Selasa, 14 Januari 2014

MIRRORS II chap 3



Title : MIRRORS II chap 3 : QUALITY TIME

cast : CHOI JINRI (f(x))  |  CHOI MINHO  (f(x))  |  others

author : Devina Sandy

length : Chaptered

rating : PG-17 ;D

Genre : Fantasy, Romance, sad, hurt, crime

 

 chap 3 : quality time!

Ponsel Jinri berdering di dalam tas. Jinri merogoh isi tasnya, mencari letak ponselnya yang berdering. Jinri sempat mengerutkan dahi saat membaca nama penelepon yang terpampang dilayar ponselnya.  Heechul.


“Minho Oppa, aku akan menngangkat panggilan ini sebentar.”
“Ne, chagiya.” respon Minho seraya tersenyum pada kekasihnya yang beranjak pergi dari sisinya.
“Yeoboseyo Heechul oppa. Waeyo?”
“Jinri-ya... o-otthokae?? Mereka datang menyelinap ke markas kami...”  suara Heechul yang terdengar serak dan gugup menyerang indra pendengaran Jinri.
“Oppa, tenanglah. Coba ceritakan dengan jelas apa maksudmu. Aku kurang mengerti.”
“Musuh kami... yang kuceritakan padamu kemarin, aku tak tau bagaimana cara ia sampai di markas kami dan meyelinap tanpa diketahui. Ia melihat fotoku bersama dirimu di ruanganku... i- ia mencoret fotomu dengan spidol merah dan meletakkan bangkai tikus tepat di hadapan foto kita berdua.”

PRAAAKKK

Ponsel Jinri jatuh bebas dari genggaman tangannya dan menghantam lantai dengan keras. Minho bergegas menemui Jinri dan mengambil ponsel serta beterainya yang terlepas. Minho memperhatikan kekasihnya yang terlihat sedikit pucat dengan butiran keringat yang mulai bermunculan di jidatnya. “Chagi-ya? Waeyo? Apa ini tentang ibumu?”

 “A-a-aniya... oppa, aku harus pergi sekarang.”
“baiklah, kita pulang sekarang.”
“Aniya! Kau tetap disini oppa. A-aku harus pergi. Mianne.” 

Jinri dengan cepat berbalik untuk mengambil tas jinjingnya. Membungkuk hormat pada sahabat-sahabat  Minho  untuk pamit pergi. Langkahnya sangat cepat, hingga mobil taxi biru yang membawa Jinri di dalamnya dan kini benar-benar menghilang dari pandangan Minho . Minho hanya diam di posisi semula, masih berkutat dengan kebingungannya melihat tingkah Jinri.

‘Sebenarnya Apa yang  sedang terjadi??’ Minho masih membatin, ia tak sadar seorang pria berjubah hitam kini tengah menyeringai puas melihat raut kebingungannya sekarang.
****
Jinri yang kini tengah berada di dalam taxi merangkai kembali baterai ponselnya yang terlepas dan Mencoba menghidupkan ponselnya kembali,  berhasil.  Ponselnya tidak benar-benar rusak. Jari-jari panjangnya dengan cepat mencari nama penelepon yang baru saja menghubunginya saat di restaurant, ya...  Heechul, yang membuat Jinri kaget setengah mati dan melepaskan ponsel dari genggamannya.

“Yeoboseyo oppa...?”
“Kau! Kenapa kau mematikan panggilan eoh? Kau membuatku khawatir!”  sahut suara di seberang panggilan dengan nada tinggi, membuat Jinri menjauhkan ponsel dari telinganya.
“aku terlalu kaget. Ponselku lepas begitu saja dari tanganku... oppa... otthokae? Apa yang harus kita lakukan?”
“ne, tenangkan dirimu Jinri-ya...” alih-alih meminta Jinri untuk tenang, Heechul  malah memperdengarkan suaranya yang serak dan hampir menghilang. Hal itu hanya membuat perasaan Jinri semakin kacau.
“A-aku tidak bisa tenang! Jika mereka mengetahui keberadaanku, itu berarti orang-orang di sekitarku pun ikut  terancam. A-aku tidak bisa membiarkan mereka menyentuh Minho oppa...” Tangan Jinri  sedari tadi meremas kuat bangku mobil dengan kuku panjangnya dan meninggalkan bekas di bangku itu.
“Jinri-ya... kau yakin tak ingin Minho terseret dalam urusan ini? Padahal jika kau ingin kau bisa menjadikannya tameng untuk melindungimu.”
“aniya!! Aku sudah pernah menjadi mantan kekasih mafia! Aku tahu persis bagaimana cara kerja mafia! Bunuh,musnahkan siapa saja yang menghalangi tujuanmu. Iyakan?!” Jinri bicara dengan suara keras dan menyadari bahwa supir taxi tengah heran memperhatikannya saat menyebut kata ‘MAFIA’.  Jinri berdehem dan mengecilkan volume suaranya  “Aku tidak akan pernah menyeret Minho oppa ke dalam urusan ini. Dia terlalu berharga untuk sekedar melindungi yeoja aneh sepertiku.” 

