True Love in Makawanisy [Chap 10]

 

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 10]

 

Author : Dhecy Chyminh

 

Choi Minho | Choi Sulli | Kwon Yuri | Kim Jongin | SMent Other Member

 

Lenght : Chaptered

 

Rate : 15

 

Genre : Romance, Comedy, Sad

 

~MINHO POV~

 Hari ini adalah jadwal ku untuk mengunjungi pabrik pemasaran, aku tidak tau tindakan bodoh sejenis apa yang ku lakukan ini. Membawa sulli yeoja saiko itu untuk ikut serta dengan ku sebagai pengganti sekretaris itu. Sekeretaris yang sangat agresif, dan lihatlah karena keagresifannya itu ia celaka, tumit sepatu nya yang hampir sama dengan tinggi tiang bendera itu patah.

Karena merasa tidak ada waktu lagi, akhirnya aku memutuskan untuk membawa yeoja bernama sulli ini ke pabrik pemasaran, guna ku membawanya agar di tempat itu nanti ia bisa menjadi tangan kanan ku.

Namun yang membuat ku bingung sekarang, kenapa aku tidak membawa karyawan wanita lain saja yang pendidikannya jauh lebih matang dari si saiko ini.

Ah entahlah, akhir-akhir ini otak ku selalu mengambil tindakan se enaknya sendiri. Baiklah, aku anggap ini pengalaman baru. Meluncur ke pabrik pemasaran dengan seorang office girl.

 

“Sebenarnya aku ini mau dibawa kemana?” yeoja itu mulai mengeluarkan suaranya setelah 15 menit berada diperjalanan ia hanya diam dengan muka inoncent nya.

“pabrik pemasaran”

“tempat apa itu? Apakah sejenis pasar yang banyak terdapat pedagang di dalamnya? Lalu atas tujuan apa kita kesana? Kau tidak malu datang kepasar dengan stelan jas seperti itu? Sudahlah lebih baik kita ke Mall saja yang lebih canggih”

Ckckck apa yang ia pikirkan? Sebodoh itu kah dia. Sudah jelas-jelas aku katakan pabrik pemasaran, kenapa jadi ke Mall . Dia pikir pasar yang ku maksud ini pasar ikan dan sayuran. Hohhh sepertinya aku benar-benar salah membawa orang, ya ampun aku bahkan lupa dia itu SAIKO.

“Bagaimana?? Kau setuju? Aku juga ingin mencuci mata, yaaa walaupun hanya sekedar melihat lihat. Aku ingin tau fashion apa yang sedang musim sekarang. Ini ide yang bagus bukan?” tanya nya lagi sambil melempar senyum padaku, giginya itu sudah terlihat berjejer rapi di iringi eye smile yang terbentuk dengan sangat imut di kedua mata sipitnya. Andweee ku ralat ucapan ku barusan, tanpa kata imut.

“Bisakah kau diam? Atau kau mau aku turunkan disini?” ucapku dengan nada ketus.

“hmmm mian ne... karena aku terlalu berisik. Niatku hanya ingin memberi tahu saja , aku tau dimana mall yang bagus untuk belanja, aku tau tempat makan yang enak di Mall itu, kalau kau tidak setuju dengan pendapat ku it’s oke, mungkin kau mempunyai hobi menjelajahi berbagai jenis pasar di korea ini, atau bisa saja diseluruh dunia, itu merupakan hobi yang bagus. Tapi kenapa tersalurkan pada mu ya? Padahal kau itu namja, PRESDIR lagi. Hahhhh aku saja yang seorang yeoja dari kalangan biasa tidak suka kepasar, memangnya nanti kau mau membeli apa, sayur? Ikan? Daging? atau hanya untuk sekedar melihat lihat? Haha lucu sekali, aku ingin menyaksikanmu langsung seperti apa di pasar itu, seorang presdir dengan stelan jas mahal jalan-jalan kepasar haha kau benar ben...”

 “DIAMMMMMMM” ucapku dengan nada tinggi. Seketika itu juga ia menghentikan ucapanya dengan raut wajah terkejut dan kaku. Kenapa dia bisa berbicara begitu cepat ? apakah dia mempunyai paru-paru ganda? Mengucapkan kata sepanjang itu dengan nafas yang masih normal.

