True Love in Makawanisy [Chap 13]

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 13]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | Kwon Yuri | Choi Yun Gyeom

Genre : Comedy, Romance

Lenght : Chaptered

Rate : 15

~AUTHOR POV~

Hari itu sulli benar-benar menjaga Minho, mengurus segala sesuatu untuk kesembuhan namja yang tengah sakit tersebut. Setelah memberikan semangkuk ramen ia kembali ke dapur dan hendak bersiap diri berangkat kerja.

“Kau mau kemana?” tanya minho bangkit dari tempat tidur.

"Berangkat kerja. Kau lupa aku ini office girl?” ucap sulli sambil menyiapkan tas dan sepatu kets nya.

"Lalu aku?”

"Kau istirahat sajalah dulu disini, aku akan segera kembali setelah tugas ku selesai. Lagipula yang akan aku kerjakan itu nanti kan perusahaan mu juga, kau mau menggaku ku dengan bayaran buta. Lebih baik sekarang kau istirahat dulu NE” sulli berdiri setelah selesai memakai sepatu.

“YAAA.... KAU TIDAK BOLEH KERJA. PEKERJAAN MU SEKARANG HANYA MENEMANI KU SAJA DISINI, KAU ITU KAN KARYAWAN DI PERUSAHAAN KU, DAN AKU INI PIMPINAN MU. JADI TURUTI APA KATAKU” Minho berteriak teriak mengungkapkan kedongkolanya. Sedangkan sulli hanya bisa meringis ngilu pada kupingnya, suara minho barusan benar-benar tembus ke gendang telinga.

“Aku ini bukan gadis yang tuli. Tapi kenapa kau selalu bicara sekeras itu. Lama-lama di dekatmu pendengaran ku akan terganggu nantinya”

“Kalau kau mau tetap kerja pergilah. Tapi ingat. Selangkah saja kau keluar untuk berangkat ke Makawanisy, maka saat itu juga gaji mu kupotong selama 6 bulan” ancam minho dengan nada tegas. Mendengar itu sulli hanya bisa mendengus pasrah. Beginilah akibatnya, jika lawan bicara nya adalah choi minho namja tampan, kaya, dan selalu keukeuh dengan keputusanya.

~SULLI POV~

Ya Tuhan..... kenapa aku harus bertemu namja seperti ini. Bahkan sekarang dia berani mengatur hidupku, tujuanku kan baik. Aku ingin menjalankan kewajiban ku sebagai seorang office girl, aku ingin mendapat uang dengan jerih payah dan keringat ku sendiri , tapi kenapa si monster ini melarangnya.

“Kau masih tetap mau berangkat? Ya sudah pergi saja. Nanti aku akan segera mengurus 6 bulan kedepan gaji mu lenyap” ucap monster itu dengan wajah datar, rasanya aku ingin menarik mulut nya itu, lalu ku cabik-cabik dengan pisau daging, setelah itu ku rebus ia sampai matang. Dan terakhir ku lempar ia ke Planet Meptunus. Agar dia benar2 lenyap dari pandangan ku.

Baiklah, untuk yang kesekian kali nya aku harus menuruti ucapan monster ini, kalau gaji ku tidak di bayar 6 bulan bisa terlunta lunta hidupku. Tidak makan, tidak ada tempat tinggal, oh bahkan aku tak sanggup membayangkan itu semua.

Kulihat ia mulai beranjak untuk duduk di tepi tempat tidur kembali. Dan dengan langkah gontai aku membuka sepatu ku meletakannya pada tempat semula, begitu juga dengan tas yang baru aku sandangkan. Pasti sekarang ia tersenyum menang karena aku tidak jadi berangkat kerja, dasar Monster, kalau membunuh orang itu tidak dosa. Hari ini kau sudah mati di tangan ku. Aaaaaaa, I HATE CHOI MINHO.

“Wae? Kau mau membunuh ku?” ucap nya tiba-tiba dengan tampang innocent.

Omo bagaimana bisa dia membaca pikiranku, jangan-jangan dia mampu menerawang otak dan hati seseorang.

Enggan menjawab pertanyaan nya itu aku segera menuju dapur untuk beres - beres. Ku lihat ia mengekor di belakang, seperti ingin tau apa pun yang aku kerjakan.

Abaikan, seberusaha mungkin aku tidak mengajak nya berbicara. Karena kalau itu terjadi pasti ujung nya berkelahi. Ya tuhan... memang nya tidak ada orang lain yang bisa menggantikan posisi ku saat ini? Kenapa harus aku yang harus berada di bawah pimpinan seorang monster seperti namja jelek ini.

