Title : MIRRORS chap 19
cast : CHOI MINHO (SHINee) | CHOI SULLI (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romane, sad, hurt, comedy
Minho menggeser layar i-phonenya
berkali-kali. Berharap pesan yang ia kirim untuk yeojachingu-nya itu segera
mendapat balasan. Namun itu semua sia-sia, layar handphonenya tidak menunjukkan
satupun notifikasi pesan dari Choi Sulli, kekasihnya.
Minho mendengus kesal, berbagai perasaan
cemas, bingung, dan marah berkecamuk dalam dadanya.
“Ige Bwoya! Ini sudah satu minggu, tapi aku
tidak mendengar satupun kabar darinya! Aish, yeoja itu!” Minho mengepalkan
telapak tangan kanannya, siap menghancurkan ponsel mahal itu dalam
genggamannya. ‘Handphone nya tak pernah aktif, saat aku ke pergi untuk
menemuinya ia selalu tak ada di rumah. Apa yeoja itu sudah menjadi wanita
karir? Ia terlihat lebih sibuk dariku. Atau sesuatu telah terjadi padanya?’
Gumam Minho cemas di dalam hatinya.
Bukan Minho namanya, jika ia hanya berdiam
diri. Seminggu tak mendapat kabar dari yeoja yang sangat ia cintai membuatnya
pergi beranjak dari kantor sang ayah, tempat ia magang dan meninggalkan semua
kewajibannya tanpa berpikir panjang lagi.
Minho membawa pergi mobil merah klasiknya
menuju rumah Sulli. Ia berharap, kali ini ia dapat menemukan Sulli.
“TING TONG TING TONG” Minho menekan tombol
Bell berkali-kali, usaha Minho tiak sia-sia. Seorang ahjumma membukakan pintu
ganda besar itu untuknya.
Ahjumma itu sedikit terkejut saat melihat
Minho. “Siapa yag kau cari nak? Sulli lagi?” tanya Ahjumma itu penuh hormat
mengingat ia sedang bicara pada seorang namja tampan dengan setelan jas hitam
kerja dan memarkir mobil mahal di halaman itu.
“Ne... jangan bilang ia tak ada di rumah
lagi?” tebak Minho tepat sasaran.
Ahjumma itu terlihat sedikit gugup dan
mulai menjawab Minho lagi “Hmm, mungkin ia masih dalam jam kuliahnya nak.”
Minho mengerutkan dahinya saat mendengar
jawaban dari ahjumma yang baru beberapa hari belakangan ini, selalu ia temui
membukakan pintu untuknya. “Ahjumma yakin? Aku hafal jam kuliahnya, dan
ini bukanlah jam kuliahnya.”
“Jinja? Hm, mungkin saja ia pergi
berjalan-jalan nak.”
“berjalan-jalan? Aish, apa yeoja itu ingin
berselingkuh dariku?” jawab Minho spontan yang membuat ahjumma itu tersenyum
kecil.
“andwe ... dia tak mungkin melakukan itu.”
“jeongmal? Menurutmu begitu ahjumma? Dia
pasti benar2 mencintaiku.” Canda Minho
yang membuat Ahjumma itu tersenyum lagi dibuatnya. ahjumma itu yakin, namja
muda dihadapannya inilah yang disebut Siwon sebagai namja yang berbahaya untuk
Sulli.
“Apa kau sangat menyukai Sulli? Setiap hari kau pergi kesini untuk
mencarinya.”
Minho membalas tatapan ahjumma yang
bertanya padanya. “Aku tidak
menyukainya, aku mencintainya. Tidak mendapat kabar darinya seminggu ini membuatku
hampir gila.”
Ahjumma itu hanya diam dan terlihat semakin
gelisah membuat Minho yang malah kebingungan melihat tingkahnya. “Ahjumma
diminta untuk menjaga rahasia. Tapi Ahjumma tidak tega memisahkan pasangan yang
saling mencintai.”
“Mwo? apa maksudmu ahjumma?”
“Mereka sekarang sangat sibuk, sehingga
ahjumma dimintai tolong untuk menjaga rumah ini dan diminta untuk tidak
mengatakan ini pada siapapun. Kalau Sulli sekarang sedang dirawat di rumah
sakit.”
Mata
Minho terbelalak, membuat ukuran matanya yang besar dan bulat nampak
lebih jelas. “MWO!? mengapa tak ada yang mengatakan hal ini padaku?! wae!?”