“berhenti bicara bahwa kau itu aneh. Itu hanya masa lalu.”
“Masa  depan dan masa yang sedang berlangsung berawal dari masa lalu oppa... itu... takkan pernah mudah untuk dilupakan.” Jinri menghirup nafasnya dalam-dalam saat mengetahui Heechul hanya diam tak berkutik untuk menyela perkataannya lagi. “Geuree....apa rencanamu agar kita tetap aman?”  lanjut Jinri mengalihkan pembicaraan.

“Jika kau berpikir bahwa kau seharusnya tidak menyusahkan Minho, apa kau ingin ikut bersamaku? Kita pergi jauh dari korea. Bagaimana dengan London? Aku punya beberapa saudara disana. Aku yakin musuh kami tidak memiliki anggota hingga ke London.”

Jinri berhenti mencengkram bangku yang ia duduki, jemarinya seketika menjadi lemah. Tak ada satupun pemikiran yang terlintas bahwa ia akan pergi meninggalkan Minho, pria yang menjadi oksigennya agar tetap dapat bernafas. “London? Apa itu tidak terlalu jauh? U-Untuk berapa lama?”

“Karena jauh itulah, aku memilih London untuk tempat bersembunyi. Aku tak yakin berapa lama, kurasa untuk selamanya.”

DEG, nafas Jinri tercekat. Selamanya? Kenapa harus selamanya? Jinri tak bisa jauh dari Minho, dan sekarang Jinri harus hidup tanpa Minho?
“O-oppa, kenapa harus selamanya?”
“menurutmu? Apa kau masih ingin mengambil resiko dengan kembali ke Korea? Jika kau benar-benar mencintai Minho maka pikirkan baik-baik keselamatannya.”
“Kapan kita akan berangkat?”
“Besok siang.”
“Mwo?! Are you serious? Itu terlalu cepat!”
“Aku bisa mati kapan saja. Berada 1 menit di korea ini pun, aku masih belum bisa menjamin keselamatanmu dan Minho. Aku akan menutup panggilan. See you.”
KLIK

Jinri masih tetap menempelkan ponsel di depan telinganya. “Heechul oppa, bagaimana jika aku mengajak Minho bersamaku? Ka-kami akan menikah di London, mempunyai dua anak yang manis dan sebuah rumah sederhana. Itu rencana baguskan?” Jinri terkekeh membayangkan betapa bahagianya ia, jika itu benar-benar terjadi  “Ta-tapi bagaimana dengan keluarganya? Sahabatnya? Pekerjaan dan perusahaannya? harga dari  Itu semua, semua yang  ia miliki tak pernah sebanding denganku.”

Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya meleleh membasahi kulit wajahnya yang putih memucat. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Agar air matanya tak muncul lagi. “Uugh, aku benci menangis. Eomma akan memukulku  jika ia tahu aku menangis.” Jinri mengusap air mata yang mengalir dengan punggung tangannya. Ia merasa begitu lelah, kepalanya terasa begitu berat. 

Sejenak ia menyandarkan kepalanya di kaca jendela taxi, mencoba menenangkan seluruh tubuh dan pikirannya yang kacau dan tak menentu. “ Tak bisakah, semuanya berakhir dengan bahagia? Kenapa hidupku... serasa begitu sulit?” Jinri memejamkan kedua mata indahnya. Perasaan lelah sudah sukses menyeret Jinri ke dalam dunia bawah sadarnya, ia tertidur.

Supir taxi yang melihat Jinri hanya menghela nafas. “Nyonya ini, kelihatannya memiliki beban yang banyak. Sedari tadi ia bicara pada dirinya sendiri... semoga saja, keajaiban datang padanya.”


JINRI’S FLASHBACK

“YAAAAAKK!!!! Anak aneh! Jangan dekat-dekat dengan kami! Kami tidak mau bermain  denganmu!”

Si kecil Jinri hanya merengut mendengar  penolakan itu, membuat kedua belah bibir kecil nan merahnya melengkung ke bawah. “Aku akan membelikan kalian permen.” Rayu Jinri mencoba membujuk beberapa anak laki-laki dan perempuan yang tetap tak menghiraukannya dan malah asik bermain sendiri. Salah satu dari mereka melangkah mendekati Jinri, Jinri tersenyum senang menunjukkan kedua gigi kelincinya yang besar dan putih.

“pergi kau!” anak laki-laki itu  mendorong bahu Jinri hingga ia terjerembab ke tanah. “kami bilang kami tidak mau bermain dengan anak aneh!” lanjut anak itu seraya menjulurkan lidah merahnya.
“ta-tapi aku tidak aneh. Aku Cuma ingin bermain dengan kalian.”
Salah satu anak perempuan yang sedang asik bermain boneka bersama yang lain ikut menyahut “eomma-ku bilang, aku tidak boleh bermain dengan Jinri. Karena Jinri dan ibunya aneh! Jinri tidak punya ayah dan Jinri bernafas seperti anjing.”
Teman-teman yang lain sontak tertawa mendengar ulasan singkat si gadis kecil. Baiklah, jinri bisa menerima kenyataan bahwa ia tak memiliki ayah. Karena menurut eomma, Jinri tak memerlukan ayah. Jinri dan ibunya mampu menghadapi sulitnya hidup tanpa ayah. Tapi bagaimana dengan bernafas seperti anjing?
“A-aku tidak bernafas seperti anjing aku seperti kalian, aku seperti kalian, aku tidak seperti anjing!”
“Dia bohong! Kemarin aku melihatnya bernafas seperti anjing kelaparan! Seperti NGIKK... NGIIIK...” yang lain hanya tertawa melihat seorang bocah laki-laki mencoba menirukan gaya Jinri saat penyakit asma nya kambuh.
“YAK! Jinri coba aku ingin lihat kau bernafas seperti anjing! Ayo coba?!
“Ayo Jinri!”
“ayolah anak aneh!” 

