Senin, 02 September 2013

MIRRORS Chap 11


Title : “MIRRORS” Chap 18

 Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X) 

 Author : Davina Sandy
 
Length : Chaptered
  
Rating : PG-15
Genre:
fantasi, romance, hurt, comedy

Summary :
“Mirror on the wall, here we are again
Through my rise and fall, you’ve ben my only friend~”
“Cermin di dinding, kita bertemu lagi
Saat senang dan susahku, kaulah satu-satunya temanku~” (Mirror on the wall-Bruno ft Lil wayne)


Minho menepikan mobil yang tengah ia kendarai ke sisi jalan.
Minho menatap aneh yeoja yang duduk di sebelahnya. “Ini, tempat biasa kau menunggu jemputan oleh supirmu?”

“Ne oppa! keluar kajja!” Sulli membuka pintu mobil dan melangkah menuju bangku kayu usang tak jauh dari mereka berdiri. bangku yang selalu Sulli duduki disaat ia menunggu jemputan dari supirnya setelah ia menyelesaikan jam mata kuliahnya.

Minho menuruti intrupsi Sulli dan mengikuti Sulli dari belakang. “Cermin ajaib itu ada disini?” tanya Minho membuat Sulli merekahkan senyum manisnya. “Aniya, bukan disini.”

“Aish, lalu untuk apa kita kesini?” Minho mendongakkan kepalanya, memperhatikan pepohonan yang tumbuh tinggi di sekitar tempat itu.

“Bukan di sini oppa. tapi di dalam sana!” Sulli mengacungkan jari telunjuknya ke sebuah jalan setapak yang hampir tak terlihat oleh mata bulat Minho. Minho memperhatikan jalan setapak kecil yang rindang karena tertutup oleh bayangan pepohonan.

“Disana?”

“Ne, kita akan masuk kesana. Pegang tanganku oppa, jangan sampai kau tersesat.”
Minho meraih uluran tangan kekasihnya. “Yang benar saja, kau membuatku terdengar seperti anak kecil yang mudah hilang.”

Sulli tetawa, menampakkan sederet gigi puti nan rapi miliknya.

Jalan setapak itu tidak cukup untuk dua orang, sehingga Sulli pun melangkah mendahului Minho, dan Minho mengikuti dari belakang masih dengan tangan yang saling bertautan.

Sesekali Minho mengaduh karena lengannya menabrak dan tergesek kulit pepohonan yang kasar. Namun untungnya ia memakai baju lengan panjang, sesuai dengan apa yang Sulli perintahkan padanya.

Minho menatap punggung ramping Sulli yang tertutup oleh rambut hitamnya yang bergelombang. Sejuta perkiraan sedang melintas di benaknnya, apakah yang sebenarnya ingin Sulli tunjukkan? Minho menganggap cermin ajaib yang diceritakan Sulli itu pasti hanya omong kosong. Karena cermin ajaib adalah sesuatu yang terdengar mustahil. Mungkin Sulli sedang ingin memberikannya sebuah kejutan. Semoga saja.

Sulli tiba2 menghentikan langkahnya membuat lamunan Minho buyar dan memasang wajah ‘ada apa’nya pada Sulli. “wae?”

“Lihatlah rumah itu! Cermin itu ada di dalam sana.” Sulli tersenyum dan melompat kecil saking girangnya. Sulli menarik tangan Minho dan menuntunnya menghampiri rumah yang Sulli maksud.

Minho tercengang dengan apa yang ia lihat. ”Apa ini yang kau katakan rumah Sulli-ya? Ini lebih terlihat seperti gubuk!”

Sulli menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum canggung. “Saat aku berumur 10 tahun gubuk ini masih terlihat baik dan juga terlihat besar.”

“Saat kau 10 tahun? Sekarang kau sudah 20 tahun Chagi... Kau sudah 10 tahun tidak melihat gubuk ini.”

Minho mengerutkan pelipisnya seraya mengamati penampilan gubuk tua dihadapannya.
Kayu2 yang menjadi tiang penopang sudah sangat lapuk dan seolah siap hancur dengan sekali pukulan.
Jendela di sisi kanan rumah itu terbuka dan daun jendelanya sudah tergeletak sembarangan di tanah.
Minho pikir pohon2 di tempat ini tumbuh baik dan subur karena rayap2 sudah bertransmigrasi pindah ke gubuk yang ada di hadapannya itu. Benar2 terlihat seperti rumah untuk rayap.

