Sabtu, 14 September 2013

MIRRORS chap 13


Title : MIRRORS chap 20


cast : CHOI MINHO (SHINee)  |  CHOI SULLI  (f(x))  |  others

author : Devina Sandy

length : Chaptered

rating : PG-17 ;D

Genre : Fantasy, Romane, sad, hurt, comedy

Seorang namja yang tengah menggenggam stir mobilnya kini melirik Jam digital pada ponsel nya yang menunjukkan pukul 00.03 KST.  “Chagi-ya, kita akan pergi kemana?” sebuah pertanyaan lalu meluncur dari bibirnya. namun yeoja yang ditanya masih terlihat berpikir.

 Yeoja berkulit pucat yang duduk di sebelah bangku kemudi menatap kekasihnya,Choi Minho dengan tatapan lembut. “ke rumahku oppa.”
Minho tersentak dan menoleh dengan cepat  pada Sulli. Amber meminta tolong pada Minho untuk menjaga Sulli malam ini dan Minho malah membawa Sulli pergi dari rumah sakit. Secara tidak langsung, itu adalah tindakan bunuh diri kan?

“Sulli-ya, kau yakin? Pikirlah, oppamu pasti akan menghajarku dan membawamu kembali ke rumah sakit.”
Sulli membuka kaca jendela mobil Minho. sehingga dinginnya angin malam masuk dan menyentuh lembut permukaan kulit pucatnya.  “Aniya oppa, itu takkan terjadi.”

Minho hanya menghela nafas. Ia merasa ini semua salahnya untuk mengabulkan sebuah permintaan apapun dari Sulli. Akhirnya, ia lah yang harus bertanggung jawab.

****



Setibanya dirumah Sulli, Minho lekas menuju pintu ganda rumah itu dan menekan tombol bell untuk membangunkan penghuni rumah tersebut.
CKLEK
Diluar dugaan Minho, pintu dibukakan dengan sangat cepat. Nampak yeoja berambut pirang nan cepak di hadapannya sudah mlototkan mata yang terlihat sembab, nampak sangat dipaksakan untuk melotot.
“Amber...”
“Ada apa dengan Sulli?” potong Amber membuat Minho mengedipkan kedua matanya berkali-kali karena gugup.Minho dibuat gugup oleh Firasat seorang oenni yang tajam.

Minho kembali melangkah dengan cepat menuju mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk Sulli. Minho menundukkan kepalanya, menyejajarkan tingginya dengan Sulli yang terkulai lemah di bangku mobil. “chagi-ya, gwenchana?” tanya Minho lembut.
“gwenchanayo oppa.”
Minho menuntun tangan Sulli untuk menggamit lehernya. Diangkatnya tubuh Sulli dengan kedua tangan kokohnya.
Amber terkejut ketika melihat siapa yeoja yang tengah Minho bawa. “Sulli-ya! weayo?? Ada apa dengan yeodongsaengku?”
“Ia memintaku untuk membawanya ke sini. Cepatlah, dia sedikit... berat.”
“Ah, Ne!” Amber dengan segera membawa Minho masuk dan menuju kamar Sulli untuk meletakkan Sulli yang sedari tadi hanya membungkam tanpa bicara.

Minho merebahkan kekasihnya pada tempat tidur king sizeyang ada di kamar Sulli. Dibelainya lembut pipi Sulli yang terasa dingin dan terlihat tak berwarna. Di tatapnya Sulli yang tengah memejamkan kedua matanya. Tertidurkah?
”Dia membangunkanku hanya untuk mengantarnya kembali ke rumah ini. otthokae amber? Apa yang harus kulakukan?“
Minho menoleh pada Amber yang berdiri tepat di belakangnya. Dan malah semakin terkejut saat seorang namja tengah berdiri di depan pintu kamar Sulli, menampakkan wajah dengan ekspresi yang tak bisa dijelaskan. Minho siap untuk dihajar oleh Siwon kali ini.

“Ige bwoya?” ujar Siwon dengan suara bass-nya membuat namja lain pasti iri dengannya.
“Hyung... Mianne, tapi Sulli memohon untuk di bawa kemari.”
“Kau seharusnya tahu apa yang terbaik untuknya! Bagaimana ia ada disini sedangkan perlengkapan yang layak untuk merawat sakitnya ada di rumah sakit!” bentak Siwon tanpa ragu pada Minho yang hanya memejamkan matanya memikirkan perkataan Siwon yang benar adanya.

