True Love in Makawanisy [Chap 6]

 

Tittle : True Love In Makawanisy [Chap 6]

 

Author : Dhecy Chyminh

 

Choi Minho | Choi Sulli | Kim Jongi | Kwon Yuri | SMent Member

Genre : Romance, Comedy, Sad

 

Lenght : Chaptered

 

Rating : 15

 

~AUTHOR POV~

Hari itu senja sudah menampakan suasana sorenya, matahari hampir terbenam. Namun minho masih teatap duduk di sisi ranjang tempat sulli terbaring sakit. Jas nya telah di lepas, ia hanya terlihat dengan setelan kemeja putih pas body, beserta celana hitam panjang. Kakinya pun masih menggunakan sepatu kerja merek terkenal. Hening, tak ada suara diruangan itu.

“Kau ini sekarang pingsan atau tidur sih? Jangan membuat ku takut. Cepat beri aku tanda kesadaranmu, agar tidak ada perasaan berdosa di hatiku karena menyiksa mu tadi. Ayolah yeoja saiko, buka matamu” ucap minho dengan mata yang telah berkantung, mungkin itu efek dari menahan kantuknya.

 Drtttt.... drttttttt..... i-phone nya yang sejak tadi berada di saku celana bergetar.

“oh Onew hyung” matanya menatap layar i-phone tersebut. Segera di sentuhnya layar OK.

“yeobseyo....”

“ya kau dimana?”

“dirumah sakit”

“rumah sakit? Untuk apa? Siapa yang sakit?” tanya onew penasaran.

“yeoja saiko itu tadi pingsan. Dan kai bilang dia dehidarasi serta gangguan magh. Jadi aku bawa dia kesini” ucap minho dengan nada santai.

“JEONGMALYO?? Sulli maksudmu? Bukanya kemarin dia sehat - sehat saja. Bagaimana bisa?”

“Tidak tahu, tadi aku hanya memberi nya pekerjaan untuk 8 orang, dan harus di kerjakanya sendiri” dengan tampang polos ia mengatakan yang sejujurnya.

“MWOOOO???? YAKKKK CHOI MINHO, MICHOSEO?.” minho menjauhkan i-phone itu dari kupingnya saat mendengar teriakan onew.

“Aisssh pelankan suara mu. Speaker i-phone mahal ku ini bisa jebol mendengar suara cemprengmu hyung. Sudah lah kau beri tau saja keluarga nya, aku ingin pulang dari tempat ini. Aku juga lelah, dan aku tidak mau menyusulnya terbaring di kamar rumah sakit seperti sekarang” mendengar pernyataan minho itu tanduk onew sudah keluar masuk.

“Dasar bodoh. Apa aku harus menghubungi keluarganya yang saat ini ada di Jerman? Mana mungkin. DENGAR, Jangan pernah pergi meninggalkan sulli, sebelum aku sampai ketempat itu. Dasar MATA BESAR” onew segera memutuskan panggilanya, sedangkan minho bingung dengan ucapan sepupunya tersebut.

Sedikit demi sedikit ia bisa mencerna semua ucapan onew barusan. Sesaat kemudian ia mengarahkan pandanganya kembali kearah yeoja yang masih memejamkan mata di hadapanya itu.

“Jerman? Keluarga mu di Jerman? Jadi kau disini dengan siapa?” ucapnya pada tubuh sulli yang belum juga sadar. Ketika tengah asik melamun, minho tidak menyadari mata yeoja didepanya itu sudah mulai bergerak gerak.
Hanya beberapa saat ia berada dalam lamunanya, akhirnya ia melihat gerakan mata sulli. Wajah minho seketika menjadi tegang,  seolah-olah sedang menyaksikan pertandingan bola antara MU dan REAL MADRID, ia harap harap cemas ini adalah pertanda sulli akan sadar

"Ayo saiko... buka matamu, pelan-pelan saja. Palliwa” ucapnya dengan nada pelan. 1 menit kemudian sulli benar-benar berhasil membuka matanya, nafas panjang pun keluar dari mulut namja bernama minho itu sebagai ekspresi lega.

“Haaaah.... akhirnya. Kau tunggu disini NE. Aku akan panggil dokternya dulu” Sulli yang baru saja berhasil membuka mata, terkejut karena orang yang dilihat nya pertama kali adalah choi minho, entah apa yang membuat dirinya ingin berteriak memaki maki atasan kerja nya yang tak berprikemnusian itu *ANDWEEEE minho oppa baik eonni*

5 menit kemudian minho kembali dengan seorang dokter dan seorang perawat.

