Title : MIRRORS II chap 3 : QUALITY TIME
cast : CHOI JINRI (f(x)) | CHOI MINHO (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romance, sad, hurt, crime
chap 3 : quality time!
Ponsel Jinri berdering di dalam
tas. Jinri merogoh isi tasnya, mencari letak ponselnya yang berdering. Jinri
sempat mengerutkan dahi saat membaca nama penelepon yang terpampang dilayar
ponselnya. Heechul.
“Minho Oppa, aku akan menngangkat
panggilan ini sebentar.”
“Ne, chagiya.” respon Minho
seraya tersenyum pada kekasihnya yang beranjak pergi dari sisinya.
“Yeoboseyo Heechul oppa. Waeyo?”
“Jinri-ya... o-otthokae?? Mereka
datang menyelinap ke markas kami...”
suara Heechul yang terdengar serak dan gugup menyerang indra pendengaran
Jinri.
“Oppa, tenanglah. Coba ceritakan
dengan jelas apa maksudmu. Aku kurang mengerti.”
“Musuh kami... yang kuceritakan
padamu kemarin, aku tak tau bagaimana cara ia sampai di markas kami dan
meyelinap tanpa diketahui. Ia melihat fotoku bersama dirimu di ruanganku... i-
ia mencoret fotomu dengan spidol merah dan meletakkan bangkai tikus tepat di
hadapan foto kita berdua.”
PRAAAKKK
Ponsel Jinri jatuh bebas dari
genggaman tangannya dan menghantam lantai dengan keras. Minho bergegas menemui
Jinri dan mengambil ponsel serta beterainya yang terlepas. Minho memperhatikan
kekasihnya yang terlihat sedikit pucat dengan butiran keringat yang mulai
bermunculan di jidatnya. “Chagi-ya? Waeyo? Apa ini tentang ibumu?”
“A-a-aniya... oppa, aku harus pergi sekarang.”
“baiklah, kita pulang sekarang.”
“Aniya! Kau tetap disini oppa.
A-aku harus pergi. Mianne.”
Jinri dengan cepat berbalik untuk
mengambil tas jinjingnya. Membungkuk hormat pada sahabat-sahabat Minho
untuk pamit pergi. Langkahnya sangat cepat, hingga mobil taxi biru yang membawa
Jinri di dalamnya dan kini benar-benar menghilang dari pandangan Minho . Minho
hanya diam di posisi semula, masih berkutat dengan kebingungannya melihat
tingkah Jinri.
‘Sebenarnya Apa yang sedang terjadi??’ Minho masih membatin, ia
tak sadar seorang pria berjubah hitam kini tengah menyeringai puas melihat raut
kebingungannya sekarang.
****
Jinri yang kini tengah berada di
dalam taxi merangkai kembali baterai ponselnya yang terlepas dan Mencoba
menghidupkan ponselnya kembali, berhasil.
Ponselnya tidak benar-benar rusak.
Jari-jari panjangnya dengan cepat mencari nama penelepon yang baru saja
menghubunginya saat di restaurant, ya... Heechul, yang membuat Jinri kaget setengah
mati dan melepaskan ponsel dari genggamannya.
“Yeoboseyo oppa...?”
“Kau! Kenapa kau mematikan
panggilan eoh? Kau membuatku khawatir!”
sahut suara di seberang panggilan dengan nada tinggi, membuat Jinri
menjauhkan ponsel dari telinganya.
“aku terlalu kaget. Ponselku
lepas begitu saja dari tanganku... oppa... otthokae? Apa yang harus kita
lakukan?”
“ne, tenangkan dirimu Jinri-ya...”
alih-alih meminta Jinri untuk tenang, Heechul malah memperdengarkan suaranya yang serak dan
hampir menghilang. Hal itu hanya membuat perasaan Jinri semakin kacau.
“A-aku tidak bisa tenang! Jika
mereka mengetahui keberadaanku, itu berarti orang-orang di sekitarku pun ikut terancam. A-aku tidak bisa membiarkan mereka
menyentuh Minho oppa...” Tangan Jinri
sedari tadi meremas kuat bangku mobil dengan kuku panjangnya dan meninggalkan
bekas di bangku itu.
“Jinri-ya... kau yakin tak ingin
Minho terseret dalam urusan ini? Padahal jika kau ingin kau bisa menjadikannya
tameng untuk melindungimu.”
“aniya!! Aku sudah pernah menjadi
mantan kekasih mafia! Aku tahu persis bagaimana cara kerja mafia!
Bunuh,musnahkan siapa saja yang menghalangi tujuanmu. Iyakan?!” Jinri bicara
dengan suara keras dan menyadari bahwa supir taxi tengah heran memperhatikannya
saat menyebut kata ‘MAFIA’. Jinri
berdehem dan mengecilkan volume suaranya
“Aku tidak akan pernah menyeret Minho oppa ke dalam urusan ini. Dia
terlalu berharga untuk sekedar melindungi yeoja aneh sepertiku.”
“berhenti bicara bahwa kau itu
aneh. Itu hanya masa lalu.”