“Oppa...” tiba2 suara serak seorang yeoja mengalihkan semua perhatian mereka dan membuat mereka terfokus pada Sulli yang dengan perlahan duduk dari posisi rebahnya. “Minho oppa, handphone ku tertinggal di mobil, bisakah kau mengambilkannya jeball.” Pinta sulli memohon seraya menggenggam tangan Minho yang dingin.
“Ne, tunggu sebentar.” Minho pun berlalu meninggalkan kamar Sulli. Meninggalkan tiga bersaudara yang tengah canggung satu sama lain.

“Siwon oppa, bogoshipo.” Ujar Sulli seraya tersenyum manis pada Siwon.
“Aish, bocah ini... Kita tidak bertemu hanya beberapa jam saja.” balas Siwon sambil melangkah mendekati Sulli dan mengelus puncak kepalanya pelan.
Sulli beralih menatap Amber yang tengah menyandarkan tubuhnya pada dinding dan mengadahkan kepalanya. Sulli dapat merasakan aura kekhawatiran Amber yang begitu besar melingkupi seluruh  kamarnya. “Amber Oenni, Bogoshipo.”
“...” Amber hanya diam dan tak membalas ucapan Sulli.

“Oenni?”
“Apa maksudnya eoh?!” bentak Amber pada Sulli yang membuat Siwon ikut kaget saat mendengarnya. “Apa maksudnya kau mengatakan itu? Sulli-ya, jangan bertindak seolah-olah kau lama tidak melihatku. Aku selalu mengunjungimu. Apa maksudnya kau merindukanku?!”  kesabaran Amber pecah. Ia tak dapat menahan emosinya lagi, ditambah ada perasaan tidak enak yang membuatnya tak dapat tidur malam ini. perasaan untuk terus melindungi yeodongsaengnya. Amber menangis, ia tak pernah melihat Sulli benar2 nekad keluar dari rumah sakit hanya untuk bertemu dirinya dan Siwon. Sesuatu pasti sedang terjadi.

“aku mengatakan hal yang sejujurnya. Aku benar2 ingin melihat wajah kalian. Dan aku mengatakan sesuatu yang mungkin tak bisa kukatakan lagi di masa depan.”
 Saat Amber dan Siwon mendengar jawaban Sulli,sontak membuat keduanya melotot kaget.

“Mwo!? apa yang kau katakan? Jangan bicara hal aneh seperti itu! Kau akan hidup lebih lama, kau akan terus dapat mengatakan kalau kau merindukan kami di setiap saat. Arachi?! Sekarang kita harus kembali ke rumah sakit.” Ujar Siwon seraya membuat gerakan untuk mengangkat Sulli dari permukaan tempat tidurnya.

“Oppa, tak pernahkah kau mengucap syukur dan berterima kasih? Tak pernahkah kau merasa puas?”  ucapan sulli tiba2 menghentikan gerakan Siwon dan menatap dalam mata Sulli yang sayu. “Oppa, tak ingatkah kau? Kapan sebenarnya aku harus pergi? Saat umur 11 tahun oppa. sekarang umurku sudah 20 tahun, Aku diberi kesempatan untuk hidup selama 9 tahun. Dan kau tidak berterima kasih malah kau tetap ingin menentang takdir bahwa aku benar2 harus pergi sekarang?”

Kata2 Sulli barusan serasa hantaman keras untuk Siwon. Sulli benar, dirinya hanya seorang dokter, bukan Tuhan. Ia tak bisa menahan daun gugur dari rantingnya. Jika sulli harus pergi, ia juga harus rela melepasnya. Siwon memeluk Sulli dan menangis. Yeodongsaeng kesayangannya yang sangat cantik, satu-satunya putri yang dititipkan kedua orang tuanya akan pergi untuk meninggalkannya juga.

“Oppa, Oenni... Aku bahagia lahir sebagai Choi Sulli, yang mengenal  dan besar bersama Choi Siwon dan Amber Liu. aku menghabiskan waktuku selalu bersama kalian, berjanji takkan membuang-buang waktu dengan namja yang bukan aku cari. Hingga sekarang, akhirnya aku jatuh cinta dan menemukan...”

“Aku terus-menerus mencari handphonemu tapi aku tak menemukkannya.” Ucapan Sulli terpotong oleh Minho yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya dan sedikit kebingungan karena tak menemukan ponsel Sulli.

Sulli terkekeh kecil melihat ekspresi namja yang ia cintai dan melanjutkan perkataannya yang sempat  terpotong oleh Minho “dan aku menemukan pantulan bayanganku.”