Sulli mendengus kesal dan mengembungkan kedua pipinya. “Kuharap cermin itu masih ada.” Sulli melangkahkan kakinya menuju pintu gubuk tua itu dan meraih kenop pintu yang sudah berkarat.
Minho melototkan mata melihat tindakan Sulli. Ia kira yeojachingunya itu tidak benar2 serius melakukannya.

KRIIIIIIEEET

Sulli berhasil membukanya dan Suara decitan pintu seolah meneriaki kuping Sulli bagai nada penyambutan tamu. Sulli mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan mengamati satu-persatu sudut rumah dan perabot tua yang masih pada tempatnya. Sama seperti dulu. Hanya saja terlihat berdebu dan sudah lapuk.

Mata sulli langsung tertuju pada sebuah rongga pada dinding di sisi kanannya. Sulli tanpa ragu melangkah melewati rongga tanpa daun pintu itu.

“Sulli-ya... hati2.” Tegur Minho melihat Sulli bergerak bebas tanpa khawatir dalam gubuk ini. Minho khawatir ada binatang beracun yang berdiam di rumah ini yang dapat menyakiti Sulli.
“Insting yang menggerakkan kakiku oppa. aku hafal tempat ini.” sahut Sulli yang membuat Minho berlari kecil menyamakan posisinya dengan Sulli.

Sulli memutar kepala-nya berkali-kali memperhatikan seluruh ruangan yang ia masuki. Ruangan yang berukuran kecil, ada sebuah jendela tanpa penutup yang entah hilang kemana sehingga cahaya remang masuk dan mewarnai kamar ini. mungkin dulunya digunakan sebagai kamar tidur. “Aku yakin ini tempatnya oppa. Tapi kenapa cermin besar itu tidak ada disini?”

“Sulli-ya... 10 tahun sudah berlalu. Cermin yang kau maksud bisa saja sudah di curi orang.”

Sulli mendengus kesal “Aniya... itu tidak mungkin. Sedikit orang yang tahu keberadaan cermin itu. Dulunya cermin itu ada disini.” Sulli membentangkan tangannya dihadapan sebuah dinding kayu dalam ruangan itu mencoba menunjukkan pada Minho Cermin itu pernah benar2 ada. “cermin itu mengabulkan permintaanku, Siwon oppa, dan Amber.”

“Chagiya, novel mistik apa yang sudah kau baca?”
“Oppa! kau tak percaya padaku? aku tidak sedang berhayal. Ini benar2 terjadi. Kau ingin mendengar ceritaku?”

“Ceritakan saja yang dapat kumengerti.” Minho mendekatkan wajahnya pada Sulli menatapnya intens berharap yeoja itu menceritakan yang sesungguhnya. Tanpa fiksi.
“oppa... jangan menatapku seperti itu. Ini sungguhan! Dulu, saat Siwon oppa masih kelas 3 SMA, ia bingung harus memilih universitas mana untuk melanjutkan kuliahnya. Kebetulan bibi kami seorang dosen di universitas tempat kita kuliah sekarang oppa.”

“Lalu apa hubungannya?” tanya Minho skeptis menatap Sulli.
“Saat itu kami bertiga mengunjungi universitas ini. Kami melihat-lihat dan menemani oppa melakukan konsultasi. Dan saat kami menyelesaikan pekerjaan kami, bibi kami masih dalam jam mengajarnya. Kami bosan dan kami bermain-main hingga sampailah kami ke tempat ini.” Sulli tersenyum dan berkacak pinggang, membuat Minho hanya mnggelang melihat tingkah yeoja ini.

“hanya itu?” selidik Minho.
“Apa oppa ingin mendengar lebih banyak?” Sulli kini menaruh telapak tangannya pada dinding kayu diadapannya.

SULLI’S FLASHBACK

“Anybody homee!!??” teriak Amber di muka pintu rumah yang Siwon, Amber, dan Sulli temukan secara tidak sengaja.
“Kelihatannya rumah ini kosong.” Siwon mengintip melalui lubang kunci pada kenop pintu. “Apa kalian ingin bertualang para penumpang?” tanya Siwon dalam nada yang dibuat-buat membuat Sulli dan Amber terkekeh melihat tingkah oppa mereka. “berbarislah di belakang, supir akan membawa kalian ke rumah kosong yang seram.”
Mendengar kata Seram Suli dan Amber lekas memeluk pinggang Siwon erat. Siwon memutar kenop piintu, dan Voila! Pintu rumah ini tak terkunci!