“Masa depan dan masa yang sedang berlangsung
berawal dari masa lalu oppa... itu... takkan pernah mudah untuk dilupakan.” Jinri
menghirup nafasnya dalam-dalam saat mengetahui Heechul hanya diam tak berkutik
untuk menyela perkataannya lagi. “Geuree....apa rencanamu agar kita tetap
aman?” lanjut Jinri mengalihkan
pembicaraan.
“Jika kau berpikir bahwa kau
seharusnya tidak menyusahkan Minho, apa kau ingin ikut bersamaku? Kita pergi
jauh dari korea. Bagaimana dengan London? Aku punya beberapa saudara disana.
Aku yakin musuh kami tidak memiliki anggota hingga ke London.”
Jinri berhenti mencengkram bangku
yang ia duduki, jemarinya seketika menjadi lemah. Tak ada satupun pemikiran
yang terlintas bahwa ia akan pergi meninggalkan Minho, pria yang menjadi
oksigennya agar tetap dapat bernafas. “London? Apa itu tidak terlalu jauh? U-Untuk
berapa lama?”
“Karena jauh itulah, aku memilih
London untuk tempat bersembunyi. Aku tak yakin berapa lama, kurasa untuk
selamanya.”
DEG, nafas Jinri tercekat.
Selamanya? Kenapa harus selamanya? Jinri tak bisa jauh dari Minho, dan sekarang
Jinri harus hidup tanpa Minho?
“O-oppa, kenapa harus selamanya?”
“menurutmu? Apa kau masih ingin
mengambil resiko dengan kembali ke Korea? Jika kau benar-benar mencintai Minho
maka pikirkan baik-baik keselamatannya.”
“Kapan kita akan berangkat?”
“Besok siang.”
“Mwo?! Are you serious? Itu
terlalu cepat!”
“Aku bisa mati kapan saja. Berada
1 menit di korea ini pun, aku masih belum bisa menjamin keselamatanmu dan Minho.
Aku akan menutup panggilan. See you.”
KLIK
Jinri masih tetap menempelkan ponsel
di depan telinganya. “Heechul oppa, bagaimana jika aku mengajak Minho
bersamaku? Ka-kami akan menikah di London, mempunyai dua anak yang manis dan
sebuah rumah sederhana. Itu rencana baguskan?” Jinri terkekeh membayangkan
betapa bahagianya ia, jika itu benar-benar terjadi “Ta-tapi bagaimana dengan keluarganya?
Sahabatnya? Pekerjaan dan perusahaannya? harga dari Itu semua, semua yang ia miliki tak pernah sebanding denganku.”
Air mata yang sedari tadi ia tahan
akhirnya meleleh membasahi kulit wajahnya yang putih memucat. Ia mengerjapkan
matanya berkali-kali. Agar air matanya tak muncul lagi. “Uugh, aku benci
menangis. Eomma akan memukulku jika ia
tahu aku menangis.” Jinri mengusap air mata yang mengalir dengan punggung tangannya.
Ia merasa begitu lelah, kepalanya terasa begitu berat.
Sejenak ia menyandarkan kepalanya
di kaca jendela taxi, mencoba menenangkan seluruh tubuh dan pikirannya yang
kacau dan tak menentu. “ Tak bisakah, semuanya berakhir dengan bahagia? Kenapa
hidupku... serasa begitu sulit?” Jinri memejamkan kedua mata indahnya. Perasaan
lelah sudah sukses menyeret Jinri ke dalam dunia bawah sadarnya, ia tertidur.
Supir taxi yang melihat Jinri
hanya menghela nafas. “Nyonya ini, kelihatannya memiliki beban yang banyak.
Sedari tadi ia bicara pada dirinya sendiri... semoga saja, keajaiban datang
padanya.”
JINRI’S FLASHBACK
“YAAAAAKK!!!!
Anak aneh! Jangan dekat-dekat dengan kami! Kami tidak mau bermain denganmu!”
Si kecil Jinri
hanya merengut mendengar penolakan itu,
membuat kedua belah bibir kecil nan merahnya melengkung ke bawah. “Aku akan
membelikan kalian permen.” Rayu Jinri mencoba membujuk beberapa anak laki-laki
dan perempuan yang tetap tak menghiraukannya dan malah asik bermain sendiri.
Salah satu dari mereka melangkah mendekati Jinri, Jinri tersenyum senang
menunjukkan kedua gigi kelincinya yang besar dan putih.
“pergi kau!”
anak laki-laki itu mendorong bahu Jinri
hingga ia terjerembab ke tanah. “kami bilang kami tidak mau bermain dengan anak
aneh!” lanjut anak itu seraya menjulurkan lidah merahnya.
“ta-tapi aku
tidak aneh. Aku Cuma ingin bermain dengan kalian.”
Salah satu
anak perempuan yang sedang asik bermain boneka bersama yang lain ikut menyahut
“eomma-ku bilang, aku tidak boleh bermain dengan Jinri. Karena Jinri dan ibunya
aneh! Jinri tidak punya ayah dan Jinri bernafas seperti anjing.”
Teman-teman
yang lain sontak tertawa mendengar ulasan singkat si gadis kecil. Baiklah,
jinri bisa menerima kenyataan bahwa ia tak memiliki ayah. Karena menurut eomma,
Jinri tak memerlukan ayah. Jinri dan ibunya mampu menghadapi sulitnya hidup
tanpa ayah. Tapi bagaimana dengan bernafas seperti anjing?
