish!!
Bocah ini! Di saat seperti ini, kau masih saja bisa bercanda. Bagaimana ada
lantai berlumut di tempat seperti itu.” Ambigu. Minho tidak mengerti apa yang
Onew katakan.
Siwon
pun menanggapi dengan bijak “Onew-Ssi... benturan di kepalanya mungkin saja
membuat ia lupa bagiamana ia bisa terjatuh dan dimana ia terjatuh.”
Minho
semakin mengernyitkan dahinya. “Mwo?” hanya itu yang mampu Minho ucapkan.
Key yang mengerti
keadaan langsung mengambil alih dan memperjelas pada Minho “Minho-ya, kami memukanmu
tergeletak di atas tanah dan dedaunan di tempat biasanya Sulli menunggu
jemputan. Apa kau lupa jika kau terjatuh di tempat itu?”
“....” hening.
Minho harus jawab apa? Yang Minho tahu ia terjatuh di sebuah gubuk
karena tergelincir setelah ingin menghancurkan sebuah cermin ‘aneh’ dengan
tendangannya. “yang aku tahu aku terjatuh di...”
“Sudahlah... tak penting Minho terjatuh dimana. Yang
terpenting Minho sudah ditemukan dan ia dalam keadaan baik-baik saja. Sebaiknya
kita memberi waktu pada dirinya untuk beristirahat.” Bijak sekali. Minho
memperhatikan appa-nya yang bicara dengan penuh kharisma. Mempesona.
“Appa Minho benar, ahjumma akan mempersiapkan sarapan
untuk kalian dan Minho. Kajja, biarkan Minho menenangkan pikirannya dulu.” Ajak
eomma Minho dan semua kepala disana mengangguk setuju, menuruti dengan hormat
perintah eomma Minho.
Saat semua sudah mengangkat kaki dari kamar Minho, Minho
hanya dapat memejamkan mata dan berpikir keras. Apa semua hanya mimpi? Cermin
itu... gubuk itu... suara itu... mimpi kah? Minho pun mencoba bangkit berdiri
dari posisi rebahnya, namun gerakan itu terhenti. Sakit yang luar biasa di sisi
kanan kepalanya membuatnya mengurungkan niatnya untuk berdiri dari tempat
tidur.
“Appow...” rintih Minho seraya memegang sisi kanan
kepalanya. Minho mencoba meremas tangan kanannya,sakit... di remasnya juga bagian luar kaki kanannya,
sakit... Minho mendesah pelan.
“Siwon hyung... bagaimana seseorang yang jatuh karena
tersandung akar malah merasakan sakit di seluruh bagian kanan badannya bukan
bagian depan badannya? Aigoo.”
Minho berusaha untuk mendudukan dirinya di tepi ranjang,
walau denyut di kepalanya bagai dentuman yang memaksanya untuk kembali tidur.
Di jelajahinya seluruh ruangan dengan sorot matanya yang sayu. “Jika ini memang
nyata, dan aku masih hidup... sudah selayaknya cermin itu mengabulkan
permintaanku. Aku akan menunggu Sulli kembali. Dia pasti kembali.”
****
“Semua katakan KIMCHI!!”
“KIMCHIIIIIII!!!!!”
“Yeaaah!” sorak sorai kebahagiaan menggema. aura suka
cita mewarnai suasana di aula itu. Wajah wajah gembira, mata yang menangis
karena terharu, pemuda-pemudi yang tengah memeluk appa dan amma-nya
masing-masing. Ada pula yang memeluk sahabatnya, saudaranya, juga teman
seperjuangan selama menempuh pendidikan di universitas ini, tepatnya di
fakultas ekonomi jurusan Manajemen Bisnis, jurusan yang diambil Choi Minho dan
menempuh pendidikan selama 3 setengah tahun.
Cukup
lama memang. Mengingat setengah tahun telah berlalu sejak kekasih yang ia
cintai pergi meninggalkannya. Berdampak besar pada langkah Minho yang sempat
terhenti dan menunda program wisudanya.
Namun
sekarang, disinilah Minho berdiri. Di tengah kerumunan peserta wisuda lainnya.
