Title : “MIRRORS” Chap 18
Choi Minho SHINee | Choi Sulli F(X)
Author : Davina Sandy
Length : Chaptered
Rating : PG-15
Genre:
fantasi,
romance, hurt, comedy
Summary
:
“Mirror
on the wall, here we are again
Through
my rise and fall, you’ve ben my only friend~”
“Cermin
di dinding, kita bertemu lagi
Saat
senang dan susahku, kaulah satu-satunya temanku~” (Mirror on the wall-Bruno ft
Lil wayne)
Minho
menepikan mobil yang tengah ia kendarai ke sisi jalan.
Minho
menatap aneh yeoja yang duduk di sebelahnya. “Ini, tempat biasa kau menunggu
jemputan oleh supirmu?”
“Ne
oppa! keluar kajja!” Sulli membuka pintu mobil dan melangkah menuju bangku kayu
usang tak jauh dari mereka berdiri. bangku yang selalu Sulli duduki disaat ia
menunggu jemputan dari supirnya setelah ia menyelesaikan jam mata kuliahnya.
Minho
menuruti intrupsi Sulli dan mengikuti Sulli dari belakang. “Cermin ajaib itu
ada disini?” tanya Minho membuat Sulli merekahkan senyum manisnya. “Aniya,
bukan disini.”
“Aish,
lalu untuk apa kita kesini?” Minho mendongakkan kepalanya, memperhatikan
pepohonan yang tumbuh tinggi di sekitar tempat itu.
“Bukan
di sini oppa. tapi di dalam sana!” Sulli mengacungkan jari telunjuknya ke
sebuah jalan setapak yang hampir tak terlihat oleh mata bulat Minho. Minho
memperhatikan jalan setapak kecil yang rindang karena tertutup oleh bayangan
pepohonan.
“Disana?”
“Ne,
kita akan masuk kesana. Pegang tanganku oppa, jangan sampai kau tersesat.”
Minho
meraih uluran tangan kekasihnya. “Yang benar saja, kau membuatku terdengar
seperti anak kecil yang mudah hilang.”
Sulli
tetawa, menampakkan sederet gigi puti nan rapi miliknya.
Jalan
setapak itu tidak cukup untuk dua orang, sehingga Sulli pun melangkah
mendahului Minho, dan Minho mengikuti dari belakang masih dengan tangan yang
saling bertautan.
Sesekali
Minho mengaduh karena lengannya menabrak dan tergesek kulit pepohonan yang
kasar. Namun untungnya ia memakai baju lengan panjang, sesuai dengan apa yang
Sulli perintahkan padanya.
Minho
menatap punggung ramping Sulli yang tertutup oleh rambut hitamnya yang
bergelombang. Sejuta perkiraan sedang melintas di benaknnya, apakah yang
sebenarnya ingin Sulli tunjukkan? Minho menganggap cermin ajaib yang
diceritakan Sulli itu pasti hanya omong kosong. Karena cermin ajaib adalah
sesuatu yang terdengar mustahil. Mungkin Sulli sedang ingin memberikannya
sebuah kejutan. Semoga saja.
Sulli
tiba2 menghentikan langkahnya membuat lamunan Minho buyar dan memasang wajah
‘ada apa’nya pada Sulli. “wae?”
“Lihatlah
rumah itu! Cermin itu ada di dalam sana.” Sulli tersenyum dan melompat kecil
saking girangnya. Sulli menarik tangan Minho dan menuntunnya menghampiri rumah
yang Sulli maksud.
Minho
tercengang dengan apa yang ia lihat. ”Apa ini yang kau katakan rumah Sulli-ya?
Ini lebih terlihat seperti gubuk!”
Sulli
menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan tersenyum canggung. “Saat aku berumur
10 tahun gubuk ini masih terlihat baik dan juga terlihat besar.”
“Saat
kau 10 tahun? Sekarang kau sudah 20 tahun Chagi... Kau sudah 10 tahun tidak
melihat gubuk ini.”