“A-aku tidak
bernafas seperti anjing aku seperti kalian, aku seperti kalian, aku tidak
seperti anjing!”
“Dia bohong!
Kemarin aku melihatnya bernafas seperti anjing kelaparan! Seperti NGIKK...
NGIIIK...” yang lain hanya tertawa melihat seorang bocah laki-laki mencoba menirukan
gaya Jinri saat penyakit asma nya kambuh.
“YAK! Jinri
coba aku ingin lihat kau bernafas seperti anjing! Ayo coba?!
“Ayo Jinri!”
“ayolah anak
aneh!”
Suara-suara
sekumpulan anak di hadapan Jinri membuatnya kebingungan. Semua menyudutkannya,
semua menertawainya, semua mata meremehkannya, membencinya. Jinri kecil
menggenggam helai bajunya kuat, menahan tangis. Wajah putih kecilnya perlahan
berubah menjadi merah padam. Dadanya terasa akan meledak.
“Hiks, Hiks,
Hoaaaaa!” tangis Jinri meledak,ia gagal menahan tangisnya, apa daya Jinri
hanyalah gadis kecil yang mudah terluka. Dikatakan mirip dengan anjing bukanlah
hal yang mudah diterima begitu saja oleh anak gadis sekecil Jinri. “Hoaa,
aa-aku bukan anjing! Kalian jahaaat!”
anak-anak
perempuan mulai khawatir melihat Jinri dengan wajah semerah itu dan air mata
yang membanjiri wajah kecilnya. Mata jinri terus terpejam dan menangis nyaring,
air mata tak henti-hentinya keluar sedangkan beberapa anak laki-laki masih
mengolok-oloknya.
“Hiks,
kalian... NGIIIIK”
Semua
tiba-tiba terdiam mendengar suara itu. Taman bermain yang awalnya gaduh oleh beragai
suara kini tiba-tiba menjadi sunyi.
BLUK, Jinri jatuh
terkapar di tanah. Sekumpulan anak-anak kaget melihat Jinri yang terjatuh
dengan wajah pucatnya.
“eomma,
NGIIIIk eomma NGIIIKK.” Jinri kecil merasakan sesak nafas itu datang lagi
menyerangnya, ia tak bisa menghirup banyak udara. Kapasitas oksigen dalam
paru-parunya menipis.
“di-dia mulai
bernafas seperti anjing! Aku takut dia mengerikan!”
“ayo kita
pergi dari sini!”
“Kajja!”
Sekumpulan
anak-anak itupun lari terbirit-birit meninggalkan Jinri yang tergelepar di
tanah. Taman sunyi itu tidak menyisakan satu orangpun untuk dimintai tolong.
Sesak nafas Jinri semakin menjadi-jadi, ia menggeliat di tanah karena tak dapat
menghirup udara. Dipukul-pukulnya dadanya dengan kuat. Satu kata yang selalu ia
ingat saat keadaan seperti ini...
“Eomma...”
Tiba-tiba
tangan kecil terjulur di hadapan wajah Jinri. Tangan itu membawa sekantong
kertas dalam genggamannya. “gadis kecil cepat pakai ini. Bernafaslah disini
dengan mulutmu, palii.”
Jinri berusah
meraih kantong kertas itu, Jinri hanya menuruti perintah anak laki-laki itu
yang kelihatannya jauh lebih tua dibanding Jinri. Jinri dengan cepat mencoba
bernafas dikantong itu dengan mulutnya mengikuti intrupsi anak asing di
hadapannya yang sedang menatapnya khawatir. Setelah beberapa menit, Jinri mulai dapat merasakan saluran
pernafasannya terbuka kembali. Perlahan Irama respirasiya mulai membaik. Ia
dapat memasukkan oksigen lagi ke dalam paru-parunya.
Namja kecil
dihadapan Jinri tersenyum lega saat melihat dada Jinri tak lagi naik turun
dengan hebohnya. “kelihatannya sudah membaik. Gwenchana?”
“Gwe-gwenchanayo...
gamsa hamnida...”
“gadis kecil,
kenapa kau menangis di tempat seperti ini? Apa kau tak takut sendirian?”
“aku ingin
bermain, tapi tak ada yang ingin bermain denganku.”
Namja yang kira-kira
duduk di bangku sekolah menengah itupun terdiam saat mendengar jawaban polos Jinri.
“jangan sedih, mulai sekarang aku akan jadi teman bermainmu? Arachi?”
“Mwo? Jinjja?
Aku tidak akan kesepian lagi?” Jinri tersenyum lebar dengan wajahnya yang masih
basah karena airmata. Itu pemandangan yang sedikit aneh memang.
“Ne, siapa
namamu?”
“Choi Jinri
imnida!” jawab Jinri antusias. “namamu?”
Namja itu
tersenyum manis. “kau harus memanggilku heechul oppa karena aku jauh lebih
tua.” Namja bernama heechul itu merapikan rambut Jinri yang berantakan dan
dipenuhi debu tanah. “ini sudah senja, ayo oppa gendong buat pulang ke rumah.”
“Yeee!” Jinri
memekik gembira saat heechul menyodorkan punggung lebarnya untuk Jinri peluk.
