Title : MIRRORS chap 20
cast : CHOI MINHO (SHINee) | CHOI SULLI (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romane, sad, hurt, comedy
Seorang namja yang tengah menggenggam stir mobilnya kini
melirik Jam digital pada ponsel nya yang menunjukkan pukul 00.03 KST. “Chagi-ya, kita akan pergi kemana?” sebuah
pertanyaan lalu meluncur dari bibirnya. namun yeoja yang ditanya masih terlihat
berpikir.
Yeoja berkulit pucat
yang duduk di sebelah bangku kemudi menatap kekasihnya,Choi Minho dengan tatapan
lembut. “ke rumahku oppa.”
Minho tersentak dan menoleh dengan cepat pada Sulli. Amber meminta tolong pada Minho
untuk menjaga Sulli malam ini dan Minho malah membawa Sulli pergi dari rumah
sakit. Secara tidak langsung, itu adalah tindakan bunuh diri kan?
“Sulli-ya, kau yakin? Pikirlah, oppamu pasti akan
menghajarku dan membawamu kembali ke rumah sakit.”
Sulli membuka kaca jendela mobil Minho. sehingga
dinginnya angin malam masuk dan menyentuh lembut permukaan kulit pucatnya. “Aniya oppa, itu takkan terjadi.”
Minho hanya menghela nafas. Ia merasa ini semua salahnya
untuk mengabulkan sebuah permintaan apapun dari Sulli. Akhirnya, ia lah yang
harus bertanggung jawab.
Setibanya dirumah Sulli, Minho lekas menuju pintu ganda
rumah itu dan menekan tombol bell untuk membangunkan penghuni rumah tersebut.
CKLEK
Diluar dugaan Minho, pintu dibukakan dengan sangat cepat.
Nampak yeoja berambut pirang nan cepak di hadapannya sudah mlototkan mata yang
terlihat sembab, nampak sangat dipaksakan untuk melotot.
“Amber...”
“Ada apa dengan Sulli?” potong Amber membuat Minho
mengedipkan kedua matanya berkali-kali karena gugup.Minho dibuat gugup oleh
Firasat seorang oenni yang tajam.
Minho kembali melangkah dengan cepat menuju mobilnya dan membukakan
pintu mobil untuk Sulli. Minho menundukkan kepalanya, menyejajarkan tingginya
dengan Sulli yang terkulai lemah di bangku mobil. “chagi-ya, gwenchana?” tanya
Minho lembut.
“gwenchanayo oppa.”
Minho menuntun tangan Sulli untuk menggamit lehernya.
Diangkatnya tubuh Sulli dengan kedua tangan kokohnya.
Amber terkejut ketika melihat siapa yeoja yang tengah
Minho bawa. “Sulli-ya! weayo?? Ada apa dengan yeodongsaengku?”
“Ia memintaku untuk membawanya ke sini. Cepatlah, dia
sedikit... berat.”
“Ah, Ne!” Amber dengan segera membawa Minho masuk dan
menuju kamar Sulli untuk meletakkan Sulli yang sedari tadi hanya membungkam
tanpa bicara.
Minho merebahkan kekasihnya pada tempat tidur king sizeyang
ada di kamar Sulli. Dibelainya lembut pipi Sulli yang terasa dingin dan
terlihat tak berwarna. Di tatapnya Sulli yang tengah memejamkan kedua matanya.
Tertidurkah?
”Dia membangunkanku hanya untuk mengantarnya kembali ke
rumah ini. otthokae amber? Apa yang harus kulakukan?“
Minho menoleh pada Amber yang berdiri tepat di
belakangnya. Dan malah semakin terkejut saat seorang namja tengah berdiri di
depan pintu kamar Sulli, menampakkan wajah dengan ekspresi yang tak bisa
dijelaskan. Minho siap untuk dihajar oleh Siwon kali ini.
“Ige bwoya?” ujar Siwon dengan suara bass-nya membuat namja
lain pasti iri dengannya.