Minho
mengerutkan pelipisnya seraya mengamati penampilan gubuk tua dihadapannya.
Kayu2
yang menjadi tiang penopang sudah sangat lapuk dan seolah siap hancur dengan
sekali pukulan.
Jendela
di sisi kanan rumah itu terbuka dan daun jendelanya sudah tergeletak
sembarangan di tanah.
Minho
pikir pohon2 di tempat ini tumbuh baik dan subur karena rayap2 sudah
bertransmigrasi pindah ke gubuk yang ada di hadapannya itu. Benar2 terlihat
seperti rumah untuk rayap.
Sulli
mendengus kesal dan mengembungkan kedua pipinya. “Kuharap cermin itu masih
ada.” Sulli melangkahkan kakinya menuju pintu gubuk tua itu dan meraih kenop
pintu yang sudah berkarat.
Minho
melototkan mata melihat tindakan Sulli. Ia kira yeojachingunya itu tidak benar2
serius melakukannya.
KRIIIIIIEEET
Sulli
berhasil membukanya dan Suara decitan pintu seolah meneriaki kuping Sulli bagai
nada penyambutan tamu. Sulli mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan
mengamati satu-persatu sudut rumah dan perabot tua yang masih pada tempatnya.
Sama seperti dulu. Hanya saja terlihat berdebu dan sudah lapuk.
Mata
sulli langsung tertuju pada sebuah rongga pada dinding di sisi kanannya. Sulli
tanpa ragu melangkah melewati rongga tanpa daun pintu itu.
“Sulli-ya...
hati2.” Tegur Minho melihat Sulli bergerak bebas tanpa khawatir dalam gubuk
ini. Minho khawatir ada binatang beracun yang berdiam di rumah ini yang dapat
menyakiti Sulli.
“Insting
yang menggerakkan kakiku oppa. aku hafal tempat ini.” sahut Sulli yang membuat
Minho berlari kecil menyamakan posisinya dengan Sulli.
Sulli
memutar kepala-nya berkali-kali memperhatikan seluruh ruangan yang ia masuki.
Ruangan yang berukuran kecil, ada sebuah jendela tanpa penutup yang entah
hilang kemana sehingga cahaya remang masuk dan mewarnai kamar ini. mungkin
dulunya digunakan sebagai kamar tidur. “Aku yakin ini tempatnya oppa. Tapi
kenapa cermin besar itu tidak ada disini?”
“Sulli-ya...
10 tahun sudah berlalu. Cermin yang kau maksud bisa saja sudah di curi orang.”
Sulli
mendengus kesal “Aniya... itu tidak mungkin. Sedikit orang yang tahu keberadaan
cermin itu. Dulunya cermin itu ada disini.” Sulli membentangkan tangannya
dihadapan sebuah dinding kayu dalam ruangan itu mencoba menunjukkan pada Minho
Cermin itu pernah benar2 ada. “cermin itu mengabulkan permintaanku, Siwon oppa,
dan Amber.”
“Chagiya,
novel mistik apa yang sudah kau baca?”
“Oppa!
kau tak percaya padaku? aku tidak sedang berhayal. Ini benar2 terjadi. Kau
ingin mendengar ceritaku?”
“Ceritakan
saja yang dapat kumengerti.” Minho mendekatkan wajahnya pada Sulli menatapnya
intens berharap yeoja itu menceritakan yang sesungguhnya. Tanpa fiksi.
“oppa...
jangan menatapku seperti itu. Ini sungguhan! Dulu, saat Siwon oppa masih kelas
3 SMA, ia bingung harus memilih universitas mana untuk melanjutkan kuliahnya.
Kebetulan bibi kami seorang dosen di universitas tempat kita kuliah sekarang
oppa.”
“Lalu
apa hubungannya?” tanya Minho skeptis menatap Sulli.