Sepanjang jalan menuju rumah Jinri, mereka asyik bercanda. Heechul tahu benar
bagaimana cara membuat anak gadis sekecil Jinri tertawa terbahak-bahak. Hingga
keduanya sampai di halaman luas dengan rumah megah dengan desain western. “oppa! Ini rumahku! Baguskan?”
Heechul
merendahkan tubuhnya agar Jinri dapat turun dari punggungnya. “Lumayan.
Pulanglah, gadis kecil ini harus mandi karena ia sudah bau.” Olok Heechul
seraya mencubit gemas pipi empuk milik Jinri.
“aahahaha. Ne
oppa, bye-bye!” Jinri melambaikan tangan pada Heechul seraya berlari menuju
pintu rumahnya, meninggalkan Heechul yang masih berdiri di posisi semula
memastikan gadis kecil yang ia bawa benar-benar masuk melalui pintu rumah gandanya
yang besar itu.
“anak aneh ya?”
Heechul menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Sekarang dia punya teman. Anak seorang
mafia yang diajuhi orang, aku teman yang cocok untuk anak itukan? Kkkk~~”
Heechul tertawa renyah dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Saat Jinri
memasuki rumah besarnya, ia hampir mati karena kaget. Sosok wanita dengan
rambut yang di sanggul tinggi dan warna lipstick merah menyala di bibirnya
membuat mata siapa saj yang melihatnya akan merasa sakit. “e-eomma?”
“matamu
bengkak.”
“tadi debu
masuk ke dalam mataku eomma.”
“Bohong!!”
GREEP, wanita
yang disebut Jinri eomma itu mencengkram keras tangan Jinri dan menariknya
dengan kasar, tubuh kecil Jinri dengan
mudah terbawa oleh energi yang menarik lengannya. Kini wajah eommanya hanya
berjarak sekilan dari wajah kecil Jinri. Jinri dapat melihat jelas mata tajam
milik eommanya.
“Choi Jinri...
eomma tidak akan memukulmu kali ini. Eomma ingin bertanya, kenapa belakangan
ini kau sering sekali menangis eoh!? Apa kau lupa dengan apa yang eomma bilang
tentang menangis!?”
Cengkraman
tangan Eomma Jinri semakin kuat, Jinri hanya dapat meringis merasakan sakit di
lengan kecilnya. “Menangis hanya membuatku semakin lemah.” Jawab Jinri dengan
suara bergetar.
Eomma Jinri
melepaskan tangannya dari tubuh Jinri “bagus jika kau ingat. Jangan biarkan
orang lain melihatmu seperti orang lemah yang menjijikan. Kau harus kuat,
tunjukkan kau lebih kuat! Arachi?”
“a-araseo
eomma.” Jinri mengelus-elus lembut bekas cengkaraman eommanya yang menyakitkan,
berharap sakit itu segera hilang.
Eomma Jinri
melihat perilaku Jinri dan wajahnya
yang ketakutan “Apa itu sakit? Ooh... mianne aegy...” wanita
itu memasukan Jinri dalam pelukannya. Jinri balas memeluk tubuh langsing
eommanya, Jinri menghirup dalam-dalam aroma tubuh wanita yang sedang memeluk
dirinya. Ini aroma parfum mahal, dan Jinri suka sekali memeluk dan menghirup
aroma tubuh eommanya.
“Aigoo, anak
eomma bau sekali. Sekarang Jinri mandi, setelah itu Jinri makan yang banyak.
Kita akan ke rumah klien eomma. Kau harus ikut agar saat besar nanti kau bisa
sukses seperti eomma. Arachi?”
“araseo
eomma.” Jinri menerima tepukan lembut dikepalanya. Inilah mengapa orang-orang
menyebut eommanya aneh. Karena ia sangat-ssangat tempramental . Mudah marah
tapi mudah membaik. Tapi apapun yang dilakukan wanita itu terhadap Jinri, ia
sangat-sangat mencintai eommanya. Kesepian yang Jinri rasakan, akan terbayar
lunas hanya dengan satu kali pelukan hangat dari eommanya.
FLASHBACK END
********
“Eomma...”
“Nyonya...
irreona, kita sudah sampai.”
‘HAH? What
the..’ batin Jinri saat mendengar suara pria tak dikenal memintanya untuk
bangun. Ia dengan cepat membuka kedua kelopak matanya. Betapa kagetnya Jinri
saat menyadari dirinya tertidur dan mengigau di dalam taxi itu. Jinri
mengelus-elus tengkuknya “ah, ternyata hanya mimpi.”
“Nyonya, kau
tadi bergumam dalam tidur.” Ucap supir taxi itu ramah sekedar ingin memberi
tahu.
“Aish, ini
memalukan. Mianne.” Jinri melirik digital argo
dan memberikan beberapa lembar uang dari dompet mahalnya. Ia segera
keluar melalui pintu mobil dan berjalan cepat menuju apartemen miliknya bersama
Minho. “Aku memimpikan masa kecilku yang aneh. Uuugh, keliatannya aku
benar-benar lelah hari ini.”
******
Malampun tiba,
kegelapan datang tapi tidak untuk kota Seoul yang selalu dipenuhi cahaya lampu
dari berbagai bangunan, semua orang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing
termasuk Minho.