“Hyung... Mianne, tapi Sulli memohon untuk di bawa kemari.”
“Kau seharusnya tahu apa yang terbaik untuknya! Bagaimana
ia ada disini sedangkan perlengkapan yang layak untuk merawat sakitnya ada di
rumah sakit!” bentak Siwon tanpa ragu pada Minho yang hanya memejamkan matanya
memikirkan perkataan Siwon yang benar adanya.
“Oppa...” tiba2 suara serak seorang yeoja mengalihkan
semua perhatian mereka dan membuat mereka terfokus pada Sulli yang dengan perlahan
duduk dari posisi rebahnya. “Minho oppa, handphone ku tertinggal di mobil,
bisakah kau mengambilkannya jeball.” Pinta sulli memohon seraya menggenggam
tangan Minho yang dingin.
“Ne, tunggu sebentar.” Minho pun berlalu meninggalkan
kamar Sulli. Meninggalkan tiga bersaudara yang tengah canggung satu sama lain.
“Siwon oppa, bogoshipo.” Ujar Sulli seraya tersenyum
manis pada Siwon.
“Aish, bocah ini... Kita tidak bertemu hanya beberapa jam
saja.” balas Siwon sambil melangkah mendekati Sulli dan mengelus puncak
kepalanya pelan.
Sulli beralih menatap Amber yang tengah menyandarkan
tubuhnya pada dinding dan mengadahkan kepalanya. Sulli dapat merasakan aura
kekhawatiran Amber yang begitu besar melingkupi seluruh kamarnya. “Amber Oenni, Bogoshipo.”
“...” Amber hanya diam dan tak membalas ucapan Sulli.
“Oenni?”
“Apa maksudnya eoh?!” bentak Amber pada Sulli yang membuat
Siwon ikut kaget saat mendengarnya. “Apa maksudnya kau mengatakan itu?
Sulli-ya, jangan bertindak seolah-olah kau lama tidak melihatku. Aku selalu
mengunjungimu. Apa maksudnya kau merindukanku?!” kesabaran Amber pecah. Ia tak dapat menahan
emosinya lagi, ditambah ada perasaan tidak enak yang membuatnya tak dapat tidur
malam ini. perasaan untuk terus melindungi yeodongsaengnya. Amber menangis, ia
tak pernah melihat Sulli benar2 nekad keluar dari rumah sakit hanya untuk
bertemu dirinya dan Siwon. Sesuatu pasti sedang terjadi.
“aku mengatakan hal yang sejujurnya. Aku benar2 ingin
melihat wajah kalian. Dan aku mengatakan sesuatu yang mungkin tak bisa
kukatakan lagi di masa depan.”
Saat Amber dan
Siwon mendengar jawaban Sulli,sontak membuat keduanya melotot kaget.
“Mwo!? apa yang kau katakan? Jangan bicara hal aneh
seperti itu! Kau akan hidup lebih lama, kau akan terus dapat mengatakan kalau
kau merindukan kami di setiap saat. Arachi?! Sekarang kita harus kembali ke
rumah sakit.” Ujar Siwon seraya membuat gerakan untuk mengangkat Sulli dari
permukaan tempat tidurnya.
“Oppa, tak pernahkah kau mengucap syukur dan berterima
kasih? Tak pernahkah kau merasa puas?” ucapan sulli tiba2 menghentikan gerakan Siwon
dan menatap dalam mata Sulli yang sayu. “Oppa, tak ingatkah kau? Kapan
sebenarnya aku harus pergi? Saat umur 11 tahun oppa. sekarang umurku sudah 20
tahun, Aku diberi kesempatan untuk hidup selama 9 tahun. Dan kau tidak
berterima kasih malah kau tetap ingin menentang takdir bahwa aku benar2 harus
pergi sekarang?”
Kata2 Sulli barusan serasa hantaman keras untuk Siwon.