“Makanan pokok mu itu apa sebenarnya? Apa kau mempunyai cacat pada lidah mu? Bisa berbicara seperti itu. Sadarkah kau siapa lawan bicara mu sekarang? Aku ini atasan mu, PRESDIR MAKAWANISY OF THE LITARY WORKS. Tidak akan ada namja yang tertarik untuk menikahi mu jika cara berbicara mu seperti itu” ucapku panjang lebar, lihatlah wajahnya sekarang sudah terlipat 8. Antara ketakutan, ngambek, malu, bercampur jadi 1.

“Mi-mianhe aku Cuma ma..”

"Aku bilang diam” ucapku lagi kembali memotong ucapanya .

Benar-benar pengalaman buruk berdua dengan yeoja saiko ini dalam 1 mobil.

“ Arraseo ” aku mendengar kata itu keluar dengan nada sangat pelan di tengah ia menundukan kepala. Baiklah suasana hening seperti ini jauh lebih baik, perjalanan menuju ke pabrik pemasaran cukup jauh.

Dari kantor menuju tempat itu harus di tempuh sekitar 2,5 jam. Dan saat ini belum ada separuh perjalanan yang ku tempuh.

 

Drttttttt....drttttttt..... sumber getaran itu berasal dari i-phone ku. kulihat di layar tersebut tertera kata “APPA”.

“Yeobseyo appa” ucapku dengan nada ramah.

“Kau dimana?”

“Di perjalanan mau menuju pabrik pemasaran” ucapku menjawab pertanyaanya.

“Bagaimana bisa kau pergi ketempat itu jika dokumen penting untuk mengetahui jumlah buku yang telah menyebar di pasaran tertinggal di meja kerja mu” dengan segera aku meminggirkan mobilku dan meremnya mendadak. Sepertinya yeoja saiko itu terkejut tapi ia tak berani mengeluarkan suara.

“MWOOO?? Jinja? jadi aku belum membawanya?”

“Lebih baik kau pulang dulu kerumah, setelah itu baru kembali ke pabrik pemasaran. Jika tidak ada dokumen ini, bagaiman bisa kau mengeceknya dengan benar nanti."

"Tapi appa, ini sudah sangat jauh dari rumah. Apakah tidak bisa besok saja aku kunjungi pabrik pemasaran itu” ucapku dengan nada memelas berharap orang di seberang sana menjawab NE GWENCHONA.

“Tidak bisa. Kau harus tetap kesana hari ini juga” begitulah ayah ku, selalu menjadikan segala sesuatu dengan kedisplinanya. Ia enak-enak saja mengendalikan ku dari rumah. Kalau saja bukan karena rasa sayangku yang terlalu padanya, aku lebih memilih untuk tinggal dan mencari wanita sebagai pendamping hidupku di LA.

“Ne... araseo aku kembali” panggilan itu pun terputus, ku lirik sekilas yeoja saiko itu.

 

Sepertinya dia menurut untuk tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Aku memutar balik mobilku untuk menuju kerumah, seandainya saja dokumen itu tidak tertinggal. Tidak akan ada acara boros waktu seperti ini, pulang hanya untuk mengambil berkas penting.

“Heh... nanti kalau appa ku tanya kau siapa, jawab saja kau itu sekretarisku. Dan jika dia bertanya tentang seragam office girl mu itu, kau bilang lagi, blezer mu tersiram teh di kantor tadi. Mengertikan?” aku mengajarinya bersandiwara, namun ia tidak menjawab sama sekali.

“Kau dengar tidak apa kataku?” masih tidak ada jawaban, yeoja ini benar-benar membuat darah ku naik. Kulihat ia dengan tatapan tajam, ia hanya melihatku dengan mata sayu.

“YAAAA.... dengar tidak apa kataku? Kenapa kau diam saja. Aku ini bertanya dan memberi tau, kau seharusnya menjawab”

“Tadi katanya aku tidak boleh bicara” jawabnya dengan nada takut. Lama-lama mental ku bisa rusak menghadapi yeoja saiko ini.

"Kalau aku tanya kau harus jawab bodoh. Kau di ajak bicara diam. Disuruh diam malah berbicara. Sebenarnya manusia atau siluman kau itu”

“KALAU AKU SILUMAN AKU AKAN MEMBUNUH MU SEKARANG”

“MWO???”

