Sabtu, 07 September 2013

MIRRORS Chap 12



Title : MIRRORS chap 19

cast : CHOI MINHO (SHINee)  |  CHOI SULLI  (f(x))  |  others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romane, sad, hurt, comedy



Minho menggeser layar i-phonenya berkali-kali. Berharap pesan yang ia kirim untuk yeojachingu-nya itu segera mendapat balasan. Namun itu semua sia-sia, layar handphonenya tidak menunjukkan satupun notifikasi pesan dari Choi Sulli, kekasihnya.
Minho mendengus kesal, berbagai perasaan cemas, bingung, dan marah berkecamuk dalam dadanya.

“Ige Bwoya! Ini sudah satu minggu, tapi aku tidak mendengar satupun kabar darinya! Aish, yeoja itu!” Minho mengepalkan telapak tangan kanannya, siap menghancurkan ponsel mahal itu dalam genggamannya. ‘Handphone nya tak pernah aktif, saat aku ke pergi untuk menemuinya ia selalu tak ada di rumah. Apa yeoja itu sudah menjadi wanita karir? Ia terlihat lebih sibuk dariku. Atau sesuatu telah terjadi padanya?’ Gumam Minho cemas di dalam hatinya.


Bukan Minho namanya, jika ia hanya berdiam diri. Seminggu tak mendapat kabar dari yeoja yang sangat ia cintai membuatnya pergi beranjak dari kantor sang ayah, tempat ia magang dan meninggalkan semua kewajibannya tanpa berpikir panjang lagi.
 Minho membawa pergi mobil merah klasiknya menuju rumah Sulli. Ia berharap, kali ini ia dapat menemukan Sulli.

“TING TONG TING TONG” Minho menekan tombol Bell berkali-kali, usaha Minho tiak sia-sia. Seorang ahjumma membukakan pintu ganda besar itu untuknya.
Ahjumma itu sedikit terkejut saat melihat Minho. “Siapa yag kau cari nak? Sulli lagi?” tanya Ahjumma itu penuh hormat mengingat ia sedang bicara pada seorang namja tampan dengan setelan jas hitam kerja dan memarkir mobil mahal di halaman itu.
“Ne... jangan bilang ia tak ada di rumah lagi?” tebak Minho tepat sasaran.

Ahjumma itu terlihat sedikit gugup dan mulai menjawab Minho lagi “Hmm, mungkin ia masih dalam jam kuliahnya nak.”
Minho mengerutkan dahinya saat mendengar jawaban dari ahjumma yang baru beberapa hari belakangan ini, selalu  ia temui  membukakan pintu untuknya. “Ahjumma yakin? Aku hafal jam kuliahnya, dan ini bukanlah jam kuliahnya.”
“Jinja? Hm, mungkin saja ia pergi berjalan-jalan nak.”
“berjalan-jalan? Aish, apa yeoja itu ingin berselingkuh dariku?” jawab Minho spontan yang membuat ahjumma itu tersenyum kecil.
“andwe ... dia tak mungkin melakukan itu.”
“jeongmal? Menurutmu begitu ahjumma? Dia pasti benar2 mencintaiku.”  Canda Minho yang membuat Ahjumma itu tersenyum lagi dibuatnya. ahjumma itu yakin, namja muda dihadapannya inilah yang disebut Siwon sebagai namja yang berbahaya untuk Sulli.

“Apa kau sangat menyukai  Sulli? Setiap hari kau pergi kesini untuk mencarinya.”
Minho membalas tatapan ahjumma yang bertanya padanya.  “Aku tidak menyukainya, aku mencintainya. Tidak mendapat kabar darinya seminggu ini membuatku hampir gila.”
Ahjumma itu hanya diam dan terlihat semakin gelisah membuat Minho yang malah kebingungan melihat tingkahnya. “Ahjumma diminta untuk menjaga rahasia. Tapi Ahjumma tidak tega memisahkan pasangan yang saling mencintai.”

“Mwo? apa maksudmu ahjumma?”
“Mereka sekarang sangat sibuk, sehingga ahjumma dimintai tolong untuk menjaga rumah ini dan diminta untuk tidak mengatakan ini pada siapapun. Kalau Sulli sekarang sedang dirawat di rumah sakit.”