Sulli benar, dirinya hanya seorang dokter, bukan Tuhan. Ia tak bisa menahan
daun gugur dari rantingnya. Jika sulli harus pergi, ia juga harus rela
melepasnya. Siwon memeluk Sulli dan menangis. Yeodongsaeng kesayangannya yang
sangat cantik, satu-satunya putri yang dititipkan kedua orang tuanya akan pergi
untuk meninggalkannya juga.
“Oppa, Oenni... Aku bahagia lahir sebagai Choi Sulli,
yang mengenal dan besar bersama Choi
Siwon dan Amber Liu. aku menghabiskan waktuku selalu bersama kalian, berjanji
takkan membuang-buang waktu dengan namja yang bukan aku cari. Hingga sekarang,
akhirnya aku jatuh cinta dan menemukan...”
“Aku terus-menerus mencari handphonemu tapi aku tak
menemukkannya.” Ucapan Sulli terpotong oleh Minho yang sudah berdiri di depan
pintu kamarnya dan sedikit kebingungan karena tak menemukan ponsel Sulli.
Sulli terkekeh kecil melihat ekspresi namja yang ia
cintai dan melanjutkan perkataannya yang sempat
terpotong oleh Minho “dan aku
menemukan pantulan bayanganku.”
Amber meneteskan air matanya. ‘Sulli sudah beranjak
dewasa, ia bahkan menjadi lebih dewasa dariku. Aku memang bukanlah oenni
kandungnya, tanpa ikatan darah sedikitpun. Namun kami bertiga sudah diikat oleh
masa lalu kelam yang sama, diikat oleh suka dan duka yang sudah kami lalui
bersama, dan diikat oleh takdir. Jika kami memang harus dipisahkan juga oleh
takdir, maka aku juga harus dengan rela melepasnya.’
Amber menghampiri Sulli dan mengecup pipi Sulli lembut. Dipandangnya
seluruh permukaan wajah Sulli. Hidung yang mancung, bibir yang tebal, dan mata
cantik yang masih terbuka.... Amber akan merindukan wajah ini. wajah adik
kesayangannya.
ditariknya lengan Siwon dan memberi kode untuk keluar.
Siwon dengan patuh hanya tersenyum dan mengikuti langkah Amber untuk
meninggalkan kamar itu. Menyisakan Minho yang masih kebingungan dan Sulli yang
masih terduduk lemah di atas ranjangnya.
“Mereka pergi kemana?” tanya Minho kebingungan.
“Mereka mengambilkan obat untukku. Kau tak menemukan
ponselku oppa?”
“Aniya... aku sudah mencarinya ke seluruh bagian mobil,
tapi tetap tidak menemukannya.”
“Ya sudahlah, tidak apa2.” Jawab Sulli penuh kebohongan.
Karena sejak ia masuk rumah sakit, ia tak pernah bersentuhan dengan ponselnya
lagi.
“Oppa, bawa aku ke satu tempat lagi, jeball...” pinta
Sulli sambil menunjukkan aegyo-nya yang dapat meluruhkan semua hati namja.
“M-mwo? eodisio?”
“Mmmh ... ke tempat pertama kali kita bertemu?”
*****
Minho menepikan mobilnya ke sisi jalanan yang sudah lengang.
diparkirkannya mobilnya tepat di hadapan sebuah bangunan elegan dengan tanaman
pohon palm menghiasi pekarangan bangunan itu. Tertera disana Adore Cafe.
Pintunya sudah tertutup, namun cahaya lampu kuning yang menghiasi cafe itu
masih berkelap-kelip dengan indahnya.
Minho turun dari mobil dan membukakan pintu untuk
kekasihnya. Dibopongnya tubuh Sulli untuk duduk di salah satu bangku yang
tersedia di halaman cafe.
Tanpa diduga Sulli malah tertawa seraya memegang
perutnya. “Oppa! Ige bwoya? Disini kah tempat kali pertama kita bertemu?”