“Saat
itu kami bertiga mengunjungi universitas ini. Kami melihat-lihat dan menemani
oppa melakukan konsultasi. Dan saat kami menyelesaikan pekerjaan kami, bibi
kami masih dalam jam mengajarnya. Kami bosan dan kami bermain-main hingga
sampailah kami ke tempat ini.” Sulli tersenyum dan berkacak pinggang, membuat Minho
hanya mnggelang melihat tingkah yeoja ini.
“hanya
itu?” selidik Minho.
“Apa
oppa ingin mendengar lebih banyak?” Sulli kini menaruh telapak tangannya pada
dinding kayu diadapannya.
SULLI’S
FLASHBACK
“Anybody
homee!!??” teriak Amber di muka pintu rumah yang Siwon, Amber, dan Sulli
temukan secara tidak sengaja.
“Kelihatannya
rumah ini kosong.” Siwon mengintip melalui lubang kunci pada kenop pintu. “Apa
kalian ingin bertualang para penumpang?” tanya Siwon dalam nada yang
dibuat-buat membuat Sulli dan Amber terkekeh melihat tingkah oppa mereka.
“berbarislah di belakang, supir akan membawa kalian ke rumah kosong yang
seram.”
Mendengar
kata Seram Suli dan Amber lekas memeluk pinggang Siwon erat. Siwon memutar
kenop piintu, dan Voila! Pintu rumah ini tak terkunci!
Siwon
memutar bola matanya pelan, mengamati tiap sisi dinding dan permukaan lantai.
Sulli dan Amber juga melakukan hal yang sama.
Amber
melepaskan pelukannya pada Siwon dan mencibir ruangan yang mereka kira
sebelumnya adalah ruangan seram. “Tidak seburuk yang aku kira!” Amber
menghambur dalam ruangan itu, dan berlari ke sebuah ruangan lain.
“Amber!!
Jangan bertingkah semaumu!” Siwon mengerang gusar pada yeodongsaengnya yang
tomboi itu. “Kembali kajja! Kita sebaiknya pergi!!”
“Oppa!
Sulli! Liat apa yang kutemukan disini!”
Sulli
yang masih memeluk Siwon melepaskan pelukannya dan berlari menemui Amber. Sulli
terperangah dengan apa yang ia lihat. Sebuah cermin yang tinggi menjulang
menyambut kedatangannya. bingkai cermin itu penuh dengan ukiran2 yang indah,
cerminnya juga begitu bersih bahkan tanpa debu, sangat bersih dan berkilau.
Sehingga Sulli dapat melihat dirinya begitu nyata dalam pantulan itu.
“Waaa...
daebak!” Sulli mendekatkan dirinya pada Amber sehingga pantulan dirinya dan
amber terlihat semakin jelas di permukaan cermin itu. “Kita bawa pulang saja
eonni.”
“Mwo?
apa kau ingin mati? Ini terlihat seperti bukan cermin biasa. Aku saja baru
sekali melihat cermin yang seperti ini!”
“Apa
yang kalian lakukana?! Ayo pulang.” teriak Siwon mengagetkan Amber dan Sulli
yang sedang bercermin ria.
“Oppa,
kemari! Palli!”
“Wae?”
Siwon mengampiri keduanya dan ikut terkejut dengan apa yang ia lihat. “Ige
bwoya? Kenapa ada cermin besar dan mewah di rumah tua ini?”
“bagus
kan oppa?”
“Ne...
hanya saja terlihat aneh. Di rumah ini semua perabotan terlihat berdebu dan
kusam. Tapi cermin ini seperti dirawat dengan baik.” Ujar siwon seraya meraba
cermin besar yang dapat memantulkan seluruh bayangan tubuhnya itu.
“Benarkan
apa yang aku katakan? Ini cermin yang spesial!” amber terlihat bersemangat dan
menggenggam tangan Sulli. “Sulli-ya! ayo meminta permohonan!”
“YAK!