“Ahjumma juga tidak tahu persis. Sekarang
pergilah menemui Sulli di rumah sakit tempat biasanya ia dirawat. Ahjumma yakin
Sulli sekarang sangat merindukanmu seperti kau merindukannya.”
“Ahjumma, gamsa Hamnida! Aku akan
menemuinya.” Minho membungkuk hormat sebelum ia berlari menuju mobilnya dan
meniinggalkan ahjumma itu yang berdiri seraya melambaikan tangannya pada Minho.
“Chakaman!”
teriak ahjumma itu pada Minho yang sudah mulai menginjak pedal gas
mobilnya namun terhenti karena panggilan dari ahjumma itu. “Nak! Ahjumma harus
tahu siapa nama mu!?”
“Ah, Minho! Choi Minho Imnida! Mianne
ahjumma, aku harus pergi!” Tanpa ba bi bu, Minho membuat mobilnya meluncur
meninggalkan pekarangan rumah milik Siwon. Namun sebelum minho benar2
meninggalkan halaman itu, Minho menyempatkan matanya untuk mengintip sosok
ahjumma itu melaui spion mobilnya. ahjumma itu kini menutup wajah dengan kedua
telapak tangannya membuat Minho heran dan membatin ‘Waeyo? Apa ahjumma itu
sangat sedih? Dan... hanya perasaanku saja, atau memang ahjumma itu pernah
bertemu denganku sebelumnya di masa lalu? Wajahnya nampak tak asing. Aish,
Mola!!’
****
Suara ribut yang dihasilkan derapan langkah
kaki Minho memenuhi lorong rumah sakit. Ini kedua kalinya ia datang ke rumah
sakit ini juga dengan perasaan khawatir seperti sebelumnya.
Minho terus mencari ruang rawat Sulli yang
ia ketahui dari perawat yang beberapa menit lalu ia tanyai.
Dan langkahnya terhenti saat menemukan
pintu yang ia cari. Minho menepiskan keringat di pelipisnya, dan segera memutar
ganggang pintu di hadapannya.
CKLEK, pintu terbuka.
Seorang yeoja yang sedang mengenakan baju
pasien berwarna hijau itu nampak terkejut saat Pintu dibuka secara tiba2 dan ia
menemukan seorang namja sedang berdiri
setengah membungkuk dan terengah-engah tengah menatapanya cemas.
“OPPA!” Teriak Sulli serak namun dengan
nada penuh rasa girang.
Minho memperhatikan Sulli yang segera
mendudukkan dirinya diatas ranjang,yang sedang berusaha tersenyum manis pada
Minho. Minho hampir tak mengenali gadis yang ia cintai. Wajah Sulli sangat
pucat, bibirnya tak berwarna, rambut hitam panjangnya terlihat kusam dan
matanya sembab. Minho benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat, hatinya
serasa perih melihat keadaan Sulli sekarang.
Minho melangkah dengan cepat mendekati
Sulli dan langsung memeluk erat Sulli dalam dekapannya. “Phabo. Disaat aku
begitu mengkhawatirkanmu, kau masih bisa saja tersenyum?” singgung Minho di
tengah pelukannya bersama Sulli.
Mendengar itu Sulli hanya mengaitkan kedua
tangannya pada pinggang Minho dalam diam. Sulli memeluk pinggang Minho begitu
erat sehingga Minho sedikit merasakan sesak akibat ulah Sulli.
“Waeyo?”
“aniya, oppa.”
“merindukanku?”
Sulli memejamkan matanya, merasakan seluruh
kehangatan pelukan Minho yang sangat ia rindukan. “Neomu neomu bogoshipo oppa.
Ini aneh, padahal baru seminggu tapi aku sudah sangat-sangat merindukanmu.”
Minho melepas pelukannya dengan perlahan
dan menatap lembut sepasang manik Sulli yang terlihat telah berkaca-kaca. “Nado bogoshipo chagi-ya. kau tenanglah,
mulai sekarang kita takkan terpisah begitu lamanya dan membuatmu sedih. Arachi?”
Sulli terkekeh mendengar jawaban dari Minho
yang sekarang tengah mengelus-elus lembut puncak kepalanya. Sulli pun tidak
mengerti apa yang sedang ia rasakan. Seolah-olah sedetik pun sangat berharga
untuk mereka berdua. Seminggu tidak berkomunikasi, hampir saja membuat Sulli
sekarat karena merindukan oppa yang sangat dicintainya.