“Mwo? bukannya kita memang bertemu untuk pertama kalinya
di tempat ini?” ucap Minho menunjuk bangunan yang berdiri di belakang mereka.
Sulli hanya tersenyum menatap tempat favoritnya itu.
Tempat dimana pertama kalinya ia melakukan komunikasi dan kontak fisik dengan
seorang namja playboy bernama Choi Minho. “Oppa, apa kau yakin disinilah tempat
kali pertama kita bertemu?”
“Mwo? kau tak ingat? Disinilah tempat pertama kali aku
menabrakan diri ke arahmu. Mmh, Aniya! maksudku kita bertabrakan.”
“Aish, oppaku ini sudah mulai pikun.” Ujar Sulli seraya
mengelus punggung Minho . “kau tak ingat saat kau dan para Shinee mengintip ku
di tempat biasa aku menunggu jemputan? Disitulah pertama kali kita bertemu.”
Minho melototkan sepasang mata bulatnya terkejut. “M-Mwo?
kau mengetahuinya?”
Sulli tersenyum lebar membuat sepasang matanya terlihat
menghilang “Aku melihat kalian mengendap-endap di balik semak. Kalian sangat
berisik, bagaimana aku tidak mendengarnya.”
“Ah, mianne... aku merasa malu.” Ujar Minho seraya
menggosok-gosok tengkuknya tanpa alasan yang membuat mereka tertawa bersama
mengenang moment itu.
Angin semilir menghembus lembut dan menerpa wajah Sulli
juga Minho yang sedang bernostalgia tentang bagaimana pertama kali mereka
bertemu.
“Apa kau ingin aku membawamu ke tempat itu? Tapi Aku
yakin, disana sangat gelap.”
“Aniya, disini saja. aku suka kerlap-kerlip lampu itu.
Seperti melihat ribuan bintang.” Ucap Sulli seraya menyandarkan kepalanya pada
bahu Minho. Minho melingkarkan tangannya pada tubuh Sulli, memberi kehangatan
dan menghadang angin yang akan membuat yeoja-nya kedinginan.
“Oppa...”
“Hn?”
“Coba kau lihat... ” ujar Sulli seraya menunujuk ke arah cafe yang hampir
sebagian bangunan itu tertutup oleh kaca tebal yang memantulkan bayangan
keduanya.
“Ne chagi, itu karena
tak ada cahaya dari dalam cafe, dan cahaya diluar lebih terang. Jadi
pantulan kita terlihat jelas.” Terang Minho juga ikut memandang dirinya dan
Sulli yang tengah duduk di sebuah bangku kayu melalui kaca yang sama.
“Hm, kita berdua terlihat cocok kan?”
“Ne, sangat cocok. takkan ada yang bisa menggantikanmu.”
Sulli pun memeluk Namja yang ada di sisinya dengan
lembut. “Oppa, kau tidak perlu khawatir. Walaupun suatu saat ragaku akan segera
menghilang, tetapi cintaku akan tetap bersamamu. Jika kau menatap ke dalam
cermin dan melihat bayanganmu, maka kau sedang melihatku. Karena kau lah yang
mengatakan, kau adalah pantulan bayanganku, dan aku adalah pantulan
bayanganmu... sungguh, tak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku selalu ada
bersamamu, dan takkan pernah meninggalkanmu.”
Minho terkejut dengan apa yang tela ia dengar. “Ige
bwoya? Kenapa kau bicara seperti itu? Kau takkan pergi kemana-mana. Kau akan
tetap ada disini bersamaku.”
Dipandangnya wajah pucat Sulli. Minho mendorong tengkuk
Sulli ke arahnya, mendekatkan kedua wajah mereka sehingga Sulli kini hanya
menghirup udara segar dari nafas Minho.
Minhopun mencium kedua belah bibir pucat Sulli.
Sulli perlahan memejamkan matanya, menikmati nuansa
romantis ini. lampu dari cafe yang
berkelap-kelip, jalanan yang lengang, dan suhu yang dingin... Sulli pikir ini
adalah ciuman romantis seperti adegan yang ada dalam film-film barat.