“Sepertinya kau memang takut tidak di gaji ya. Hehe bagus, apa pun yang aku perintah harus kau turuti karena aku pimpinan mu. Choi MINHO”

"Itu kalau di kantor besar mu. Di luar dari itu kau adalah monster, sekarang kau berada di rumahku? Wilayah kekuasaan ku. Jadi tolong berhentilah berbicara” jawabku kesal, sejak tadi rasa dongkol ini sudah membuncah ruah. Aku bahkan lebih suka dia sakit seperti tadi malam, diam, dan tidak berisik. Ia bahkan tak memperdulikan ucapanku, matanya menerawang setiap sudut flat yang ku sewa ini.

Baiklah, situasi seperti ini yang aku inginkan. Tenang, dan tidak berisik.

“Orang-orang yang ada di foto ini siapa?” pertanyaan itu berasal dari mulut Choi minho. Kulirik ia sekilas yang tengah memandang sebuah bingkai foto berukuran sedang. Dalam foto itu terpampang gambar keluarga ku yang masih lengkap, di ambil saat aku berusia 14 tahun.

“Mereka adalah orang-orang yang berperan penting dalam hidupku”

"Keluarga mu?” tanya nya lagi, aku hanya mengangguk tanpa suara. Jika sudah membahas 3 orang itu rasanya aku ingin menangis, dan aku tidak ingin monster ini melihatnya.

“Lalu... kemana mereka sekarang? Kenapa kau tinggal sendiri?” Sebenarnya sifat terlalu ingin tau dia itu di wariskan dari siapa sih? Orang-orang di luar sana sangat salah jika mengenalnya sebagai namja pendiam, cool dan tidak suka berbicara, semua itu berlawanan dengan apa yang aku lihat dari sosoknya ini.

“Ibu dan adik lelaki ku di Jerman. Sedangkan appa ku.... sudah meninggal” ucapku dengan ekspresi datar sambil sibuk mengelap meja makan.

Sejenak ia tak bersuara, siap-siap sulli, akan ada pertanyaan susulan setelah ini.

“Oh... mian aku tidak bermaksud membuat mu untuk mengingatnya kembali” jawabnya lagi dan kembali duduk, aku kira akan ada

pertanyaan lagi ternyata tidak. Bagus lah.

"Tadi malam appa mu menelepon."

“Jinjaaa??? Lalu kau jawab apa?” tanya nya cemas.

"Aku jawab saja kau sedang tidur di rumahku, karena kau sakit setelah hujan-hujan an”

“MWO???? haishhhh pabo. Kau itu bodoh, polos, atau gila hah? Lalu appa ku jawab apa?” ungkapnya lagi dengan ekspresi berlebihan, oh bahkan hidung nya sudah berasap.

“Appa mu bilang, aku harus menjaga mu malam itu, nanti kalau kau masih sakit dia akan menjemput dan membawa mu kerumah sakit” jawabku sebisa mungkin dengan nada lembut. Ekspresi panik nya berubah seketika.

“Jeongmalyo?” tanya nya bingung. Aku hanya mengangguk pelan.

~AUTHOR POV~

Minho tidak menyangka dengan

penkelasan sulli yang mengatakan jawaban ayahnya di telepon saat ia tengah terbaring sakit tadi malam.

"Appa ku mempercayai yeoja ini untuk menjaga ku? Omooo, tumben sekali. Apa lagi dia tau saat itu aku dan sulli sedang berdua. Sepertinya racun pada yeoja ini sudah menularinya” batin minho penuh tanda tanya.

Ia melirik sulli yang masih sibuk membereskan pekerjaan nya. Namun matanya kembali melirik pada bingkai foto keluarga tadi, ada setitik kejanggalan yang ingin ia ketahui dari sosok yeoja bernama sulli itu, tapi seberusaha mungkin Minho menutupi rasa penasaranya

= > SKIP

Di tempat lain, Yuri sekretaris pribadi Minho tengah sibuk mondar mandir di ruangan kerja, sesekali ia melihat arloji pada tangan kiri nya.

"Calon suami ku kemana? Ini sudah jam 10:00 tapi dia belum juga datang” ucap nya pelan, sesekali celingak celinguk melihat keluar pintu.

Setelah itu ia kembali lagi pada tempat duduk nya, mengambil sebuah tempat bedak untuk melihat bayangan nya di kaca apakah make up nya telah luntur, atau mungkin bedak nya sudah hilang.

“Kalau kita sudah menikah besok, aku tidak akan membiarkan mu untuk membuat ku terus menunggu seperti ini minho chagi, aku sangat merindukan mu” yuri memasang wajah sedih, namun beberapa saat kemudian terdengar suara langkah sepatu memasuki ruangan.