Siwon memutar bola matanya pelan, mengamati tiap sisi dinding dan permukaan lantai. Sulli dan Amber juga melakukan hal yang sama.
Amber melepaskan pelukannya pada Siwon dan mencibir ruangan yang mereka kira sebelumnya adalah ruangan seram. “Tidak seburuk yang aku kira!” Amber menghambur dalam ruangan itu, dan berlari ke sebuah ruangan lain.
“Amber!! Jangan bertingkah semaumu!” Siwon mengerang gusar pada yeodongsaengnya yang tomboi itu. “Kembali kajja! Kita sebaiknya pergi!!”

“Oppa! Sulli! Liat apa yang kutemukan disini!”
Sulli yang masih memeluk Siwon melepaskan pelukannya dan berlari menemui Amber. Sulli terperangah dengan apa yang ia lihat. Sebuah cermin yang tinggi menjulang menyambut kedatangannya. bingkai cermin itu penuh dengan ukiran2 yang indah, cerminnya juga begitu bersih bahkan tanpa debu, sangat bersih dan berkilau. Sehingga Sulli dapat melihat dirinya begitu nyata dalam pantulan itu.

“Waaa... daebak!” Sulli mendekatkan dirinya pada Amber sehingga pantulan dirinya dan amber terlihat semakin jelas di permukaan cermin itu. “Kita bawa pulang saja eonni.”
“Mwo? apa kau ingin mati? Ini terlihat seperti bukan cermin biasa. Aku saja baru sekali melihat cermin yang seperti ini!”

“Apa yang kalian lakukana?! Ayo pulang.” teriak Siwon mengagetkan Amber dan Sulli yang sedang bercermin ria.
“Oppa, kemari! Palli!”
“Wae?” Siwon mengampiri keduanya dan ikut terkejut dengan apa yang ia lihat. “Ige bwoya? Kenapa ada cermin besar dan mewah di rumah tua ini?”

“bagus kan oppa?”
“Ne... hanya saja terlihat aneh. Di rumah ini semua perabotan terlihat berdebu dan kusam. Tapi cermin ini seperti dirawat dengan baik.” Ujar siwon seraya meraba cermin besar yang dapat memantulkan seluruh bayangan tubuhnya itu.
“Benarkan apa yang aku katakan? Ini cermin yang spesial!” amber terlihat bersemangat dan menggenggam tangan Sulli. “Sulli-ya! ayo meminta permohonan!”

“YAK! Amber! Apa kau ingin mmbuat Sulli menjadi parno sepertimu juga? Aish jinja!” gusar Siwon pada Amber. Memebuat Amber hanya terkekeh. “Kau ini! kemarin saat melewati kolam pancuran, kau melempar uangmu ke dalamnya dan meminta permohonan! Apa itu tidak cukup?”
“Aniya, tidak cukup!” Amber menutup matanya dan menyentuh permukaan cermin. Amber mengucapkan permohonannya dalam hati.

“Oenni! Apa yang kau minta eoh?”
Amber membuka matanya dan menengok ke arah Sulli yang menarik-narik bajunya. “Agar Siwon oppa bisa menjadi seorang dokter dan bisa merawatmu Sulli-ya.”

“MWO?” Siwon melototkan matanya mendengar jawaban Amber “Yang benar saja! kau pikir kita dapat uang darimana? Kuliah kedokteran membutuhkan banyak uang.”
“Itulah sebabnya aku meminta pada cermin ini!” Amber menjulurkan lidahnya pada Siwon. “Giliranmu Sulli-ya! lakukan dengan cepat sebelum monster ini menyeret kita untuk pulang.”

Sulli tertawa mendengar Siwon disebut monster oleh amber. Mata Sullipun teralih pada cermin dihadapannya. Sulli menutup matanya dan seulas senyum tergambar di bibirnya.

SULLI’S FLASHBACK END

Sulli menghembuskan nafasnya. “Beberapa hari setelah itu, oppa mendapat beasiswa untuk sekolah di fakultas kedokteran, karena prestasi baiknya selama di SMA. Saat Amber mencoba datang kembali ke tempat ini, dia memang mengatakan cermin itu sudah menghilang. Tapi aku tidak percaya, aku kira eonni berbohong. Tapi ternyata tidak. Oenni bilang, kemungkinan cermin itu hanya akan muncul jika ada orang yang belum meminta permohonan padanya...” Sulli menatap pemandangan keluar jendela dan terlihat berpikir keras “Aish!! Mola!! aku juga tidak mengerti.”