Minho terlihat
serius menatap layar laptopnya. Sesekali ia menyeruput secangkir susu hangat
yang disiapkan Jinri untuknya. Susu? Ya, Jinri takkan pernah membiarkan Minho
terlalu banyak minum kopi, terlewat protektif memang.
Jinri duduk di
tepi ranjang king size mereka. Memperhatikan punggung pria tercintanya yang
sedang serius membuat laporan presentasinya. Jinri menampikan seulas senyum
kecil di bibirnya, ia pikir Minho bahkan terlihat tampan walau dilihat dari
belakang. Minho memang tampan, sangat tampan, tapi ada ribuan pria tampan
diluar sana. Kenapa Jinri harus memilih Minho? memilih Minho dan mengklaimnya
sebagai tempat terakhirnya untuk bersandar. Jinri takkan pernah menduga ia akan
kehilangan tempat bersandarnya. Besok... semuanya akan berakhir. Hubungan sulit
yang Jinri pertahankan karena rasa cintanya yang meluap-luap selama 2 tahun,
harus ia akhiri besok. Apa Jinri bisa?
‘oppa, apa aku
bisa melepaskanmu? Ini tidak mudah. Rasanya, seperti aku bersiap-siap untuk
mati.’ Jinri terus-menerus bertanya dalam hatinya. Ia benar-benar belum siap untuk tidak bicara
dengan Minho lagi, mendengar suara Minho lagi, bahkan hanya untuk melihat Minho
lagi.
‘Aku ingin
diberi kesempatan seminggu saja hanya untuk melihatmu oppa, bolehkan?’ percuma,
pertanyaan itu takkian pernah keluar dari mulutnya. Sebutir tetesan air mata
mengalir dari pelupuk mata Jinri. Ia benar-benar merasa sakit malam ini. Jinri
melipat kakinya dan memeluknya erat. Menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya
yang tertekuk.
‘Aku... apa
yang harus aku lakukan?’
“Jinri-ya?
gwenchana?” suara bariton Minho membuat Jinri terhenyak dan mendongakkan
wajahnya. Ternyata namja tampan yang mengenakan kaos putih polos itu sedang
menatapnya dengan heran, masih ditempatnya semula dengan jari-jari yang tak
pernah lepas dari keyboard notebooknya.
“gwenchanayo
oppa...”
Minho
menautkan kedua alisnya saat menatap wajah Jinri, “Kau... menangis?”
“Mwo?
a-aniya... aku ngantuk sekali oppa. Hoaaam.” Ya, akting Jinri lumayan bagus
untuk menipu Minho. Jinri tiba-tiba tersadar, malam ini seharusnya bukan ia
habiskan untuk merenung dan meratapi nasibnya dengan tangis. Ia harus membuat
malam ini sedikit berkualitas. Make a quality time! “Kapan presentasinya oppa?”
“lusa
chagiya...” Minho kembali berkutat dengan notebook di hadapannya.
“Mmm, maukah
kau menemaniku berjalan-jalan ke taman sebentar saja?”
“Mwo? ini
sudah larut malam. Lagipula ini bukan cuaca yang baik untuk berjalan-jalan. Kau
sebaiknya tidur, besok kau masuk kerja.” Minho bicara tanpa menoleh pada Jinri.
Jinri
menggembungkan kedua pipinya saat mendengar jawaban Minho. “Yaak... apa laptop
itu lebih menarik dibandingkan aku? Apa kau tidak muak menatapnya selama
berjam-jam?”
“Hn.” Jawab
Minho singkat padat dan tidak jelas.
“Tsk!” Jinri
tak berkutik. Apa yang akan ia lakukan sekarang? Tiba-tiba bibir gadis berkulit
putih itu mnyimpulkan senyum licik, kelihatannya ia punya ide luar biasa untuk
membuat Minho mengalihkan perhatian dari laptop berharganya itu. “Aiiigoo...
kenapa badanku terasa lengket begini? Aish, aku harus mandi.”
Jinri
melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi. Sedangkan Minho masih asyik
mengerjakan laporannya. “kau akan menyesal karena telah mengabaikankanku Choi
Minho...” desis Jinri Masih dengan senyum aneh di wajahnya.
Hampir 10
menit Jinri berada dalam kamar mandi dan ia belum selesai juga.
“AAAAAAA!!!!!!!!”
Minho refleks berdiri dari bangkunya saat
mendengar lengking teriakan Jinri dari kamar mandi. Minho tanpa pikir panjang
berlari dan membuka pintu kamar mandi tanpa mengetuk lagi, ia benar-benar
khawatir sekarang. “Jinri-ya! waeyo?”
“O-oppa!!”
Jinri yang masih mengenakan handuk berlari memeluk Minho “Oppa! ada tikus
disana!” Jinri menunjuk sembarang ke arah lantai.
“Tikus?
Bukannya di apartemen ini tidak ada tikus?”
“Ada! Tadi aku
melihatnya! Aku takut.” Jinri mengeratkan pelukannya pada Minho . Jinri bahkan
bertanya pada dirinya sendiri, sejak kapan ia begitu takut dengan tikus sampai
memeluk seorang pria sekencang ini? berlebihan? Ah, tidak. Ini akting yang luar
biasa.