Tahu akan hal itu yuri segera merubah posisi nya menjadi tegak, merapikan baju, dan sekilas melihat wajah nya di kaca. Dengan gemulai ia melangkah mendekati pintu sambil memasang senyum manis.

Suara langkah kaki itu semakin mendekat, jantung yuri pun telah berdebar kencang untuk menyambut seseorang yang di pikirnya adalah CHOI MINHO.

 1 langkah,..... 2 langkah..... 3 langkah... ceklek..... pintu terbuka.

"Annyeong haseyo minho-shii.... kenapa kau datang terlambat, aku sangat merindukan. .”

Yuri menggantungkan kata-kata nya saat melihat orang yang datang itu bukan choi minho melainkan choi yun gyeom, ayah dari minho dan direktur besar MAKAWANISY.

“Wae?” tanya yun gyeom bingung melihat tingkah yuri.

"oh... ceshomidha sajangnim aku pikir kau adalah...”

"Choi minho?” jawab lelaki paruh baya itu dengan cepat, yuri hanya menunduk malu.

 "Ia tidak masuk, hari ini” ucapnya lagi.

"Oh, jeongmalyo? Geunde wae?”

"Kata yeoja nya dia sakit, jadi aku

memutuskan untuk menggantikan posisinya hari ini” jelas choi yun gyeom kemudian berlalu memasuki ruanganya. Yuri masih tak bergeming mendengar kalimat terakhir yang di dengar nya tadi.

“Kata yeoja nya dia sakit, jadi aku memutuskan untuk menggantikan posisinya hari ini” kata2 itu terngiang ngiang di telinga yuri, hatinya terasa perih dengan kata “yeoja nya” tersebut. Itu berarti choi minho, namja yang selama ini ia harapkan menjadi calon suaminya akan segera pupus.

“Yeoja nya? Choi minho sakit dan itu kata yeoja nya?” tanya yuri pada dirinya sendiri.

“Kalau begitu ia saat ini sedang bersama yeoja nya?” lanjut nya lagi.

“Kenapa hatiku tidak terima? Aku tak akan membiarkan siapa pun merebut minho ku. Tidak akan” ucapnya dengan nafas yang memburu. Sejujurnya yuri tidak pernah merasakan cemburu seperti ini. Minho adalah namja yang pertama kali membuat ia terobsesi untuk bisa memiliki nya dengan utuh.

= > SKIP

 ~MINHO POV~

Ada saja yang ia kerjakan, setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, sekarang ia sibuk dengan buku-buku nya itu. Di anggapnya apa aku ini, huh.

"Kau jangan melihat ku dengan tatapan seperti itu. Aku tahu aku ini cantik, tapi tidak perlu dilihat dengan pandangan tanpa kedip” ucapnya tiba-tiba dan sukses membuat perut ku geli serta mual. Kenapa ada yeoja yang tingkat kepercayaan diri nya melampaui menara eiffel seperti ini, Oh my God aku hanya bisa menggeleng gelengkan kepala ku.

Aku benar-benar merasa suntuk dengan kegiatan ku yang hanya bisa bengong tidak jelas tanpa teman bicara. Apa yang harus aku lakukan untuk mengalihkan perhatian si saiko ini.

Di tengah kesibukan ku berfikir muncul suatu ide yang menurutku agal berlebihan, tapi apa salahnya aku coba.

“Sulli-yaa... kepala ku sakit” ucap ku dengan nada merintih, tak ada respon darinya. Oh sepertinya ini kurang meyakinkan.

 “Aaaaakk.... appooooww.... kepalaku” ucapku lagi dengan nada agak keras, kali ini sepertinya berhasil ia menatap ku dengan penuh rasa khawatir. Dan segera mengahampiri.

“Wa-wae? Gwenchona?” tanya nya sambil ikut membantu memegang kepalaku.

 “Aku tidak tau, kepalaku tiba-tiba sangat sakit, mungkin karena aku diam saja tidak ada teman bicara” jawabku lagi dengan wajah meringis kesakitan.

"Apakah ada penyakit seperti itu?” tanya nya lagi masih dengan wajah panik, aku hanya mengangguk 3 kali, tapi rasanya ingin tertawa juga dengan tampang lucunya itu, tahan minho kau tidak boleh tertawa.

"Kajja... kita kedokter saja. Nanti penyakit mu semakin parah” ia mulai membantuku untuk berdiri.

"Ani ani ani... pening nya akan

 hilang. Makanya ajak aku bicara, jangan diam saja. Memangnya aku ini tembok, kau harus memperlakukan pimpinanmu dengan ba. ."