Suara-suara sekumpulan anak di hadapan Jinri membuatnya kebingungan. Semua menyudutkannya, semua menertawainya, semua mata meremehkannya, membencinya. Jinri kecil menggenggam helai bajunya kuat, menahan tangis. Wajah putih kecilnya perlahan berubah menjadi merah padam. Dadanya terasa akan meledak.
“Hiks, Hiks, Hoaaaaa!” tangis Jinri meledak,ia gagal menahan tangisnya, apa daya Jinri hanyalah gadis kecil yang mudah terluka. Dikatakan mirip dengan anjing bukanlah hal yang mudah diterima begitu saja oleh anak gadis sekecil Jinri. “Hoaa, aa-aku bukan anjing! Kalian jahaaat!”

anak-anak perempuan mulai khawatir melihat Jinri dengan wajah semerah itu dan air mata yang membanjiri wajah kecilnya. Mata jinri terus terpejam dan menangis nyaring, air mata tak henti-hentinya keluar sedangkan beberapa anak laki-laki masih mengolok-oloknya.

“Hiks, kalian... NGIIIIK”
Semua tiba-tiba terdiam mendengar suara itu. Taman bermain yang awalnya gaduh oleh beragai suara kini tiba-tiba menjadi sunyi.
BLUK, Jinri jatuh terkapar di tanah. Sekumpulan anak-anak kaget melihat Jinri yang terjatuh dengan wajah pucatnya.
“eomma, NGIIIIk eomma NGIIIKK.” Jinri kecil merasakan sesak nafas itu datang lagi menyerangnya, ia tak bisa menghirup banyak udara. Kapasitas oksigen dalam paru-parunya menipis.
“di-dia mulai bernafas seperti anjing! Aku takut dia mengerikan!”
“ayo kita pergi dari sini!”
“Kajja!”

Sekumpulan anak-anak itupun lari terbirit-birit meninggalkan Jinri yang tergelepar di tanah. Taman sunyi itu tidak menyisakan satu orangpun untuk dimintai tolong. Sesak nafas Jinri semakin menjadi-jadi, ia menggeliat di tanah karena tak dapat menghirup udara. Dipukul-pukulnya dadanya dengan kuat. Satu kata yang selalu ia ingat saat keadaan seperti ini...
“Eomma...”
Tiba-tiba tangan kecil terjulur di hadapan wajah Jinri. Tangan itu membawa sekantong kertas dalam genggamannya. “gadis kecil cepat pakai ini. Bernafaslah disini dengan mulutmu, palii.”

Jinri berusah meraih kantong kertas itu, Jinri hanya menuruti perintah anak laki-laki itu yang kelihatannya jauh lebih tua dibanding Jinri. Jinri dengan cepat mencoba bernafas dikantong itu dengan mulutnya mengikuti intrupsi anak asing di hadapannya yang sedang menatapnya khawatir. Setelah beberapa menit,  Jinri mulai dapat merasakan saluran pernafasannya terbuka kembali. Perlahan Irama respirasiya mulai membaik. Ia dapat memasukkan oksigen lagi ke dalam paru-parunya.

Namja kecil dihadapan Jinri tersenyum lega saat melihat dada Jinri tak lagi naik turun dengan hebohnya. “kelihatannya sudah membaik. Gwenchana?”
“Gwe-gwenchanayo... gamsa hamnida...”
“gadis kecil, kenapa kau menangis di tempat seperti ini? Apa kau tak takut sendirian?”
“aku ingin bermain, tapi tak ada yang ingin bermain denganku.”
Namja yang kira-kira duduk di bangku sekolah menengah itupun terdiam saat mendengar jawaban polos Jinri. “jangan sedih, mulai sekarang aku akan jadi teman bermainmu? Arachi?”
“Mwo? Jinjja? Aku tidak akan kesepian lagi?” Jinri tersenyum lebar dengan wajahnya yang masih basah karena airmata. Itu pemandangan yang sedikit aneh memang.
“Ne, siapa namamu?”
“Choi Jinri imnida!” jawab Jinri antusias. “namamu?”
Namja itu tersenyum manis. “kau harus memanggilku heechul oppa karena aku jauh lebih tua.” Namja bernama heechul itu merapikan rambut Jinri yang berantakan dan dipenuhi debu tanah. “ini sudah senja, ayo oppa gendong buat pulang ke rumah.”

“Yeee!” Jinri memekik gembira saat heechul menyodorkan punggung lebarnya untuk Jinri peluk. Sepanjang jalan menuju rumah Jinri, mereka asyik bercanda. Heechul tahu benar bagaimana cara membuat anak gadis sekecil Jinri tertawa terbahak-bahak. Hingga keduanya sampai di halaman luas dengan rumah megah dengan desain western.  “oppa! Ini rumahku! Baguskan?” 