“sekarang
tikus itu sudah pergi. Kau sudah mandi kan? keluar dari sini kajja.” Minho
menyentuh pundak polos Jinri untuk melepasnya dari pelukannya bisa membuat
Minho kehabisan nafas. Minho menenggak ludahnya saat baru menyadari, tubuh
Jinri hanya ditutupi Handuk mini. Mengekspos dengan jelas sebagian kulit putih
ditubuhnya yang masih basah, membuatnya terlihat semakin...
Astaga, handuk
itu akan terlepas.
SET
Telapak tangan
Minho mendarat di dada Jinri.
KRIIIIK
KRIIIIK KRRIIIIIK
Tiba2 ruangan
kamar mandi itu menjadi sepi. Keduanya saling bertatapan, Jinri memasang wajah
datar sedangkan Minho sudah gelagapan.
“A-aku hanya
menahan handukmu agar tidak terjatuh.”
“Jinja?” jawab
Jinri dengan tatapan menggoda.
“N-Ne.
Sekarang perbaiki posisi handukmu. Palli.”
“Shiero.
Perbaiki sendiri.”
“Jinri jangan
menggodaku, kau akan menyesal.” Ujar Minho masih dengan tangan kakunya yang
masih memegangi handuk Jinri.
“Maksud oppa,
menggoda yang seperti ini?” CHUU~~ , kecupan singkat mendarat di bibir Minho.
“Ka-kau...
nakal sekali Choi Jinri. siapa yang mengajarimu bertingkah seperti ini?”
Jinri tersenyum
diperbaikinya posisi handuknya yang akan terlepas. Tangannya beralih
menggantung dileher Minho. “am I naughty? Bukankah itu juga keuntungan buatmu,
Mr. Choi?”
“sekali lagi
kuingatkan, kau akan menyesal Ms. Choi.” Ancam Minho seraya menyentuh pinggang
langsing Jinri yang masih terbelit handuk putihnya.
“Bisakah kau
tak banyak bicara Mr.Choi ? Aaa!” Jinri terperanjat kaget saat merasakan
tubuhnya melayang, ternyata Minho kini tengah menopang tubuh Jinri dengan kedua
tangan kekarnya.
“Kau... akan benar-benar akan menyesal Choi Jinri. Kau
sudah membuatku mengabaikan laporan presentasiku dan aku akan menghukummu(?).” Minho
keluar dari kamar mandi dan meletakkan
Jinri di atas ranjang mereka. “Mianne Jinri-ya, sepertinya kau tidak bisa masuk
kerja besok.”
“AHAHHAHA!”
Jinri tertawa lepas seraya memegangi perutnya saat mendengar ancaman Minho.
Minho ikut tersenyum kecil. Tangannya meraba-raba dinding di dekatnya mencari
tombol lampu di kamar mereka.
KETEMU, klek.
Minho menekan sisi lain tombol dan membuat kamar itu gelap total. Entahlah apa
yang mereka lakukan setelah itu. (karena gelap jadi author ga lihat #plaak)
inilah yang Jinri sebut dengan Quality time. Kamar apartemen ini, sudah menjadi
saksi buta cinta Jinri terhadap Minho. besok pagi, Jinri berharap keajaiban
datang dan membawa pergi dirinya dari masalah-masalahnya. Ia ingin tetap
bersama Minho, selamanya.
"Apa kau lupa dengan apa yang eomma bilang
tentang menangis!?”
“Menangis hanya membuatku semakin lemah.”
“bagus jika kau ingat. Jangan biarkan
orang lain melihatmu seperti orang lemah yang menjijikan. Kau harus kuat,
tunjukkan kau lebih kuat! Arachi?”
TO BE CONTINUED
buahahahahahha!!! eh, mian loh kalo ada adegan yang menurut kalian ga pantas, tapi author mau bawa reader kembali ke masa TTBY, beberapa adegan kek Sulli cuma pake handuk sama Minho ga sengaja megang dada Sulli kan pure dari ttby :3 . sekali lagi mian pake banget. Author cuma ngingatin juga buat reader jangan lupa follow ini blog yee.. jangan lupa komen juga pas abis baca. oke, maaf juga buat late update, maklum author lagi TUA *eh maksudnya author lagi UAS. bwhwhw, cuss! komennya ye! hidup Minsulians!! :D
Jinri eonni jgn ikut heechul oppa, jgn tinggalkan minho
BalasHapusLanjut thor lanjut
Penasaran ^^
Aaaaaaaah Eonn Horror kacooo nih masa mau misahin Minri sih >< itu knpa di awal meweeeeeek hikshiks... errrr tombol dimatikan itu proposal dikacangin lah akhirnya -_- next eonnnnnn
BalasHapusyah yah yah, masih kecil jgan ampe ketularan ama ajumma jojo kamu
Hapus#sayaJuga wkwkwkwwk
Aaaa jinri jangan ke london. Ntar minho gimanah u,u
BalasHapusLanjut thorr~<33
Lama nihh nunggu ff ini akhirnyaa di post juga :)
BalasHapusSebenarnya akuu kangen sikap polos Sulli di mirror :'(
Taping jinrinya juga kasihann,harus ke London,minoo nya ntar gimanaaa??
Nextttt!!!!