Memakai seragam kebanggaan, menunjukkan pada orang lain ia mampu melangkah lagi
walau sempat terjatuh. Seorang Choi Minho yang tangguh, dengan sejuta pesona
yang terpancar alami dari dalam dirinya. Siapa yang tak jatuh cinta? Semua
yeoja menggilainya.
Saat
semua yeoja menaruh harapan untuk dapat bersanding dengan namja yang nyaris
sempurna ini, hati sang namja masih tertinggal di tempat lain. 6 bulan, untuk
Minho adalah 1 detik. Iya takkan pernah bosan mencintai putri salju-nya.
Menunggu Sulli kembali. Kembali?
Bagaimana daun yang gugur dapat menjadi segar dan hijau kembali? Minho,
berpikir waraslah.
“Minho-ya...”
sebuah telapak tangan hangat menyentuh pundak Minho, menyadarkan Minho dari
lamunannya. “Chukkae, kau yang terbaik.”
“Ne
eomma. Gomawo.” Demi apa, Minho benar2
menyayangi mahkluk di hadapannya ini. Mahkluk yang disebut ibu. Dipeluknya erat
eommanya yang tersenyum bahagia. Menyandarkan dagunya pada bahu eommanya dengan
manja. “Eomma adalah yang terbaik. Jeongmal gomawo.”
Eomma
Minho melepaskan pelukan manja sang anak. Memegang wajah maskulin Minho dengan
kedua telapak tangannya. “Ommo... putra kesayangan eomma terlalu banyak
mengucapkan terima kasih.” Seulas senyum manis muncul lagi pada wajah Minho.
Ini adalah hari baik. Ia menyukai hari ini.
“Yeobo...
Minho-ya... kita harus mengambil foto keluarga. Kajja.” Suara bass appa Minho
mengganggu acara mesra antara Minho dan eommanya. Appa Minho segera mengambil posisi disebelah
kanan Minho, dan eomma-nya di sebelah kiri Minho.
“Hana, Dul, sae!”
JEPREET “Satu kali lagi!” seru fotografer pada keluarga
Choi.
“Aku ikut!” suara ini, suara seorang dokter kandungan
yang sangat Minho hormati. Onew Hyung.
“Aku juga!” Taemin.
Tanpa Suara, Jonghyun dan Key sudah menyerobot mencari
posisi yang tepat. Diam dan menghanyutkan. Dasar Key dan Jong.
Ahjushii fotografer sempat dibuat bingung oleh
pemandangan yang ia lihat. Ribut, mereka semua tak bisa diam.
Eomma Minho yang cekikikan dan Appa Minho yang sibuk
menarik kuping namja-namja jahil ini satu persatu. Minho tertawa lepas, sahabat-sahabatnya
ini sudah menginjak umur yang dikategorikan dewasa, namun tetap saja konyol dan
kekanak-kanakan.
“Hana, Dul, Sae”
JEPREEET
Satu lagi foto yang akan Minho pajang di dinding
kamarnya. Foto dirinya bersama appa dan amma juga bersama SHINee, geng dengan
persahabatannya yang akan terus bersinar.
Minho memperhatikan eommanya yang kini tengah bersenda gurau
bersama sahabatnya. Eommanya dengan mudah berbaur bersama mereka. Cantik,
ceria, namun tetap terlihat elegant. Aura wanita dewasa dan terhormat memancar
dari diri eommanya. Entahlah siapa yang
beruntung, appa minho yang memiliki eommanya atau eomma Minho yang memiliki
appanya.
“Jadi inikah alasan appa tidak menikah lagi walau eomma
pergi sangat lama?” tanya Minho membuat appa Minho yang juga sedang
memperhatikan eommanya menjadi tersipu malu. “Dari dulu appa yakin eomma tak
seburuk itu kan?”
“Ne,
Minho-ya. Appa hanya masih belum yakin eomma mu tega berselingkuh. Yang appa
tahu, eomma sangat mencintaimu juga mencintai appa.”
“itu
curang”
Appa
Minho menautkan kedua alis, menatap heran sang putra “mwo?”
“Itu
curang. appa mencintai dan menunggu eomma secara diam-diam. Membiarkanku tumbuh
besar dan membenci eomma hanya karena kesalahpahaman. Itu sangat curang.”
