Title : MIRRORS II chap 4 : It's too hard
cast : CHOI JINRI (f(x)) | CHOI MINHO (f(x)) | others
author : Devina Sandy
length : Chaptered
rating : PG-17 ;D
Genre : Fantasy, Romance, sad, hurt, crime
Chap 4 : It's Too Hard
KRRIIIIING
KRIIIIIINGG... RIIINGG KRIIIIIIING....
Minho
mengulurkan tangan ke atas meja di sisi tempat tidurnya, meraba-raba mencari
benda yang menghasikan bunyi bising itu, jam waker. Dipicingkannya mata
besarnya untuk dapat melihat jelas angka digital yang tertera di jam itu, jam
06.01 AM, jam rutin untuk bangun dari kasur empuknya.
Minho
menoleh ke sisi kirinya, mencari tahu apa Si putri tidur sudah terbangun atau
masih tertidur nyenyak mungkin karena terlalu lelah(?). Minho mendapati sisi
kirinya kosong, hanya bantal putih
dengan aroma rambut Jinri yang tersisa di sampingnya. “Tumben sekali dia bangun
lebih pagi dariku. Apa ia sibuk sekali hari ini?”
Minho
bangkit dari tempat tidurnya lalu menuju dapur untuk menghilangkan rasa kering
di tenggorokkannya. Ia sedikit terkejut saat mendapati sebuah cangkir bening
yang menampakkan cairan hitam pekat di dalamnya dan sebuah sandwich daging di
atas meja makan. “Ige bwoya? Dia membuatkanku secangkir kopi? Biasanya dia
takkan pernah membiarkanku meminum kopi saat di rumah.” Minho meraih cangkir
itu dan mendapati cairan kopi itu sudah menjadi dingin. Minho heran, kenapa
Jinri bangun dan pergi pagi-pagi sekali.
******
Jinri
memeluk tubuhnya sendiri yang terbalut jaket tebal berwarna hitam-keabuannya
dengan erat. ini memang terlalu pagi untuk memulai aktivitas di Korea Selatan, jalanan
masih lengang dan sedikit sekali orang yang lalu lalang. Jinri memandang ke
langit dengan tatapan kosong, matahari nampak masih malu-malu untuk
menampakkan diri. Jinri sendirian menunggu di Halte, ia bahkan awalnya tak
tahu harus pergi kemana.
Jinri
meraih ponsel di dalam tas pink miliknya, ia mencari nama seorang wanita di
list kontaknya, Victoria eonni. Setelah menunggu beberapa detik, suara lembut
dengan sedikit serak terdengar oleh Jinri.
“Yeoboseyo
Jinri-ya...”
Jinri
tersenyum saat mendengar suara Victoria yang terdengar masih mengantuk “
Yeoboseyo Oenni, aku tidak bisa masuk kerja hari ini.” Ujar Jinri to the point
“Waeyo?”
“Aku
rasa aku sedang sakit.” Jinri memegangi dadanya dan memukul-mukulnya pelan.
“Mwo?
Kau seharusnya menjaga kesehatanmu chagi-ya. Kau wanita karir yang sibuk, jadi
kau harus menjaga makanan, jam tidur, bla bla bla...” Victoria bicara panjang
lebar di telepon, Jinri kira konsentrasi yeoja itu akan berkurang jika ia
ditelepon pagi-pagi, tapi kenyataannya yeoja itu masih bisa bicara banyak dan
menggurui Jinri.
“Oenni,
kau baik sekali...” satu kalimat yang meluncur dari bibir pucat Jinri cukup membuat
Victoria berhenti banyak bicara dan lantas terdiam. “Oenni, aku pasti sembuh.
Tapi aku tidak tahu kapan aku akan sembuh. Mungkin butuh waktu lama, dan di
waktu itu kemungkinan besar kita tidak dapat saling bertemu seperti biasa.
Oenni, gomawoo... kau, wanita terbaik yang pernah kukenal, kau tulus
memperhatikanku, kau baik sekali. Aku pasti akan sangat-sangat merindukanmu.”
Jinri menghapus genangan airmata yang tertahan di sudut matanya.
“Jinri-ya...
apa yang sedang tejadi? gwenchana?”
“Gwenchanayo
eonni... mianne, merepotkanmu. Aku akan menutup telepon. Jaga dirimu baik-baik,
dan jangan selalu memperhatikanku! Kau juga harus memperhatikan calon suamimu
yang super sibuk itu, arachi?”
“Kkkkk~
arasoo... bye”
“Bye.”
KLIK
, panggilan terputus. Jinri menatap layar handphonenya dan tersenyum kecil
“Satu lagi seseorang berharga yang harus kutinggalkan. Jeongmal gomawo Vic
oenni, kau satu-satunya sahabat yang kupunya.”