Amber! Apa kau ingin mmbuat Sulli menjadi parno sepertimu juga? Aish jinja!”
gusar Siwon pada Amber. Memebuat Amber hanya terkekeh. “Kau ini! kemarin saat
melewati kolam pancuran, kau melempar uangmu ke dalamnya dan meminta
permohonan! Apa itu tidak cukup?”
“Aniya,
tidak cukup!” Amber menutup matanya dan menyentuh permukaan cermin. Amber
mengucapkan permohonannya dalam hati.
“Oenni!
Apa yang kau minta eoh?”
Amber
membuka matanya dan menengok ke arah Sulli yang menarik-narik bajunya. “Agar
Siwon oppa bisa menjadi seorang dokter dan bisa merawatmu Sulli-ya.”
“MWO?”
Siwon melototkan matanya mendengar jawaban Amber “Yang benar saja! kau pikir
kita dapat uang darimana? Kuliah kedokteran membutuhkan banyak uang.”
“Itulah
sebabnya aku meminta pada cermin ini!” Amber menjulurkan lidahnya pada Siwon.
“Giliranmu Sulli-ya! lakukan dengan cepat sebelum monster ini menyeret kita
untuk pulang.”
Sulli
tertawa mendengar Siwon disebut monster oleh amber. Mata Sullipun teralih pada
cermin dihadapannya. Sulli menutup matanya dan seulas senyum tergambar di
bibirnya.
SULLI’S
FLASHBACK END
Sulli
menghembuskan nafasnya. “Beberapa hari setelah itu, oppa mendapat beasiswa
untuk sekolah di fakultas kedokteran, karena prestasi baiknya selama di SMA.
Saat Amber mencoba datang kembali ke tempat ini, dia memang mengatakan cermin
itu sudah menghilang. Tapi aku tidak percaya, aku kira eonni berbohong. Tapi
ternyata tidak. Oenni bilang, kemungkinan cermin itu hanya akan muncul jika ada
orang yang belum meminta permohonan padanya...” Sulli menatap pemandangan
keluar jendela dan terlihat berpikir keras “Aish!! Mola!! aku juga tidak
mengerti.”
Minho
mendengar dengan cermat “Jinja? Itu terdengar mustahil. Lalu apa permohonanmu
saat itu Chagi-ya?” tanya Minho masih penasaran dengan cerita itu.
“Hnnn...
saat itu aku meminta untuk....”
JRESSS
Tiba2
hujan turun dengan sangat keras hingga suara Sulli tidak tredengar jelas oleh
Minho. tetes hujan menembus atap gubuk yang rapuh itu dan menetes membasahi
hidung mancung Sulli.
“Oppa!
hujan! Kita harus segera pulang. ini hampir malam, rumah ini akan menjadi gelap
gulita karena tak ada lampu!”
“Hujan-hujan
begini?” Tanya Minho setengah berteriak agar Sulli dapat mendengar suranya.
“Ne
oppa. kajja!”
Sulli
mencengkram lengan Minho dan membawanya pergi keluar dari gubuk itu. Benar kata
Sulli, hari mulai gelap hanya sinar oranye dari matahari yang hampir tenggelam
yang tersisa untuk menyinari hutan sepi nan gelap itu.
Derai
hujan membasahi tubuh keduanya, namun mereka tak peduli. Mereka harus segera
pergi dari tempat ini.
Ketika
jarak keduanya agak jauh dari gubuk, Minho menyempatkan diri untuk menoleh lagi
ke arah gubuk tua yang merupakan kenangan masa kecil kekasihnya.
Minho
melihat sebuah kilatan cahaya putih dari balik jendela tanpa penutup dari gubuk
itu. Sebuah kilatan yang tampak tak asing. Minho mengerutkan pelipisnya,
mencoba mempertajam penglihatannya di balik rintik hujan yang lebat.
Setelah
sadar dengan apa yang ia lihat Minho melototkan kedua mata bulatnya tak
percaya. Bulu kuduknya meremang di tengah dinginnya hujan dan gelapnya hutan
itu. Ia tak mempercayai apa yang ia lihat,namun ia sangat yakin, yang barusan
ia lihat adalah sebuah cermin, cermin yang sangat besar yang entah datangnya
darimana.