“Choi Minho... apa yang kau lakukan
disini?” Suara seorang yeoja otomatis membuat Sulli dan Minho menoleh ke arah
pintu kamar. Seorang yeoja berambut pirang cepak tengah berdiri menatap
keduanya. Amber kebingungan melihat keberadaan Minho di dalam kamar Sulli.
Jelas2 hanya segelintir orang yang tahu bahwa Sulli sedang dirawat di rumah
sakit sekarang.
Minho yang sedari awal sudah mencurigai
situasi aneh itu segera menghampiri Amber yang masih kebingungan. “Kita harus
bicara!” Bisik Minho dengan tatapan mengintimidasi pada Amber yang membuat
Amber menelan ludahnya karena gugup.
Minho mengubah ekspresinya 180 derajat dan
menoleh pada Sulli “Chagi-ya, tunggulah
sebentar.” Pinta Minho dengan senyuman cerahnya.
Sulli hanya mengangguk dan terus
memperhatikan eonni dan namja yang ia cintai keluar dari kamar rawatnya secara
bersamaan.
Setelah Minho dan Amber sudah benar-benar
jauh dari kamar Sulli. Minho membuka pembicaraan dengan sebuah pertanyaan.
“Kenapa kalian menyembunyikan hal ini padaku? Wae!?”
“Minho, tenanglah. Jika kau bicara
senyaring itu, mayat2 di rumah sakit inipun bisa terbangun lagi...”
“Mianne. Jadi jelaskanlah semuanya! Tak ada
yang perlu disembunyikan lagi, aku sudah terlibat sejauh ini.” ucap Minho
seraya menurunkan nada bicaranya.
“Bagaimanapun aku menjelaskannya kau tak
mungkin mengerti. Lebih tepatnya kau takkan percaya.”
“Sudah banyak cerita2 aneh yang kudengar dari
sulli. Dan aku mencoba percaya. Kurasa aku akan mencoba percaya ucapanmu juga.
Ceritakanlah.” Bujuk Minho yang membuat Amber tak bisa mengelak lagi.
“Keajaiban itu... keajaiban itu hilang.”
Jawab Amber setelah dengan seluruh keyakinannya untuk mengucapkan kalimat itu.
Minho menaikkan sebelah alisnya. “Mwo?
keajaiban apa?”
Amber mengambil nafas dalam dan mendudukan
dirinya pada sebuah bangku kayu yang terletak tak jauh dari keduanya.
“Duduklah. Ini adalah penjelasan yang mungkin saja membuatmu semakin tidak
mengerti dengan situasi ini.”
Minho mengikuti perintah Amber dan mulai
mendengarkan dengan baik apa yang akan di jelaskan oleh yeoja berambut cepak di
sebelahnya.
“secara umum penderita hemofilia adalah
laki-laki. Sedangkan perempuan hanya pembawa sifat. Jika seorang perempuan
mendaptkan penyakit keturunan itu, maka mereka akan meninggal saat mereka
menginjak usia remaja. Tapi Sulli...”
“Tapi Sulli masih hidup.” Potong Minho membuat
Amber menghela nafas berat.
“Keajaiban yang membuat datang bulannya
berhenti secara teratur kini tiba2 menghilang. Aku dan Siwon oppa sangat
kebingungan. Tak ada satupun cara untuk menghentikan pendarahannya. Tidak ada.
Uhhh.” Amber menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Minho tahu jelas apa
yang sedang Amber rasakan sekarang. “Pendarahan itu sudah berlangsung selama 3
Minggu. Semakin lama, Sulli akan menjadi semakin lemah. Aku benar2 merasa tidak
berguna.” Ucap Amber sesegukan sambil menjambak rambut cepaknya sendiri.
Minho yang melihat hal itu menghentikan
gerakan Amber dan mencoba menenangkannya. “Gwenchana Amber... tenanglah jeball.
Aku akan mencoba mencari solusinya juga. Kita harus percaya bahwa Sulli
baik-baik saja. semuanya akan baik-baik saja, ya, pasti baik-baik saja...
pasti.”
*****
Minho kembali memasuki ruang rawat Sulli.
Sesuai dugaan Minho, yeoja yang ia cintai sedang menanti kedatangannya.
“Oppa, apa yang kalian bicarakan?”