 PLETAKKK.... sebuah jitakan sukses mendarat di kepala ku. Rasanya benar-benar luar biasa, seperti tersengat listrik, sakit sekali.

“Awwwwww.... YAAAAAA..... NEO !!!!!” benar-benar tidak sopan, berani sekali dia.

“Makanya jangan berakting di depan ku. Kau pikir akting mu itu lucu hah?” ia beranjak pergi meninggalkan ku dan kembali kemeja belajarnya. Memangnya apa sih yang sedang ia tulis, aku penasaran.

Dengan langkah mengendap endap aku berusaha melihat catatannya itu dari belakang tubuh nya yang lebih kecil dan jauh ramping dari tubuh ku, oia aku lupa aku kan namja.

Catatan:

“Kini aku di hadapkan pada satu titik kenyataan.
Sebuah keharusan untuk melanjutkan kehidupan.
Bangun dari semua mimpi-mimpi yang selama ini menemaniku.
Karena angan-angan itu bagaikan lorong-lorong yang gelap dan tak berujung.
Hingga terkadang kita tersesat dan tak berdaya untuk meraihnya
Aku berjanji pada hidup ku... pada dun...”

Bacaan ku terhenti ketika dengan cepat tangan nya menutup catatan itu, matanya bahkan sudah hampir keluar sekarang. Tidak usah takut minho, dia itu yeoja, kau lebih kuat.

“KAU MAU MATI HAH?” teriaknya dengan sangat keras. Dengan cepat aku menggeleng dan kembali duduk ke tempat semula. Tak ku sangka ia bisa berteriak sejantan itu, bahkan raungan singa pun dikalahkanya. Baiklah tidak ada gunanya menganggu yeoja saiko.

Drttttt..... drttttt...... drttttt drttttt

I-phone kami bahkan bergetar bersamaan. Dengan cepat aku meraih i-phone ku, sebuah pesan masuk dari APPA.

~AUTHOR POV~

I-Phone Minho dan hp Sulli bergetar bersamaan, keduanya segera meraih benda kecil itu. Sebuah pesan masuk tertera di setiap layar HP dan iphone mereka.

“APPA” gumam minho pelan.

"nomor siapa ini” tanya sulli melihat nomor asing di layar HP nya.

From: APPA

"Apa kau sudah sembuh namja choi. Pulanglah kerumah, dan bawa serta Choi Sulli. Aku ingin kita ber tiga makan malam bersama."

Pesan itu di terima oleh minho.

From: Tidak di ketahui

"Terima kasih karena telah menjaga anak ku.Untuk itu ikutlah bersamanya kemari. Aku ingin mengadakan makan malam bertiga dengan mu dan Minho."

 ~choi yun gyeom~

Pesan itu di terima sulli. Keduanya segera mengerenyitkan dahi bersamaan, kemudian saling manatap. Wajah mereka terlihat sama-sama bingung setelah membaca pesan tersebut.

"Appa ku bilang ingin mengajak mu makan malam bersama” ucap Minho.

"Ne... aku mendapat kiriman pesan itu” jawab sulli dengan wajah innocent.

“Ya sudah bersiap lah... kita berangkat sekarang” minho segera beranjak dari tempat duduk nya, ia sadar saat itu masih menggunakan blouse pink dan trening hitam yang pas pas an.

“Ta-tap tapi ini kan masih siang....”

“Malam juga akan segera datang kok. Appa ku itu akan sangat murka jika ajakanya di tolak. Kau seharusnya merasa terhormat seorang pemimpin utama Makawanisy mengajak mu makan malam bersama. Bahkan manager di Makawanisy itu belum pernah kami undang untuk sekedar makan dirumah” jelas Minho. Sulli hanya terdiam sambil berfikir.

“Baiklah...” sulli pun beranjak.

“Oh.... jas ku bagaimana?”

“Sudah ku cuci”

“MWO....??? Kau tau tidak jas itu tidak boleh di cuci sembarangan”

“Kenapa tidak boleh, sudah untung aku mau mencuci nya, sudah lah ayo berangkat sebelum Yun gyeom ajjushi murka” sekarang malah sulli yang terlihat paling bersemangat untuk pergi kerumah Minho, ia menghampiri ferarri namja choi itu yang terparkir manis di depan flat nya.

= > SKIP

“Aku pulanggg.....” ucap minho dengan suara berat nya. Namun tak ada jawaban.

“Kenapa sepi?” tanya Sulli. Minho hanya mengangkat bahu nya. Tak berapa lama kemudian muncul seorang wanita berseragam pelayan menghampiri mereka.