Heechul merendahkan tubuhnya agar Jinri dapat turun dari punggungnya. “Lumayan. Pulanglah, gadis kecil ini harus mandi karena ia sudah bau.” Olok Heechul seraya mencubit gemas pipi empuk milik Jinri.

“aahahaha. Ne oppa, bye-bye!” Jinri melambaikan tangan pada Heechul seraya berlari menuju pintu rumahnya, meninggalkan Heechul yang masih berdiri di posisi semula memastikan gadis kecil yang ia bawa benar-benar masuk melalui pintu rumah gandanya yang besar itu.

“anak aneh ya?” Heechul menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Sekarang dia punya teman. Anak seorang mafia yang diajuhi orang, aku teman yang cocok untuk anak itukan? Kkkk~~” Heechul tertawa renyah dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.

Saat Jinri memasuki rumah besarnya, ia hampir mati karena kaget. Sosok wanita dengan rambut yang di sanggul tinggi dan warna lipstick merah menyala di bibirnya membuat mata siapa saj yang melihatnya akan merasa sakit. “e-eomma?”
“matamu bengkak.”
“tadi debu masuk ke dalam mataku eomma.”
“Bohong!!”
GREEP, wanita yang disebut Jinri eomma itu mencengkram keras tangan Jinri dan menariknya dengan kasar, tubuh kecil Jinri  dengan mudah terbawa oleh energi yang menarik lengannya. Kini wajah eommanya hanya berjarak sekilan dari wajah kecil Jinri. Jinri dapat melihat jelas mata tajam milik eommanya.

“Choi Jinri... eomma tidak akan memukulmu kali ini. Eomma ingin bertanya, kenapa belakangan ini kau sering sekali menangis eoh!? Apa kau lupa dengan apa yang eomma bilang tentang menangis!?”
Cengkraman tangan Eomma Jinri semakin kuat, Jinri hanya dapat meringis merasakan sakit di lengan kecilnya. “Menangis hanya membuatku semakin lemah.” Jawab Jinri dengan suara bergetar.
Eomma Jinri melepaskan tangannya dari tubuh Jinri “bagus jika kau ingat. Jangan biarkan orang lain melihatmu seperti orang lemah yang menjijikan. Kau harus kuat, tunjukkan kau lebih kuat! Arachi?”
“a-araseo eomma.” Jinri mengelus-elus lembut bekas cengkaraman eommanya yang menyakitkan, berharap sakit itu segera hilang. 

Eomma Jinri melihat perilaku Jinri  dan wajahnya yang  ketakutan  “Apa itu sakit? Ooh... mianne aegy...” wanita itu memasukan Jinri dalam pelukannya. Jinri balas memeluk tubuh langsing eommanya, Jinri menghirup dalam-dalam aroma tubuh wanita yang sedang memeluk dirinya. Ini aroma parfum mahal, dan Jinri suka sekali memeluk dan menghirup aroma tubuh eommanya.  

“Aigoo, anak eomma bau sekali. Sekarang Jinri mandi, setelah itu Jinri makan yang banyak. Kita akan ke rumah klien eomma. Kau harus ikut agar saat besar nanti kau bisa sukses seperti eomma. Arachi?”

“araseo eomma.” Jinri menerima tepukan lembut dikepalanya. Inilah mengapa orang-orang menyebut eommanya aneh. Karena ia sangat-ssangat tempramental . Mudah marah tapi mudah membaik. Tapi apapun yang dilakukan wanita itu terhadap Jinri, ia sangat-sangat mencintai eommanya. Kesepian yang Jinri rasakan, akan terbayar lunas hanya dengan satu kali pelukan hangat dari eommanya. 

FLASHBACK END

********

“Eomma...”
“Nyonya... irreona, kita sudah sampai.”
‘HAH? What the..’ batin Jinri saat mendengar suara pria tak dikenal memintanya untuk bangun. Ia dengan cepat membuka kedua kelopak matanya. Betapa kagetnya Jinri saat menyadari dirinya tertidur dan mengigau di dalam taxi itu. Jinri mengelus-elus tengkuknya “ah, ternyata hanya mimpi.”

“Nyonya, kau tadi bergumam dalam tidur.” Ucap supir taxi itu ramah sekedar ingin memberi tahu.
“Aish, ini memalukan. Mianne.” Jinri melirik digital argo  dan memberikan beberapa lembar uang dari dompet mahalnya. Ia segera keluar melalui pintu mobil dan berjalan cepat menuju apartemen miliknya bersama Minho. “Aku memimpikan masa kecilku yang aneh. Uuugh, keliatannya aku benar-benar lelah hari ini.”

******
Malampun tiba, kegelapan datang tapi tidak untuk kota Seoul yang selalu dipenuhi cahaya lampu dari berbagai bangunan, semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing termasuk Minho.
Minho terlihat serius menatap layar laptopnya. Sesekali ia menyeruput secangkir susu hangat yang disiapkan Jinri untuknya. Susu? Ya, Jinri takkan pernah membiarkan Minho terlalu banyak minum kopi, terlewat protektif memang.