“Aniya, hanya hal sepele chagi. Kau tidak
tidur siang? Kau perlu banyak istirahat chagi-ya.”
“Aku tidak ingin tidur. Aku sangat merindukanmu
oppa.” jawab Sulli dengan mimik manja yang seketika membuat Minho menarik Sulli
kedalam pelukannya. “Oppa? Waeyo?”
“Chagi-ya... apa itu terasa sangat sakit?”
“M-Mwo? Ah, aniya oppa. kau tidak perlu
khawatir, ini tidak se-sakit yang kau pikirkan.” Jawaban Sulli yang malah membuat Minho semakin
erat memeluknya.
“O-oppa, sudah kubilang jangan terlalu
khawatir.” Ujar Sulli menenangkan namja yang sedang memeluknya erat. Tapi tak ada satupun jawaban dari Minho yang
membuat Sulli semakin bingung dibuatnya. Namun Sulli dibuat kaget dengan sebuh
kecupan di leher jenjangnya. Kecupan dari Minho yang benar2 membuat Sulli
terperangah di dalam pelukan Minho.
Setelah mengecup leher Sulli tanpa izin,
Minho langsung bangkit berdiri dan memalingkan wajahnya dari Sulli. “Mianne
chagi-ya aku harus pergi, ada urusan penting di kantor appa.” Minho kemudian
melangkah dengan cepat dan berlalu meninggalkan sulli sendiri di ruangan rumah
sakit itu.
Badan Sulli bergetar, ia tak dapat lagi
membendung air mata yang ia tahan sedari tadi. Sulli menyentuh bagian lehernya
yang dikecup lembut oleh Minho.
Basah. Lehernya basah oleh suatu cairan
hangat yang membanjiri lehernya. “Minho
Oppa, jangan menagis lagi jeball. Aku baik-baik saja.”
Di tempat lain Minho memukul keras stir
mobilnya berkali-kali. “Phabo! Phabo!! Apa yang kau lakukan Choi Minho?!
menangis dalam pelukan Sulli?! Kau hanya membuatnya semakin sedih!! Phabo, Namja
lemah tak berguna...”
****
‘Mianne, Tidak ada obat untuk menghentikan
penyakit Hemofilia.’
‘I’m Sorry, no ways to to heals her.’
‘sampai sekarang belum ada obatnya.’
‘Dia tak punya harapan hidup lebih lama.’
“ANDWWEEE!!” Minho tersentak dari tidurnya.
Bangun secara tiba2 karena mimpi buruk membuat dirinya merasakan sakit luar
biasa pada kepalanya.
“Uhhh, appow.” Rintih
Minho sambil memicingkan matanya yang menangkap seberkas
cahaya mentari pagi yang menembus kisi-kisi jendela kamar rumah sakit. Setelah beberapa detik ia menyadari ia baru saja memimpikan ucapan2 dari beberapa dokter
terkenal yang ia mintai pertolongan untuk menyembuhkan penyakit Sulli.
“Aigoo… begitu
istimewanya mereka sampai2 masuk ke dalam mimpiku. Orang2 payah.” Rutuk Minho
kecewa seraya memijit pelan pelipisnya yang berdenyut. Matanya kembali teralih pada yeoja pucat yang
masih tertidur lelap di hadapannya. Tak heran Minho merasakan sakit di kepala
dan tengkuknya, ternyata ia tertidur semalaman di sisi ranjang Sulli.
Minho memperhatikan
putri saljunya yang sedang terlelap. Minho harus membangunkan Sulli,ini saatnya untuk
sarapan.
Minho mengelus-elus rambut hitam panjang
kekasihnya “Chagi-ya... ireona. Ini sudah pagi. Kau harus sarapan.”
“Uhm, cerewet.”
“Yaak! Apa katamu eoh?” tanya Minho
mengancam Sulli seraya menusuk-nusuk pelan pipi Sulli dengan telunjuknya.
Sulli pun dengan terpaksa membuka kedua
kelopak matanya yang sangat-sangat terasa berat “Minho oppa ce-re-wet.” Ulang
Sulli dengan nada yang penuh penekanan.
“Mwo? mau Poppo eoh? poppo?” Minho membuat
gerakan-gerakan untuk mencium Sulli yang sudah membuatnya jengkel.
“Shierooo, aniyaaa! Haha, oppa hentikan!”
