True Love In Makawanisy [Chap 8]

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 8]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | Kim Jongin | Kwon Yuri | SMent Member

Lenght : Chaptered

Genre : Comedy, Romance, Sad

Rating : 15

AUTHOR POV~

 #rumah sakit

 Matahari telah menunjukan wujudnya, suasana di luar pun sudah mulai terang. Tepat pada pukul 06:00 pagi seorang namja yang tertidur dalam posisi duduk mulai menggeliat dan mencoba membuka mata.

Dengan perlahan ia mengubah posisi duduk sambil tertidur itu ke posisi duduk normal, efek kantuk mungkin masih terasa di kedua bola mata namja tampan tersebut. Masih sedikit terpejam, tapi ia sudah bisa melihat keadaan sekitarnya.

Terkejut, itu hal pertama kali yang dirasakanya saat menyadari bahwa ia tertidur semalaman di rumah sakit ini untuk menemani Choi sulli, yeoja yang selalu ia juluki nya “SAIKO”.

“Omoo aku tertidur semalaman disini?” ucapnya pelan dengan nada terkejut. 5 menit ia tak berkutik karena masih ling lung, namun beberapa saat kemudian ia sadar bahwa tangannya seperti tengah menyentuh sesuatu. Tahu lah ia bahwa saat itu jemari nya dengan jemari sulli saling menyatu. Dengan hati-hati ia melepaskan tautan genggaman diantara mereka.

 “Yaaak... sudah seperti suami menjaga istrinya saja aku ini” matanya melirik sulli yang masih tertidur pulas. Pandangan itu tak lepas dengan cepat, berlangsung sekitar 2 menit. Hingga akhirnya ia mengingat sesuatu, meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan ayahnya.

Dengan segera minho beranjak keluar meninggalkan sulli untuk pulang kerumah. Tak lama Sepeninggalan minho, yeoja itu terbangun dan mendapati dirinya tengah tidur sendirian.

“Monster itu kemana?” ucap sulli dengan nada suara parau karena baru bangun dari mimpinya, kepalanya menoleh ke kanan ke kiri mencari seseorang.

 “anyeonghasimnika sulli” seseorang masuk keruangan tersebut dengan senyum manis.

 “anyeong...” jawab sulli ramah tak lupa di iringi seulas senyum tulus menawan.

“baiklah aku akan mencoba untuk memeriksa kondisi mu terlebih dahulu” dokter bernama kai itu mulai menjalankan aksi nya sebagai seorang ahli medis untuk memeriksa keadaan sulli.

Ia adalah seorang dokter yang terkenal paling muda, paling ramah, paling cerdas, dan paling tampan di rumah sakit besar ini. *suami saya gitu loh*

“Hmmmm... kau memang gadis yang kuat ya, kondisi tubuhmu sudah hampir pulih. Hari ini sebenarnya sudah bisa pulang, hanya untuk memastikan keadaan mu sehat seperti semula, akan lebih baik jika perawatan ini ditambah 1 hari lagi”

“sebenarnya aku sudah tidak betah disini dokter, aku mau pulang. Lagipula aku juga harus bekerja” ucap sulli dengan wajah innocent. Kai hanya tertawa renyah mendengar ucapan pasiennya tersebut.

"sudahlah, 1 hari itu bukan waktu yang lama. Oiya Boleh aku duduk?” mendengar pertanyaan itu dengan sangat cepat sulli mengangguk.

 “tentu saja dokter”

“Panggil saja aku kai, dokter itu terdengar sangat formal” ucap kai ramah, sulli pun kembali memamerkan senyum manisnya.

"Tapi kan kau memang dokter disini” kilah sulli lagi.

 “Yang bilang aku koki disini siapa?”

 “itu kau barusan yang mengatakannya. Baru saja”

“Hahaha... kau pandai melucu juga ya. Kalau boleh aku tau, kau sejak kapan mengenal minho?” pertanyaan yang menurut yeoja bernama sulli sangat tidak enak, masih sepagi ini pun nama anak itu terdengar kembali.

“Eoh?? Emmm itu, waktu di airport minggu lalu. Ah pertemuan yang sangat mengerikan bagiku” mendengar pernyataan itu kai mengernyitkan dahi.

"Maksudmu?” tanya kai bingung.

"Ceritanya panjang”

“ceritakan saja, aku pasti mendengar” paksa kai lagi.

Akhirnya sulli menceritakan awal pertemuanya dengan minho dari awal berjumpa hingga sekarang.