Appa
Minho menatap dalam mata Minho. Rasa bersalah ada disana. Rasa bersalah seorang
anak.
“Mianne
Minho-ya. Appa juga tidak menyangka eomma mu akan kembali membawa kenyataan
yang sebenarnya terjadi. Appa juga tidak
emnyangka penantian appa selama ini tidak sia-sia.”
“Sejak
dulu appa tetap menunggu eomma kembali?”
“Ne,
Menunggu memang melelahkan asalkan kau percaya... keajaiban bisa saja terjadi
buktinya eomma-mu kembali”
“Hm,
menurut Appa... apakah jika kau menunggu seseorang yang sudah benar2 pergi jauh
ia akan kembali suatu hari nanti?”
“...”
Diam. Appa Minho tak bisa menjawab pertanyaan Minho. Appa Minho tahu jelas
siapa yang Minho maksud. Yeoja cantik yang telah wafat 6 bulan lalu, yeoja yang
sangat putranya cintai, Choi Sulli.”
“Minho-ya...”
“kkkk~”
Minho terkekeh sebelum appa-nya benar2 ingin memberi sebuah jawaban. “waeyo? Kenapa appa terlihat gugup? Why so
serious appa...? aku hanya bercanda. Aku sudah menerima kepergian Sulli.”
Appa
Minho menghembuskan nafas kelegaannya.
Angin menghembus lembut, Minho menarik nafas menghirup
udara segar untuk memenuhi dadanya yang serasa sakit sejak tadi. “aku sudah
menerima dengan ikhlas kepergiannya, dan disaat yang sama aku berharap ia cepat
kembali...”
****
Siang
telah berlalu. Matahari sudah tak lagi menggantung tinggi di langit yang
menaungi kota Seoul. Kini setiap anak muda terlihat mondar-mandir di jalanan
kota. Sore hari memang saat yang tepat untuk berjalan-jalan. Mengingat malam
begitu dingin, dan pagi menjadi jam-jam yang sangat sibuk bagi beberapa orang
di kota Seoul.
Sama
halnya dengan Minho yang akan menghabiskan waktu senggangnya di sore hari ini
dengan berkunjung ke sebuah cafe favoritnya. Cafe yang lumayan jauh dari
rumahnya, cafe yang menyimpan banyak kenangan, cafe yang menjadi tempat untuk
pertama kalinya ia bicara pada seorang Choi Sulli, Cafe yang menjadi tempat
terakhir ia menatap wajah Sulli dengan mata yang masih terbuka dan berbinar
seperti permata. Cafe adore, Tempat yang spesial bukan?
Minho
membuka perlahan pintu mobilnya. Meraih beberapa buku bacaan yang ia bawa dan
membawanya keluar dari mobil merahnya. Buku adalah teman Minho sekarang. Ia
terbiasa untuk datang ke cafe itu untuk sekedar menghirup cappucino panas dan
membaca beberapa buku untuk menikmati waktu senggangnya.
Ah,
Minho beruntung memiliki orang-orang pengertian yang mengitarinya. Mereka tak
banyak menuntut. Meminta ini dan itu untuk perayaan hari wisudanya. Mereka tahu
persis, Minho akan pergi ke cafe ini, merayakan hari bahagianya di tempat
favoritnya dan tempat bersantai favorit Sulli juga.
Minho
melangkahkan kakinya perlahan mendekati bangunan cafe yang terkesan elegant
itu. Dipandanginya bayangan remangnya yang terpantul dari kaca yang menutupi
cafe. Minho terus berjalan lurus seraya
menoleh ke arah samping, masih memperhatikan isi dari cafe itu dari balik kaca.
Untuk apa? Minho juga tidak tahu, hanya tidak ada kerjaan saja.
Saking
asyiknya Minho menatap ke balik kaca dindin cafe, ia tak menyadari seorang
yeoja tengah memperhatikan dirinya dari kaca spion mobil hyundai pink miliknya.
Yeoja itu bergegas keluar dari mobilnya dan secara diam-diam menyamakan langkah
kakinya dengan langkah kaki Minho
Yeoja itu berhitung dalam hati ‘1... 2... 3...’