Mata  Minho terbelalak, membuat ukuran matanya yang besar dan bulat nampak lebih jelas. “MWO!? mengapa tak ada yang mengatakan hal ini padaku?! wae!?”
“Ahjumma juga tidak tahu persis. Sekarang pergilah menemui Sulli di rumah sakit tempat biasanya ia dirawat. Ahjumma yakin Sulli sekarang sangat merindukanmu seperti kau merindukannya.”

“Ahjumma, gamsa Hamnida! Aku akan menemuinya.” Minho membungkuk hormat sebelum ia berlari menuju mobilnya dan meniinggalkan ahjumma itu yang berdiri seraya melambaikan tangannya pada Minho.
“Chakaman!”  teriak ahjumma itu pada Minho yang sudah mulai menginjak pedal gas mobilnya namun terhenti karena panggilan dari ahjumma itu. “Nak! Ahjumma harus tahu siapa nama mu!?”

“Ah, Minho! Choi Minho Imnida! Mianne ahjumma, aku harus pergi!” Tanpa ba bi bu, Minho membuat mobilnya meluncur meninggalkan pekarangan rumah milik Siwon. Namun sebelum minho benar2 meninggalkan halaman itu, Minho menyempatkan matanya untuk mengintip sosok ahjumma itu melaui spion mobilnya. ahjumma itu kini menutup wajah dengan kedua telapak tangannya membuat Minho heran dan membatin ‘Waeyo? Apa ahjumma itu sangat sedih? Dan... hanya perasaanku saja, atau memang ahjumma itu pernah bertemu denganku sebelumnya di masa lalu? Wajahnya nampak tak asing. Aish, Mola!!’

****

Suara ribut yang dihasilkan derapan langkah kaki Minho memenuhi lorong rumah sakit. Ini kedua kalinya ia datang ke rumah sakit ini juga dengan perasaan khawatir seperti sebelumnya. 
Minho terus mencari ruang rawat Sulli yang ia ketahui dari perawat yang beberapa menit lalu ia tanyai.
Dan langkahnya terhenti saat menemukan pintu yang ia cari. Minho menepiskan keringat di pelipisnya, dan segera memutar ganggang pintu di hadapannya.

CKLEK, pintu terbuka.
Seorang yeoja yang sedang mengenakan baju pasien berwarna hijau itu nampak terkejut saat Pintu dibuka secara tiba2 dan ia menemukan seorang namja sedang  berdiri setengah membungkuk dan terengah-engah tengah menatapanya cemas.

“OPPA!” Teriak Sulli serak namun dengan nada penuh rasa girang.
Minho memperhatikan Sulli yang segera mendudukkan dirinya diatas ranjang,yang sedang berusaha tersenyum manis pada Minho. Minho hampir tak mengenali gadis yang ia cintai. Wajah Sulli sangat pucat, bibirnya tak berwarna, rambut hitam panjangnya terlihat kusam dan matanya sembab. Minho benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat, hatinya serasa perih melihat keadaan Sulli sekarang.

Minho melangkah dengan cepat mendekati Sulli dan langsung memeluk erat Sulli dalam dekapannya. “Phabo. Disaat aku begitu mengkhawatirkanmu, kau masih bisa saja tersenyum?” singgung Minho di tengah pelukannya bersama Sulli.
Mendengar itu Sulli hanya mengaitkan kedua tangannya pada pinggang Minho dalam diam. Sulli memeluk pinggang Minho begitu erat sehingga Minho sedikit merasakan sesak akibat ulah Sulli.
“Waeyo?”
“aniya, oppa.”
“merindukanku?”
Sulli memejamkan matanya, merasakan seluruh kehangatan pelukan Minho yang sangat ia rindukan. “Neomu neomu bogoshipo oppa. Ini aneh, padahal baru seminggu tapi aku sudah sangat-sangat merindukanmu.”
Minho melepas pelukannya dengan perlahan dan menatap lembut sepasang manik Sulli yang terlihat telah berkaca-kaca.  “Nado bogoshipo chagi-ya. kau tenanglah, mulai sekarang kita takkan terpisah begitu lamanya dan membuatmu sedih. Arachi?”

Sulli terkekeh mendengar jawaban dari Minho yang sekarang tengah mengelus-elus lembut puncak kepalanya. Sulli pun tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan. Seolah-olah sedetik pun sangat berharga untuk mereka berdua. Seminggu tidak berkomunikasi, hampir saja membuat Sulli sekarat karena merindukan oppa yang sangat dicintainya.