Amber meneteskan air matanya. ‘Sulli sudah beranjak dewasa, ia bahkan menjadi lebih dewasa dariku. Aku memang bukanlah oenni kandungnya, tanpa ikatan darah sedikitpun. Namun kami bertiga sudah diikat oleh masa lalu kelam yang sama, diikat oleh suka dan duka yang sudah kami lalui bersama, dan diikat oleh takdir. Jika kami memang harus dipisahkan juga oleh takdir, maka aku juga harus dengan rela melepasnya.’

Amber menghampiri Sulli dan mengecup pipi Sulli lembut. Dipandangnya seluruh permukaan wajah Sulli. Hidung yang mancung, bibir yang tebal, dan mata cantik yang masih terbuka.... Amber akan merindukan wajah ini. wajah adik kesayangannya.
ditariknya lengan Siwon dan memberi kode untuk keluar. Siwon dengan patuh hanya tersenyum dan mengikuti langkah Amber untuk meninggalkan kamar itu. Menyisakan Minho yang masih kebingungan dan Sulli yang masih terduduk lemah di atas ranjangnya.

“Mereka pergi kemana?” tanya Minho kebingungan.
“Mereka mengambilkan obat untukku. Kau tak menemukan ponselku oppa?”
“Aniya... aku sudah mencarinya ke seluruh bagian mobil, tapi tetap tidak menemukannya.”
“Ya sudahlah, tidak apa2.” Jawab Sulli penuh kebohongan. Karena sejak ia masuk rumah sakit, ia tak pernah bersentuhan dengan ponselnya lagi.

“Oppa, bawa aku ke satu tempat lagi, jeball...” pinta Sulli sambil menunjukkan aegyo-nya yang dapat meluruhkan semua hati namja.
“M-mwo? eodisio?”
“Mmmh ... ke tempat pertama kali kita bertemu?”

*****
Minho menepikan mobilnya ke sisi jalanan yang sudah lengang. diparkirkannya mobilnya tepat di hadapan sebuah bangunan elegan dengan tanaman pohon palm menghiasi pekarangan bangunan itu. Tertera disana Adore Cafe. Pintunya sudah tertutup, namun cahaya lampu kuning yang menghiasi cafe itu masih berkelap-kelip dengan indahnya.

Minho turun dari mobil dan membukakan pintu untuk kekasihnya. Dibopongnya tubuh Sulli untuk duduk di salah satu bangku yang tersedia di halaman cafe.
Tanpa diduga Sulli malah tertawa seraya memegang perutnya. “Oppa! Ige bwoya? Disini kah tempat kali pertama kita bertemu?”

“Mwo? bukannya kita memang bertemu untuk pertama kalinya di tempat ini?” ucap Minho menunjuk bangunan yang berdiri di belakang mereka.
Sulli hanya tersenyum menatap tempat favoritnya itu. Tempat dimana pertama kalinya ia melakukan komunikasi dan kontak fisik dengan seorang namja playboy bernama Choi Minho. “Oppa, apa kau yakin disinilah tempat kali pertama kita bertemu?”

“Mwo? kau tak ingat? Disinilah tempat pertama kali aku menabrakan diri ke arahmu. Mmh, Aniya! maksudku kita bertabrakan.”
“Aish, oppaku ini sudah mulai pikun.” Ujar Sulli seraya mengelus punggung Minho . “kau tak ingat saat kau dan para Shinee mengintip ku di tempat biasa aku menunggu jemputan? Disitulah pertama kali kita bertemu.”

Minho melototkan sepasang mata bulatnya terkejut. “M-Mwo? kau mengetahuinya?”
Sulli tersenyum lebar membuat sepasang matanya terlihat menghilang “Aku melihat kalian mengendap-endap di balik semak. Kalian sangat berisik, bagaimana aku tidak mendengarnya.”
“Ah, mianne... aku merasa malu.” Ujar Minho seraya menggosok-gosok tengkuknya tanpa alasan yang membuat mereka tertawa bersama mengenang moment itu.

Angin semilir menghembus lembut dan menerpa wajah Sulli juga Minho yang sedang bernostalgia tentang bagaimana pertama kali mereka bertemu.
“Apa kau ingin aku membawamu ke tempat itu? Tapi Aku yakin, disana sangat gelap.”
“Aniya, disini saja. aku suka kerlap-kerlip lampu itu. Seperti melihat ribuan bintang.” Ucap Sulli seraya menyandarkan kepalanya pada bahu Minho. Minho melingkarkan tangannya pada tubuh Sulli, memberi kehangatan dan menghadang angin yang akan membuat yeoja-nya kedinginan.