Jinri
tiba-tiba teringat pada ibunya. ‘Apa aku perlu menelepon eomma? Tapi... ia
pasti tak akan mengangkat telepon dariku kan?’ batin Jinri seraya mencari nama
lain di list kontaknya, Heechul Oppa.
“Yeboseyo
Jinri-ya... waeyo?” sauara bariton Heechul akhirnya muncul dari seberang
panggilan.
“Oppa,
aku sudah memutuskan untuk ikut denganmu nanti siang. Aku sudah pergi dari
rumahku.”
“Mwo?
Bukankah kita akan berangkat nanti siang, kenapa kau keluar sepagi ini?”
“Aku
khawatir jika terus melihat wajah Minho oppa, aku takkan pernah ingin pergi
meninggalkannya. Ini sangat sulit, seperti bersiap-siap untuk bunuh diri.”
“Aigoo,
Jinri yang malang, Kau harus kuat. Apa kau ingin aku membeli tiket pemberangkatan
pagi ini? Aku bisa melakukannya.”
“Jeongmal?
Hm, kurasa itu lebih baik.” Jinri meremas kuat jaket tebalnya, ia akan
meninggalkan Minho lebih cepat dari yang ia duga. “Aku tunggu kau di halte
dekat apartemenku. Kau tahukan?”
“Ne,
aku akan memesan tiket. Masih tersisa 1 jam lagi untuk pemberangkatan ke
London. Kau tunggu saja, aku akan segera datang.”
KLIK
, Jinri memutuskan panggilannya. Udara dingin membuat pipi putihnya semakin
terlihat pucat, dipeluknya lututnya sendiri untuk mengusir rasa dingin itu dan
juga mengusir rasa kesepiannya. Ia pikir mulai detik ini, ia harus memulai
kehidupannya dari awal lagi. Mencari oksigen baru sebagai pengganti Minho.
“Hiks...”
pertahanan Jinri pecah, ia tak kuasa menahan tangisnya lagi. Air mata terus
mengalir dari sepasang matanya tanpa henti. Jinri semakin erat memeluk kedua
kakinya membayangkan jika yang sedang ia peluk adalah tubuh Minho, pria yang
paling ia cintai. “Hiks, aku... hanya ingin Minho oppa.” Rintih Jinri di tengah
isakannya.
“Eomma... aku
ingin Minho oppa saja. Hiks.” Wajah pucatnya kini perlahan berubah menjadi
merah dengan dihiasi aliran bekas air mata yang memenuhi wajahnya. “Aku tidak
punya siapa-siapa lagi sekarang. Hiks.” Gumam Jinri dengan wajah yang ia
sembunyikan di balik lipatan kakinya.
Sebuah taxi biru
berhenti di hadapan Halte tempat Jinri menangis dengan pose layaknya anak kecil
yang kehilangan ibunya. Tak ada satupun orang yang memperhatikan, namun
penumpang taxi itu memandang iba gadis tak berdaya itu. Penumpang itu keluar dan menghampiri Jinri
kemudian berlutut di hadapan Jinri. “Jinri-ya... ayo kita pergi.”
Jinri
memperlihatkan wajahnya dan mendapati Heechul telah menatap dirinya dengan
penuh kasih sayang. “Ini semua salah oppa. Hiks.” Tuduh Jinri dengan suaranya
yang bergetar.
Heechul dengan
lembut menghapus air mata Jinri yan membanjiri wajah mulusnya. “Ne, ini
salahku. Mianne... Jeongmal mianne.” Heechul bangkit berdiri lalu mengulurkan
tangannya pada Jinri yang masih memeluk
kakinya. “Kita harus pergi sekarang, kajja.”
Dejavu...
Jinri ingat
tangan ini telah berkali-kali terulur untuk menolongnya. Saat ia disakiti, saat
ia terjatuh bahkan saat ia kesepian. Inilah saatnya, Jinri pergi bersama penolongnya.
Tangan Jinri meraih uluran tangan Heechul dengan lembut “Ne, kita berangkat
oppa.”
*****
Jinri membuka
lebar-lebar kaca jendela taxi, membiarkan angin menghembus kuat ke arah
wajahnya dan membuat rambut pendek kemerahannya tertiup kesana-kemari. Heechul
hanya melirik aneh pada Jinri, untuk apa di pagi yang dingin ini ia melakukan
hal konyol itu, apa Jinri ingin wajahnya membeku?
“Ige bwoya?
Tutup jendelanya Jinri-ya, wajahmu akan berubah menjadi es...”