Kai tak lepas tertawa mendengar cerita yeoja di depan nya itu, sesekali ia memegang perutnya yang mulai kaku akibat efek tertawa berlebihan. Mengetahui tanggapan kai yang terlihat mengejek, sulli mem pout kan bibirnya. Sangat-sangat cemberut.

“Aku menyesal menceritakan ini” ucapnya pelan namun masih bisa di dengar oleh kai.

 “hahaha... mian ne mian ne. hah, tapi biasanya yang awal pertemuanya seperti itu bisa saja nanti jodoh. Kalau kau jodoh dengannya apa yang kau lakukan?”

"Aku akan tak tenang seumur hidup” kai pun kembali tertawa mendengar pernyataan frontal sulli.

“oiya. Ini masih pagi, kenapa kau datang kesini? Apa untuk menemani ku?” tanya sulli bingung dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Namja bernama kai itu sudah mulai meredakan tawanya.

“Ya. Dan kau tau siapa yang menyuruhku kemari?” sulli menggeleng atas pertanyaan itu.

 “CHOI MINHO” ucap kai dengan penuh penekanan. Terkejut memang, tapi sulli berusaha menutupi rasa kagetnya nya dengan bersikap biasa saja.

“Kau line berapa?” tanya namja yang berprofesi sebagai dokter tersebut kepada sulli.

 “Line 92, waeyo? Apakah terlalu tua?”

“MWO? itu bahkan masih sangat muda. Aku line 89, sama dengan choi minho. Untuk itu mulai sekarang panggil aku OPPA, kai OPPA. Arachi? Kita teman sekarang :D” sulli hanya memamerkan deretan gigi putihnya sambil mengangguk 2 kali.
 

#di MAKAWANISY

~YURI POV~

Kira-kira aku sudah cantik belum ya?? Bedak sudah , lipstik sudah, blush on sudah, maskara sudah, oh iya parfum. Baiklah hanya 4 kali semprotan saja aku rasa sudah cukup, perfect.

Hah aku ingin menyambut calon suami ku

dengan penampilan yang cantik ini. Rasanya aku sangat merindukan kehadiranya, 1 hari penuh ia tidak berada di kantor semalam akibat yeoja jelek itu. Kenapa sih dia pingsan segala? Dan kenapa juga harus minho calon suami ku yang mengangkat nya seperti itu.

Dasar perempuan murahan, baru jadi office girl saja berani mendahului ku untuk mendekati minho. Lihatlah nanti siapa yang akan menang dalam hal ini, kau tidak ada apa apanya dibandingkan dengan yeoja seperti ku “SULLI”, karena aku adalah “KWON YURI” pemikat hati para namja, termasuk namja yang akan menjadi suami ku nanti, choi MINHO.

~AUTHOR POV~

Sebuah mobil berhenti tepat di halaman pintu masuk menuju gedung besar itu. Dengan pasti seorang namja turun dan melangkah untuk masuk kedalam.

Seperti biasa, para karyawan wanita menatapnya dengan penuh kagum, ruangan itu sudah dipenuhi suara detak jantung para yeoja yang tidak terkontrol lagi. Tanggapan minho hanya acuh tak peduli.

Segera di masukinya sebuah lift untuk menuju Lantai 9, tempat dimana ruanganya berada.
Sesampainya di lantai tersebut, ia kembali melangkah menuju ruangannya. Ia membuka pintu ruangan paling mewah tersebut dengan cepat, Yuri yang 1 jam lalu telah lebih dulu hadir dengan sangat ramah menyapa.

 “anyeong hasimnika... minho-shii” ucapnya sambil membungkukkan badan 90 derajat.
Jangankan dijawab, dilirik pun tidak oleh choi minho. Mendapat perlakuan itu yuri menghentakan kakinya kelantai.

"Aku sudah secantik ini masih tak membuat matanya itu terbuka juga” dengusnya kesal.

“Baiklah... Kwon yuri suka tantangan. Fighthing, kau pasti bisa meluluhkan hatinya” ucapnya lagi berusaha menyemangati diri sendiri, yang mungkin lebih pantas di sebut Tidak Nyaman karena diperlakukan seperti itu.

Minho telah sampai diruangan intinya, di tempat itu ia segera menghempas tubuh tingginya ke kursi putar hitam besar.