“Oppa...”
“Hn?”
“Coba kau lihat... ” ujar Sulli  seraya menunujuk ke arah cafe yang hampir sebagian bangunan itu tertutup oleh kaca tebal yang memantulkan bayangan keduanya.

“Ne chagi, itu karena  tak ada cahaya dari dalam cafe, dan cahaya diluar lebih terang. Jadi pantulan kita terlihat jelas.” Terang Minho juga ikut memandang dirinya dan Sulli yang tengah duduk di sebuah bangku kayu melalui kaca yang sama.

“Hm, kita berdua terlihat cocok kan?”
“Ne, sangat cocok. takkan ada yang bisa menggantikanmu.”
Sulli pun memeluk Namja yang ada di sisinya dengan lembut. “Oppa, kau tidak perlu khawatir. Walaupun suatu saat ragaku akan segera menghilang, tetapi cintaku akan tetap bersamamu. Jika kau menatap ke dalam cermin dan melihat bayanganmu, maka kau sedang melihatku. Karena kau lah yang mengatakan, kau adalah pantulan bayanganku, dan aku adalah pantulan bayanganmu... sungguh, tak ada yang perlu kau khawatirkan. Aku selalu ada bersamamu, dan takkan pernah meninggalkanmu.”

Minho terkejut dengan apa yang tela ia dengar. “Ige bwoya? Kenapa kau bicara seperti itu? Kau takkan pergi kemana-mana. Kau akan tetap ada disini bersamaku.”

Dipandangnya wajah pucat Sulli. Minho mendorong tengkuk Sulli ke arahnya, mendekatkan kedua wajah mereka sehingga Sulli kini hanya menghirup udara segar dari nafas Minho.  Minhopun mencium kedua belah bibir pucat Sulli.
Sulli perlahan memejamkan matanya, menikmati nuansa romantis ini. lampu dari cafe  yang berkelap-kelip, jalanan yang lengang, dan suhu yang dingin... Sulli pikir ini adalah ciuman romantis seperti adegan yang ada dalam film-film barat. Dipeluknya erat Minho dan memperdalam ciuman mereka.

Sulli takkan pernah rela melepas namja ini. takkan pernah rela. Namun dilepaskannya perlahan Minho dari pelukannnya. Ditatapnya sepasang mata Minho yang kini tengah memperhatikannya.

 “Oppa... Dulu, eommaku pernah bercerita, untuk menjadi bahagia kau cukup menemukan pantulan bayanganmu. Aku tidak mengerti apa yang ia katakan karena aku masih sangat kecil. Bertahun-tahun aku salah presepsi dengan ucapannya. Aku kira, pantulan bayangan adalah seseorang yang sama persis dennganku. Aku mencarinya selama bertahun-tahun, seseorang yang sama denganku. Hingga suatu hari seorang namja yang sehat berpura-pura sakit untuk bisa dekat denganku. ”

“dia adalah namja yang sama  dengan namja yang telah menyadarkanmu apakah arti pantulan bayangan yang sebenarnya.” Ujar Minho melanjutkan pembicaraan itu.

“Namja yang spesial bukan?” tanya Sulli yang membuat wajah Minho tersenyum lebar.
“Oppa... apa kau ingat ceritaku tentang cermin ajaib yang kutemukan di gubuk tua di tengah hutan?”

“Ah, ne. Cermin itu sedikit... membuatku takut.” Ucap Minho jujur, mengingat kejadian munculnya cermin itu secara tiba-tiba saat Sulli dan dirinya hendak meninggalkan gubuk tua tersebut. “dan chagi-ya, jujur saja. aku tidak mendengar ceritamu tentang apa yang kau minta pada cermin itu. Itu Karena suara hujan yang sangat keras.”

Tatapan Sulli berubah “Kau mau tahu oppa?”
“Hm, ne chagi.”
“Permintaan seorang anak penderita hemofilia yang penasaran dengan nasehat eommanya sendiri.”
“Mwo? jadi apa yang kau minta?”
Aku bilang aku tak ingin mati sebelum menemukan pantulan bayanganku. Dan sekarang aku sudah menemukannya.”