Minho mendengar dengan cermat “Jinja? Itu terdengar mustahil. Lalu apa permohonanmu saat itu Chagi-ya?” tanya Minho masih penasaran dengan cerita itu.
“Hnnn... saat itu aku meminta untuk....”

JRESSS

Tiba2 hujan turun dengan sangat keras hingga suara Sulli tidak tredengar jelas oleh Minho. tetes hujan menembus atap gubuk yang rapuh itu dan menetes membasahi hidung mancung Sulli.

“Oppa! hujan! Kita harus segera pulang. ini hampir malam, rumah ini akan menjadi gelap gulita karena tak ada lampu!”

“Hujan-hujan begini?” Tanya Minho setengah berteriak agar Sulli dapat mendengar suranya.
“Ne oppa. kajja!”

Sulli mencengkram lengan Minho dan membawanya pergi keluar dari gubuk itu. Benar kata Sulli, hari mulai gelap hanya sinar oranye dari matahari yang hampir tenggelam yang tersisa untuk menyinari hutan sepi nan gelap itu.

Derai hujan membasahi tubuh keduanya, namun mereka tak peduli. Mereka harus segera pergi dari tempat ini.

Ketika jarak keduanya agak jauh dari gubuk, Minho menyempatkan diri untuk menoleh lagi ke arah gubuk tua yang merupakan kenangan masa kecil kekasihnya.

Minho melihat sebuah kilatan cahaya putih dari balik jendela tanpa penutup dari gubuk itu. Sebuah kilatan yang tampak tak asing. Minho mengerutkan pelipisnya, mencoba mempertajam penglihatannya di balik rintik hujan yang lebat.

Setelah sadar dengan apa yang ia lihat Minho melototkan kedua mata bulatnya tak percaya. Bulu kuduknya meremang di tengah dinginnya hujan dan gelapnya hutan itu. Ia tak mempercayai apa yang ia lihat,namun ia sangat yakin, yang barusan ia lihat adalah sebuah cermin, cermin yang sangat besar yang entah datangnya darimana.

BRUUK
“Arghh!!!” erang Minho kesakitan membuat sulli menghentikan langkahnya dan menoleh pada Minho.
“Oppa?! Gwenchana? Apa yang terjadi?”
“Gwenchanayo... aku menabrak batang pohon.”
“berhati-hatilah oppa... perhatikan jalan di depanmu.”
“Ne chagi-ya... karena hujan aku tak melihatnya dengan jelas.” Ujar Minho berdusta.

Keduanya melanjutkan perjalanan dan hampir tiba di mobil yang Minho parkirkan di sisi jalan. Keduanya masuk dalam mobil dengan keadaan basah kuyup.

Minho memutar kunci mobil dan mencoba menghidupkan mobilnya berkali-kali namun gagal. “Ini aneh, mobilku tak pernah mogok seperti ini.” keluh Minho masih mencoba menghidupkan mesin mobilnya.
“Tenanglah. Coba terus oppa.” Sulli menenangkan namja yang terlihat gugup itu.

BUKK
Minho memukul Stir mobilnya membuat Sulli memundurkan badannya menjauh dari Minho. “Chagi-ya, ada masalah dengan mbilku. Sekarang kau hubungi supirmu, dan kau pulang bersamanya. Aku akan mencoba memperbaiki mobilku. Arachi?”

“Shireo... aku akan menemani oppa sampai mobil ini bisa hidup.”
“Chagi-ya... bukannya aku tidak ingin kau temani, aku ingin sekali. Tapi aku harus menjagamu agar kau tetap sehat, oleh sebab itu kau harus segera pulang. lihatlah badanmu basah kuyup. Sekarang hubungi supirmu.” Perintah Minho lembut pada Sulli. Sulli hanya mampu menggembungkan pipinya dan meraih ponsel untuk menghubungi supirnya.

Minho menatap Sulli yang sedang bicara melalui sambungan telepon. Minho melihat wajah Sulli memucat dan tangan Sulli yang sedang menggenggam ponsel terlihat bergetar. Minho sedikit panik melihat keadaan yeojachingu-nya. Ia kemudian terigat, kalau tidak salah ia menyimpan jaketnya di kantong belakang bangku mobilnya.