Pandangan nya tertuju pada berkas-berkas penting yang sudah menumpuk di atas meja. Itu adalah berkas-berkas yang harus ia tanda tangani semalam, namun tertunda karena ia harus menolong dan membawa yeoja bernama choi sulli kerumah sakit.

“Si saiko itu sudah bangun belum ya?” ucapnya pelan sambil menatap kosong kedepan. Ia tidak menyadari ucapan itu keluar begitu saja. Tapi tiba-tiba keterkejutan mengingatkannya atas pertanyaan yang ia buat pada dirinya sendiri.

“Yaaa... apa yang ku pikirkan” lanjutnya lagi sambil mengubah posisi duduk. Diam beberapa saat, hingga tangan kekar itu mulai meraih setiap berkas berkas penting yang harus segera ia tanda tangani.

Pikirnya, tidak ada guna memikirkan hal-hal yang tak jelas. Semua berkas di depannya itu adalah sumber uang. Dan itu jauh lebih penting demi kelangsungan masa depan perusahan, dan juga masa depan karyawannya.

#dirumah sakit

 ~SULLI POV~

Bosan sekali rasanya berada diruangan ini. Karena benda kecil yang di sebut infus ini ini, aku tidak bisa leluasa bergerak.

Amber dan Taemin oppa belum juga datang menjenguk ku. Hah... ternyata hidup sendirian tanpa keluarga dekat itu begini ya. Aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini ku alami, tapi baiklah anggap saja ini zig zag kehidupan.

Berbicara tentang kehidupan, ternyata monster bernama choi minho itu juga mengalami hal yang sama sepertiku. Hanya saja ia di tinggal ibunya, bukan ayahnya seperti yang aku rasakan.

Tapi semua yang dialaminya itu belum ada apa-apa nya dibandingkan dengan apa yang ku alami, beruntung ia berasal dari keluarga kaya, sangat kaya malah.

 Berbeda dengan ku, aku harus berjuang untuk menghidupi keluarga ku. Hingga pada akhirnya mimpiku untuk menjadi seorang penulis terkenal harus ku tunda, kampus men drop out ku karena sering absen pada jam mata kuliah. Itu juga aku lakukan karena keadaan.

Selain menjadi mahasiswa aku harus mencari uang untuk biaya kehidupan eomma dan adik ku. Untuk membiayai sekolah adik ku. Dan sepertinya sekarang aku sedang di beri peluang oleh Tuhan, aku bisa mengejar impianku lagi.

Eomma dan minseok sudah mendapat hidup yang baik di jerman bersama ajjushi ku. Dan aku berjanji, aku akan mewujudkan 1 per 1 mimpi ku yang sempat tertunda. Setelah itu, aku akan memboyong eomma serta minseok kembali ke korea.

FIGHTHING SULLI, FIGHTHINGGGGGG... Tapi ngomong-ngomong apakah belum ada jatah sarapan yang di antar untuk ku?? aku laparrrrrrrrrrrrrr.... =,=


~AUTHOR POV~

Onew tengah bersiap untuk menjenguk sulli kerumah sakit. Ia tengah bersiap-siap, kali ini ia tak sendiri. Onew hendak mengajak Luna ikut serta, karena bagaimanapun luna itu sudah cukup kenal baik dengan sulli.  Beberapa hari lalu ketika keduanya masih bersama bekerja sebagai pelayan di makawanisy restau.

"Oppa... kenapa kau baru memberi tau ku sekarang hah? Tega sekali kau itu” ucap luna dengan tampang kesal. Ia tidak mengetahui jika sulli sedang dirawat di rumah sakit. Onew baru mengabarinya tadi pagi. Onew yang merasa tidak enak hanya bisa nyengir kuda.

 “Mianhe... luna-ya, aku kemarin benar-benar lupa mengabarimu. Tapi sulli tidak apa-apa kok. Kau tidak usah khawatir ne” onew tersenyum pada luna. Sedangkan luna masih memanyunkan bibirnya.

“Kau ini. Bukannya kau lebih dulu mengenalku? Apa reaksimu akan sama seperti ini jika aku yang sakit?” lanjut onew mencoba menggoda luna dengan senyum nakalnya. Mendengar itu yeoja disampingnya tersebut sukses tersipu malu, luna memang sejak lama menyimpan perasaan pada onew. Namun dia tidak mau memperlihatkan rasa sukanya itu di karenakan ia malu jika harus memulai duluan menunjukan perasaan cintanya. Padahal, hal yang di rasakan luna juga sama dengan yang di rasakan onew.