DEG

 Minho melototkan kedua matanya, sangat terkejut. “lalu apa yang akan terjadi jika kau sudah menemukannya?”
“Molla. Itu bukan urusan kita kan oppa, seseorang telah mengatur untuk itu. Hoaaaam, aku ngantuk oppa. kita pulang kajja.”
Minho menjadi sedikit ling-lung, permohonan Sulli pada cermin itu berputar berkali-kali di kepalanya.
“Oppa?! aku ngantuk.” Pekik Sulli mengagetkan Minho dari lamunannya yang sudah buyar.
“Mianne. Ne chagiya, kita pulang kajja.”

Di sepanjang perjalanan yang bisa dikatakan cukup dekat itu, Minho hanya dapat berpikir keras. Puluhan pertanyaan melingkar di benaknya.

Apakah Sulli bersungguh-sungguh? Apa keajaiban cermin itu kah yang membuat Sulli masih bertahan hidup hingga sekarang? Bagaimana bila keinginan Sulli sudah terkabul? Bagaimana bila Sulli sudah menemukan pantulan bayangannya? Apa Sulli akan pergi meninggalkannya?

Minho menggeleng dengan cepat mengusir semua pikiran buruk dan menduga-duga sesuatu yang tidak pasti. Minho menatap putri salju yang tengah tertidur pulas di sebelahnya,ia percaya semuanya akan baik-baik saja.

“Semuanya akan baik-baik saja. Sulli takkan pergi, ia tetap disini bersamaku. Ia takkan pergi, ia takkan pergi.” Minho mengucapkan kalimat itu berulang-ulang kali, melakukan sugesti pada dirinya sendiri bahwa Sulli akan terus berada disisinya.

*****

Minho membopong tubuh Lemah Sulli memasuki rumah milik Choi Siwon. Ditatapnya yeoja cantik yang tengah tertidur dalam gendongannya. Seperti biasa, wajah pucat dan bibir biru lah yang tersaji diwajah cantiknya.

Mata Minho menangkap sosok Amber yang tengah berlari menyambut kedatangannya yang sudah dinanti-nantikan. Tiba2 kaki Amber terhenti seolah membeku. Hal itu membuat Minho bingung, dipandangnya wajah Amber yang kini terlihat semakin putih dibawah cahaya lampu rumah yang menderang.
Wajah yeoja itu datar tanpa ekspresi. Tidak. lebih tepatnya, Minho tidak mengerti ekspresi apa itu. Perlahan tangan Amber mengacung ke arahnya. “Choi Minho...” suara serak keluar dari mulut Amber.

Minho hanya mengertnyitkan dahinya dan mengambil langkah mundur untuk menjauhi yeoja itu. “Waeyo?” tanya Minho penasaran, namun tak ada satupun jawaban yang terdengar dari Amber.

Minho tak ambil pusing, lengannya sudah mulai terasa kesemutan akibat menopang beban tubuh Sulli. “Mianne, aku tak bisa bicara sekarang. Aku harus mengantar Sulli ke tempat tidurnya. Dan aku juga sangat lelah.” Ucap Minho singkat dan berlalu meninggalkan Amber yang masih berdiri di tempat yang sama.

Minho berjalan menuju kamar Sulli masih dengan membopong Sulli dengan kedua lengannya. Di rebahkannya perlahan Tubuh Sulli di permukaan tempat tidur dengan seprai pink itu. Ya, warna favorit Sulli. Hal itu membuat Minho tersenyum.

“warna yang bagus. Cocok denganmu.” Dikecupnya lembut pipi Sulli yang sedang tertidur. Minho mendudukan dirinya di seblah ranjang Sulli. Ditopangnya dagunya dengan lipatan kedua tangannya.

“waeyo? Ada apa dengan Amber Sulli-ya? aku melihat ia menjadi pucat dan tangannya gemetar. Aku ingin bertanya, tapi kurasa aku harus mementingkan dirimu terlebih dahulu.”  Minho membelai pipi Sulli yang dingin dan digenggamnya juga tangan Sulli yang menjadi dingin mungkin akibat angin malam yang mereka dapat tadi.

“Aku takkan tertidur. Aku akan menunggumu terbangun.” Ujar Minho dengan percaya diri. Namun suasana sepi dalam kamar Sulli bagaikan lagu tidur untuk Minho. Berkali-kali matanya terkatup dan berkali-kali juga ia berusaha membuka matanya kembali. Hingga akhirnya rasa lelah sudah membuatnya tenggelam dalam mimpi dan tertidur untuk kesekian kalinya disisi Sulli dengan Tangannya yang masih menggenggam tangan Sulli.

