True Love in Makawanisy [Chap 12]

 

Tittle : True Love in Makawanisy [Chap 12]

 

Author : Dhecy Chyminh (@Chyminh13)

 

Choi Minho | Choi Sulli | Kwon Yuri | Kim Jongin | SMent Other Member | Choi Yun Gyeom

 

Lenght : Chaptered

 

Rate : 15

 

Genre : Romace, Comedy, Sad

 

~AUTHOR POV~

Pagi menjelang, matahari mulai menampakan wujudnya. Seorang namja terlihat tengah tidur di atas ranjang kecil mulai menggeliat untuk bangun. Matanya perlahan bergerak hingga akhirnya benar-benar terbuka. Dengan samar ia melihat keadaan sekitarnya yang menurutnya sangat asing dan belum pernah ia kunjungi. Tangan kekarnya mulai di arah kan melebar, hingga ia merasakan sesuatu menempel di kening nya, dan minho tahu bahwa yang ada di kening nya itu adalah handuk putih dan sedikit lembab.

“Aku dimana?” suara parau itu keluar dari mulut nya di iringi ekspresi bingung. Posisinya pun sudah duduk meluruskan kaki. Mata nya masih melihat sekeliling tempat ia berada sekarang, mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi hingga membuatnya berada di ruangan yang tak di kenal sama sekali.

“Oh... aku ingat semalam aku kehujanan karena mendorong mobil sejauh itu. Dan saat itu aku mengantar si saiko pulang, setelah itu apa lagi yang terjadi?” Minho masih mencoba berfikir keras. Hingga ia tersadar dengan busana yang melekat di tubuh atletis nya saat ini.

 

"Mwo-ya....!!! Kenapa aku bisa memakai baju warna pink? Dan ini, yaaa training siapa ini?” umpat nya kesal melihat pakaian nya telah berganti dengan baju yeoja serba tanggung, mulai dari celana training di atas mata kaki dan baju panjang pink dengan lengan menggantung pula. Atau bisa di katakan baju itu kekecilan untuk tubuhnya.

Minho hanya mendengus kesal melihat keadaanya saat itu, matanya kembali menerawang setiap sudut di ruangan kecil tempat sulli tinggal. Saat hendak turun dari tempat tidur, pandangan namja itu mendarat pada sesosok tubuh sedang terbaring di lantai dengan mata terpejam, nafas yeoja itu seolah mengeluarkan dengkuran halus yang keluar secara berirama.

 

"Sulli” ucap minho pelan, sekarang namja itu sadar bahwa saat ini ia sedang berada dikediaman office girl.

 

Minho pun telah mengingat apa yang terjadi semalam, mulai dari sulli membopongnya masuk kerumah, memberikannya baju ganti, memberikan obat, dan mengkompres tubuh panasnya. Mata nya tetap fokus melihat wajah lelah yeoja itu.

"Dasar saiko. Kenapa kau tidur di lantai bodoh, apa kau tidak takut masuk angin?” ungkap minho masih menatap yeoja yang saat tertidur dengan bantal dan jaket tebalnya.

Beberapa saat kemudian Sulli mulai menggerak gerakkan matanya, kepalanya mulai menggeliat bersiap siap untuk bangun.

 

 Melihat hal itu dengan sigapnya namja bernama choi minho tersebut kembali berbaring menarik selimut dan memejamkan mata seolah olah masih tidur, tak lupa ia kembali meletakan handuk putih lembab tadi di kening nya.

“hoammmmmmzz.... ” sulli menguap lebar, setelah itu mencoba untuk duduk.

Sesaat kemudian ia melihat minho yang masih tertidur pulas di atas ranjang. Ia pun segera bangkit untuk mengecek keadaan namja yang merupakan pemimpin perusahaan di tempatnya bekerja.

 

Dengan hati-hati sulli mengambil kompres pada kening minho, di tatap nya namja itu dengan penuh perhatian, kemudian sulli meletakkan punggung tangannya kekening minho guna mengetahui suhu tubuh namja itu telah berkurang atau belum.

“Demamnya sudah banyak berkurang” ucapnya masih dengan suara parau karena baru bangun.

 

Sulli membetulkan posisi selimut Minho yang tidak sepenuhnya menutup tubuh namja itu. Setelah itu ia membereskan peralatan yang tadi malam digunakanya untuk mengompres namja tampan itu.