BRUUK
“Arghh!!!”
erang Minho kesakitan membuat sulli menghentikan langkahnya dan menoleh pada
Minho.
“Oppa?!
Gwenchana? Apa yang terjadi?”
“Gwenchanayo...
aku menabrak batang pohon.”
“berhati-hatilah
oppa... perhatikan jalan di depanmu.”
“Ne
chagi-ya... karena hujan aku tak melihatnya dengan jelas.” Ujar Minho berdusta.
Keduanya
melanjutkan perjalanan dan hampir tiba di mobil yang Minho parkirkan di sisi
jalan. Keduanya masuk dalam mobil dengan keadaan basah kuyup.
Minho
memutar kunci mobil dan mencoba menghidupkan mobilnya berkali-kali namun gagal.
“Ini aneh, mobilku tak pernah mogok seperti ini.” keluh Minho masih mencoba
menghidupkan mesin mobilnya.
“Tenanglah.
Coba terus oppa.” Sulli menenangkan namja yang terlihat gugup itu.
BUKK
Minho
memukul Stir mobilnya membuat Sulli memundurkan badannya menjauh dari Minho.
“Chagi-ya, ada masalah dengan mbilku. Sekarang kau hubungi supirmu, dan kau
pulang bersamanya. Aku akan mencoba memperbaiki mobilku. Arachi?”
“Shireo...
aku akan menemani oppa sampai mobil ini bisa hidup.”
“Chagi-ya...
bukannya aku tidak ingin kau temani, aku ingin sekali. Tapi aku harus menjagamu
agar kau tetap sehat, oleh sebab itu kau harus segera pulang. lihatlah badanmu
basah kuyup. Sekarang hubungi supirmu.” Perintah Minho lembut pada Sulli. Sulli
hanya mampu menggembungkan pipinya dan meraih ponsel untuk menghubungi
supirnya.
Minho
menatap Sulli yang sedang bicara melalui sambungan telepon. Minho melihat wajah
Sulli memucat dan tangan Sulli yang sedang menggenggam ponsel terlihat
bergetar. Minho sedikit panik melihat keadaan yeojachingu-nya. Ia kemudian
terigat, kalau tidak salah ia menyimpan jaketnya di kantong belakang bangku
mobilnya.
Saat
sulli selesai menelepon, Minho membalutkan jaket yang ia ambil pada tubuh
Sulli. “gomawo oppa.”
“Ne,
kau terlihat sangat kedinginan.” Minho mengambil beberapa lembar tisu dan
mengusapkannya lembut pada rambut panjang Sulli yang basah. Sulli tersenyum
mendapat perlakuan lembut dari Minho. Minho meraih kedua telapak tangan Sulli
dan menggenggamnya erat “Dengan begini, rasa dinginnya akan sedikit
berkurang...”
Sulli
merasakan permukaan telapak tangan Minho yang menggenggam kedua tangannya.
“Bagaimana ingin menghangatkan, tanganmu juga dingin oppa.” olok Sulli membuat
Minho tersenyum canggung.
“mianne...”
Minho
yang memberikan jaketnya untuk Sulli pakai membiarkan dirinya sendiri merasa
kedinginan. Sulli terenyuh memandang namja basah kuyup yang sekarang sedang
menatap dalam matanya. Jujur saja, di mata Sulli ini adalah view dimana Minho
benar2 terlihat tampan dan seksi.
“Oppa,
saranghae.” Bisik Sulli pelan.
“mwo?”
Minho hanya dapat mendengar sayup2 suara Sulli, karena suara hempasan air hujan
pada permukaan mobil yang menutupi jangkauan pendengarannya.
Sulli
hanya tersenyum tipis “Oppa! Sa—rang--hae! Neomu neomu Sa--rang--hae!”