Jinri hanya
diam tak menggubris sedikitpun perintah namja di sampingnya itu. Heechul dapat
melihat tubuh Jinri yang perlahan berguncang. Walaupun Jinri menyembunyikan
wajahnya dari Heechul, Heechul tahu persis jika gadis itu sedang menangis.
“Jinri-ya...
gwenchana?” Heechul menyentuh lembut pundak Jinri, mencoba menenangkan gadis
itu dengan sentuhannya.
“Tidak, aku
tidak baik-baik saja. Hiks...” Jinri tetap menyembunyikan wajahnya dari
Heechul, membiarkan angin mengeringkan tetesan air matanya. “Aku... Hiks , aku
akan matiiii... Huaaa!!”
Bunyi Tangis
Jinri pun pecah layaknya seorang balita, membuat Heechul serta supir taxi
terperanjat kaget dibuatnya. “Jinri-ya, calm down! Kau akan baik-baik saja. Masa-masa
sulit ini akan berlalu, kau perlahan akan melupakan Minho. Archi?”
Jinri
menggelengkan kepalanya kencang “Shireooo!!! Aku mau Minho oppa!! Hiks.” Jinri
menatap tajam Heechul dengan wajah yang sudah memerah, mata yang basah serta
aliran air mata yang membanjiri wajahnya. Heechul menenggak liur, ini adalah
pertama kalinya ia melihat Jinri menangis seperti ini sejak ia pergi dari rumah
ibunya. Ya, Jinri tak pernah lagi menangis histeris sejak jauh dari ibunya.
Heechul
tiba-tiba merasa pusing mendengar tangisan Jinri yang layaknya seperti gadis
cilik kehilangan lolipopnya, baiklah heechul menyadari Lolipop itu adalah
Minho. Dan ia telah merebut secara paksa lolipop itu dari Jinri. “Jinri-ya? Kau
ingat eomma-mu? Ia akan sangat marah jika mengetahui kau menangis seperti ini.
Kau ingatkan apa yang akan ia lakukan
padamu? Berhentilah menangis!”
Mendengar
kecaman keras dari Heechul Jinri pun terdiam sesaat, hingga kedua sudut
bibirnya kembali tertarik ke bawah dan tangisannya pecah lagi dan kemudian
bertambah nyaring dari sebelumnya “Aku tidak peduli!!! Biarkan eomma
memukulku!!! Aku benci kau oppa! Kau memisahkanku dari Minho! Hiks! Aaaa!
Heechul oppa phabo-yaa!!” teriak Jinri di selingi isak dan cegukan yang
membuatnya persis sekali seperti anak kecil berumur 5 tahun.
Heechul dibuat
kalang kabut oleh Jinri, sesekali ia melihat supir taxi memperhatikan mereka
berdua dari spionnya. “Aigoo, yeoja ini! Bukannya kau terlihat anggun dan
elegant? Kenapa saat mengis seperti ini
kau begitu menjengkelkan? Apa Minho tahu ini eoh? Jika ia tahu, mungkin
ia akan pergi meninggalkanmu!”
NGIIIIIK
Heechul
berhenti mengomel, supir taxi yang awalnya pura-pura tak peduli lalu menginjak pedal
rem mobil perlahan. Semua di dalam taxi itu terdiam menunggu bagaimana
kelanjutannya.
NGIIIIIIIK
Mata Jinri
membulat dan Dadanya melengkung membuat sepasang mata milik ahjussi supir taxi
dan Heechul yang sedang menatap Jinri intens ikut melotot dan mulai mengambil kesimpulan bahwa...
ASMA JINRI KAMBUH! Dengan cekatan, supir taxi segera menepikan mobilnya untuk
berkonsentrasi menghadapi situasi ini.
“YAK! Ahjussii!! Apa yang kau lihat?! Cepat
cari kantong kertas!” teriak Heechul tanpa pikir sopan santun lagi pada supir
taxi yang berumur jauh lebih tua darinya. Heechul dengan sukses melakukan
transaksi kegugupannya pada ahjussi itu yang ikut gelagapan mencari kantong
kertas di sekitarnya.
“A-aniya,
eopsoyo!” sahut supir itu saat tak menemukan benda yang Heechul cari.
“Payah!”
Heechul mengalami stress tingkat tinggi saat intensitas mengi yeoja yang duduk
disebelahnya semakin parah. Tiba-tiba Heechul teringat benda yang sering Jinri
bawa kesana-kemari, sebuah benda berwarna biru yang ia tempelkan dihadapan
hidungnya saat merasa asmanya akan kambuh. “Jinri-ya! Mana alat hirupmu!?”
tanya Heechul seraya menggoncang kecil tubuh Jinri yang tergelatak tak berdaya
di kursi taxi.