Sulli hanya tertawa seraya membuat gerakan perlawanan untuk menghindar dari
serangan ‘poppo’ milik Minho.
Tiba2 pintu kamar
terbuka menampakkan seorang yeoja renta yang wajahnya sudah tak asing lagi di ingatan
Minho dan Sulli.
“Ahjumma…” ucap Minho yang segera bangkit dari duduknya dan memberi bungkukan tanda hormat. Keduanya menjadi canggung setelah adegan manja-manja an tadi ditonton
oang lain. Sungguh ahjumma ini datang disaat yang tidak tepat.
“ah, mianne jika mengganggu kalian berdua. Apa sebaiknya aku pulang?”
“Ani ahjumma, tidak apa2. Kau sama sekali
tidak mengganggu.” Ujar Sulli masih dengan semburat merah di pipinya.
Ahjumma itu pun mendekat dan mendudukan
dirinya disebuah kursi tepat di sebelah Minho. “Sulli-ya, bagaimana kabarmu nak?
Apa sakitmu sudah membaik?”
“Ne ahjumma, kurasa keadaanku jauh lebih
baik sekarang. Gamsa Hamnida sudah datang untuk menjenguk.” Jawaba Sulli
hormat. “Oppa, ahjumma ini adalah tetangga kami yang Siwon oppa mintai tolong
untuk menitip rumah kami , karena kami bertiga tak pernah ada di rumah.
Ahjumma, sekali lagi jeongmal gamsa hamnida.” Sambung Sulli seraya menundukkan
kepalanya pada ahjumma itu.
“Ne Sulli-ya, gwenchana.”
Ahjumma itupun berpaling menatap Minho yang sedari tadi memperhatikan ahjumma
itu “Kudengar dari Nona Amber kau sudah bekerja keras
mencari bantuan selama 2 hari penuh, dan kau belum juga pulang ke rumah. Jadi
aku membawa kan sedikit makanan ke sini.”
“Wah, ahjumma!
Kamsa Hamnida…” jawab Minho penuh rasa terima kasih seraya menerima pemberian
dari ahjumma itu.
Saat ahjumma itu pamit untuk pulang Sulli
terus memperhatikan tingkah ahjumma tersebut sampai ia benar2 pergi
meninggalkan ruangan. “Oppa, apa kalian sudah mengenal cukup lama?”
“aniya chagi-ya. mungkin baru seminggu
belakangan. Sejak aku sering mengunjungi rumahmu namun ternyata kau dirawat
disini. Waeyo?”
“Ah, berarti dugaanku salah.”
“Wae?”
“Uhm, jika aku memperhatikannya, dia
terlihat perhatian denganmu.”
Minho melototkan matanya “Kau cemburu?bahkan
pada seorang ahjumma?”
“Aish oppa! aniya, aku tidak cemburu. hanya
sedikit merasa aneh. Lagipula wajah kalian berdua terlihat...”
“Terlihat?” ujar Minho meniru kata-kata
Sulli yang terputus
Sulli memasang wajah detektifnya “Terlihat
mirip...”
“...”
“Ah, oppa jangan kau anggap serius
perkataanku. Aku hanya bercanda. Mianne...”
Seketika hening masih menyelimuti keduanya
hingga Minho mengeluarkan suara baritonnya“Poppo?”
Sulli menautkan kedua sisi alisnya heran
“eoh? mwo?”
“Kita lanjutkan yang tadi?” tanya Minho
dengan raut wajah menyeramkan. Sulli yang merespon agak lama masih terlihat
berpikir kegiatan apa yang sempat tertunda tadi. Sehingga Sulli tak menyadari
Minho dengan cepat mencuri sebuah ciuman selagi Sulli masih kebingungan.
Chu~~
Sulli masih tidak menyadari apa yang sudah
dilakukan Minho padanya.
“Aku menang!haha.” teriak Minho girang
setelah benar2 dapat mengecup bibir manis kekasihnya.
“Oppa curang!!” Sulli mencubit-cubit kecil
pinggang Minho. Minho dengan segera menarik tangan kanan Sulli hingga Sulli
kehilangan keseimbangan dan setengah badannya jatuh pada tubuh Minho yang duduk
di sisi ranjang.
Keduanya saling bertatapan. Sangat hening
tak ada suara selain bunyi jarum jam dinding
yang berdetak keras sekeras degupan jantung Sulli saat wajahnya kini
benar2 hampir menempel pada wajah Minho.
sekali lagi, Minho menarik pelan lengan Sulli, sehingga kedua hidung
mancung mereka bersentuhan.