“Ani... nanti aku akan bilang aku sekretaris mu di depan appa mu nanti” jawabnya lagi sambil tersenyum polos.

Haishhhhh..... sudah jelas-jelas bukan itu yang di ucapkanya pertama kali tadi. Cukup minho, ini adalah resiko mu berani membawa yeoja bermulut beo keluar bersama.

~AUTHOR POV~

1 jam kurang akhirnnya minho sukses sampai ketujuan, yaitu rumahnya. Sulli yang melihat bangunan luar biasa itu hanya bisa bengong tanpa suara. Ia tidak tau sekarang di hadapanya itu rumah atau istana yang seperti dalam cerita dongengan ibunya dulu.

“Cepat turun” ucap minho dengan nada memerintah. Sulli pun menurut dan membuka pintu mobil untuk keluar. Matanya masih terpukau dengan apa yang ia lihat saat itu.

“Heh. Ingat jika appa ku bertanya, jawab seperti yang ku ajarkan tadi ya”

“Ne...” jawab sulli singkat. Akhirnya lalu keduanya pun melangkah untuk masuk ke dalam rumah besar itu.

“chogiyoooo.....” teriak minho begitu sampai di dalam.

Sementara sulli kembali membuka lebar matanya untuk menyaksikan apa yang ia lihat, beragam perabot mahal mengisi rumah besar itu. Interior ruanganya sangat minimalis, dan modern sekali.

“Appa.. odiseo?” minho kembali berjalan menelusuri ruangan itu untuk menemui ayahnya.

"Disini” ucap seorang lelaki paruh baya yang tengah duduk santai sambil menikmati teh panasnya.

Dengan segera minho menghapiri lelaki itu, begitu juga sulli yang mengekor di belakang minho.
“Mana berkas nya appa, aku harus segera kembali sebelum sore datang” ucap minho terburu buru. Sedangkan tatapan appa minho malah mengarah ke pada sulli, ini kali pertama minho membawa yeoja kerumah.

“Tidak usah terlalu terburu buru namja choi” ucap lelaki paruh baya itu dengan tatapan bersahabat.

Tapi tatapanya itu kembali lagi mengarah kepada sulli, sadar dengan hal tersebut sulli membungkukan badanya 90 derajat.
"anyeong haseyo” ucap sulli dengan hormatnya.

“kau siapa nak?” tanya namja bernama Choi yun gyeom itu lagi, minho langsung menatap tajam sulli seolah ingin mengatakan “jawab sesuai ajaran ku tadi”. Sulli pun dengan takut kembali tersenyum.

"Nama ku Choi Sulli”

“Choi? marga mu Choi?” Sulli hanya mengangguk mendengar pertanyaan lelaki paruh baya dihadapanya.

“Apakah kau salah 1 pekerja dari MAKAWANISY?” sulli kembali mengangguk.

“Tadi kata Minho-shii aku ini adalah sekretarisnya ajjushi” ucap sulli dengan jujurnya dan memasang wajah polos, sedangkan minho telah keringat dingin mendengar perkataan yeoja itu.

“Mwo sekretaris? Tapi aku kenal seragam yang kau pakai itu adalah seragam office girl”

“Tadi kata Minho-shii, aku harus mengatakan blezer ku ketumpahan teh”

Gleeeek namja bernama minho itu sudah mulai sport jantung mendapat tatapan tajam dari appa nya.

“Kenapa dari tadi kau menjawab harus dengan KATA MINHO” tanya Choi Yun Gyeom lagi.

"Minho-shii sudah mengajariku untuk mengucapkan itu pada mu ajjushi, jadi aku sudah menyampaikanya sekarang NE”

Merasa di bohongi, Choi Yun Gyeom kembali menatap anak semata wayangnya itu dengan tatapan mematikan.

“Jadi sebenarnya kau itu Office girl?” namja paruh baya tersebut kembali memasang wajah ramahnya kepada sulli. Yeoja itu hanya menganggukkan kepala 2 kali.