Huaaaa.. jinri, jgn tinggalin ming dong.. kasian tau, wlopun dibenaknya masih terbayang wajah sulli.. tp kalo kamu tinggalin, rasanya ming mati 2x..
BalasHapusIhh gereget, klo aku jd jinri, lebih baik mati mempertahankan kebersamaan dgn minho.. soalnya sakit bgt meninggalkan dan ditinggalkan yg dicintai itu, betul gak thor..??
Aaarrgg.. gak kuat pgn baca selanjutnya.. jgn lama2 y thor..
ahahaha kerenkeren
BalasHapuskeep writing!!!
Oke, ini author berhasil buat saya mewek di pagi butaaa. . Hueeeee. . Kasiaaan Ssul, Heechul juga kasian jadi anak mafia. . Sama2 gak punya temen. . (Tiba2 kangen Sulhee) tapi ujungnya bikin ngakak itu, proposalnya di cuekiiiin. . Ewwww. . Tapi masa Ming mao ditinggalin ama Sulhee . .??? Andweyooo. .>_<
BalasHapusini ceritanya seru pakek banget .... pengen baca chap 1 sama 2 nyaa ....
BalasHapusaaaaaaa ! *tutupmatamasangmukapolos*
BalasHapusawalnya tegang akhirnya lucu :D jadi bermacam2, bikin penasaran xD hihi
lanjut min
Chapter three~
BalasHapusahhh.. complicated. Jinri plisss jangan melakukan sesuatu yang bodoh.. yang pada akhirnya hanya akan menyakiti dirimu dan juga Minho. Mafia.. Jadi apa Jinri akan benar" ninggalin Minho? akan lebih baik jika dia bisa menceritakannya! dari pada harus ke LN dan selamanya pulaa... ahhh poor ours MinRi.. why they love so complicated? ohh.. auhtornim lets fate bring them together :D
Jinri.. hanya ingin berdua dengan Minho.. apa itu artinya ia telah memutuskan untuk pergi? huft..
so..so.. what they doing.. in the dark? ahhh plisss don't let me think it.. kekeke~ naughty me XD
This.. so sad and funny at the same time authornim.. keep writing and always keep spirit^^
thankyou for this chapter~~
daebak,,next nya ditunggu
BalasHapusoooo ini yg lu bilang pg 17 ???? boleh lahh wkwkkwkw
BalasHapushuhuhhuhuhuhu parah ni author jgan buat gw nangis lgi donk ama FF lu, aishhh huaaaaaaaa , jgan pergi donk itu jinrinya
Mirornya mana , koq ngak muncul2????? next kpan??????????
Bhahahaha. . Nanti kalo mirrors nya muncul, ada yg mati lagi typo. . XD sabar bisa keleees. . Tumben telat komennya. . :p
Hapuskata authornya ngak ada yg mati lagi eon com, awas aja ampe mati lai, sana teroro tuh author wkwkkw
Hapusngak tau tuh, padahal saya buka blog jm 4 pagi tadi
preketek lah lu typo,,,
Hapusweeekkkk :-p
preketek apaan sih ajumma :P
Hapusbagian terakhirnya kurang dilanjutin tuh(?)
BalasHapuswkk kasian ssul nya, mingnya juga sih, ga tau apa apa ehh tiba-tiba udah mau ditinggal gitu aja D: ffnya makin kereeen
pokoknya aku request mirrors 2 harus happy ending, jangan kayak yang season 1 kemaren kkk~ next eon
Oh no jinria jgn blg km akan prgi ninggalin minho oppa,,, huhuhu
BalasHapusAduhhh thorr greget nih,mending si ming ikut ke london ajja sihhhh *ngaco*
BalasHapusYaudah deh no comment buat part ini
Pengen liat TTBY >_<
Kajja di next neee
Semoga ujian lancar.... Ne thorrr
huaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh devinaaaaa :-O
BalasHapusternyata masa kecil jinri pahit banget, sama heechul juga, sama2 gag punya temen, akhirnya mereka berteman sampe gedhe,
hiks tapi jangan pisahin Minri plissss,,, percintaan masa lalu mereka udah menyedihkan ming (di tinggal sulli meninggal), sulli (menderita jadi pacar mafia)
ijinkan mereka bahagia dev :-(
deg2 ser baca ming ama ssul lagi quality timenya mereka, :-*
Lanjut dev :-)
Pait kaya lo jo. Wakakakaka. XD dasar yadooong, quality time an segala.
Hapuspretttt sok sok an ketawain orang suka yadong ternyata dia juga :P , huahahha ajumma pait
Hapuskalian nistain gua lagi di komen blog
Hapuskenapa kalian slalu mengacau #lebay
udah lah sesama yadong juga kerja sama lah,
apaan ncom ane manis kagak pait :-p
sesama yadong
Hapuswekkkkkkkkkkk :P
Omg. Lucuu banget thor,ternyata sulli berani yaawkwkkw. Semoga sulli bisa keluar dri masalahnya dan gak terpisah sama minho. Lanjut ya thor,dituggu:)
BalasHapusMamah nya sulli kejam :( tapi kok malah sulli ikut2an dikejar2 mafia sih? Seharusnya kan sulli tenang2 aja sama minho... Lanjut ya thor ditunggu :)
BalasHapuskshn minsul. apa sulli bakal ke london beneran? semoga tdk . :(
BalasHapusAkhirnyaaa di post jg chapter 3 nyaa inii. Jinri yaaa, mulai" goda" minho hahahaha. Daebak minn!(Y) goodluck buat UAS nyaa! :D nexttt ;)
BalasHapusNext, kasihan sulli eonni harus ninggalin minho oppa dan harus ikut heechul oppa
BalasHapusHuuuaaaaa....