Sulli menatap dalam bayangan dirinya pada
lensa mata Minho yang hitam bening dan menghipnotis itu. “Choi Minho, aku
milikmu.”
“Aku tahu.” Minho memejamkan matanya,
memiringkan wajahnya dan mempertemukan bibir mereka. Ciuman yang sangat manis dan hangat hingga
Sulli benar2 tak ingin melepaskan Minho. tangan Sulli terus-terusan mencengkram
baju Minho keras. Namja ini tidak boleh pergi dari hidupnya. Tidak boleh.
Tiba2 Minho melepaskan ciuman mereka dan
menatap Sulli kaget. “Chagi-ya, wae?” Ujarnya seraya menghapus air mata Sulli
yang ternyata membasahi pipi pucatnya.
“Ah, oppa mianne.” Sulli juga ikut
menghapus air matanya yang menempel pada wajah Minho. “Oppa, apa kau benar2
mencintaiku?” lanjut Sulli yang membuat Minho mengerutkan pelipisnya.
“kenapa bertanya? Kau bahkan tahu
jawabannya.”
“Aku perlu mendengarnya sendiri dari mulut
oppa.”
Minho menepiskan rambut panjang Sulli yang
menutupi sebagian wajahnya. “Aku mencintaimu lebih dari apapun, kau istimewa,
kau berbeda, aku tergila-gila padamu. Saranghae chagi-ya”
Tampak air mata menetes lagi dari sudut
mata Sulli “Oppa, aku sudah merekamnya dalam ingatanku. Aku akan terus membawa
rekaman ini kemanapun aku pergi. Aku juga mencintaimu oppa. kau cinta
pertamaku. Nado saranghae.” Sulli melingkarkan kedua tangannya pada Minho dan
memeluk Minho lembut. “Oppa, jika kau
benar2 mencintaiku bisakah kau mengabulkan permintaanku?” pinta Sulli yang
membuat Minho keheranan dalam pelukannya.
“apa itu chagi-ya?”
“nanti... bukan sekarang oppa. apa kau akan
melakukannya untukku?”
Minho tahu persis siapa kekasihnya, Sulli
takkan meminta hal aneh. Ia sangat yakin. Minho membalas pelukan Sulli dan
mengelus lembut punggung Sulli. “Baiklah. Aku akan melakukan apapun.”
*****
“Oppa, ireonaa...” Bisik seorang yeoja
tepat di depan telinga Minho. Namun suara itu terdengar sayup-sayup di indera
pendengarannya. “Oppaa~~” bujuk suara itu sedikit lebih nyaring dan manja,
seraya mengguncang pelan tangan Minho yang memangku kepalanya di sisi ranjang.
“Uhh, Waeyo chagi-ya?” Akhirnya Minho
terbangun dari tidurnya, ia memegang tengkuknya yang pegal lagi2 karena
tertidur di sisi ranjang yeojachingu-nya, Choi Sulli.
“Oppa, ingat janjimu tadi siang? Kau harus
mengabulkan satu permintaanku.”
“Mwo?! sekarang?” tanya Minho balik sambil
melirik jam dinding yang terpajang di kamar rawat inap itu. “Ini hampir tengah
malam chagi. Tidurlah lagi, kita bicarakan besok.”
“Shiero! Aku ingin malam ini juga.”
Minho menyipitkan matanya yang masih belum
fokus, menatap heran yeoja pucat dihadapannya. “Kau sedang tidak sehat Chagi,
kau seharusnya beristira...”
“Karena aku sakitlah, aku tak mau membuang-buang
waktu oppa.” potong Sulli yang seketika membuat Minho membungkam mulutnya untuk
diam.
Minho menghembuskan nafasnya pelan “katakan
apa yang kau inginkan.”
“Bawa aku pergi dari rumah sakit ini
sekarang juga.”
“MWO?! chagi-ya, kita tidak bisa. bagaimana
dengan infusmu? Bagaimana dengan...”
“Oppa sudah berjanji.” Potong Sulli membuat
Minho semakin kebingungan.
“Kemana kita pergi?”
“Ke manapun, tempat2 yang ingin aku lihat.
Kajja oppa.” ajak Sulli dengan wajah tanpa dosa dan senyuman manis mengembangnya.