“Choi Minho... apa yang kau lakukan disini?” Suara seorang yeoja otomatis membuat Sulli dan Minho menoleh ke arah pintu kamar. Seorang yeoja berambut pirang cepak tengah berdiri menatap keduanya. Amber kebingungan melihat keberadaan Minho di dalam kamar Sulli. Jelas2 hanya segelintir orang yang tahu bahwa Sulli sedang dirawat di rumah sakit sekarang.

 Minho yang sedari awal sudah mencurigai situasi aneh itu segera menghampiri Amber yang masih kebingungan. “Kita harus bicara!” Bisik Minho dengan tatapan mengintimidasi pada Amber yang membuat Amber menelan ludahnya karena gugup.
 Minho mengubah ekspresinya 180 derajat dan menoleh pada Sulli  “Chagi-ya, tunggulah sebentar.” Pinta Minho dengan senyuman cerahnya.
Sulli hanya mengangguk dan terus memperhatikan eonni dan namja yang ia cintai keluar dari kamar rawatnya secara bersamaan.

Setelah Minho dan Amber sudah benar-benar jauh dari kamar Sulli. Minho membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan. “Kenapa kalian menyembunyikan hal ini padaku? Wae!?”
“Minho, tenanglah. Jika kau bicara senyaring itu, mayat2 di rumah sakit inipun bisa terbangun lagi...”
“Mianne. Jadi jelaskanlah semuanya! Tak ada yang perlu disembunyikan lagi, aku sudah terlibat sejauh ini.” ucap Minho seraya menurunkan nada bicaranya.

“Bagaimanapun aku menjelaskannya kau tak mungkin mengerti. Lebih tepatnya kau takkan percaya.”
“Sudah banyak cerita2 aneh yang kudengar dari sulli. Dan aku mencoba percaya. Kurasa aku akan mencoba percaya ucapanmu juga. Ceritakanlah.” Bujuk Minho yang membuat Amber tak bisa mengelak lagi.
“Keajaiban itu... keajaiban itu hilang.” Jawab Amber setelah dengan seluruh keyakinannya untuk mengucapkan kalimat itu.
Minho menaikkan sebelah alisnya. “Mwo? keajaiban apa?”
Amber mengambil nafas dalam dan mendudukan dirinya pada sebuah bangku kayu yang terletak tak jauh dari keduanya. “Duduklah. Ini adalah penjelasan yang mungkin saja membuatmu semakin tidak mengerti dengan situasi ini.”
Minho mengikuti perintah Amber dan mulai mendengarkan dengan baik apa yang akan di jelaskan oleh yeoja berambut cepak di sebelahnya.

“secara umum penderita hemofilia adalah laki-laki. Sedangkan perempuan hanya pembawa sifat. Jika seorang perempuan mendaptkan penyakit keturunan itu, maka mereka akan meninggal saat mereka menginjak usia remaja. Tapi Sulli...”
“Tapi Sulli masih hidup.” Potong Minho membuat Amber menghela nafas berat.
“Keajaiban yang membuat datang bulannya berhenti secara teratur kini tiba2 menghilang. Aku dan Siwon oppa sangat kebingungan. Tak ada satupun cara untuk menghentikan pendarahannya. Tidak ada. Uhhh.” Amber menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Minho tahu jelas apa yang sedang Amber rasakan sekarang. “Pendarahan itu sudah berlangsung selama 3 Minggu. Semakin lama, Sulli akan menjadi semakin lemah. Aku benar2 merasa tidak berguna.” Ucap Amber sesegukan sambil menjambak rambut cepaknya sendiri.

Minho yang melihat hal itu menghentikan gerakan Amber dan mencoba menenangkannya. “Gwenchana Amber... tenanglah jeball. Aku akan mencoba mencari solusinya juga. Kita harus percaya bahwa Sulli baik-baik saja. semuanya akan baik-baik saja, ya, pasti baik-baik saja... pasti.”