BalasHapusMasa kcil jinri sdih banget, tp untung ada heechul yg mw jdi tmennya...
Kkkkkk....awalnya mewek, tp blkangx jdi ngakak sprti itu xD...chap ini bner2 keren.
Dan si jinri jgn smpek ninggalin mino oppa dong, gmn mino oppa nanti klo ditinggalin k London ?
Wahh...skali lagi aku bilang, chap ini bner2 daebakk..
Jgn lama2 next chap-nya ya thor..:)
Aargh... gak bisa bayangin, haha. Entah kenapa tiap baca MIRRORS II ini feelnya ttep aja ke MIRRORS I. Ceritanya beda bgt, kog Minho oppa semakin nakal gitu, haha. Jadi keinget ma Choi Sulli yg lugu n polos, hiks. Dan sepertinya blm dpet gitu hubungannya dg cermin, hehe. Tapi keren kog thor, mungkin ini cm perasaanku aja. Ttep dilanjutkn pokoknya, hehe. Eh tpi Btw, ni jadi bkn Minsul ya? jadinya Minri, kkk. tapi ttep keren, author ttep yg terbaik. he.
BalasHapusAgen mafianya spa sih eon penasarn bngt hihii , knpa fto jinri hrus d coret ?
BalasHapusMngkn gak klo jinri k london bsok siang sma heechul ? #sok tau ya eon ak hehe (abaikan)
Yak minho nakal eon wkwkwk
Lanjut ne eon penasaran sma mafianya spa hehe
jinri jangan ninggalin ming donk!! T.T poor ming uda ditinggal mati ssul, n' skrg ditinggalin jga ama jinri. gak bisa byangin gimna prasaan ming oppa saat jinri pergi bezoknya. T.T
BalasHapusnext saengie~ fightingg!!
Makin seru,makin penasaraaan :)
BalasHapusSulli bakalan jadi gg yaa ninggalin minho :(
Lanjuut saeng,daebaak (y)
Fightiing ne^^
wah makin seru nih
BalasHapuslanjut thor
Duuh.... Lama nih nunggu ff nya tiba2 ada tulisan 'TO BE CONTINUED' arrgh.... Eonni, jangan pisahkan mereka ya, ditunggu next chapnya:v
BalasHapusperpisahan? adegan terakhir errrrr ENCE ne!
BalasHapusKyaa.... Sulli eonnie kasihan u,u
BalasHapuscoba saat itu Sulli eonnie gak ketemu Heechul oppa :(
tapi semuanya terlambat
Moga ucapan supir itu terkabul mudahan Sulli eonnie dapat keajaiban untuk menghilangkan nasib sialnya itu
huaahh . . . andwee. Jinri jgn tgglin Minho dong.
BalasHapusadegan trakhir :D
eonni mian, bru baca ff.y :) "next ya eon, tpi jgn klamaan ^^
Lanjuuuut yaaa , mungkin kalau gak disensor lucu nih wkwk
BalasHapusHahaha ngakak baca part ttg merekaa :D wqwq :P hahaha noh yadong kurang banyak eon :v *mwo *plaakk
BalasHapusSsul jadi ke london sama heechul?
Daebak eon. Baguus bgt ffnya. Next nee palli palii :)
yah jinri eonni mau dpshin ama minho oppa, ksian minhonya hrus ditinggalin sulli eonni dua kali (berhubung keduanya sama) hehe. Tpi jinri eonni bisa aj ya, ampek buat minho oppa glagpan kyak gitu kekeke, lanjut eon dan gomawo udh post..........
BalasHapusparahh!!! segitu ketakutannya bgt ya jinri eonni,, sampe" hp bisa lngsung jatoooh gitu -_- mahal taoo
BalasHapuskalo ku sih mnding banting yg lain ^eeekh curcol #skiip
yaaaah memang sih klo cinta mau diapain jga cinta,,
mamah jinri eonni aneh bgt sifat'a #ggidig ngeri,,kaboor
ksihan bgt jinri hdupnya sulit bgt
BalasHapuslanjut thor jgn klmaan ngpostnya
lanjutan mirrir seru banget... ditunggu nih chapter slanjutnya
BalasHapuswoww panas nih hihiihi
BalasHapusiya ih aku juga jadi bayangin minsul di ttby wkwkk
BalasHapusduh sulli gatau apa kalo musuh gengnya heechul udah tau kalo minho juga deket sama sulli ;_; minho juga terancam :( aaaak thor ini tamatnya nggak lamaan kan? nggak bisa ngebayangin sulli jd ninggalin minho :(
Jinri jgn pergi donk. Kasihan minho.bagus min ttp semangat
BalasHapuskashihan minho mau ditinggal sama jinri.....
BalasHapusapa yg terjadi dgn jinri smp hnya jatuh gtu next!
BalasHapusWah wah
BalasHapus