“NGIIIIK,
ta-tas, NGIIIIIIK”
Heechul
secepat kilat menggeledah tas pink milik Jinri dan ia tak menemukan benda biru yang ia cari “Aniya!
Tidak ada!”
“NGIIIIIIK,
ta-tas koper NGIIIIK.”
“Mwooooo?
Yaak! Manusia ceroboh macam apa kau ini? Menyimpan benda sepenting itu di dalam
kopermu?!”
“E-eomma...
NGIIIIIIK” Tubuh Jinri tiba-tiba rebah dan terjatuh dalam pangkuan Heechul.
Heechul hanya bisa menganga melihat situasi ini.
“Jinri-ya!
Irreona...” Heechul memeluk erat tubuh Jinri dalam pangkuannya, namun Jinri tak
menyahut maupun merespon Heechul lagi. “YAK! Ahjussi! Apa yang kau tunggu?! Ke
rumah sakit kajja!!”
*****
Namja berwajah
tampan itu kini hanya bertopang dagu menatap Jinri yang belum sadarkan diri
sejak 2 jam lalu, Selang oksigen masih
terpasang di hidung mancungnya. Dadanya naik turun teratur dan ia terlihat sangat
tenang dalam tidurnya. Heechul memperhatikan jam tangan rolex yang terpasang di
pergelangan tangannya dan ia hanya mendengus
panjang.
“Jam
pemberangkatan untuk jam 8 sudah lewat. Aigoo... aku banyak sekali keluar uang
untuk ini Jinri-ya...” Heechul menatap lesu e-ticket yang ia booking beberapa
jam lalu untuk pemberangkatan pagi ini ke London. “Ini sudah tidak berguna
lagi... Ini untukmu, setiap kau melihatnya kau akan merasa bersalah karena
membiarkan asma mu kambuh di saat yang salah.” Ujar Heechul seraya memasukkan
kedua e-ticket miliknya dan milik Jinri ke dalam tas pink milik Jinri.
Heechul
merogoh kantong celananya dan tersenyum manis saat melihat dua potong kertas
lain yang memberikan secercah harapan untuknya. “Masih ada dua ticket untuk
penerbangan siang ini. Apa kira-kira kau sudah sadar jam 12 ini?” Heechul
mengobrol pada dirinya sendiri, seolah Jinrii mendengarkan semua perkataannya.
Tiba-tiba Heechul menyadari ia tak seharusnya ada disini untuk waktu yang lama.
Apa karena dirinya seorang Mafia? Merepotkan.
Heechul
meletakkan Ticket milik Jinri di dalam tas pink milik Jinri, ia bangkit berdiri
dan memasang kaca mata hitamnya, agak
berlebihan untuk seseorang yang sedang berada di lingkungan rumah sakit.
Heechul memandang Jinri sejenak dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Jinri yang
belum sadar dari tidurnya hanya seorang diri.
*******
“Ring ding
dong ring ding dong Ring diggi ding diggi ding diig ding Meorisokae oolida”
nada dering ponsel Minho bergema di ruang kantor luasnya. Saat di kantor ia
biasa menggunakan mode silent untuk ponselnya, tapi ia lupa untuk menerapkan
mode itu sekarang. Di bacanya nama penelepon di layar ponselnya , Onew Hyung.
“Yeoboseyo?”
“Yeoboseyo
Minho-ya, eodie isseoyo?” balas Onew menanyakan keberadaan Minho.
“Di kantorku
hyung. Waeyo?”
“Aku kira kau
sedang menemani Jinri. Sss, atau itu bukan Jinri dan aku salah mengenal orang?”
“Apa maksudmu
hyung?”
“Aaa’, tapi
aku yakin yang aku lihat adalah Jinri, rambutnya pendek kemerahan. Ia tadi masuk
ruang ICU karena Asma akut dan membuatnya pingsan. Apa itu benar dirinya? Sekaramg
ia masih tak sadarkan diri.” Di seberang panggilan, Onew dengan memakai seragam
dokternya tengah melirik Jinri heran dari balik gorden seraya menggaruk kepala
dengan jari telunjuknya “Aku yakin 99% bahwa itu adalah dirinya.”
“M-mwo? Ta-tapi
kurasa dia... i-itu tidak mungkin... tapi aku akan kesana!” Minho mencari kunci
mobilnya lalu berlari keluar dari ruangannya. Semua staff melihat ke arah pria
tampan ini. Saat berlari seperti itu, Minho benar-benar terlihat atletis. Minho
menyetir secara terburu-buru, beberapa mobil telah memberikannya tanda
peringatan dengan klakson panjang atas tindakannya menyelip mobil lain dengan
kecepatan tinggi. Ia tidak peduli, yang ia pedulikan sekarang adalah yeoja yang
diperkirakan Onew sebagai Jinri tengah
tak sadarkan diri di rumah sakit.