“Annyeong... akhirnya kau sadar juga agashi” ucap dokter itu yang tak lain adalah Kai sahabat minho (dan suami masa depan author ^^).

 Sulli tak bergeming, ia tidak bisa banyak bicara karena masih menggunakan bantuan alat pernapasan yang menutupi mulut dan hidungnya. Kai memulai aksi nya untuk memeriksa keadaan sulli.

“Kau sudah membaik, cairan di tubuhmu mulai meningkat. Tapi kau harus tetap istirahat disini untuk memastikan cairan tubuhmu kembali normal. Dan iritasi pada lambungmu sembuh."

“Kai... kira2 kapan dia bisa keluar? Dia ini adalah office girl di kantorku. Kalau dia terlalu lama di sini, aku tidak mau membayar nya dengan gaji buta” mendengar ucapan minho, kai hanya memberi kode untuk diam sedangkan sulli mulai terpancing emosi nya.
“Sebaiknya kau kembali istirahat nona, agar bisa cepat keluar dari rumah sakit ini” lanjut kai lagi sambil memberikan senyum manis nya kepada sulli.

Merasa urusan nya selesai, Kai dan perawatnya keluar. Perawat yang bersamanya itu menatap minho dengan tatapan terpesona, “sudah biasa dan aku tidak peduli” kata2 itu telah terprogram permanen di otak minho saat di kagumi para yeoja.

Akhirnya setelah kepergian kai, mereka kembali berdua di dalam ruangan itu, sulli masih saja menatap tajam minho seolah-olah ingin menerkam.

“Wae?? Kau mau menelan ku? Tunggu oksigen yang kau hirup itu habis dulu, baru kau boleh menelan ku. Itu pun kalau bisa” celetuk Minho dengan nada santai sambil memainkan game di i-phone nya.

Nafas sulli semakin cepat menahan emosi. Deru nafasnya itu bahkan terdengar oleh minho, namja itu tau kalau sekarang sulli sedang mengkontrol amarahnya.

Sebagai manusia ia juga mempunyai perasaan, minho tau sulli baru saja sadar dari pingsannya. Dan kalau emosinya terus terpancing bisa-bisa ia kembali terlibat dalam urusan yang lebih rumit lagi

“Baiklah baiklah... aku minta maaf” ucapnya memandang sulli dengan tatapan dalam serta mempause gamenya tersebut. Sulli semakin menatapnya dengan tatapan menusuk.

“Ckckckc mata mu itu saja sangat mengerikan saiko. Kau mau ngomong apa eoh? Oh sebentar” minho membuka laci yang ada meja sisi kanan ranjang, kemudian ia mengambil selembar kertas dan sebuah pena yang memang tersedia di tempat itu.

“Igo... tulis apa yang ingin kau katakan” ucap minho sambil menyerahkan kertas dan pena yang baru saja di ambilnya. Dengan cepat sulli mengambil kertas tersebut. Minho hanya mentapnya bingung.

 “AKU LAPAR BODOH... AKU INGIN MAKAN” membaca tulisan sulli tersebut minho hanya menatap sulli kesal.

“Bodoh katamu? Kalau aku bodoh, aku tidak akan bisa menjadi seorang presdir. Ya sudah makan saja, supaya kau cepat sembuh. Itu bubur panasnya baru saja dihidangkan. Kau sangat merepotkan hari ini” ujar namja itu sambil menunjuk hidangan bubur panas di atas meja dengan sudut matanya. Sulli kembali mendengus kesal.

 “Kau belum juga mengerti wahai monster sialan” batinya dalam hati. Setelah itu tangan nya sibuk merangkai kata baru di kertas yang diberi minho tadi.

“AKU TIDAK BISA MAKAN , ALAT BANTU PERNAPASAN INI MENGANGGUKU” sulli kembali menyerahkan tulisan itu kepada minho.

“Aissssh baiklah baiklah” minho mulai meraih kepala sulli dan membantu melepas alat pernapasan itu dengan perlahan.

Setelah alat itu benar-benar terlepas, sulli lagi-lagi memandang kesal minho. Maksud dari pandanganya itu sebenarnya ingin meminta tolong untuk meraih mangkuk berisi bubur panas di meja yang berada tepat pada sisi kanan ranjang tempatnya berbaring. Tapi minho tidak juga sadar. Jika meminta tolong langsung ia gengsi, untuk itu seberusaha mungkin sulli mencoba meraihnya. Alhasil tetap gagal.

“Ckckckck mengucapkan kata T.O.L.O.N.G dari mulut mu itu sepertinya susah sekali ya” ujar minho dengan nada menyindir setelah itu mengambil mangkuk yang hendak di raih sulli tadi.