Dipeluknya erat Minho dan memperdalam ciuman mereka.
Sulli takkan pernah rela melepas namja ini. takkan pernah
rela. Namun dilepaskannya perlahan Minho dari pelukannnya. Ditatapnya sepasang
mata Minho yang kini tengah memperhatikannya.
“Oppa... Dulu,
eommaku pernah bercerita, untuk menjadi bahagia kau cukup menemukan pantulan
bayanganmu. Aku tidak mengerti apa yang ia katakan karena aku masih sangat
kecil. Bertahun-tahun aku salah presepsi dengan ucapannya. Aku kira, pantulan
bayangan adalah seseorang yang sama persis dennganku. Aku mencarinya selama
bertahun-tahun, seseorang yang sama denganku. Hingga suatu hari seorang namja
yang sehat berpura-pura sakit untuk bisa dekat denganku. ”
“dia adalah namja yang sama dengan namja yang telah menyadarkanmu apakah
arti pantulan bayangan yang sebenarnya.” Ujar Minho melanjutkan pembicaraan
itu.
“Namja yang spesial bukan?” tanya Sulli yang membuat
wajah Minho tersenyum lebar.
“Oppa... apa kau ingat ceritaku tentang cermin ajaib yang
kutemukan di gubuk tua di tengah hutan?”
“Ah, ne. Cermin itu sedikit... membuatku takut.” Ucap
Minho jujur, mengingat kejadian munculnya cermin itu secara tiba-tiba saat
Sulli dan dirinya hendak meninggalkan gubuk tua tersebut. “dan chagi-ya, jujur
saja. aku tidak mendengar ceritamu tentang apa yang kau minta pada cermin itu.
Itu Karena suara hujan yang sangat keras.”
Tatapan Sulli berubah “Kau mau tahu oppa?”
“Hm, ne chagi.”
“Permintaan seorang anak penderita hemofilia yang
penasaran dengan nasehat eommanya sendiri.”
“Mwo? jadi apa yang kau minta?”
“Aku bilang aku tak ingin mati sebelum menemukan pantulan
bayanganku. Dan sekarang aku sudah menemukannya.”
DEG
Minho melototkan
kedua matanya, sangat terkejut. “lalu apa yang akan terjadi jika kau sudah
menemukannya?”
“Molla. Itu bukan urusan kita kan oppa, seseorang telah
mengatur untuk itu. Hoaaaam, aku ngantuk oppa. kita pulang kajja.”
Minho menjadi sedikit ling-lung, permohonan Sulli pada
cermin itu berputar berkali-kali di kepalanya.
“Oppa?! aku ngantuk.” Pekik Sulli mengagetkan Minho dari
lamunannya yang sudah buyar.
“Mianne. Ne chagiya, kita pulang kajja.”
Di sepanjang perjalanan yang bisa dikatakan cukup dekat
itu, Minho hanya dapat berpikir keras. Puluhan pertanyaan melingkar di
benaknya.
Apakah Sulli bersungguh-sungguh? Apa keajaiban cermin itu
kah yang membuat Sulli masih bertahan hidup hingga sekarang? Bagaimana bila
keinginan Sulli sudah terkabul? Bagaimana bila Sulli sudah menemukan pantulan
bayangannya? Apa Sulli akan pergi meninggalkannya?
Minho menggeleng dengan cepat mengusir semua pikiran
buruk dan menduga-duga sesuatu yang tidak pasti. Minho menatap putri salju yang
tengah tertidur pulas di sebelahnya,ia percaya semuanya akan baik-baik saja.
“Semuanya akan baik-baik saja. Sulli takkan pergi, ia
tetap disini bersamaku. Ia takkan pergi, ia takkan pergi.” Minho mengucapkan
kalimat itu berulang-ulang kali, melakukan sugesti pada dirinya sendiri bahwa
Sulli akan terus berada disisinya.