BRUKK!
Keduanya bertabrakan. Cukup keras, karena yeoja itu
berjalan dengan cepat tadinya.
Belum terlambat, Minho dengan sigap merangkul pinggang
yeoja itu, menahan bobot badannya agar tidak terjerembab ke permukaan tanah.
Yeoja itu memekik kaget, atau mungkin pura-pura kaget,
dirangkulnya leher Minho. Eye contact,skinship.
Jantung Minho berdegup secara tak biasa,berdegup di atas
normal. Ia tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya.
Mata yeoja ini... bibirnya... wajahnya... dia SULLI???
Minho terkejut bukan main, ia segera berdiri dengan benar
seraya membantu yeoja yang tengah terlihat kaget dihadapannya untuk berdiri dan
menahan bobot badannya sendiri.
“Gwenchana?” tanya yeoja itu. Demi apa! Minho hanya dapat
menganga menatap yeoja ini. Sulli bangkit? Bangkit dari abu hasil kremasi?
“Hello... are you okay?” ulang yeoja itu setelah melihat ekspresi Minho yang
‘aneh’.
“Su-Sulli-ya? Ini kau Sulli-ya? Choi Sulli?” tergagap. Minho tak bisa menjelaskan
perasaannya sekarang.
“Mmm, marga ku memang choi... tapi namaku bukan choi
Sulli. Aku, Choi Jinri.”
Degupan jantung Minho perlahan memudar. “jeongmal?”
“Ne. Mianne sudah menabrakmu” yeoja itu membungkukkan
badannya pada Minho. Minho memperhatikan yeoja bernama Jinri itu dari ujung
kaki hingga ujung kepalanya.
Memang sangat mirip dengan Sulli. Tapi, Sulli memiliki
rambut panjang sepinggang. Tidak dengan Jinri yang berambut pendek sebahu yang
dicat merah maroon. Kontras dengan kulit putihnya. Style mereka juga berbeda,.
Satu lagi perbedaan yang mencolok, jika Sulli terlihat innocent... yeoja
dihadapan Minho ini jauh terlihat lebih..... rrrrr, sexy.
Minho akui itu. Ia menelan ludah melihat yeoja bertubuh
semampai itu dalam balutan dress hijau kebiruan yang mengekspos kulit putih mulus
pahanya yang jenjang. Yeoja yang anggun
dan jauh terlihat lebih dewasa dari Sulli.
“Mianne,hanya saja kau terlihat mirip dengan seseorang.”
“Nugu? “
“Ah, aniya itu tidak penting...” Minho merunduk,
mengambil buku-bukunya yang berserakan karena terjatuh saat ia menabrak Jinri.
Jinri juga memungut buku-bukunya yang ikut berserakan
karena lepas deri pegangannya saat hampir saja terjatuh.
“aku akan masuk duluan.” Minho membungkukkan badan dan
kemudian berlalu meninggalkan Jinri yang kini berdiri canggung sambil mendekap
erat buku-buku dalam pelukannya.
Minho mengambil tempat duduk di slah satu meja di sisi
dinding kaca cafe. Perasaannya masih tidak tenang. Wajah yang ia lihat barusan
terlalu mirip dengan wajah kekasihnya. Ia menjadi resah sendiri. Hingga seorang
billboy datang dan menanyakn pesanannya. Membuat kegalauannya menepis seketika.
“annyeong haseyo, apa yang anda pesan?”
“ hot americano dan tiramisu.”
“ada yang menitipkan note ini pada tiuan.” Billboy itu
memberikan selembar kertas kecil. Ada tulisan disana. Minho membaca satu
persatu kata yang ditulis dengan tangan, tulisan yang bagus... tertera disana.
“Mr.Minho,
bagaiamana dengan hadiah yang kuberikan? kau suka atau tidak? Pantulan bayanganmu
sudah kukirim dengan sukses. Chukkae, permohonanmu terkabul.”
Ttd
Dari :
benda yang dulu ingin kau hancurkan...
Kertas itu terjatuh dari
tangan Minho.