“Sebenarnya iya. Tapi kata Minho-shii aku harus bilang aku ini Sekretarisnya” choi yun gyeom hanya tersenyum mendengar ucapan sulli dengan tampang yang sangat jujur, setelah itu ia kembali meliriik minho seolah olah arti lirikanya itu adalah “AWAS KAU YA"

“Haisssssh paboooooo pabooooo paboooo. Aku memang menyuruh mu untuk mengatakan itu sulli saikooooo, tapi tidak dengan menggunakan embel-embel KATA MINHO-SHII. Kenapa kau bisa sebodoh itu sih? Atau kau sengaja mengerjaiku? Ya Tuhan, kenapa kau ciptakan yeoja seperti dia” batin minho dalam hati dengan keringat dingin yang mulai mengalir deras di dahinya.

“Ah appa, kami harus segera pergi sebelum sore” minho mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kemudian ia dengan segera meraih sebuah dokumen merah di atas meja tepat di depan Choi Yun Gyeom. Setelah mendapatkan dokumen merah itu minho segera meraih pergelangan tangan sulli untuk beranjak keluar.

“Changkaman...” minho dan sulli pun menghentikan langkahnya mendengar intruksi dari Yun Gyeom.

 “Wa-wa-wae appa?” jawab minho takut sambil menoleh.

 “Sulli-yaa, jika nanti Minho menyakiti mu atau mengancam mu, kau katakan pada ku NE. Karena anak itu sekarang sudah mulai nakal, dia sudah berani membohongiku” glekkk minho menelan ludahnya.

“Ne ajjushi” jawab sulli senang

karena sudah diperhatikan.

“Dan kau namja choi.... urusan kita belum selesai. Sudah pergilah sana...” tidak mau mendapat kemarahan ayahnya minho segera menarik sulli keluar. Mukanya sudah merah padam menahan marah, namun sebisa mungkin ia mencoba untuk mengendalikan.
Sesampainya di luar mereka kembali masuk kedalam mobil, Minho masih saja berusaha diam. Dengan cepat ia menancap Ferrari nya menuju tujuan awal. Mobil minho melaju sangat kencang sekali. Hal itu sukses membuat sulli ketakutan.

“YAAAA.... jangan terlalu cepat aku belum mau Mati” ucap sulli berteriak sambil ketakutan.

Namun minho tidak memperdulikan itu, ia sudah sangat sangat kesal karena sikap sulli yang terlalu jujur pada appa nya.

“YAAA MONSTERRRR AKU BILANG JANGAN CEPAT-CEPAT, AKU BELUM MENIKAH, AKU BELUM SIAP UNTUK MATI. APA LAGI MATI BERDUA DENGAN MU ANDWEEEEE” teriak sulli semakin kencang. Mendengar itu minho malah meminggirkan mobilnya dan me REM tiba-tiba.

“Fuiiih.... kau kenapa sih?” tanya sulli sambil mengatur nafasnua. Minho hanya menatapnya dengan pandangan mematikan.

“Kenapa kau jujur di depan appa ku kalau aku mengajarimu untuk bersandiwara hah?”

“Loh... aku hanya menuruti ucapan mu Minho-shii... kan kau yang menyuruhku mengatakan itu kan”

“Tapi jangan di beri tahu kalau aku mengajari mu seperti itu”

“Kenapa kau marah-marah? Aaaa kau mau aku adukan ke appa mu eoh?”

“Yaa.... ya bu-bukan begitu. Kau seharusnya tahu kalau aku. Ahhhh sudahlah lupakan, tidak ada waktu membahas ini” Minho kembali menghidupkan mobilnya sedangkan Sulli mulai siap-siap untuk menerima tancap gas dari minho yang sangat cepat.

“Jangan kencang kencang. Kalau tidak aku akan bilang ke appa mu kau menganiaya jantung ku” protes sulli dengan beraninya.

 

Sedangkan minho hanya mendengus kesal
“Kenapa dia yang mengadu? Choi Yun Gyeom itukan appa ku. Sebenarnya yang anaknya itu siapa sih?” batin minho kesal sambil mengurangi kecepatan laju pada ferarri nya.

 

TBC

 

 

Langsung 2 Chapter yaaa. Genapin 10 Chap. Mimin mao balesin komen ama periksa sekalian. Siapa aja yang rajin komen dari Chap 1-9 Komplit. :D ok. Tinggalkan Komen kalian.