*****
Minho membopong tubuh Lemah Sulli memasuki rumah milik
Choi Siwon. Ditatapnya yeoja cantik yang tengah tertidur dalam gendongannya.
Seperti biasa, wajah pucat dan bibir biru lah yang tersaji diwajah cantiknya.
Mata Minho menangkap sosok Amber yang tengah berlari
menyambut kedatangannya yang sudah dinanti-nantikan. Tiba2 kaki Amber terhenti
seolah membeku. Hal itu membuat Minho bingung, dipandangnya wajah Amber yang
kini terlihat semakin putih dibawah cahaya lampu rumah yang menderang.
Wajah yeoja itu datar tanpa ekspresi. Tidak. lebih
tepatnya, Minho tidak mengerti ekspresi apa itu. Perlahan tangan Amber
mengacung ke arahnya. “Choi Minho...” suara serak keluar dari mulut Amber.
Minho hanya mengertnyitkan dahinya dan mengambil langkah
mundur untuk menjauhi yeoja itu. “Waeyo?” tanya Minho penasaran, namun tak ada
satupun jawaban yang terdengar dari Amber.
Minho tak ambil pusing, lengannya sudah mulai terasa
kesemutan akibat menopang beban tubuh Sulli. “Mianne, aku tak bisa bicara
sekarang. Aku harus mengantar Sulli ke tempat tidurnya. Dan aku juga sangat
lelah.” Ucap Minho singkat dan berlalu meninggalkan Amber yang masih berdiri di
tempat yang sama.
Minho berjalan menuju kamar Sulli masih dengan membopong
Sulli dengan kedua lengannya. Di rebahkannya perlahan Tubuh Sulli di permukaan
tempat tidur dengan seprai pink itu. Ya, warna favorit Sulli. Hal itu membuat
Minho tersenyum.
“warna yang bagus. Cocok denganmu.” Dikecupnya lembut
pipi Sulli yang sedang tertidur. Minho mendudukan dirinya di seblah ranjang
Sulli. Ditopangnya dagunya dengan lipatan kedua tangannya.
“waeyo? Ada apa dengan Amber Sulli-ya? aku melihat ia
menjadi pucat dan tangannya gemetar. Aku ingin bertanya, tapi kurasa aku harus
mementingkan dirimu terlebih dahulu.” Minho membelai pipi Sulli yang dingin dan
digenggamnya juga tangan Sulli yang menjadi dingin mungkin akibat angin malam
yang mereka dapat tadi.
“Aku takkan tertidur. Aku akan menunggumu terbangun.”
Ujar Minho dengan percaya diri. Namun suasana sepi dalam kamar Sulli bagaikan
lagu tidur untuk Minho. Berkali-kali matanya terkatup dan berkali-kali juga ia
berusaha membuka matanya kembali. Hingga akhirnya rasa lelah sudah membuatnya
tenggelam dalam mimpi dan tertidur untuk kesekian kalinya disisi Sulli dengan Tangannya
yang masih menggenggam tangan Sulli.
Pemandangan itu membuat
seorang yeoja yang tengah memandang keduanya menangis. Rasa sakit di rongga
dadanya tak dapat hilang saat melihat sepasang manusia yang saling mencintai
ini. “Choi Minho...phabo. kau ini...sudah tahu atau pura2 tidak tahu eoh? hanya
dengan melihatnya aku sudah menyadarinya. Lalu kenapa kau tak menyadarinya?? Ada
apa denganmu choi Minho kenapa kau melakukan ini?! ”
TO BE CONTINUED
Eh? Minho salah apa yak? Kenapa Amber kayaknya marah gitu
yak ama Minho?
Mianne belum bisa tamat di ep 20. Jadi kemungkinan,
tamatnya di 21 atau 22. Jangan lupa tinggalkan komen ya readerdeul^^. Komen sangat
sangat sangat sangat dibutuhkan agar tidak menyisakan kontrovrsi hati untuk
author #plaaaak. Oke, gomawo sudah membaca, saranghae^^v
ya ya ya....