Minho
kini dapat mendengar dengan jelas apa yang Sulli teriakkan, tapi Minho masih
nampak tak percaya, yeoja dihadapannya ini punya gengsi yang sangat besar untuk
memulai mengatakan ‘Saranghae’ terlebih dahulu.
Minho
menatap Sulli aneh, menautkan kedua alisnya, membuat jidatnya terlihat
mengernyit. Melihat ekspresi Minho seperti itu membuat Sulli benar2 kehabisan
kesabaran. “Oppa!Wae?! kau tidak mengerti bahasa Korea eoh?!”
“A-aku...”
Belum selesai Minho menyelesaikan rangkaian kalimatnya, Sulli menarik kerah
baju Minho sehingga wajah keduanya berdekatan. Jarak diantara wajah keduanya
sangat tipis sehingga Sulli dapat melihat pantulan dirinya pada Mata Minho di
bawah cahaya remang lampu jalan yang masuk melalui kaca mobil.
“Saranghae.”
Lembut, suara yeoja ini benar2 membuat jantung Minho bergetar. Belum selesai
getaran itu, Sulli menghilangkan jarak diantara wajah mereka. Sulli mengecup
lembut bibir pucat Minho. Bibir hangat Sulli memagut bibir beku milik Minho.
menciptakan desiran hebat di jantung Minho yang benar2 tersentak dengan prilaku
kekasihnya itu.
Sulli
melepaskan kecupannya dan menyentuh halus bibir Minho dengan jempolnya dari
sudut kiri bibirnya bergeser hingga ke sudut lainnya. “Jangan salah paham, aku
benar2 terganggu melihat bibir hitam itu. Tak ada darah mengalir disana..”
Minho
hanya mengerjap-gerjapkan mata, karena butiran air hujan dari rambutnya yang
basah mengalir dan masuk ke dalam matanya. Karena sudah sadar, Minho bermaksud
akan mengambil alih tugas dan menyerang Sulli. Namun Tiba2 sinar kuning pekat
menyilaukan mata mereka. Ternyata supir Sulli sudah datang untuk membawa Sulli
pergi.
‘Ah,
sial. Dia datang di saat waktu yang tidak tepat.’ Rutuk Minho dalam hati.
“pulanglah, dan banyak beristirahat.” Tegur Minho pada Sulli seraya membenarkan
posisi jaket yang melindungi kepala dan tubuhnya.
“ Ne
Oppa, aku pergi. Hubungi chingu-mu untuk minta pertolongan. Pye~.” Sulli keluar
dari pintu mobil dan memasuki mobil lainnya di seberang mobil Minho. Minho
hanya bisa tersenyum seraya menatap tubuh yeoja itu saat menerjang melewati
hujan yang mengguyurnya.
“Nado
saranghae chagi-ya... neomu saranghae.”
******
Sulli
memasuki pintu rumahnya yang dibukakan oleh Amber. Rahang Sulli bergemeletuk.
Sulli memeluk erat jaket yang melilit tubuh rampingnya. Ia sangat kedinginan,
dan sbentar lagi ia merasa akan pingsan. Amber yang melihat kondisi
yeodongsaengnya itu menyadari dengan cepat ada hal yang menjanggal pada Sulli.
“Sulli-ya...
kau pucat sekali. Apa kau terluka hari ini?”
“Aniya,
tidak ada luka. Hanya kedinginan.” Jawab Sulli sambil berjalan gontai ke arah
kamarnya.
Amber
mengikuti langkah Sulli dari belakang. “Aku sering melihatmu pulang dengan
basah kuyup. Ini Tidak terlihat seperti biasa. Kali ini sangat pucat. Mungkin
kau kelelahan, Aku akan memberimu vitamin. Ganti baju dan keringkan dirimu.”
Ceramah Amber dan berlalu meninggalkan Sulli untuk membawakannya vitamin dan
air hangat.