Jinri duduk di tepi ranjang king size mereka. Memperhatikan punggung pria tercintanya yang sedang serius membuat laporan presentasinya. Jinri menampikan seulas senyum kecil di bibirnya, ia pikir Minho bahkan terlihat tampan walau dilihat dari belakang. Minho memang tampan, sangat tampan, tapi ada ribuan pria tampan diluar sana. Kenapa Jinri harus memilih Minho? memilih Minho dan mengklaimnya sebagai tempat terakhirnya untuk bersandar. Jinri takkan pernah menduga ia akan kehilangan tempat bersandarnya. Besok... semuanya akan berakhir. Hubungan sulit yang Jinri pertahankan karena rasa cintanya yang meluap-luap selama 2 tahun, harus ia akhiri besok. Apa Jinri bisa?

‘oppa, apa aku bisa melepaskanmu? Ini tidak mudah. Rasanya, seperti aku bersiap-siap untuk mati.’ Jinri terus-menerus bertanya dalam hatinya.  Ia benar-benar belum siap untuk tidak bicara dengan Minho lagi, mendengar suara Minho lagi, bahkan hanya untuk melihat Minho lagi. 

‘Aku ingin diberi kesempatan seminggu saja hanya untuk melihatmu oppa, bolehkan?’ percuma, pertanyaan itu takkian pernah keluar dari mulutnya. Sebutir tetesan air mata mengalir dari pelupuk mata Jinri. Ia benar-benar merasa sakit malam ini. Jinri melipat kakinya dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya yang tertekuk.

‘Aku... apa yang harus aku lakukan?’
“Jinri-ya? gwenchana?” suara bariton Minho membuat Jinri terhenyak dan mendongakkan wajahnya. Ternyata namja tampan yang mengenakan kaos putih polos itu sedang menatapnya dengan heran, masih ditempatnya semula dengan jari-jari yang tak pernah lepas dari keyboard notebooknya.

“gwenchanayo oppa...”
Minho menautkan kedua alisnya saat menatap wajah Jinri, “Kau... menangis?”
“Mwo? a-aniya... aku ngantuk sekali oppa. Hoaaam.” Ya, akting Jinri lumayan bagus untuk menipu Minho. Jinri tiba-tiba tersadar, malam ini seharusnya bukan ia habiskan untuk merenung dan meratapi nasibnya dengan tangis. Ia harus membuat malam ini sedikit berkualitas. Make a quality time!  “Kapan presentasinya oppa?”
“lusa chagiya...” Minho kembali berkutat dengan notebook di hadapannya.
“Mmm, maukah kau menemaniku berjalan-jalan ke taman sebentar saja?”
“Mwo? ini sudah larut malam. Lagipula ini bukan cuaca yang baik untuk berjalan-jalan. Kau sebaiknya tidur, besok kau masuk kerja.” Minho bicara tanpa menoleh pada Jinri.
Jinri menggembungkan kedua pipinya saat mendengar jawaban Minho. “Yaak... apa laptop itu lebih menarik dibandingkan aku? Apa kau tidak muak menatapnya selama berjam-jam?”
“Hn.” Jawab Minho singkat padat dan tidak jelas.
“Tsk!” Jinri tak berkutik. Apa yang akan ia lakukan sekarang? Tiba-tiba bibir gadis berkulit putih itu mnyimpulkan senyum licik, kelihatannya ia punya ide luar biasa untuk membuat Minho mengalihkan perhatian dari laptop berharganya itu. “Aiiigoo... kenapa badanku terasa lengket begini? Aish, aku harus mandi.”

Jinri melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi. Sedangkan Minho masih asyik mengerjakan laporannya. “kau akan menyesal karena telah mengabaikankanku Choi Minho...” desis Jinri Masih dengan senyum aneh di wajahnya.

Hampir 10 menit Jinri berada dalam kamar mandi dan ia belum selesai juga.
“AAAAAAA!!!!!!!!”
 Minho refleks berdiri dari bangkunya saat mendengar lengking teriakan Jinri dari kamar mandi. Minho tanpa pikir panjang berlari dan membuka pintu kamar mandi tanpa mengetuk lagi, ia benar-benar khawatir sekarang. “Jinri-ya! waeyo?”
“O-oppa!!” Jinri yang masih mengenakan handuk berlari memeluk Minho “Oppa! ada tikus disana!” Jinri menunjuk sembarang ke arah lantai.
“Tikus? Bukannya di apartemen ini tidak ada tikus?”
“Ada! Tadi aku melihatnya! Aku takut.” Jinri mengeratkan pelukannya pada Minho . Jinri bahkan bertanya pada dirinya sendiri, sejak kapan ia begitu takut dengan tikus sampai memeluk seorang pria sekencang ini? berlebihan? Ah, tidak. Ini akting yang luar biasa.