Hadiah? Permohonan? Benda yang
dulunya pernah Minho hancurkan? Minho kelabakan. Ia segera bangkit berdiri dan
berlari keluar dari cafe secepat mungkin. Beberapa pasang mata dalam cafe bahkan
heran melihat perilaku namja tampan itu.
Minho bearada di depan pintu keluar
cafe, nafasnya sedikit tak beraturan. Diedarkannya pandangannya ke seluruh
beranda cafe, yeoja yang ia cari sudah tak terlihat.
Yeoja itu kah hadiahnya? Tapi dia
bukan Sulli. Minho mendecih, “Sial, namja macam apa aku ini. Sadarlah, dia
bukan Sulli. Ia hanya mirip dengan Sulli.”
Minho kembali masuk ke dalam
cafe, perasaannya kacau. Ia mencoba menenangkan dirinya, ditariknya nafas
dalam-dalam dan dihembuskannya secara perlahan. “Aish, apa mungkin aku berimajinasi
lagi? Lalu kertas ini... siapa yang mengirimnya untukku? Tak ada yang
mengetahui hal ini selain diriku sendiri.”
Minho mengambil salah satu
majalah bisnisnya yang terletak di atas meja. Dan ia menatap bukunya dengan
aneh, sedikit kaget. “Ige bwoya? Sejak kapan aku memiliki majalah fashion
wanita?” di bukanya lembar pertama, kedua, dan ketiga... matanya terpaku pada
sebuah nama yang tercantum disana CHOI JINRI. Editor? Dan personal kontak pun
tercantum disana?
Minho tersenyum kecil “Nampaknya, aku harus mengembalikan majalah
ini pada pemiliknya.”
Di tempat lain
Jinri memacu kencang mobil hyundai pink-nya. Wajahnya sedari
tadi masam. Wajah cantiknya terlihat sedikit geram. Kesal, Ditepikannya mobil yang ia kendarai ke tepi
jalanan yang lebih lengang.
“Aiiish! Putra Sooman ahjussi itu tidak mengenalku! Padahal semua namja di
kantor mengenalku! Choi Jinri, editor salah satu majalah fashion garapan
perusaahan milik appa-nya. Aisssh!” Jinri memukul stri mobilnya berkali-kali.
“Victoria Oenni benar, kelihatannya namja bernama Choi Minho ini susah untuk
ditaklukan, ia bahkan tak mengajakku makan bersama untuk sekedar basa-basi.”
Jinri meraih wadah bedak dalam dalam tas jinjing pink
nude miliknya. Dibukanya dan ditatapnya cermin yang melekat di salah satu sisi
tutup wadah bedaknya. “aigoo... apa aku kurang cantik? Aish, aku akan melakukan
apapun untuk memenangkan taruhan ini! Aku harus mendapatkan Choi Minho, harus!”
THE END
Hekekekekekekekekek!!!! ;D otthoke?? Ga sad ending kan? Kan?
Kan? Authorkan udah janji... gomawo
selama ini yang udah komen, yang udah baca walau ga komen, yang udah komen
walau ga baca*loh*, untuk dhea oenni, untuk author lainnya yang ada di minsul
blog ini... jeongmal gomawo. Akhirnya mirrors tamat juga ff pertama ciptaan saya...
yang gaje dan tidak menarik. Walau ini
chap terakhir, author tetap meminta komen! Komen please...^^ saranghae! :*
Sekuel . . Sekuel . . Sekuel . . Wakakakakakakakakakak. . .
BalasHapus:D
Tamat tamat tamat
HapusSeru!!! Ceritanya bales dendam dong haha . Min lanjut dongg kalo gak gue kasih sooman nih/? Hahaa anyway thanks for mirrors min. Such a good ff ^^
BalasHapusSequel? Benaran deh,ga kepikiran.wkwk
HapusSeru!!! Ceritanya bales dendam dong haha . Min lanjut dongg kalo gak gue kasih sooman nih/? Hahaa anyway thanks for mirrors min. Such a good ff ^^
BalasHapushahahaha, giliran minho yang dijadiin taruhan. Keren bgt authornim !!
BalasHapussequel pleaseee :)
Ga usah deh. . . Tamat aja. XD
Hapussequelnya....