Sulli
tertegun dengan apa yang ia dengar barusan. Sulli menatap kalender di sisi
tempat tidurnya. Awal bulan, ia sudah mencoret angka 3 hingga angka 16 dengan
bolpoint merah. Sulli mengelus perutnya dengan perasaan khawatir. ‘Ini sudah
hampir dua minggu. Tapi menstruasiku belum juga berhenti. Tidak seperti
biasanya yang akan berhenti dalam waktu maksimal 5 hari.’ Batin Sulli dalam
hati.
Ia
belum memberi tahukan hal ini pada Amber dan Siwon. Ia takut membuat kedua
saudaranya itu khawatir lagi. Sulli menutup matanya dan berdoa di dalam hatinya
agar menstruasinya segera berhenti. Saat ia membuka matanya, ia langsung
menatap pantulan bayangannya dalam cermin yang ada di seberang ranjangnya.
Sulli
terdiam untuk sesaat menatap cermin berbingakai kayu persegi itu. Memori 10
tahun lalu terulang lagi, saat ia meminta permohonan pada sebuah cermin besar
nan mewah.
DEG!
Sulli
memalingkan wajahnya dari cermin. Berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya.
‘Ini tidak mungkin... Kenapa Ini benar2 bisa terjadi? Apakah sudah tiba
waktunya??’
TO
BE CONTINUED
Nb : Kok tiba2 horor yaak ?? Ini naskah terakhir yang Author nya kirim ke Mimin. :D 19 ama 20 nya blom dapet juga miminnya. Author nya bilang, masih tahap pengetikan. Dan untuk yang kemaren minta kisseu2, Author nya baik hati noh, , , :D Slamat menunggu chapter selanjutnya readerdeul.
chinguuu ini bener2 serem banget, aku degdegan bacanya dikamar sendirian pas jm stengah 11 malam sesuatu....
BalasHapusjgn sampe sullinya mati yaaa, happy ending pokoknyaaa :')
ayoloooo. . mimin aja pas baca siang2 langsung ngeri, , haha, , ditunggu yah part 19 nya. gomawo udah mampi. ^^
Hapussetuju....hruz happy ending chingu,,
BalasHapusNanti mimin sampein ke authornya yaa. . makasih udah mampir. ^^
Hapusiya dong, happy ending yaaaaa.. :D
BalasHapushaha, , iya nanti mimin sampein yak, , mimin juga gak rela klo sad end kok . . :D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapushappy ending kok :') hehe >,<
Hapusdaebakkk...^^
BalasHapustambah penasaran.next chap,please!
oke, ditunggu yaa. . ^^
HapusJangan sampai sad end ntr gua bawa boneka vodoo dan ga berkunjung di blog ini + suruh minsulshippers lainnya neror blog ini! ._. Dan makasih buat authornya uda nerima req gua kiss and hug :*
BalasHapuserrr , , serem amat boneka vodoo. . -__-
Hapusbaiklah nanti mimin sampein ke author nya yaaak, , kekeke
Ini silvani hwang / choi jin young yak trnyata kelogin acc lain --"
BalasHapusLanjut eon~
BalasHapusne bunga^^
Hapuslanjut thooorrr.... makin seru,, tapi agak2 tegang juga pas minsul lagi di gubuk itu,
BalasHapusini authornya! *angkat ketek* >,<
Hapusiya,mian ya kalo genrenya nyampur gitu. gomawo udah koment.^^
lanjut atau bacok? ._.
Hapussilvani sabar, hirup nafas dalam2,tahan sampai bsok.kekeke~ hari ini author bakal kirim chap 19nya buat Dhea oenni kok.^^
Hapusauthor horooorrr lanjuttt
Hapusmana ini dah nungguin gw dari smalem, katanya d blog aishhhhhhhhhhhhhh
noh,udah di post dha.-,-
Hapusnah lho siapa gerangan yg ada dlm cermin ???
BalasHapushorrroooorrr
udah mulai horor nih ceritanya
BalasHapussedih yaaaaa :(
BalasHapussedih yaaaaa :(
BalasHapus