“Tuan muda...!!! Tuan besar sedang tidak ada di rumah, tadi pagi ia sudah berangkat ke kantor” wanita itu menjelaskan dengan kepala menunduk. Minho hanya menatapnya sekilas sambil menganggguk.

"OH...” ucap minho singkat. Mendengar itu sulli sangat kesal, menurutnya minho tidak sopan. Dengan cepat sulli membungkukan badanya kepada wanita itu.

“Gamsshamnida” ucap nya dengan iringan senyum manis. Sedangkan Minho telah beranjak kelantai atas. Menuju kamarnya.

Saat ini Sulli berdiri sendiri di ruangan besar itu, matanya mulai menyapu setiap keindahan yang tercipta dalam rumah pemilik choi group MAKAWANISY.

Langkahnya kali ini menuju lantai atas, mulutnya kembali menganga melihat interior ruangan yang sangat mewah layaknya istana megah.

Ketika tengah asik memandangi ruangan itu mata sulli menuju kesuatu pintu, dengan berani ia menghampiri pintu itu dan perlahan membukanya.

Sesampainya di dalam ia menutup pintu itu kembali, di hadapanya sekarang adalah sebuah kamar dengan desain minimalis, simple luas tapi rapi, Sulli tidak mengetahui bahwa kamar yang sedang di masukinya itu adalah kamar minho. Sementara itu minho tengah berada di dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sulli kembali ber wow wow ria melihat apa yang sekarang berada di hadapanya, tapi tiba-tiba matanya mengarah pada sebuah album di atas tempat tidur besar berukuran king size.

Yeoja itu meraih album hitam tersebut, di buka nya perlahan.

“Omo... ige mwoya? Jelek sekali” ucap sulli melihat gambar anak kecil di halaman pertama.

“Oh ada tulisan nya. Choi... choi choi minho? MWO?”

“HAHAHAHA.... omo jelek sekali” sulli terkekeh melihat gambar seorang namja di album itu dengan pose menangis dan wajah belepotan.

“YAAAA.... APA YANG KAU LIHAT?” tiba-tiba minho muncul dengan handuk yang melingkar di pinggang nya. Sulli sangat terkejut mengetahui kehadiran minho, ia tidak tau bahwa kamar ini adalah kamar namja bermata besar tersebut.

“Hahahaah.... Igo.. foto mu hahaha” sulli kembali terkekeh. Dengan cepat minho meraih album itu namun sulli menghalanginya.

“Berikan padaku”

"Tidak mau”

“Berika. padakuuuu cepat” aksi rebut rebutan itu berlangsung cukup lama.

“Aku belum melihat semuanya. Aku tidak akan mengembalikan ini” minho sangat kesal, dengan kasar ia meraih album hitam tersebut namun tiba-tiba

BRUKKKKKKKKKKK....

Keduanya terjatuh di atas king size minho dengan posisi tumpang tindih, minho berada di atas tubuh sulli dengan tubuh toples nya yang hanya menggunakan handuk dari pinggang sampai lutut, bahkan bibir minho sekarang mencium dagu sulli jadi secara sekilas adegan ini terlihat sangat erotis.

“APA YANG KALIAN LAKUKAN” teriak seorang laki-laki di depan pintu. Dengan cepat keduanya menoleh.

“A - ajj - ajhushi ini tidak seperti yang kau pikirkan” ucap sulli ketakutan sambil berusaha mendorong minho dari atas tubuhnya. Tapi namja itu tetap bertahan tidak mau turun dari atas tubuh sulli.

“Appa” ucap minho gemetar.

“KALIAN BERDUA... TEMUI AKU DI BAWAH” lelaki bernama Choi Yun Gyeo. itu segera beranjak pergi. Sulli masih saja berusaha mendorong tubuh minho dari atas tubuh nya.

 “YAAA... kau berat bodoh” Sulli masih berusaha mendorong dorong tubuh minho.

“Diam, kau pikir aku mau berada pada posisi seperti ini. Kau mau melihat sesuatu yang belum boleh kau lihat eoh?” tanya minho serius, sulli hanya mengernyitkan dahi bingung.

“Maksudmu?”

“Saat ini handuk yang melingkar di pinggangku sudah mau lepas. Jika aku beranjak dari posisi ku maka handuk ini akan terjatuh, dan kau juga harus tau aku tidak memakai apa pun selain handuk ini”

 “MWO?????” sulli kembali berteriak histeris mendengar pengakuan dari minho.

Tbc

Woooow. . Yang bawa rada Hot (Tutup Muka) Kependekan yang kemaren yaaa. . Kalo sekarang pas kan ??? Kekekekeke. .Jangan lupa komen ya readerdeul . .