“sekarang tikus itu sudah pergi. Kau sudah mandi kan? keluar dari sini kajja.” Minho menyentuh pundak polos Jinri untuk melepasnya dari pelukannya bisa membuat Minho kehabisan nafas. Minho menenggak ludahnya saat baru menyadari, tubuh Jinri hanya ditutupi Handuk mini. Mengekspos dengan jelas sebagian kulit putih ditubuhnya yang masih basah, membuatnya terlihat semakin...
Astaga, handuk itu akan terlepas.
SET
Telapak tangan Minho mendarat di dada Jinri. 
KRIIIIK KRIIIIK KRRIIIIIK
Tiba2 ruangan kamar mandi itu menjadi sepi. Keduanya saling bertatapan, Jinri memasang wajah datar sedangkan Minho sudah gelagapan.
“A-aku hanya menahan handukmu agar tidak terjatuh.”
“Jinja?” jawab Jinri dengan tatapan menggoda.
“N-Ne. Sekarang perbaiki posisi handukmu. Palli.”
“Shiero. Perbaiki sendiri.”
“Jinri jangan menggodaku, kau akan menyesal.” Ujar Minho masih dengan tangan kakunya yang masih memegangi handuk Jinri.
“Maksud oppa, menggoda yang seperti ini?” CHUU~~ , kecupan singkat mendarat di bibir Minho.
“Ka-kau... nakal sekali Choi Jinri. siapa yang mengajarimu bertingkah seperti ini?”
Jinri tersenyum diperbaikinya posisi handuknya yang akan terlepas. Tangannya beralih menggantung dileher Minho. “am I naughty? Bukankah itu juga keuntungan buatmu, Mr. Choi?”
“sekali lagi kuingatkan, kau akan menyesal Ms. Choi.” Ancam Minho seraya menyentuh pinggang langsing Jinri yang masih terbelit handuk putihnya.
“Bisakah kau tak banyak bicara Mr.Choi ? Aaa!” Jinri terperanjat kaget saat merasakan tubuhnya melayang, ternyata Minho kini tengah menopang tubuh Jinri dengan kedua tangan kekarnya.
“Kau...  akan benar-benar akan menyesal Choi Jinri. Kau sudah membuatku mengabaikan laporan presentasiku dan aku akan menghukummu(?).” Minho keluar  dari kamar mandi dan meletakkan Jinri di atas ranjang mereka. “Mianne Jinri-ya, sepertinya kau tidak bisa masuk kerja besok.”
“AHAHHAHA!” Jinri tertawa lepas seraya memegangi perutnya saat mendengar ancaman Minho. Minho ikut tersenyum kecil. Tangannya meraba-raba dinding di dekatnya mencari tombol lampu di kamar mereka. 

KETEMU, klek. Minho menekan sisi lain tombol dan membuat kamar itu gelap total. Entahlah apa yang mereka lakukan setelah itu. (karena gelap jadi author ga lihat #plaak) inilah yang Jinri sebut dengan Quality time. Kamar apartemen ini, sudah menjadi saksi buta cinta Jinri terhadap Minho. besok pagi, Jinri berharap keajaiban datang dan membawa pergi dirinya dari masalah-masalahnya. Ia ingin tetap bersama Minho, selamanya.

"Apa kau lupa dengan apa yang eomma bilang tentang menangis!?”
 “Menangis hanya membuatku semakin lemah.” 
 “bagus jika kau ingat. Jangan biarkan orang lain melihatmu seperti orang lemah yang menjijikan. Kau harus kuat, tunjukkan kau lebih kuat! Arachi?”


TO BE CONTINUED

 buahahahahahha!!! eh, mian loh kalo ada adegan yang menurut kalian  ga pantas, tapi author mau bawa reader kembali ke masa TTBY, beberapa adegan kek Sulli cuma pake handuk sama Minho ga sengaja megang dada Sulli kan pure dari ttby :3 . sekali lagi mian pake banget. Author cuma ngingatin juga buat reader jangan lupa follow ini blog yee.. jangan lupa komen juga pas abis baca. oke, maaf juga buat late update, maklum author lagi TUA  *eh maksudnya author lagi UAS. bwhwhw, cuss! komennya ye! hidup Minsulians!! :D


52 komentar:

  1. Jinri eonni jgn ikut heechul oppa, jgn tinggalkan minho
    Lanjut thor lanjut
    Penasaran ^^

    BalasHapus
  2. Aaaaaaaah Eonn Horror kacooo nih masa mau misahin Minri sih >< itu knpa di awal meweeeeeek hikshiks... errrr tombol dimatikan itu proposal dikacangin lah akhirnya -_- next eonnnnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah yah yah, masih kecil jgan ampe ketularan ama ajumma jojo kamu
      #sayaJuga wkwkwkwwk

      Hapus
  3. Aaaa jinri jangan ke london. Ntar minho gimanah u,u
    Lanjut thorr~<33

    BalasHapus
  4. Lama nihh nunggu ff ini akhirnyaa di post juga :)
    Sebenarnya akuu kangen sikap polos Sulli di mirror :'(
    Taping jinrinya juga kasihann,harus ke London,minoo nya ntar gimanaaa??
    Nextttt!!!!

    BalasHapus
  5. Huaaaa.. jinri, jgn tinggalin ming dong.. kasian tau, wlopun dibenaknya masih terbayang wajah sulli.. tp kalo kamu tinggalin, rasanya ming mati 2x..

    Ihh gereget, klo aku jd jinri, lebih baik mati mempertahankan kebersamaan dgn minho.. soalnya sakit bgt meninggalkan dan ditinggalkan yg dicintai itu, betul gak thor..??

    Aaarrgg.. gak kuat pgn baca selanjutnya.. jgn lama2 y thor..