*****
Minho kembali memasuki ruang rawat Sulli. Sesuai dugaan Minho, yeoja yang ia cintai sedang menanti kedatangannya.
“Oppa, apa yang kalian bicarakan?”
“Aniya, hanya hal sepele chagi. Kau tidak tidur siang? Kau perlu banyak istirahat chagi-ya.”
“Aku tidak ingin tidur. Aku sangat merindukanmu oppa.” jawab Sulli dengan mimik manja yang seketika membuat Minho menarik Sulli kedalam pelukannya.  “Oppa? Waeyo?”
“Chagi-ya... apa itu terasa sangat sakit?”
“M-Mwo? Ah, aniya oppa. kau tidak perlu khawatir, ini tidak se-sakit yang kau pikirkan.”  Jawaban Sulli yang malah membuat Minho semakin erat memeluknya.

“O-oppa, sudah kubilang jangan terlalu khawatir.” Ujar Sulli menenangkan namja yang sedang memeluknya erat. Tapi  tak ada satupun jawaban dari Minho yang membuat Sulli semakin bingung dibuatnya. Namun Sulli dibuat kaget dengan sebuh kecupan di leher jenjangnya. Kecupan dari Minho yang benar2 membuat Sulli terperangah di dalam pelukan Minho.

Setelah mengecup leher Sulli tanpa izin, Minho langsung bangkit berdiri dan memalingkan wajahnya dari Sulli. “Mianne chagi-ya aku harus pergi, ada urusan penting di kantor appa.” Minho kemudian melangkah dengan cepat dan berlalu meninggalkan sulli sendiri di ruangan rumah sakit itu.
Badan Sulli bergetar, ia tak dapat lagi membendung air mata yang ia tahan sedari tadi. Sulli menyentuh bagian lehernya yang dikecup lembut oleh Minho.

Basah. Lehernya basah oleh suatu cairan hangat yang membanjiri lehernya.  “Minho Oppa, jangan menagis lagi jeball. Aku baik-baik saja.”

Di tempat lain Minho memukul keras stir mobilnya berkali-kali. “Phabo! Phabo!! Apa yang kau lakukan Choi Minho?! menangis dalam pelukan Sulli?! Kau hanya membuatnya semakin sedih!! Phabo, Namja lemah tak berguna...”

****
‘Mianne, Tidak ada obat untuk menghentikan penyakit Hemofilia.’
‘I’m Sorry, no ways to to heals her.’
‘sampai sekarang belum ada obatnya.’
‘Dia tak punya harapan hidup lebih lama.’

“ANDWWEEE!!” Minho tersentak dari tidurnya. Bangun secara tiba2 karena mimpi buruk membuat dirinya merasakan sakit luar biasa pada kepalanya.
“Uhhh, appow.” Rintih Minho sambil memicingkan matanya yang menangkap seberkas cahaya mentari pagi yang menembus kisi-kisi  jendela kamar rumah sakit. Setelah beberapa detik ia menyadari ia baru saja memimpikan ucapan2 dari beberapa dokter terkenal yang ia mintai pertolongan untuk menyembuhkan penyakit Sulli.

“Aigoo… begitu istimewanya mereka sampai2 masuk ke dalam mimpiku. Orang2 payah.” Rutuk Minho kecewa seraya memijit pelan pelipisnya yang berdenyut. Matanya kembali teralih pada yeoja pucat yang masih tertidur lelap di hadapannya. Tak heran Minho merasakan sakit di kepala dan tengkuknya, ternyata ia tertidur  semalaman di sisi ranjang Sulli.

Minho memperhatikan putri saljunya yang sedang terlelap. Minho harus membangunkan Sulli,ini saatnya untuk sarapan.
Minho mengelus-elus rambut hitam panjang kekasihnya “Chagi-ya... ireona. Ini sudah pagi. Kau harus sarapan.”
“Uhm, cerewet.”
“Yaak! Apa katamu eoh?” tanya Minho mengancam Sulli seraya menusuk-nusuk pelan pipi Sulli dengan telunjuknya.
Sulli pun dengan terpaksa membuka kedua kelopak matanya yang sangat-sangat terasa berat “Minho oppa ce-re-wet.” Ulang Sulli dengan nada yang penuh penekanan.
“Mwo? mau Poppo eoh? poppo?” Minho membuat gerakan-gerakan untuk mencium Sulli yang sudah membuatnya jengkel.
“Shierooo, aniyaaa! Haha, oppa hentikan!” Sulli hanya tertawa seraya membuat gerakan perlawanan untuk menghindar dari serangan ‘poppo’ milik Minho.