*****
Minho
melangkah cepat di lorong rumah sakit menuju ruangan yang letaknya telah diberi tahu
Onew secara rinci. Kini ia tengah menghadap ruangan yang ia cari dan menemukan
sesuatu yang membuat jantungnya hampir lepas saat melihat gadis yang ia cintai
sedang terbaring lemah di atas ranjang kecil khas rumah sakit. Minho tidak tahu
ia harus bicara apa, Jinri yang semalam terlihat baik-baik saja sekarang malah
terbaring lemah tak berdaya. Minho perlahan menghampiri Jinri dan menggenggam
tangan Jinri yang terasa dingin.
“Chagi-ya...
irreona. Apa yang terjadi?” Minho mengecup lembut punggung tangan kekasihnya, “A-aigoo...
apa karena kau terlalu lelah? Kau menghirup udara dingin? Itu karena kau bangun
terlalu pagi...” Minho merasakan sesak di dadanya, ia kecewa pada dirinya
sendiri saat ia menjadi orang yang terakhir tahu jika kekasihnya di dalam
keadaan menyedihkan seperti ini.
“O-Oppa itu kau?”
Suara lembut
itu membuat Minho menoleh pada wajah Jinri dan mendapati gadis itu sudah
tersadar dari pingsannya. Sepasang mata Jinri terlihat membengkak, Minho
bertanya-tanya dalam hatinya apakah Jinri telah menangis terlalu keras sehingga
Asmanya kambuh?
“Chagiya? Gwenchana?” Minho mengusap lembut pipi putih Jinri dengan
jemarinya membuat Jinri tersenyum simpul melihat betapa khawatirnya Minho pada
dirinya.
“Aku kira aku
sudah mati.” Jawab Jinri setengah berbisik. Minho kembali mengecup punggung
tangan Jinri.
“Aniya, kau
akan baik-baik saja. Oppa ada disini menemanimu. ”
Jinri
mengangguk kecil, betapa bahagianya ia sekarang saat oksigennya ada di sisinya.
Ia percaya ia takkan mati sekarang, ia ingin hidup lebih lama untuk menjadi tua
bersama Minho di sisinya.
DRRRT,
DRRRT...
Jinri
mendengar bunyi getaran ponselnya dari dalam tas pink miliknya yang terletak di
atas meja di sisi ranjang yang ia tempati. Minho mengerti keinginan Jinri dan
berinisiatif mengambilkan Ponsel Jinri dari dalam tas miliknya.
“Ini...” ujar
Minho seraya mengulurkan tangannya yang telah mengambilkan ponsel Jinri dari
dalam tasnya.
“Gomawo
oppa...” Jinri menatap layar ponsel sentuhnya, 5 panggilan tak terjawab dan 1
pesan yang belum terbaca. Yap, Jinri sudah menduga 5 panggilan dari Heechul dan
1 pesan dari Heechul juga.
From
: Heechul oppa
Mianne,
aku tak ada saat kau sudah sadar. Kau
tahu kan aku tak suka berada di tempat umum. Pemberangkatan ke london siang ini
jam 12 , Jika kau berniat ikut dan tinggal denganku, pakailah ticket yang
kumasukkan di dalam tasmu. Jika tidak, apa boleh buat... aku akan meminta
beberapa temanku berjaga-jaga untukmu sampai kau berniat menyusulku. Jaga dirimu
baik-baik.
Jinri melirik
jam dinding, jarum pendek telah mengarah ke angka 2, ia tak punya kesempatan
hari ini untuk menyusul Heechul. Jinri tiba-tiba sangat merasa bersalah
terhadap Heechul. ia pasti telah mengecewakan Heechul yang telah menyiapkan
pemberangkatan mereka secara sempurna. Tapi apa boleh buat, Jinri benar-benar
tak bisa menghilang begitu saja dari sisi Minho. Tapi, dengan begini ia telah
mengambil resiko untuk keselamatan dirinya dan Minho. musuh Heechul pasti akan
melakukan apapun untuk membuat Heechul serta gank-nya menderita. Sama seperti
yang telah ia alami dulu, tertikam dari belakang, oleh orang yang tak ia kenal
dan tak pernah ia sakiti.
Minho melirik
secarik kertas dari dalam tas Jinri, iseng-iseng ia mengambilnya dan membaca isi
kertas itu, Minho membelalakkan mata bulatnya saat mendapati isi kertas yang ia
baca adalah kode booking pesawat menuju London atas nama Jinri untuk jam 12
yang sudah lewat. Minho mengerutkan jidat dan kembali mengobrak-abrik isi tas
Jinri dan menemukan passport serta dua ticket lainnya atas nama Jinri dan atas
nama seorang namja yang tak pernah ia kenal untuk pemberangkatan di jam 8 pagi
menuju London.