Sementara itu di tempat lain,

Minho masih sibuk dengan pekerjaannya, minggu depan perusahaan dari choi group ini akan meluncurkan buku baru.

Untuk itu sebagai seorang presdir harus bisa mempersiapkan segala sesuatunya sampai matang. Agar nantinya buku tersebut bisa laris di pasaran.

“Permisi minho-shii” ucap seorang yeoja yang merupakan Sekretaris  minho, KWON YURI. Namja itu hanya melihatnya sekilas dan kembali lagi pada pekerjaanya.

 “Wae?” ucap nya singkat tanpa melihat.

 “Apa kau sibuk”

 “Menurutmu?” ucap minho lagi.

 “apakah ada yang bisa ku bantu?”

 “Anii”

 “ah katakan saja, tidak usah sungkan. Aku bisa kok membantu mu, aku ini lulusan dari boston” jawab yeoja bernama kwon yuri itu dengan nada sedikit memaksa. Minho sudah mulai gerah dengan kehadiran sekretarisnya tersebut.

“Kau benar-benar ingin membatu ku?” tanya namja itu dengan tampang inoncent. Dengan cepat yuri menangguk.

"tentu saja, aku mau. Cepat katakan apa yang perlu ku bantu”

“tugas mu sekarang hanya
 1. KE-LU-AR DA-RI RUA-NGAN KU” wajah inoncent minho berubah menjadi garang saat mengatakan kata-kata tersebut.

Yuri sungguh merasa sangat kesal sekali atas ucapan minho yang sampai saat ini belum juga menaruh simpati padanya. Menurutnya selama ia bekerja menjadi seorang sekretaris di setiap perusahaan-perusahaan besar, hampir semua manager atau directur di perusahaan itu menaruh hati padanya. Sangat jauh berbeda dengan minho yang , cuek, acuh, tidak peduli.

Akhirnya yuri memutuskan untuk keluar dari ruangan itu dan kembali duduk ke kursi kerja nya. Ia tidak menyangka jika ternyata menaklukan hati minho itu tak semudah yang ia pikirkan selama ini.
Rasanya harga diri nya sangat jatuh diperlakukan seperti tadi, frontal sekali tanpa senyum sedikitpun.

Memang benar, para pekerja di perusahaan besar itu belum pernah sekalipun melihat minho tersenyum, sangat berbeda dengan ayahnya choi yun gyeom, yang selalu menyapa para karyawannya dengan ramah di iringi senyum manis.

#dirumah sakit

 

 “Sulli-ya” mendengar namanya di sebut, yeoja bernama sulli itu melihat kearah sumber suara.

 “LUNA eonni... OMO... Boghosippo” ia mengulurkan kedua tanganya menyambut kedatangan luna.

Onew hanya tersenyum melihat kedua wanita yang sama-sama di sayanginya itu. Sementara luna berlari kecil menghampiri sulli yang tengah duduk di atas ranjangnya.

 “ya... apa yang terjadi pada mu eoh? Haishhh kenapa kau bisa sampai masuk rumah sakit begini?” sulli hanya tersenyum menerima pertanyaan bertubi-tubi dari wanita yang sudah dianggapnya eonni tersebut.

“Ani. Aku hanya kelelahan saja” jawab sulli singkat memerkan senyum dan eye smile nya.

 “oh. Ini aku membawakan makanan, kau sudah makan?” tanya luna lagi dengan cepat sulli menggeleng. Kebetulan sekali pikirnya.

"aku sangat lapar eonni. Makanan itu pasti sangat enak”

 “itu benar sulli-yaa, tapi dia sangat kejam tidak memberiku kesempatan sekali pun untuk mencicipi makanan yang dibawanya untuk mu” celetuk onew dengan nada manja.

“YAAA.... kau manja sekali oppa”

“aishhhh sepertinya kalian sedang kasmaran ya” goda sulli sambil tersenyum nakal, sementara itu pipi luna telah meninggalkan efek warna pink. Dan onew menjadi salah tingkah.

“kalau begitu, kita makan bersama saja oppa. Ayo kesini, apa oppa tidak mau di suap luna eonni?” onew dengan malu malu melangkah mendekati luna dan sulli kemudian mengambil posisi duduk di sebelah luna.

Sulli hanya tersenyum melihat 2 orang di sebelahnya itu, ia turut bahagia jika nantinya kedua insan tersebut benar-benar menjadi pasangan sungguhan.