Yeoja tersebut lagi-lagi hanya bisa menujukan kebencian diwajahnya. Tapi tak dihiraukannya. Ia malah sibuk mangaduk aduk bubur panas yang ada di tangan nya sekarang.

“Aaaaaa” ucap minho memberi intruksi agar sulli membuka mulut. Walau pun kesal tapi perut laparnya tak bisa ia tipu, tanpa basa basi segera ia membuka mulut dan menyambut suapan minho dengan cepat.

“Omoo... kau seperti dinausaurus yang kelaparan”

“Ckck... jangan licik monster, mentang-mentang keadaan seperti ini kau terus-terusan memancing emosi ku” akhirnya sulli membuka suaranya juga.

“Monster katamu. Mana ada monster yang banyak di gilai wanita seperti ku” sahut minho lagi kembali menyuapkan sesendok bubur pada sulli.

“Itu karena mereka buta mata hati. Mereka hanya melihat mu melalui mata kepalanya saja. Dan aku tidak melihat mu seperti itu, menurut ku kau adalah MONSTER” lanjut sulli menekan kan kata monster, ucapanya barusan membuat hati minho tersentak.

Air mukanya berubah seketika, ia ingat kata-kata ibunya ketika pertama kali ia hendak terbang ke LA untuk melanjutkan study S3 1 tahun yang lalu.

 

#flashback#

 “eomma aku pasti akan sangat merindukanmu” ucap minho sambil memeluk ibunya yang saat itu ikut mengantar kepergianya menuju LA.

“ne... jaga dirimu baik2 aegi, hilangkan kebiasaan malas bangun pagimu itu. Doa eomma menyertaimu” minho hanya tersenyum kemudian melepas pelukanya.

“jagoan kecil ku sudah dewasa sekarang. Bahkan kau mampu melanjutkan S3 di usia yang sangat muda. Appa bangga pada mu” choi yon gyeom menepuk nepuk pundak anak semata wayang nya itu.

“ne appa. Aku juga bangga punya ayah seperti mu, kau mewarisi kecerdasanmu padaku. Aku sangat beruntung sudah terlahir untuk menjadi putra tunggal kalian hehehe”

“Baiklah pesawat akan take off. Aku akan kembali dengan gelar S3 ku” ucap minho lagi sambil meraih koper besarnya. Namun sebelum ia beranjak, tangannya diraih oleh seorang wanita paruh baya.

“Wae eomma?” ucap minho bertanya.
“Sebelum kau pergi, eomma hanya ingin berpesan. Kau sudah dewasa nak, kau sudah bisa menentukan pilihan mu sendiri, untuk itu Lihatlah segala sesuatu yang kau temui nanti dengan mata hatimu, baru setelah itu kau teruskan kepada 2 mata bulat mu itu. Karena, segala sesuatu yang harus kau lakukan nanti harus di dasari dari sini” wanita itu menyentuh dada bidang anaknya dengan lembut.

 “ Hati tidak akan pernah berbohong. Itu saja” minho hanya tersenyum mendengar kalimat ibunya tersebut, yang ternyata juga merupakan kalimat terkahir untuknya.

 Ya di bandara siang itu merupakan pertemuan terakhir minho bersama ibunya, 3 bulan setelah kepergian minho. Istri dari choi yon gyeom tersebut meninggal karena penyakit bocor jantung.

~end flashback~

Minho masih saja diam tak bergeming mengingat peristiwa 1 tahun yang lalu, ucapan sulli barusan membuatnya kembali mendengar pesan sang ibu dulu.

 “Yaaak... kau itu kenapa sih, bubur itu tidak enak lagi kalau sudah dingin. Cepat suapkan padaku” omel sulli yang sejak tadi menatap minho seperti sedang memikirkan sesuatu.
 Dengan cepat diberikanya mangkuk berisi bubur itu kepada sulli.

“Igo makan sendiri, kau pikir aku ini pelayan pribadi mu. Aku adalah atasan mu, ingat itu” ucap minho kesal, ketika hendak membalas kata-kata namja tampan itu pintu kamar tersebut terbuka. Dan munculah 3 orang yang sangat sulli kenal.

“SULLI-ah.....” teriak amber sambil berlari memeluk sulli.

“omo apa yang terjadi padamu?” Amber masih antusias dengan pertanyaan-pertanyaan nya.
“Sulli mana yang sakit?” tanya taemin tak kalah khawatir nya sambil memegang kening sulli.