“Apa-apa an
ini?”
Jinri
mendongakkan wajah menatap Minho yang sedang menatapnya tajam “Weayo oppa?”
“Jawab
pertanyaanku, untuk apa kau meninggalkan rumah pagi-pagi sekali?”
“A-aku... ada
urusan mendadak di kantor bersama vic oenni.”
“Jeongmal?”
Jinri tertegun
dan mengangguk cepat, “Ne...”
“Hanya bersama
Vic Nunna?”
“Mmmm... Ne,
hanya bersama dia.”
“Lalu siapa
namja bernama Heechul? dia bukan rekan kerjamu? Siapa dia?” Jinri terbelalak saat mendengar nama Heechul
keluar dari mulut Minho. Jinri terpaku menatap mata Minho yang tengah
menatapnya balik dengan tajam. “Jawab
dengan jujur siapa namja bernama Heechul.”
“Di-dia...”
Jinri kebingungan mencari alasan, 2 tahun menjadi kekasih Minho cukup
menjadikannya seorang wanita jujur yang tak pernah mendustai pria yang ia
cintai. Jinri mencengkram ponselnya kuat, dan Minho melihat tingkah aneh Jinri
dengan perasaan curiga.
“Kemarikan
ponselmu.”
Jinri
malah menjauhkan ponselnya, namun tangan Minho dengan cepat merebut ponsel Jinri dari
tangan lemahnya. Tak perlu memeriksa kotak masuk untuk mendapat jawaban, sebuah
pesan sedang aktif tertampil di layar. Minho membaca kata perkata dan membuat
kepalanya terasa panas. “Kau... akan pergi ke London tanpa bicara padaku? Kenapa
kau harus menyusulnya? Kalian berdua... apa hubungan yang kalian miliki?”
“Di-dia rekan
kerjaku.” Jawab Jinri terbata.
“kau kira aku
bodoh?” Minho bangkit berdiri, wajahnya sudah memerah menahan marah yang
memuncah sampai di kepalanya. “Jawab dengan jujur.”
“Di-dia...
namja itu mantan kekasihku. Ta-tapi kami tak memiliki hubungan apapun sekarang
oppa.”
“Kalian tak
memiliki hubungan apapun dan kalian akan pergi ke London berdua? Daebakk...”
Minho menunjukkan 3 ticket di tangannya
dan melemparnya ke pangkuan Jinri yang tak mampu menjelaskan situasi yang
tengah ia hadapi pada Minho.
“Kau tak
pernah berubah, still a playgirl! Terlalu bahagia sampai membuat asma-mu Kambuh
eoh? Chukkae.” Minho perlahan mundur dan berbalik meninggalkan Jinri dengan
amarah yang meluap-luap namun tetap ia kendalikan. Satu-satunya cara agar ia
tak mengamuk di rumah sakit itu adalah pergi menginggalkan wanita yang telah
mendustainya.
Jinri tak
mampu bicara sepatah katapun untuk menahan Minho pergi dari sisinya. Ia meraih
ticket-ticket yang berhamburan di pangkuannya dengan tangan gemetar, kemudian
meremas kertas-kertas itu dalam genggamannya. “Aku pergi karena aku mencintaimu
oppa... aku tak ingin kau terluka.”
Setelah menahan
rasa sakit di dadanya sejak tadi, akhirnya air mata Jinri menetes dari mata
Indahnya. “Ommo... kenapa hari ini terlalu sulit untuk dilewati?” Jinri memeluk
kakinya dan tersenyum pahit “Mimpi indahku, ini saatnya aku untuk membuangnya
jauh-jauh. Aku takkan pernah punya kesempatan lagi.”
Jinri sekarang
tak menyadari ia tengah diperhatikan oleh salah satu dokter dari rumah sakit
itu. Sepasang mata dokter spesialis patology itu tak lepas menatap jinri lekat,
ia tak bisa memalingkan bola matanya untuk menatap Jinri takjub. perasaan
senang, sedih, bingung menjadi satu dalam benaknya. Ia ingin melangkahkan
kakinya tapi ia ragu. Ia masih terpana melihat gadis berkulit putih yang sedang
memeluk kakinya itu.
“Nuguya?”
suara lembut Jinri menyadarkan Namja itu. Ia bingung harus menjawab apa. Ia beranikan
untuk melangkahkan kakinya menghampiri Jinri.