#2 hari kemudian#

Kemarin sulli telah diperboleh kan pulang dari rumah sakit, ia kembali ke flat dengan di antar taemin dan amber. Semenjak minho menemani sulli tidur di rumah sakit semalaman, ia tidak pernah lagi terlihat muncul untuk sekedar menjenguk.
Karena menurut minho, urusan sulli pasti sudah di ambil alih oleh orang-orang dekat di sekitarnya.

“baiklah... hari ini aku kembali bekerja. Fighthing sulli, jika nanti monster jelek itu meyuruh mu untuk mengerjakan semuanya, hadapi dengan semangat NE. ingat kata appa, kau adalah ILALANG” ucap yeoja itu di depan cermin seolah olah pantulan bayangan nya di cermin itu adalah lawan bicaranya.

Sulli sudah bersiap siap untuk kembali bekerja ke MAKAWANISY. Dengan langkah pasti ia menuju halte bus, pagi ini di lewati nya dengan penuh semangat.

20 menit kemudian, sulli telah sampai di depan bangunan mewah tersebut, berbagai mobil bermerek sudah mulai terparkir rapi di halamanya.

“aku tidak terlambat kan?” ucapnya sedikit takut memandangi jejeran mobil-mobil yang hampir memenuhi parkiran. Dengan segera sulli berlari memasuki gedung besar itu.
Sesampainya di dalam, ia lekas menuju ruangan ganti untuk memakai seragam kerjanya.

“Selesai” ucapnya pelan. Dan bergegas mengambil peralatan kerjanya. Bora yang merupakan bagian cleannig service di tempat itu melihat kehadiran sulli dan mengahampirinya.

“Heyyy kau sudah kembali?” tanya nya sambil tersenyum.

“NE. mian aku tidak bisa membantu kalian selama 2 hari ini” jawab sulli dengan penuh penyesalan.

“gwenchona, aku senang kau kembali. Oh ya, kau beruntung sekali bisa di gendong oleh presdir tampan itu. Kau tau cara ia mengangkat tubuhmu sangat romantis, bahkan aku cemburu melihatnya. Oh ani, bukan hanya aku, semua yeoja di perusahaan ini”

“Yaaa... maafkan aku. Aku tidak bermaksud melukai kalian. Aku tidak tau jika saat itu yang menganggkat ku adalah si monster, eh maksudku choi minho. Ya itu tadi presdir tam.. tampan” huekkkk mengatakan kata tampan itu lidah sulli sangat kelu, dan perutnya jadi mual.

“kau sudah tau apa tugas mu sekarang?”

“sama seperti kemarin kan?” jawab sulli mencoba tersenyum. Bora yang mendengar itu hanya terkekeh.

“Tentu saja tidak. Kau mau mati mendadak mengerjakan semua itu. Aku saja sebenarnya tidak tega melihat mu sendirian menyelesaikan tugas-tugas berat itu. Sekarang tugasmu mengepel di lantai 9. Yang bersih ya. lantai 9 itu tempat dimana ruangan presdir berada” lanjut bora lagi.

Hati sulli sudah kebal, sudah tidak ada keterkejutan sama sekali. Ia mulai pasrah dengan hidupnya selama masih di bawah pimpinan choi minho.

“baiklah... bukan pekerjaan yang sulit” sulli segera beranjak ke lantai 9. Dan mengepel lantai di tempat tersebut dengan semangatnya. 1 jam berlalu, ia masih terlihat menyelesaikan pekerjaanya.
Namun tiba-tiba seorang wanita datang menghampiri sulli.

 “aggashi... kau mendapat tugas untuk mengantar teh hangat ke ruangan presdir” ucap wanita itu.

Perasaan sulli mulai tidak enak, menurutnya bekerja di perusahaan yang besarnya luar biasa ini sukses membuat jantung dan otak nya ber olahraga tiap hari.

"Tapi pekerjaan ku belum selesai”

“Biar aku yang melanjutkan” ucap wanita itu lagi.

Akhirnya dengan langkah gontai dan malas, sulli menuju dapur perusahaan untuk membuat kan segelas teh panas.
Tidak hanya 1 cangkir yang dibuatnya, melainkan 6. Jadi di setiap cangkir itu, di berinya logo tulisan.

Gelas pertama “manis” gelas kedua “tidak terlalu manis” gelas ke tiga “hambar” gelas ke 4 “manis-manis asin” gelas ke 5 “sangat manis” dan gelas ke 6 “netral”.