“Sulli-yaa apa kau merasa sudah baikan?” sambung Onew lagi. Hari itu sulli diserbu banyak pertanyaan dari 3 orang yang sangat memperhatikanya terutama taemin dan amber.

“gwenchona.... oppadeul, amber. Aku sudah baikan kok” sulli mencoba tersenyum ramah pada mereka yang mengkhawatirkanya. Sedangkan minho hanya menatap mereka dengan pandangan sinis.

“Aku pergi !! Sulli, begitu kau sembuh segera kembali ke kantor. Aku tidak mau memberi mu gaji buta” ucap minho tiba-tiba

sambil kembali memasang jas kerja nya.

Amber dan taemin baru sadar akan kehadiran sang putra tunggal pewaris utama choi group MAKAWANISY. Yang membuat terkejut namja bernama minho itulah yang menjaga sulli dari tadi. Onew memberikan tatapan tajam pada minho, namun tak di perdulikanya.

 “Aku kan sudah di pecat, jadi untuk aku kembali” saut Sulli dengan sewotnya.

 “Siapa bilang, kau tidak semudah itu

mengundurkan diri dari perusahaan ku"

 “MWO? ini hak ku. Mana ada office girl yang mengerjakan pekerjaan sebanyak itu, lihatlah bahkan karena kekerasan mu aku jadi terbaring dirumah sakit ini. Karenamu lambungku bermasalah. Kau itu benar2 mirip MONSTER” sulli mengucapkan semua itu dengan cepat tanpa jeda, seperti orang yang memiliki tekanan tensi 180 per 100.

Minho menatapnya dengan tampang sangat kesal, sedangkan amber dan taemin hanya bisa membuka mulut mendengar ocehan sulli yang lebih bisa di sebut “unjuk rasa”

“Lihatlah, bahkan mulut mu itu tidak bisa mengendalikan ucapan sedikit pun. Benar-benar SAIKO. Aku tidak peduli apa kata mu. Yang jelas kau adalah office girl di perusahaan ku, ingat itu. Permisi” minho segera beranjak keluar, dan onew mengejarnya.

“Yaa ya kau itu gila eoh? Kau tidak takut dengan namja itu” tanya taemin dan langsung mendapat anggukan dari amber.

"Ah, sudahlah aku mau tidur. Kepala ku pusing. Oia barang-barang ku di flat lama, apa aku boleh minta tolong kepada kalian untuk membawanya ke flat baru ku? Lihatlah keadaan ku sekarang” ucap sulli dengan nada yang di buat-buat memelas.

“Ne... nanti oppa dan amber akan membereskanya” *anggap saja Taemim lebih tua dari amber yak*

“gomawo oppa....” sulli kembali merebahkan dirinya untuk tertidur. Walaupun ia tidak tidur tapi ia pejamkan saja matanya, untuk menghidari beberapa pertanyaan dari kedua sahabat baiknya tersebut.

Sementara itu di luar ruangan kamar inap sulli, Onew menghampiri minho. Dengan emosi yang di tahan.

 “yakkkk.... berhenti” ucapnya sambil meraih tangan minho.

“Wae hyung? Aku mau pulang? Apa kau mau menumpang” pertanyaan bodoh itu hanya di jawab pukulan keras dari onew ke kepala minho. Ingin sekali ia membalas jitakan tersebut, tapi ia sadar onew adalah hyung sepupunya, dan lebih tua 2 tahun darinya. Alangkah tidak sopan jika ia membalas perbuatan tersebut.

“Kau tidak takut aku terserang geger otak nantinya kerana pulukan mu itu HAH” bukannya menjawab onew malah kembali memukul kepala minho.

“Pelankan suara mu bodoh. Heh apa yang kau lakukan pada sulli, baru 1 hari ia masuk bekerja ia sudah terbaring sakit seperti itu. Kriminal sekali perbuatanmu ini” onew benar-benar meluapkan kekesalannya nya kepada minho.
“Sudahlah hyung, aku lelah. Aku mau istirahat. Anggap saja kejadian hari ini kejutan untuknya. Aku pulang hyung” minho segera beranjak meninggalkan onew yang sebenarnya masih ingin mendengar penjelasan kronologi sebenarnya. Tapi ia tidak bisa mencegah minho yang telah berlalu.

“YAK CHOI MINHO....” ucap onew meneriaki minho yang sudah semakin jauh. Mendengar namanya dipanggil minho hanya bisa mendengus kesal.

~TBC~ to chapter 7

 

 

Maaf mimin sedikit ada batuk, jadinya baru ngepost Makawanisy. Seperti biasa, jangan lupa komen yak readerdeul.^^