BalasHapusbukan sad ending khan??? awas ajaaaa
next author horror :-p
bukan. . .hehe. xD
Hapusyaak! kenapa author dipanggil pake sebutan itu terus. -,-
gomawo komennya ya istri onew yg kedua,karena authorlah istri pertamanya.wkwk^^
duuuuuhhh itu maksud perkataan amber eonnie apa sih??? minho oppa ga sadar apa??? jangan-jangan sulli eonnie...ANDWAAAAEEEE....
BalasHapusnext!!!! ga sabar ni...
sabar. . .sabar. . .
Hapus*elus pundak khanzana* xD
Aduhhhhh makin penasan eoinnnii u.u nextnext dong.... Pokoknya jgn saampe sad anding.......
BalasHapusAduhhhhh feriska gomawo komennya^^
HapusBener. Tambah penasaran aja. Cepet dong. Terbitnya setiap apa sih???? Sulli just for Minho
BalasHapusterbitnya setiap ff selesai diketik dan author punya duit buat ngisi modem. xD
Hapushmmmm..changi jgn smpe sad ending ea?? pleasee...
BalasHapuslnjutt changi..
ne chagi ditunggu ne. :-*
Hapus-_-)/NOSULLIDIEPLEASE gua maonya happy tp jangan sampe ama cewek lain atau apa *ngacungin piso ke author*
BalasHapustp d blng author happy ending ._.?
emang ada author ngomong gitu? wkwk *kabor*
Hapustenang,happy end kok.wkwk
Hiks sukses bikin nangis thor..
BalasHapusLanjuuut, tapi jangan sad ending please.
*ngapusin air mata evi* udah berapa kali author bilang,ga sad end kok. hehe
HapusJeongmal, jeongmal, jeongmal ???
Hapus(Lee seol style)
Thanks god..
#cipok basah pipi author devina
Ihiiihihii
aaargh! xD
HapusHah. . Ikutan mewek nih mimin woiii author. . Hiks.
BalasHapusomo oenni ku. . . *peluk dhea oenni*
HapusLanjut minnnn,
BalasHapusJgn lama" pleaseee.. :D
jangan tunggu lama2,nanti lama2 aku diambil org *dangdutan* wkwk sip deh^^
Hapussungguh mati aku jdi penasarannn..
BalasHapussampai mati akan terus ku nantikan*ketularanvirusdangdutan*
next thorr...
asekasek joss! hahaha. minsul shipper yg cinta dangdut. xD
Hapusoke,tgu ye^^
wah wah wah parah ni author horor, dah d pos ngak bilang2 , untung aj gw iseng main k blog ini
BalasHapusckckkc seperti biasa , buat orang pnasaran lagi
gw suka gaya lo
next,
nb; gw males nanya, maksud amber apaan, minho tau apa, pasti loe bilang rahasia kan? :p
mian idha sayang. fesbuk gw error. ntar gw coba post linknya ke grup.
BalasHapuskekeke,bukan rahasia kali dha. bca chap 21 nya aje ye. cipok idha xD
nama capt 23 nya?
Hapuselah napa lu jga ikut2 an civok org sih
weeeeeekkk
ie , gw tau sifat loe, makanya males nanya :p
oh my god!! sulli eonni??!!!
BalasHapusampunn.. air mta q udh di ujung tnduk niii..
hhuuweeee :'(
#nggakmaumikirygmacem2!!
huweeeeeee! #ikutan nangis. xD
HapusAduh knp jadi gini, sad ending kah?
BalasHapusania Feby,ga sad end kok. :')
HapusSemakin penasaran
BalasHapusKenapa ya ssul eonnya?
Next secepatnya ya... hehehe
Keep writing!
Jangan jangan arhhhhhhh
BalasHapusyakkkk,apa sebenernya yg terjadi .
BalasHapusaduh kenapa sih?penasaran---
BalasHapus