Ia melakukan semua itu agar tidak bolak balik kembali ke dapur untuk menukar teh mana yang minho sukai. Semua gelas itu di letakkannya di atas nampan. Dan dengan langkah pasti ia berjalan menuju ruangan minho.

“Permisi saya mau mengantar minuman ini” ucap sulli meminta izin pada yuri. Yeoja itu hanya menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan pandangan yang sangat sinis. Merasa tidak enak sulli meninggalkanya dan masuk kedalam ruangan minho.

 “chogiyoooo...” ucapnya dari luar.

 “masuk” jawab namja itu dari dalam.

Sulli pun menampakan wujudnya. Dan melangkah pelan menghampiri minho. Minho pura-pura tak peduli.

 “igo minho-shii, silahkan diminum” ucapnya meletakan nampan yang berisi 6 gelas teh berbagai rasa tersebut. Melihat di sodori teh sebanyak itu minho menatap tajam sulli.

 “yaaaa maksud mu apa? Kau pikir perutku ini galon air?”

 “bu-bukan begitu. Biar aku jelaskan, disini ada 6 rasa teh. Kau bisa memilih mana yang kau suka. Lihat di setiap gelasnya aku tulis logo rasa” sulli menjelaskan dengan tersenyum ramah.

Sedangkan minho mendengarkan dengan tatapan bingung tidak mengerti.

 “haisshhhhh baiklah. Supaya kau lebih paham, igo....aaa” sulli memberikan sesendok teh pada gelas pertama ke Minho. Seperti anak kecil namja itu membuka mulutnya dan menerima suapan sulli.

 “Cuiiih... kemanisan bodoh” ucapnya sambil memasang wajah aneh. Sulli pun mengerti dan kembali menyuapkan teh pada gelas ke 2 dengan hati-hati.

“aaaa...” yeoja itu memberi intruksi agar minho membuka mulut, dan minho kembali menerima suapannya.

“Kurang manis” jawabnya singkat. Sulli melanjutkan pada gelas ke 3.

 “Ueeek... apa ini tidak ada rasa”
 Gelas ke 4

"brtttt seperti rasa keringat. Sejak kapan teh rasanya asin?” sulli hanya nyengir mendengar protesan minho.

"mian NE”

“igo teh ke 5” lagi-lagi minho menerima suapan dari sulli, dan ekspresinya tetap sama. Terkejut.

"uhuk....YAAAA , kau menaruh gula 1 kg ke teh ini ya. haisssshhh teh mu tidak ada yang benar" Ucap minho dengan nada tinggi.
Sulli hanya memanyunkan wajahnya, tapi ia tidak menyerah. Ia mencoba menyuapi minho teh pada gelas ke 6.

"Aaaa” ucap sulli memberi intruksi.

"Shireoooo” jawab minho ketus dengan wajah ngambek, sulli tidak menyerah ia mencoba membujuk minho.

 “ayolah, ini teh terakhir.... siapa tau kau suka. aaaaaa”

“aku bilang tidak mau ya tidak mau. Teh buatan mu itu bisa membuat lidahku mati rasa nantinya” sedikit kesal di hati sulli mendengar ucapan minho itu, tapi ia berusaha sabar. Seperti niatnya sebelum berangkat kerja tadi. SEMANGAT.

“Jebal. Aku sudah berusaha untuk membuat yang terbaik” yeoja itu memasang wajah sedih sambil menunduk. Menyaksikan itu minho menjadi tidak tega. Dan ia mau membuka mulutnya. Sulli pun tersenyum segera di suapnya teh pada gelas ke 6 itu. Ia berharap cemas menerima jawaban minho.

"Baiklah aku mau teh yang ke 6. Setidaknya ini sedikit lebih baik dari ke 5 teh mu yang aneh itu” ucap minho singkat dengan tampang datar, dan sulli tersenyum lega mendengarnya.

~TBC

Maaf kalau dalam pengeposan ada sedikit cacat. XD mimin buru2 plus pake hape (biasanya juga gitu min XD) Nanti kalo udah buka lewat leptop, mimin benerin deh. Hehe. Oiaaa. . Jangan kebawa kesel ama karakter yang ada di ff ini yaaa. . Hehe. . Mimin gak mao baca komen bernada nge bash. Tapi kalo di tambahin >> "cuma dalam ff ini aja" baru gak papa. XD oke readerdeul. Ditunggu komen nya.