“Ternyata dia perhatian juga” batin minho dalam hati masih pura-pura tertidur. Ketika ia mendengar langkah sulli yang menjauh, mata bulatnya mulai mengintip untuk melihat keadaan aman tidak jika dia bangun saat itu.

Baru saja minho ingin mencoba duduk, sulli datang kembali, hingga namja itu tidak sempat untuk membaringkan tubuh untuk kembalk berpura pura tidur

“Kau sudah bangun?” tanya sulli ramah, minho hanya menanggapi dengan bersikap sok acuh.

“Apakah perasaan mu masih tidak enak? Mana yang sakit? Beri tahu saja, aku akan mengantar mu berobat” Minho tak menyangka atas pertanyaan-pertanyaan yang di terima nya itu keluar langsung dari mulut sulli, orang yang selalu membuatnya emosi sepanjang waktu.

 

“Kau pasti masih merasa dingin kan? Baiklah aku akan membuatkan mie ramen panas untuk menghangatkan tubuh mu” Sulli tersenyum kemudian beranjak meninggalkan minho yang hanya bengong menerima setiap perhatian dari sulli. Wajahnya nya seketika muram mengingat sesuatu.

“Kenapa cara dia memperhatikan ku sama seperti apa yang eomma lakukan jika aku sakit” gumamnya dalam hati.

‪#Flashback

 

“Eomma....” suara itu terdengar memelas keluar dari mulut seorang namja. Dengan tergesa gesa wanita paruh baya datang menghampirinya, raut wajahnya terlihat sangat khwatir.

“Waeyo minho? Apa perasaan mu masih tidak enak? Mana yang sakit chagi? Beri tau eomma, atau kita kerumah sakit saja NE?” ucap wanita itu sambil memegang tangan anaknya. Namja yang mulai beranjak remaja itu hanya menggeleng lemah sambil tersenyum.

“Anii... aku ingin disini saja di temani eomma” mendengar ucapan anak semata wayang nya, wanita itu hanya tersenyum manis dengan tatapan penuh perhatian. Sesekali ia mengusap halus rambut minho.

“Eomma, kenapa rasanya hari ini dingin? Apakah musim salju akan segera datang?” ucap namja itu dengan wajah innocent, sang ibu hanya tertawa renyah.

“Ani chagi... musim salju masih lama datang nya. Kau kedinginan ya, baiklah eomma akan membuatkan makanan kesukaan mu. Mie ramen panas. Mau kan?” dengan cepat minho mengangguk sambil tersenyum lebar.

 

Kemudian wanita itu menuju kedapur untuk menyiapkan semangkuk ramen panas kesukaan anaknya.

#flashback end

 

 

 ~MINHO POV~

 

Aku baru sadar jika saat ini aku berada di kediaman yeoja saiko itu, saat aku mencoba terbangun terlihat olehku ia tengah terbaring nyenyak di lantai. Dasar bodoh, apa dia tak takut masuk angin. Tapi kenapa dia tidur di bawah, dan membiarkan ku tidur di ranjangnya. Kadang aku tidak tau sisi lain dari yoeja saiko ini.

 

Sekarang aku bisa mengingat kenapa aku tidur disini, kenapa aku memakai baju kekecilan ini, dan kenapa kompres ini ada di kepala ku. Itu karena tadi malam aku demam, setelah hujan hujanan mendorong mobil. Baiklah untuk hal ini aku mengakui dia menyelamatkan ku dari hipotermia. Tapi bukan berarti dimataku dia tidak meyebalkan.

 

Saat tengah asik berfikir mengenai Sulli, aku melihat matanya sedikit bergerak hendak bangun. Dengan segera ku ubah posisi ku seperti semula, tidur dengan selimut yang menutupi badan, dan kompres di kening. Oh... dia mendekat. Dan sekarang Tangan nya menyentuh kening ku.

“Demamnya sudah banyak berkurang” ucapnya dengan nada parau, kurang ajar dia sudah berani menyentuh wajah tampan ku. Kalau saja aku tidak sedang pura-pura tidur, aku akan gigit tangan nya itu. Tadi malam dia juga berusaha untuk menggantikan ku baju. Memangnya dia itu siapa?

 

Setelah selesai mengecek keadaan ku, ia melangkah pergi. Aku berusaha mengintip untuk memastikan. Benar tidak dia sudah PERGI.

 

Aku ingin bangun dari posisi ini, rasanya punggung ku sudah pegal karena terus tiduran. Akhirnya aku memilih untuk duduk sambil melurus kan kaki. Baru beberapa menit merasakan posisi nyaman, yeoja saiko itu datang kembali, dan kedatanganya itu sukses membuat ku terkejut.