Dalam hati Minho bertanya-tanya akan pergi
kemana mereka di tengah malam begini.
annyeong reader!^^ chap 9 sudah rilis(-_-) mohon tinggalkan komennya ya... kayaknya mirrors juga bakalan tamat di 20 atau 21 atau 22..-,-, jadi mohon doanya. kekeke. cipok reader satu-satu. *kabur*
janjinya ngak sad ending kan?
BalasHapusawas aja kalau sad
#siapinBomBUatAuthotHoror
next
pasti itu eonmmanya minho kan?
huaa minta gih ama cermmin ajaibnya
wkwkwk
ternyata baru sadar sk,arang gw, maksud judul ff nya mirror
next
eomma minho bukan ya?hehe
Hapusengga sad ending kok dha. nyante aja. :')
huahah gw suka gaya lu author horor
Hapuswkwkkw next nya kapan ?
next chap jangan lama2 ya thor...
BalasHapusn baby sull harus sembuh...
oke,tgu chap berikutnya ya^^
HapusHappy ending pleaseee..
BalasHapusi save ur req,thxs 4 read. :*
Hapusnext min...happy ending eaa,,,
BalasHapussemngaat min,,
iya,ini semangat kok. . . *pelotototin foto Onew*xD. thnxs udah komen.^^
Hapusffnya makin lama makin keyen *^* cpatan tamatin ya eon
BalasHapusnde^^.thxs 4 read.:)
Hapusaaaaaaaaa kereeeeen. lanjutinnya cepetan min gak sabarrrr hahaha
BalasHapusgomawo komennya. ditunggu ya^^
HapusXixixi. . Lanjuuut ayo. . Bener kan Sulli horor, maennya malem2. Jadi inget kata2 Onew, kalo Mino selama ini pacaran ama Hantu. Wakaka.
BalasHapusjangan2 Sulli emang beneran hantu! *jitak author* hehe,thks komennya ya^^
Hapusjangan2 author gak tau siapa ane lagi?? wakakaka, , ane mimin sini loh Dev, lagi iseng mau komen pake id gmail sendiri, biar keliatan banyak yang komen. XD
Hapusyaelah oenni -_-, aku nya jg ampe ga liat namanya jelas2 nama oenni xD.
Hapusbagus eon,lanjutkan! xD
eleh eleh.. romatis bener itu minsul...
BalasHapuschu ~ chu ~
next min.. happy ending loh ya.. #maksa :D
romantis gara2 authornye lg jatuh cinta. kekeke~
Hapushappy ending kok. :')
ahjumma itu ibu kandungnya minho oppa ya??
BalasHapusiihhh,itu sulli unnie mau kemana maksa keluar malem2???
sulli unnie harus sembuh dan pastinya harus happy ending!!!
harus ya unn.please!!!!!!
ibu kandung engga ya. . . . *mikir* baca aja kelanjutan nya entar ya^^ happy ending kok,tks komennya.^^
HapusHayooo mau kemana itu si sull malem malem ??
BalasHapusLaporin siwon oppa ahh.. ehehehee
Seru eon.. bikin penasaran
Can't wait for next chapter..
Keep writing eon..
Hwaiting \(^^)/
haha,sulli banyak maunya emang. xD
Hapusthxs 4 ur commen and ur support evi.^^
Annyeong...
BalasHapusUdah lama gak ke grup dan baca FFnya eonni.
Aku ketinggalan banyaaakkk banget...
Komennya di chapter 19 aja ya... mewakili chapter 12 sampai 19.Ceritanya sedikit menegangkan.Aku tunggu kelanjutannya :)
mwo?dari 12? haha,gapapa saeng . gomawo udah baca and komen ya.^^
BalasHapusLanjut dong. Makin penasaran aja....
BalasHapusduh ini ff makin tragis aja deh :') bagus thor ffnya, fighting ya!
BalasHapusJanga sad ending dongggg :(
BalasHapus:(
BalasHapusthooorr :(
kenapa secepat ini sih ??
shinee pd kmn ???
trus yuri ??
kaca ajaib ?? :(
pasti ada keajaiban klo baby ssul sembuh :(
sulli harus sembuh dong , dan ahjumma itu mungkinkah dia ibu nya minho .
BalasHapusSulli eonnie sembuh kan? Ahjumma tadi eommanya minho oppa?Tapi kalau emang eommanya kenapa Oppa ga kenal?:o
BalasHapus