 Pemandangan itu membuat seorang yeoja yang tengah memandang keduanya menangis. Rasa sakit di rongga dadanya tak dapat hilang saat melihat sepasang manusia yang saling mencintai ini. “Choi Minho...phabo. kau ini...sudah tahu atau pura2 tidak tahu eoh? hanya dengan melihatnya aku sudah menyadarinya. Lalu kenapa kau tak menyadarinya?? Ada apa denganmu choi Minho kenapa kau melakukan ini?! ”

TO BE CONTINUED


Eh? Minho salah apa yak? Kenapa Amber kayaknya marah gitu yak ama Minho?
Mianne belum bisa tamat di ep 20. Jadi kemungkinan, tamatnya di 21 atau 22. Jangan lupa tinggalkan komen ya readerdeul^^. Komen sangat sangat sangat sangat dibutuhkan agar tidak menyisakan kontrovrsi hati untuk author #plaaaak. Oke, gomawo sudah membaca, saranghae^^v


33 komentar:

  1. ya ya ya....
    bukan sad ending khan??? awas ajaaaa
    next author horror :-p

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan. . .hehe. xD
      yaak! kenapa author dipanggil pake sebutan itu terus. -,-
      gomawo komennya ya istri onew yg kedua,karena authorlah istri pertamanya.wkwk^^

      Hapus
  2. duuuuuhhh itu maksud perkataan amber eonnie apa sih??? minho oppa ga sadar apa??? jangan-jangan sulli eonnie...ANDWAAAAEEEE....
    next!!!! ga sabar ni...

    BalasHapus
  3. Aduhhhhh makin penasan eoinnnii u.u nextnext dong.... Pokoknya jgn saampe sad anding.......

    BalasHapus
  4. Bener. Tambah penasaran aja. Cepet dong. Terbitnya setiap apa sih???? Sulli just for Minho

    BalasHapus
    Balasan
    1. terbitnya setiap ff selesai diketik dan author punya duit buat ngisi modem. xD

      Hapus
  5. hmmmm..changi jgn smpe sad ending ea?? pleasee...
    lnjutt changi..

    BalasHapus
  6. -_-)/NOSULLIDIEPLEASE gua maonya happy tp jangan sampe ama cewek lain atau apa *ngacungin piso ke author*
    tp d blng author happy ending ._.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang ada author ngomong gitu? wkwk *kabor*
      tenang,happy end kok.wkwk

      Hapus
  7. Hiks sukses bikin nangis thor..
    Lanjuuut, tapi jangan sad ending please.

    BalasHapus
    Balasan
    1. *ngapusin air mata evi* udah berapa kali author bilang,ga sad end kok. hehe

      Hapus
    2. Jeongmal, jeongmal, jeongmal ???
      (Lee seol style)

      Thanks god..
      #cipok basah pipi author devina
      Ihiiihihii

      Hapus
  8. Hah. . Ikutan mewek nih mimin woiii author. . Hiks.

    BalasHapus
  9. Lanjut minnnn,
    Jgn lama" pleaseee.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan tunggu lama2,nanti lama2 aku diambil org *dangdutan* wkwk sip deh^^

      Hapus
  10. sungguh mati aku jdi penasarannn..
    sampai mati akan terus ku nantikan*ketularanvirusdangdutan*
    next thorr...

    BalasHapus
    Balasan
    1. asekasek joss! hahaha. minsul shipper yg cinta dangdut. xD
      oke,tgu ye^^

      Hapus
  11. wah wah wah parah ni author horor, dah d pos ngak bilang2 , untung aj gw iseng main k blog ini
    ckckkc seperti biasa , buat orang pnasaran lagi
    gw suka gaya lo
    next,
    nb; gw males nanya, maksud amber apaan, minho tau apa, pasti loe bilang rahasia kan? :p

    BalasHapus
  12. mian idha sayang. fesbuk gw error. ntar gw coba post linknya ke grup.
    kekeke,bukan rahasia kali dha. bca chap 21 nya aje ye. cipok idha xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama capt 23 nya?

      elah napa lu jga ikut2 an civok org sih
      weeeeeekkk
      ie , gw tau sifat loe, makanya males nanya :p

      Hapus
  13. oh my god!! sulli eonni??!!!
    ampunn.. air mta q udh di ujung tnduk niii..
    hhuuweeee :'(

    #nggakmaumikirygmacem2!!

    BalasHapus
  14. Semakin penasaran
    Kenapa ya ssul eonnya?
    Next secepatnya ya... hehehe
    Keep writing!

    BalasHapus
  15. yakkkk,apa sebenernya yg terjadi .

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template