BalasHapusffnya daebak...
walau yaoja itu jinri (alias ssul juga), tapi hati tetep g terima mino ama jinri *loh*
Loh ? Loh ? Haha. Gomawo sudah baca^^
Hapusffnya daebak (y)
BalasHapuseon, buat squelnya dong :)
Ga usah sequel,tamat aja deh. :p
HapusWaaaaaah..... seru seru seru...
BalasHapusSukaaaa banget sama ceritanya.Unik deh.Kenapa Minho gak sama Jinri aja? Wkwkwk.Bener-bener bikin gereget FFnya.Ditunggu FF selanjutnya.Terus berkarya untuk FF minsulnya ya... :)
Jinjaa?seru-? Gomawo^^
Hapusendingnya agak mengantung bagi nae -_-
BalasHapusmasa jadi kebalikannya ntr minonya pula yang mati *gubrakk astajim
(__ __'!|)
sekuel tp jangan yang aneh" lagi bisa saya terror -A-" NONONO
Ssulnya jadi mino minonya jadi ssul -A-" ok sip
dan sullinya playgirl -,- NO sekali
Menggantung? Tarzan dong? Kdkekek. Kan authornya janji ga sad end. Gantung end ga papa kn?wkwk
Hapusiya cuma agak aja gapapa :3
Hapuswkakakaaaa... ni ending udah saya tebak lama tapi saya gag mau takabur bisa nebak #abaikan
BalasHapussetuju ama deee eoncom SEKUEL WAJIB >_<
Ikutin gue aja lo jo. . Ah elah . . :p
HapusHaha-oenni emang daebak. . . . Udah kaya peramal xD
Hapuskeren thor, happy ending, tapi agak gantung thor.. squelnya ditunggu ya :))
BalasHapusGa ada sekuelnya sayang.^^
Hapuskeren. sekquelnya ada ga?
BalasHapusKayanya ga ada sayang^^
Hapusiyaaa Daebak eonnie
BalasHapusarg , akirnya bener-bener happy ending ,
tpi knapa sulli jdi berbalik begitu?
ne, eon , bener , ceritanya kurng tuntas nih
Sequel... sequel.....sequel:D.
Kurang tuntas? Wkwk. Imajinasi oenni udah stak disitu aja ceritanya^^
HapusYeah m\/
BalasHapusyahh eon :(
BalasHapusbuat squelnya dong.
yah.yah.yah :)
crtanya msih ngegantung bnget nih.
jebal ^^
Kereeeen ;A; kalo bisa buat sequelnya dong~ eonnie daebak! Keep writing eon!
BalasHapusMWO?kok jadi gni critanya?aish,,, ._. authornya daebak bkin critanya, tp ttep nyesek thor...itu bkn Sulli dlu yg Minho cintai yg bersama Minho, nyesek.. critanya bls dendam tuh? Sulli taruhan sm F(X) gitu ye?wkwkwkw... sequelnya sequelnya sequelnya :3
BalasHapusaduhhh,, sampai nangis udah baca hikshikshikshiks,,, TT_TT ..... komen : kok ceritanya malah jadi gini akhirnya,,, aku takut kalau jinri itu menangin taruhan , lalu oppa jatuh cinta padanya , lalu akhirnya oppa pergi selama lamanya ,,,hikshikshikshiks,, nggak mau ngebayangin ,,, Buaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh TT_TT
BalasHapustapi , ceritanya seru..! maksih yachhh,,.. :)
BalasHapusCeritanya seru banget thor tapi ngegantung tuh :(
BalasHapusya ampun seneng sih ada jinri tapi.. akhirnya kurang muasin nih :/ ngga jelas minho dapet jinri apa enggak, ayo dong author yg baik dan cantik buat sekuelnya plisss :(
BalasHapusYahhh keren eonni :)
BalasHapusMirror daebak, dari awal alur ceritanya keren, dan akhir nya unpredictable.....hwaaaaaa ..and whaaaat, ff pertama? bahkan yang pertama sekeren ini.....keren keren keren dah pokoke.....
BalasHapusseperti gantian yah, dulu minho skrg sulli eh salah skrgjinri
BalasHapuskarma berlaku ternyata haha
BalasHapus