Tiba2 pintu kamar terbuka menampakkan seorang yeoja renta yang wajahnya sudah tak asing lagi di ingatan Minho dan Sulli. “Ahjumma…” ucap Minho yang segera bangkit dari duduknya dan memberi bungkukan tanda hormat. Keduanya menjadi canggung setelah adegan manja-manja an tadi ditonton oang lain. Sungguh ahjumma ini datang disaat yang tidak tepat.

ah, mianne jika mengganggu kalian berdua. Apa sebaiknya aku pulang?”
“Ani ahjumma, tidak apa2. Kau sama sekali tidak mengganggu.” Ujar Sulli masih dengan semburat merah di pipinya.
Ahjumma itu pun mendekat dan mendudukan dirinya disebuah kursi tepat di sebelah Minho. “Sulli-ya, bagaimana kabarmu nak? Apa sakitmu sudah membaik?”
“Ne ahjumma, kurasa keadaanku jauh lebih baik sekarang. Gamsa Hamnida sudah datang untuk menjenguk.” Jawaba Sulli hormat. “Oppa, ahjumma ini adalah tetangga kami yang Siwon oppa mintai tolong untuk menitip rumah kami , karena kami bertiga tak pernah ada di rumah. Ahjumma, sekali lagi jeongmal gamsa hamnida.” Sambung Sulli seraya menundukkan kepalanya pada ahjumma itu.

 “Ne Sulli-ya, gwenchana.” Ahjumma itupun berpaling menatap Minho yang sedari tadi memperhatikan ahjumma itu “Kudengar  dari Nona Amber kau sudah bekerja keras mencari bantuan selama 2 hari penuh, dan kau belum juga pulang ke rumah. Jadi aku membawa kan sedikit makanan ke sini.”
“Wah, ahjumma! Kamsa Hamnida…” jawab Minho penuh rasa terima kasih seraya menerima pemberian dari ahjumma itu.

Saat ahjumma itu pamit untuk pulang Sulli terus memperhatikan tingkah ahjumma tersebut sampai ia benar2 pergi meninggalkan ruangan. “Oppa, apa kalian sudah mengenal cukup lama?”
“aniya chagi-ya. mungkin baru seminggu belakangan. Sejak aku sering mengunjungi rumahmu namun ternyata kau dirawat disini. Waeyo?”
“Ah, berarti dugaanku salah.”
“Wae?”
“Uhm, jika aku memperhatikannya, dia terlihat perhatian denganmu.”
Minho melototkan matanya “Kau cemburu?bahkan pada seorang ahjumma?”
“Aish oppa! aniya, aku tidak cemburu. hanya sedikit merasa aneh. Lagipula wajah kalian berdua terlihat...”
“Terlihat?” ujar Minho meniru kata-kata Sulli yang terputus
Sulli memasang wajah detektifnya “Terlihat mirip...”
“...”
“Ah, oppa jangan kau anggap serius perkataanku. Aku hanya bercanda. Mianne...”
Seketika hening masih menyelimuti keduanya hingga Minho mengeluarkan suara baritonnya“Poppo?”
Sulli menautkan kedua sisi alisnya heran “eoh? mwo?”
“Kita lanjutkan yang tadi?” tanya Minho dengan raut wajah menyeramkan. Sulli yang merespon agak lama masih terlihat berpikir kegiatan apa yang sempat tertunda tadi. Sehingga Sulli tak menyadari Minho dengan cepat mencuri sebuah ciuman selagi Sulli masih kebingungan.

Chu~~

Sulli masih tidak menyadari apa yang sudah dilakukan Minho padanya.
“Aku menang!haha.” teriak Minho girang setelah benar2 dapat mengecup bibir manis kekasihnya.
“Oppa curang!!” Sulli mencubit-cubit kecil pinggang Minho. Minho dengan segera menarik tangan kanan Sulli hingga Sulli kehilangan keseimbangan dan setengah badannya jatuh pada tubuh Minho yang duduk di sisi ranjang.