“Aku dokter
disini.” Ujar namja tampan itu.
Jinri membaca
nama serta jabatan yang terpampang di papan nama yang terpajang di dada dokter
itu dan mulai tersenyum dan menundukkan kepalanya pada namja di hadapnnya. “Apa
yang dilakukan Dokter spesialis patology di sini? Ada apa?” tanya Jinri lembut dengan
nada sopan.
“Annyeong, Choi
Siwon imnida.” Namja itu memperkenalkan namanya dan menganggukkan kepala dengan
sopan “Aku kebetulan lewat di tempat ini dan aku melihatmu, aku hanya kagum,
kau benar-benar mirip dengan yeodongsaengku, jadi aku memperhatikanmu. Mianne.”
“yeodongsaengmu?
Nuguya?”
“Choi Sulli...
Namanya adalah Choi Sulli. Kau mirip sekali dengannya, sungguh.” Jawab Siwon
antusias, warna wajahnya menunjukkan ia benar-benar bahagia bertemu Jinri.
Jinri mulai tertarik dengan pembicaraan ini, ia menghapus jejak air mata di
pipi mulusnya.
“Kau adalah
orang kesekian yang mengatakan begitu.”
“Jinja?”
“Hn” Jinri
tersenyum dan mengangguk kecil. “Siwon-Ssi... aku tak menyangka kita akan
bertemu seperti ini, tapi sejak dulu aku ingin mencari tahu beberapa hal
tentang Sulli. Apa kau bisa membantuku?”
Siwon
kehabisan kata-kata. Tak hanya mirip dengan adiknya, yeoja di hadapannya ini
juga terlihat mengenal adiknya. “Aku akan memberitahumu apa yang kau anggap
perlu.”
“Gomawo,
Siwon-ssi...”
TO BE CONTINUED
annyeong readerdeul yang tersayang *yaelah*, author devina kembali membawa mirrors II chap 4 nih, dibaca yee. author prediksikan, ffnya end di chap 7 atau 8. pendekkan?? author pengen nyelesain TSC yang masih ketinggalan jauh, jadi author rasa konflik di mirrors II ga usah dibikin banyak-banyak. kekeke~~. oke, sekian ya. oh, iya!! kemaren ada yang nanya gimana cara follow blog ini. caranya mudah kok! tinggal klik JOIN THIS SITE di bagian kanan page ini, dibawah judul FOLLOWERS. kalo lewat hape, tinggal kalian klik VIEW FULL SITE di bagian terbawah page, setelah itu bakalan muncul halaman baru yang yang terdapat kolom FOLLOWERSnya. susah dimengerti ya? -_-, mianne, authornya kebanyakan cing-cong. oke, don't forget to leave a comment for this Fanfic. okay? pye~~~ (cium peluk)
Dibikin nyesek lagi ane ama devina. Yaaaaa. . Kasian MinRi. Kasian Heechul. Dan akhirnya, Jinri ketemu abangnya Sulli. Siwon is Back. Dikirain yang ngeliatin Jinri itu orang suruhan musuhnya Heechul. Udah deg2an. Dan itu tadi. . Ming tega banget bilang Jinri Playgirl. Huaaaaa. Mewek malem2. Devinaaaaaaaaaaaaa. . >_<
BalasHapuskshn sulli.. :(
BalasHapuslanjut ya min
wowoowow aithor haru cepat di next ini nyesek masa, minho marah aja, dengerin kek penjelasan orang dulu,
BalasHapusjinri ngak jadi ke london ya?
siwon ketemu juga ama jinri
bagian sulli nangin ngakak masa,
bayangin dia nangis di toilet pas TTBY eps 4 , yg di gangguin ama eun gyeol ama sunbaenya LOL
kesalapahaman ming ke jinri bikin aku ingat kembali ama Mirrors1 pas ssul jga salahpaham ama ming. T.T ming pliss jangan tinggalin jinri :((. jinri ketemu siwon?? apakah berarti jinri juga bkal ketemu amber?? next chingu ^^
BalasHapusYah ko minsul nya bertengkar sih.....
BalasHapusDaebak min :)нáàª;)нàâª:pнà᪪>:O:Dнàâ㪪:p#:-s
BalasHapusKok minsul bertengkar sih -_-
Kasian jindri pasti dilema ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ , mudah2han siwon bisa bantu nengahin ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ . Jinri ceritakan saja semuanya ma siwon. Minho jgn salah faham ya
BalasHapusGeregetan ish baca ffnya, feelsnya dapet banget! Udah deh aku no comment aja buat ff ini, telalu daebakkㅜㅜ
BalasHapusSemoga jinri bisa bahagia
Next eon~
semoga minjin selalu bahagiaaa... huaaaaa :'(
BalasHapusaaaaaaa!! siwon ketemu am jinrii..