Saat sulli selesai menelepon, Minho membalutkan jaket yang ia ambil pada tubuh Sulli. “gomawo oppa.”
“Ne, kau terlihat sangat kedinginan.” Minho mengambil beberapa lembar tisu dan mengusapkannya lembut pada rambut panjang Sulli yang basah. Sulli tersenyum mendapat perlakuan lembut dari Minho. Minho meraih kedua telapak tangan Sulli dan menggenggamnya erat “Dengan begini, rasa dinginnya akan sedikit berkurang...”

Sulli merasakan permukaan telapak tangan Minho yang menggenggam kedua tangannya. “Bagaimana ingin menghangatkan, tanganmu juga dingin oppa.” olok Sulli membuat Minho tersenyum canggung.
“mianne...”

Minho yang memberikan jaketnya untuk Sulli pakai membiarkan dirinya sendiri merasa kedinginan. Sulli terenyuh memandang namja basah kuyup yang sekarang sedang menatap dalam matanya. Jujur saja, di mata Sulli ini adalah view dimana Minho benar2 terlihat tampan dan seksi.
“Oppa, saranghae.” Bisik Sulli pelan.

“mwo?” Minho hanya dapat mendengar sayup2 suara Sulli, karena suara hempasan air hujan pada permukaan mobil yang menutupi jangkauan pendengarannya.

Sulli hanya tersenyum tipis “Oppa! Sa—rang--hae! Neomu neomu Sa--rang--hae!”

Minho kini dapat mendengar dengan jelas apa yang Sulli teriakkan, tapi Minho masih nampak tak percaya, yeoja dihadapannya ini punya gengsi yang sangat besar untuk memulai mengatakan ‘Saranghae’ terlebih dahulu.

Minho menatap Sulli aneh, menautkan kedua alisnya, membuat jidatnya terlihat mengernyit. Melihat ekspresi Minho seperti itu membuat Sulli benar2 kehabisan kesabaran. “Oppa!Wae?! kau tidak mengerti bahasa Korea eoh?!”

“A-aku...” Belum selesai Minho menyelesaikan rangkaian kalimatnya, Sulli menarik kerah baju Minho sehingga wajah keduanya berdekatan. Jarak diantara wajah keduanya sangat tipis sehingga Sulli dapat melihat pantulan dirinya pada Mata Minho di bawah cahaya remang lampu jalan yang masuk melalui kaca mobil.

“Saranghae.” Lembut, suara yeoja ini benar2 membuat jantung Minho bergetar. Belum selesai getaran itu, Sulli menghilangkan jarak diantara wajah mereka. Sulli mengecup lembut bibir pucat Minho. Bibir hangat Sulli memagut bibir beku milik Minho. menciptakan desiran hebat di jantung Minho yang benar2 tersentak dengan prilaku kekasihnya itu.

Sulli melepaskan kecupannya dan menyentuh halus bibir Minho dengan jempolnya dari sudut kiri bibirnya bergeser hingga ke sudut lainnya. “Jangan salah paham, aku benar2 terganggu melihat bibir hitam itu. Tak ada darah mengalir disana..”

Minho hanya mengerjap-gerjapkan mata, karena butiran air hujan dari rambutnya yang basah mengalir dan masuk ke dalam matanya. Karena sudah sadar, Minho bermaksud akan mengambil alih tugas dan menyerang Sulli. Namun Tiba2 sinar kuning pekat menyilaukan mata mereka. Ternyata supir Sulli sudah datang untuk membawa Sulli pergi.

‘Ah, sial. Dia datang di saat waktu yang tidak tepat.’ Rutuk Minho dalam hati. “pulanglah, dan banyak beristirahat.” Tegur Minho pada Sulli seraya membenarkan posisi jaket yang melindungi kepala dan tubuhnya.

“ Ne Oppa, aku pergi. Hubungi chingu-mu untuk minta pertolongan. Pye~.” Sulli keluar dari pintu mobil dan memasuki mobil lainnya di seberang mobil Minho. Minho hanya bisa tersenyum seraya menatap tubuh yeoja itu saat menerjang melewati hujan yang mengguyurnya.
“Nado saranghae chagi-ya... neomu saranghae.”

******
Sulli memasuki pintu rumahnya yang dibukakan oleh Amber. Rahang Sulli bergemeletuk. Sulli memeluk erat jaket yang melilit tubuh rampingnya. Ia sangat kedinginan, dan sbentar lagi ia merasa akan pingsan. Amber yang melihat kondisi yeodongsaengnya itu menyadari dengan cepat ada hal yang menjanggal pada Sulli.