Keduanya saling bertatapan. Sangat hening tak ada suara selain bunyi jarum jam dinding  yang berdetak keras sekeras degupan jantung Sulli saat wajahnya kini benar2 hampir menempel pada wajah Minho.  sekali lagi, Minho menarik pelan lengan Sulli, sehingga kedua hidung mancung mereka bersentuhan.
Sulli menatap dalam bayangan dirinya pada lensa mata Minho yang hitam bening dan menghipnotis itu. “Choi Minho, aku milikmu.”
“Aku tahu.” Minho memejamkan matanya, memiringkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka.  Ciuman yang sangat manis dan hangat hingga Sulli benar2 tak ingin melepaskan Minho. tangan Sulli terus-terusan mencengkram baju Minho keras. Namja ini tidak boleh pergi dari hidupnya. Tidak boleh.

Tiba2 Minho melepaskan ciuman mereka dan menatap Sulli kaget. “Chagi-ya, wae?” Ujarnya seraya menghapus air mata Sulli yang ternyata membasahi pipi pucatnya.
“Ah, oppa mianne.” Sulli juga ikut menghapus air matanya yang menempel pada wajah Minho. “Oppa, apa kau benar2 mencintaiku?” lanjut Sulli yang membuat Minho mengerutkan pelipisnya.
“kenapa bertanya? Kau bahkan tahu jawabannya.”
“Aku perlu mendengarnya sendiri dari mulut oppa.”
Minho menepiskan rambut panjang Sulli yang menutupi sebagian wajahnya. “Aku mencintaimu lebih dari apapun, kau istimewa, kau berbeda, aku tergila-gila padamu. Saranghae chagi-ya”

Tampak air mata menetes lagi dari sudut mata Sulli “Oppa, aku sudah merekamnya dalam ingatanku. Aku akan terus membawa rekaman ini kemanapun aku pergi. Aku juga mencintaimu oppa. kau cinta pertamaku. Nado saranghae.” Sulli melingkarkan kedua tangannya pada Minho dan memeluk Minho lembut. “Oppa,  jika kau benar2 mencintaiku bisakah kau mengabulkan permintaanku?” pinta Sulli yang membuat Minho keheranan dalam pelukannya.
“apa itu chagi-ya?”
“nanti... bukan sekarang oppa. apa kau akan melakukannya  untukku?”
Minho tahu persis siapa kekasihnya, Sulli takkan meminta hal aneh. Ia sangat yakin. Minho membalas pelukan Sulli dan mengelus lembut punggung Sulli. “Baiklah. Aku akan melakukan apapun.”

*****
“Oppa, ireonaa...” Bisik seorang yeoja tepat di depan telinga Minho. Namun suara itu terdengar sayup-sayup di indera pendengarannya. “Oppaa~~” bujuk suara itu sedikit lebih nyaring dan manja, seraya mengguncang pelan tangan Minho yang memangku kepalanya di sisi ranjang.

“Uhh, Waeyo chagi-ya?” Akhirnya Minho terbangun dari tidurnya, ia memegang tengkuknya yang pegal lagi2 karena tertidur di sisi ranjang yeojachingu-nya, Choi Sulli.
“Oppa, ingat janjimu tadi siang? Kau harus mengabulkan satu permintaanku.”
“Mwo?! sekarang?” tanya Minho balik sambil melirik jam dinding yang terpajang di kamar rawat inap itu. “Ini hampir tengah malam chagi. Tidurlah lagi, kita bicarakan besok.”

“Shiero! Aku ingin malam ini juga.”
Minho menyipitkan matanya yang masih belum fokus, menatap heran yeoja pucat dihadapannya. “Kau sedang tidak sehat Chagi, kau seharusnya beristira...”
“Karena aku sakitlah, aku tak mau membuang-buang waktu oppa.” potong Sulli yang seketika membuat Minho membungkam mulutnya untuk diam.

Minho menghembuskan nafasnya pelan “katakan apa yang kau inginkan.”
“Bawa aku pergi dari rumah sakit ini sekarang juga.”
“MWO?! chagi-ya, kita tidak bisa. bagaimana dengan infusmu? Bagaimana dengan...”
“Oppa sudah berjanji.” Potong Sulli membuat Minho semakin kebingungan.
“Kemana kita pergi?”
“Ke manapun, tempat2 yang ingin aku lihat. Kajja oppa.” ajak Sulli dengan wajah tanpa dosa dan senyuman manis mengembangnya.
Dalam hati Minho bertanya-tanya akan pergi kemana mereka di tengah malam begini.