    BalasHapus
  6. ahahaha kerenkeren
    keep writing!!!

    BalasHapus
  7. Oke, ini author berhasil buat saya mewek di pagi butaaa. . Hueeeee. . Kasiaaan Ssul, Heechul juga kasian jadi anak mafia. . Sama2 gak punya temen. . (Tiba2 kangen Sulhee) tapi ujungnya bikin ngakak itu, proposalnya di cuekiiiin. . Ewwww. . Tapi masa Ming mao ditinggalin ama Sulhee . .??? Andweyooo. .>_<

    BalasHapus
  8. ini ceritanya seru pakek banget .... pengen baca chap 1 sama 2 nyaa ....

    BalasHapus
  9. aaaaaaa ! *tutupmatamasangmukapolos*
    awalnya tegang akhirnya lucu :D jadi bermacam2, bikin penasaran xD hihi
    lanjut min

    BalasHapus
  10. Chapter three~

    ahhh.. complicated. Jinri plisss jangan melakukan sesuatu yang bodoh.. yang pada akhirnya hanya akan menyakiti dirimu dan juga Minho. Mafia.. Jadi apa Jinri akan benar" ninggalin Minho? akan lebih baik jika dia bisa menceritakannya! dari pada harus ke LN dan selamanya pulaa... ahhh poor ours MinRi.. why they love so complicated? ohh.. auhtornim lets fate bring them together :D

    Jinri.. hanya ingin berdua dengan Minho.. apa itu artinya ia telah memutuskan untuk pergi? huft..

    so..so.. what they doing.. in the dark? ahhh plisss don't let me think it.. kekeke~ naughty me XD

    This.. so sad and funny at the same time authornim.. keep writing and always keep spirit^^

    thankyou for this chapter~~

    BalasHapus
  11. oooo ini yg lu bilang pg 17 ???? boleh lahh wkwkkwkw
    huhuhhuhuhuhu parah ni author jgan buat gw nangis lgi donk ama FF lu, aishhh huaaaaaaaa , jgan pergi donk itu jinrinya
    Mirornya mana , koq ngak muncul2????? next kpan??????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhahahaha. . Nanti kalo mirrors nya muncul, ada yg mati lagi typo. . XD sabar bisa keleees. . Tumben telat komennya. . :p

      Hapus
    2. kata authornya ngak ada yg mati lagi eon com, awas aja ampe mati lai, sana teroro tuh author wkwkkw
      ngak tau tuh, padahal saya buka blog jm 4 pagi tadi

      Hapus
    3. preketek lah lu typo,,,
      weeekkkk :-p

      Hapus
    4. preketek apaan sih ajumma :P

      Hapus
  12. bagian terakhirnya kurang dilanjutin tuh(?)
    wkk kasian ssul nya, mingnya juga sih, ga tau apa apa ehh tiba-tiba udah mau ditinggal gitu aja D: ffnya makin kereeen
    pokoknya aku request mirrors 2 harus happy ending, jangan kayak yang season 1 kemaren kkk~ next eon

    BalasHapus
  13. Oh no jinria jgn blg km akan prgi ninggalin minho oppa,,, huhuhu

    BalasHapus
  14. Aduhhh thorr greget nih,mending si ming ikut ke london ajja sihhhh *ngaco*
    Yaudah deh no comment buat part ini
    Pengen liat TTBY >_<
    Kajja di next neee
    Semoga ujian lancar.... Ne thorrr

    BalasHapus
  15. huaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh devinaaaaa :-O
    ternyata masa kecil jinri pahit banget, sama heechul juga, sama2 gag punya temen, akhirnya mereka berteman sampe gedhe,
    hiks tapi jangan pisahin Minri plissss,,, percintaan masa lalu mereka udah menyedihkan ming (di tinggal sulli meninggal), sulli (menderita jadi pacar mafia)
    ijinkan mereka bahagia dev :-(

    deg2 ser baca ming ama ssul lagi quality timenya mereka, :-*
    Lanjut dev :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pait kaya lo jo. Wakakakaka. XD dasar yadooong, quality time an segala.

      Hapus
    2. pretttt sok sok an ketawain orang suka yadong ternyata dia juga :P , huahahha ajumma pait

      Hapus
    3. kalian nistain gua lagi di komen blog
      kenapa kalian slalu mengacau #lebay
      udah lah sesama yadong juga kerja sama lah,

      apaan ncom ane manis kagak pait :-p

      Hapus
    4. sesama yadong
      wekkkkkkkkkkk :P

      Hapus
  16. Omg. Lucuu banget thor,ternyata sulli berani yaawkwkkw. Semoga sulli bisa keluar dri masalahnya dan gak terpisah sama minho. Lanjut ya thor,dituggu:)

    BalasHapus
  17. Mamah nya sulli kejam :( tapi kok malah sulli ikut2an dikejar2 mafia sih? Seharusnya kan sulli tenang2 aja sama minho... Lanjut ya thor ditunggu :)

    BalasHapus
  18. kshn minsul. apa sulli bakal ke london beneran? semoga tdk . :(

    BalasHapus
  19. Akhirnyaaa di post jg chapter 3 nyaa inii. Jinri yaaa, mulai" goda" minho hahahaha. Daebak minn!(Y) goodluck buat UAS nyaa! :D nexttt ;)