“Eoh kau sudah bangun?” tanya nya sambil tersenyum ramah. Aku tak bergeming.

“Apakah perasaan mu masih tidak enak? Mana yang sakit? Beri tahu saja, aku akan mengantar mu berobat” sepertinya dia benar-benar memperhatikan ku.

“Kau pasti masih merasa dingin kan? Baiklah aku akan membuatkan mie ramen panas untuk menghangatkan tubuh mu” katanya lagi sambil memamerkan eye smile nya.

 

Aku tidak tahu harus menjawab apa, semua perlakuanya mengingat kan ku pada eomma. Sudah lama aku tidak mendapat perhatian dari wanita seperti saat ini, yang aku tau yeoja-yeoja di luar sana menyukai ku hanya karena 2 hal. Ketampan yang ku miliki dan kekayaan. Jika aku tidak punya 2 hal itu, 100% melirikku saja mereka pasti enggan.

~AUTHOR POV~

 

15 menit kemudian Sulli datang dengan semangkuk mie Ramen panas nya, terlihat asap halus mengebul di atas mie itu . Minho sudah menelan ludah mencium aroma ramen yang di masak sulli sejak awal . Namun tetap saja ia memasang ekspresi tenang, acuh, seolah tidak peduli.

“Igo... kau makan lah, setelah ini kau pasti semakin sehat” ucapnya sambil tersenyum

“Terima kasih sudah merawat ku. Nanti gaji mu ku naikan 20 %” ucap Minho sinis, Sulli hanya mendengus kesal.

“Aku menolong mu ini ikhlas namja Choi. Bukan mengharapkan gaji, anggap saja ini balasan karena kau pernah menolong ku saat magh ku kambuh. Igo makanlah” Sulli memberikan mangkuk itu pada Minho, namja tersebut menerimanya namun cara ia memegang mangkuk itu tidak benar hingga membuat tangannya kepanasan.

“Oh HOT” kata itu spontan keluar dari mulut Minho, Sulli hanya menahan tawa melihat ekspresi jelek namja di depannya.

“Dasar phabooo.... kuliah S3 di LA pegang mangkuk ramen saja tidak becus, sini” yeoja itu merebut kembali mangkuk mie ramen yang di pegang minho.

“Kau juga salah, seharusnya letakan saja di meja. Benda panas seperti itu kau serahkan pada ku. Saiko” omel minho tak mau kalah, Sullk hanya menggeleng gelengkan kepala tanpa suara. Sekali lagi ia mengalah tak mau memperpanjang perdebatan itu.

Sulli asik mengaduk aduk mie itu sambil meniupnya perlahan, Minho berfikir bahwa ramen itu tak jadi di milikinya. Tapi pikiran nya salah ketika sulli menyuapkan mie tersebut dengan intruksi lembut, seperti seorang ibu tengah menyuapi anak nya.

“Aaaaaa...” ucap sulli memberi peringatan. Minho dengan senang hati menyantap ramen tersebut.

“Omoooo...... ramen apa ini? Rasanya enak sekali?” batin minho dalam hati.

"Wae?? Apa kau tidak suka? Enak tidak?”

“Biasa saja. Tidak ada yang istimewa” jawab minho bohong. Sulli hanya memanyunkan bibirnya.

 

"Baiklah ramen ini memang

tidak enak. Kalau begitu aku buatkan bubur saja ne” melihat sulli hendak berdiri dengan cepat minho mencegahnya.

“Tidak usah, nanti pasti lebih tidak enak lagi bubur mu. Sudah suapkan saja itu pada ku. Aaaaa” Minho membuka mulut, Sulli hanya melihatnya jijik dan kesal. Tapi ia suapkan juga mie ramen itu.

“Gomawo” ucap minho cepat. Mendengar kata itu sulli mengernyitkan dahinya.

“Mwoo??”

“Ani... cepat suapkan saja ramen itu nanti kalau dingin makin tidak enak lagi” perintah namja bernama minho itu dengan ekspresi datar.

Lagi-lagi rasa kesal sulli rasakan, namun anehnya sekesal apa pun ia, tetap saja perintah namja dihadapanya itu di turuti nya dengan tepat dan benar.

 

 

Tbc

 

Yakkkk, udah di update. Jangan lupa di komen yak readerdeul. Masih ada 16 Chapter lagi. Jangan bosen baca plus komen nya oke. Gomawo. #Bow