TO BE CONTINUED


 annyeong reader!^^ chap 9 sudah rilis(-_-) mohon tinggalkan komennya ya... kayaknya mirrors juga bakalan tamat di 20 atau 21 atau 22..-,-, jadi mohon doanya. kekeke. cipok reader satu-satu. *kabur*



31 komentar:

  1. janjinya ngak sad ending kan?
    awas aja kalau sad
    #siapinBomBUatAuthotHoror
    next
    pasti itu eonmmanya minho kan?
    huaa minta gih ama cermmin ajaibnya
    wkwkwk
    ternyata baru sadar sk,arang gw, maksud judul ff nya mirror
    next

    BalasHapus
    Balasan
    1. eomma minho bukan ya?hehe
      engga sad ending kok dha. nyante aja. :')

      Hapus
    2. huahah gw suka gaya lu author horor
      wkwkkw next nya kapan ?

      Hapus
  2. next chap jangan lama2 ya thor...
    n baby sull harus sembuh...

    BalasHapus
  3. next min...happy ending eaa,,,
    semngaat min,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,ini semangat kok. . . *pelotototin foto Onew*xD. thnxs udah komen.^^

      Hapus
  4. ffnya makin lama makin keyen *^* cpatan tamatin ya eon

    BalasHapus
  5. aaaaaaaaa kereeeeen. lanjutinnya cepetan min gak sabarrrr hahaha

    BalasHapus
  6. Xixixi. . Lanjuuut ayo. . Bener kan Sulli horor, maennya malem2. Jadi inget kata2 Onew, kalo Mino selama ini pacaran ama Hantu. Wakaka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan2 Sulli emang beneran hantu! *jitak author* hehe,thks komennya ya^^

      Hapus
    2. jangan2 author gak tau siapa ane lagi?? wakakaka, , ane mimin sini loh Dev, lagi iseng mau komen pake id gmail sendiri, biar keliatan banyak yang komen. XD

      Hapus
    3. yaelah oenni -_-, aku nya jg ampe ga liat namanya jelas2 nama oenni xD.
      bagus eon,lanjutkan! xD

      Hapus
  7. eleh eleh.. romatis bener itu minsul...
    chu ~ chu ~
    next min.. happy ending loh ya.. #maksa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. romantis gara2 authornye lg jatuh cinta. kekeke~
      happy ending kok. :')

      Hapus
  8. ahjumma itu ibu kandungnya minho oppa ya??
    iihhh,itu sulli unnie mau kemana maksa keluar malem2???
    sulli unnie harus sembuh dan pastinya harus happy ending!!!
    harus ya unn.please!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ibu kandung engga ya. . . . *mikir* baca aja kelanjutan nya entar ya^^ happy ending kok,tks komennya.^^

      Hapus
  9. Hayooo mau kemana itu si sull malem malem ??
    Laporin siwon oppa ahh.. ehehehee

    Seru eon.. bikin penasaran
    Can't wait for next chapter..

    Keep writing eon..
    Hwaiting \(^^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha,sulli banyak maunya emang. xD
      thxs 4 ur commen and ur support evi.^^

      Hapus
  10. Annyeong...
    Udah lama gak ke grup dan baca FFnya eonni.
    Aku ketinggalan banyaaakkk banget...
    Komennya di chapter 19 aja ya... mewakili chapter 12 sampai 19.Ceritanya sedikit menegangkan.Aku tunggu kelanjutannya :)

    BalasHapus
  11. mwo?dari 12? haha,gapapa saeng . gomawo udah baca and komen ya.^^

    BalasHapus
  12. Lanjut dong. Makin penasaran aja....

    BalasHapus
  13. duh ini ff makin tragis aja deh :') bagus thor ffnya, fighting ya!

    BalasHapus
  14. :(
    thooorr :(
    kenapa secepat ini sih ??
    shinee pd kmn ???
    trus yuri ??
    kaca ajaib ?? :(
    pasti ada keajaiban klo baby ssul sembuh :(

    BalasHapus
  15. sulli harus sembuh dong , dan ahjumma itu mungkinkah dia ibu nya minho .

    BalasHapus
  16. Sulli eonnie sembuh kan? Ahjumma tadi eommanya minho oppa?Tapi kalau emang eommanya kenapa Oppa ga kenal?:o

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template