“Sulli-ya... kau pucat sekali. Apa kau terluka hari ini?”

“Aniya, tidak ada luka. Hanya kedinginan.” Jawab Sulli sambil berjalan gontai ke arah kamarnya.
Amber mengikuti langkah Sulli dari belakang. “Aku sering melihatmu pulang dengan basah kuyup. Ini Tidak terlihat seperti biasa. Kali ini sangat pucat. Mungkin kau kelelahan, Aku akan memberimu vitamin. Ganti baju dan keringkan dirimu.” Ceramah Amber dan berlalu meninggalkan Sulli untuk membawakannya vitamin dan air hangat.

Sulli tertegun dengan apa yang ia dengar barusan. Sulli menatap kalender di sisi tempat tidurnya. Awal bulan, ia sudah mencoret angka 3 hingga angka 16 dengan bolpoint merah. Sulli mengelus perutnya dengan perasaan khawatir. ‘Ini sudah hampir dua minggu. Tapi menstruasiku belum juga berhenti. Tidak seperti biasanya yang akan berhenti dalam waktu maksimal 5 hari.’ Batin Sulli dalam hati.

Ia belum memberi tahukan hal ini pada Amber dan Siwon. Ia takut membuat kedua saudaranya itu khawatir lagi. Sulli menutup matanya dan berdoa di dalam hatinya agar menstruasinya segera berhenti. Saat ia membuka matanya, ia langsung menatap pantulan bayangannya dalam cermin yang ada di seberang ranjangnya.

Sulli terdiam untuk sesaat menatap cermin berbingakai kayu persegi itu. Memori 10 tahun lalu terulang lagi, saat ia meminta permohonan pada sebuah cermin besar nan mewah.
DEG!

Sulli memalingkan wajahnya dari cermin. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya. ‘Ini tidak mungkin... Kenapa Ini benar2 bisa terjadi? Apakah sudah tiba waktunya??’

TO BE CONTINUED
 
Nb : Kok tiba2 horor yaak ?? Ini naskah terakhir yang Author nya kirim ke Mimin. :D 19 ama 20 nya blom dapet juga miminnya. Author nya bilang, masih tahap pengetikan. Dan untuk yang kemaren minta kisseu2, Author nya baik hati noh, , , :D Slamat menunggu chapter selanjutnya readerdeul.

25 komentar:

  1. chinguuu ini bener2 serem banget, aku degdegan bacanya dikamar sendirian pas jm stengah 11 malam sesuatu....
    jgn sampe sullinya mati yaaa, happy ending pokoknyaaa :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayoloooo. . mimin aja pas baca siang2 langsung ngeri, , haha, , ditunggu yah part 19 nya. gomawo udah mampi. ^^

      Hapus
  2. setuju....hruz happy ending chingu,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nanti mimin sampein ke authornya yaa. . makasih udah mampir. ^^

      Hapus
  3. iya dong, happy ending yaaaaa.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, , iya nanti mimin sampein yak, , mimin juga gak rela klo sad end kok . . :D

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  4. daebakkk...^^
    tambah penasaran.next chap,please!

    BalasHapus
  5. Jangan sampai sad end ntr gua bawa boneka vodoo dan ga berkunjung di blog ini + suruh minsulshippers lainnya neror blog ini! ._. Dan makasih buat authornya uda nerima req gua kiss and hug :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. errr , , serem amat boneka vodoo. . -__-
      baiklah nanti mimin sampein ke author nya yaaak, , kekeke

      Hapus
  6. Ini silvani hwang / choi jin young yak trnyata kelogin acc lain --"

    BalasHapus
  7. lanjut thooorrr.... makin seru,, tapi agak2 tegang juga pas minsul lagi di gubuk itu,

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini authornya! *angkat ketek* >,<
      iya,mian ya kalo genrenya nyampur gitu. gomawo udah koment.^^

      Hapus
    2. silvani sabar, hirup nafas dalam2,tahan sampai bsok.kekeke~ hari ini author bakal kirim chap 19nya buat Dhea oenni kok.^^

      Hapus
    3. author horooorrr lanjuttt
      mana ini dah nungguin gw dari smalem, katanya d blog aishhhhhhhhhhhhhh

      Hapus
  8. nah lho siapa gerangan yg ada dlm cermin ???
    horrroooorrr

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template