    BalasHapus
  20. Next, kasihan sulli eonni harus ninggalin minho oppa dan harus ikut heechul oppa

    BalasHapus
  21. Huuuaaaaa....
    Masa kcil jinri sdih banget, tp untung ada heechul yg mw jdi tmennya...
    Kkkkkk....awalnya mewek, tp blkangx jdi ngakak sprti itu xD...chap ini bner2 keren.
    Dan si jinri jgn smpek ninggalin mino oppa dong, gmn mino oppa nanti klo ditinggalin k London ?
    Wahh...skali lagi aku bilang, chap ini bner2 daebakk..
    Jgn lama2 next chap-nya ya thor..:)

    BalasHapus
  22. Aargh... gak bisa bayangin, haha. Entah kenapa tiap baca MIRRORS II ini feelnya ttep aja ke MIRRORS I. Ceritanya beda bgt, kog Minho oppa semakin nakal gitu, haha. Jadi keinget ma Choi Sulli yg lugu n polos, hiks. Dan sepertinya blm dpet gitu hubungannya dg cermin, hehe. Tapi keren kog thor, mungkin ini cm perasaanku aja. Ttep dilanjutkn pokoknya, hehe. Eh tpi Btw, ni jadi bkn Minsul ya? jadinya Minri, kkk. tapi ttep keren, author ttep yg terbaik. he.

    BalasHapus
  23. Agen mafianya spa sih eon penasarn bngt hihii , knpa fto jinri hrus d coret ?
    Mngkn gak klo jinri k london bsok siang sma heechul ? #sok tau ya eon ak hehe (abaikan)
    Yak minho nakal eon wkwkwk
    Lanjut ne eon penasaran sma mafianya spa hehe

    BalasHapus
  24. jinri jangan ninggalin ming donk!! T.T poor ming uda ditinggal mati ssul, n' skrg ditinggalin jga ama jinri. gak bisa byangin gimna prasaan ming oppa saat jinri pergi bezoknya. T.T

    next saengie~ fightingg!!

    BalasHapus
  25. Makin seru,makin penasaraaan :)

    Sulli bakalan jadi gg yaa ninggalin minho :(

    Lanjuut saeng,daebaak (y)
    Fightiing ne^^

    BalasHapus
  26. Duuh.... Lama nih nunggu ff nya tiba2 ada tulisan 'TO BE CONTINUED' arrgh.... Eonni, jangan pisahkan mereka ya, ditunggu next chapnya:v

    BalasHapus
  27. perpisahan? adegan terakhir errrrr ENCE ne!

    BalasHapus
  28. Kyaa.... Sulli eonnie kasihan u,u
    coba saat itu Sulli eonnie gak ketemu Heechul oppa :(
    tapi semuanya terlambat
    Moga ucapan supir itu terkabul mudahan Sulli eonnie dapat keajaiban untuk menghilangkan nasib sialnya itu

    BalasHapus
  29. huaahh . . . andwee. Jinri jgn tgglin Minho dong.
    adegan trakhir :D

    eonni mian, bru baca ff.y :) "next ya eon, tpi jgn klamaan ^^

    BalasHapus
  30. Lanjuuuut yaaa , mungkin kalau gak disensor lucu nih wkwk

    BalasHapus
  31. Hahaha ngakak baca part ttg merekaa :D wqwq :P hahaha noh yadong kurang banyak eon :v *mwo *plaakk
    Ssul jadi ke london sama heechul?
    Daebak eon. Baguus bgt ffnya. Next nee palli palii :)

    BalasHapus
  32. yah jinri eonni mau dpshin ama minho oppa, ksian minhonya hrus ditinggalin sulli eonni dua kali (berhubung keduanya sama) hehe. Tpi jinri eonni bisa aj ya, ampek buat minho oppa glagpan kyak gitu kekeke, lanjut eon dan gomawo udh post..........

    BalasHapus
  33. parahh!!! segitu ketakutannya bgt ya jinri eonni,, sampe" hp bisa lngsung jatoooh gitu -_- mahal taoo
    kalo ku sih mnding banting yg lain ^eeekh curcol #skiip

    yaaaah memang sih klo cinta mau diapain jga cinta,,
    mamah jinri eonni aneh bgt sifat'a #ggidig ngeri,,kaboor

    BalasHapus
  34. ksihan bgt jinri hdupnya sulit bgt
    lanjut thor jgn klmaan ngpostnya

    BalasHapus
  35. lanjutan mirrir seru banget... ditunggu nih chapter slanjutnya

    BalasHapus
  36. iya ih aku juga jadi bayangin minsul di ttby wkwkk
    duh sulli gatau apa kalo musuh gengnya heechul udah tau kalo minho juga deket sama sulli ;_; minho juga terancam :( aaaak thor ini tamatnya nggak lamaan kan? nggak bisa ngebayangin sulli jd ninggalin minho :(

    BalasHapus
  37. Jinri jgn pergi donk. Kasihan minho.bagus min ttp semangat

    BalasHapus
  38. kashihan minho mau ditinggal sama jinri.....

    BalasHapus
  39. apa yg terjadi dgn jinri smp hnya jatuh gtu next!

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template