BalasHapusminho mlh slh phammm..
bgmna iniii?? :D
Jika kau tahu sebenarnya Minho.. tak akan mungkin kau berkata seperti itu.. tapi, akan lebih baik jika Jinri jujur sejak awal.. walau kecil kemungkinan tetap saja Minho pasti akan mencari jalan demi keselamatan mereka.
BalasHapusKasihan Jinri.. harus melepas Minho untuk keselamatannya.. dan Heechul walau sudah sering disusahin Jinri tapi tetap saja selalu mengulurkan tangannya untuk membantunya.. dan Juga Minho kesalapahaman menyebabkannya Jinri lepas dari sisinya...
Siwon! akhirnya Siwon muncul, dan lucky.. dia bertemu dengan Jinri.. dan tentunya sama dengan reaksi lainnya bertemu Jinri.. pasti mereka melihat sosok Sulli dalam dirinya.. dan woooww sekarang Jinri akan tahu apa yang membuat Minho begitu mencintai Sulli....
this is sad chapter authornim.. :( and update soon authornim^^~
Thank you and Fighting!!!
Ahh mau nangiss baca pas minho ninggalin jinri. Siwon oppa nemuin jinrii??semoga ada ikatan hubungan deh diantara mereka,mungkin aja jinri sodara kembar sull??hehe. Lanjut thor
BalasHapuskenapa dia ingin mengetahui semua ttg choi sulli.. yaa minho cemburu dan minho marah ntar ribet lagi deehhh
BalasHapusnext author,, di tunngguuu
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNyesek banget bacanya. Kasian jinri eonni. Minho oppa salah paham tuh. Cepat kembali. -_-
HapusSemoga ff ini gak sad ending, sperti mirror 1. Ditunggu next chapternya ;)
Udaahhh sekian lama akhirnya muncul jugaa chap terbarunya .. Huuuuaaaaa kasin jinri di tinggalin sma minho oppa .. Minho oppa kamu salah paham sama jinri .. Minho oppa jinri gaa bermaksud seperti ituu .. Asiikk siwon oppa udahh muncul ..
BalasHapusDi tunggu next chap nyaa ..
Good luck ..
Nyesek nyesek.. tapi tambah seru eon :)
BalasHapusasik nih siwon oppa muncul juga, setelah sekian lama menghilang.
next eonni :) fighting ^_^9
Finally... si abang Siwon is back.
BalasHapusSaatnya Jinri untuk mengenal seorang Choi Sulli, hehe.
Semoga aja ni ntar g sad ending kayak di MIRRORS I kemaren yaa?? hehe.. next thor,, fighting!!!
Daebak thoor, next yaaa
BalasHapusFf miss you next dong :(
Minho marah ya eon ? Sedih klo liat minho mrah :(
BalasHapusSiwon oppa muncul ya , mungkin gk klo minho oppa ngsih tau tntng sulli smua k jinri ?
Next ne eon :)
Kasihan jinri :( tapi bagus ceritanya :) lanjut nee ;)
BalasHapusSampai netes ini air mata ngebaca :''
BalasHapusKasian ssulnya
Padahal niat baik, malah dicurigain sama minhoo
Tapi kyknya yang ngejaga ssul nakal bnyak deh. Ini aja ktemu siwon hiii
Pasti bnyak yang bkal ngejaga sulli
Semoga endingnya egk sad ending lg :''
Next ya thor jgn lama2 ne ^^
Maksudnya bakal hhaa jd tertulis nakal --"
HapusMaksudnya bakal hhaa jd tertulis nakal --"
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusya Allah, kemarin baru aja baca masa-masa romantis mereka
BalasHapuseh sekarang mulai konflik aja
gak patut juga menyalahi Hee, Ssul, Ming. mereka itu semua bias aku + orang yang aku suka, salahin aja mafianya LOL
wah, devina banyakin aja konfliknya, jangan sampek 6 atau 8 parts dong. lama juga gak apa-apa. asalkan gak devina hiatus panjang :D kalau devina ada waktu gitu, tapi jangan juga kayak sinetron Indonesia yang sampek 2000 episodes *wehhh
jujur, suka banget sama ff ini, dimulai dari pemakaian bahasanya yang sangat nyaman, lancar lah ketika kita baca. bahasanya penuh seni. alurnya sangat bagus. penulis pintar :D
kalau boleh ngasih saran, itu tulisan "oenni" nya yang benarnya eonni/oenni? *nanya dulu, nanti udah panjang2 ngasih saran eh boleh dipakai 22nya :D
terimaksih :)
Yahh, minho jd ngambek :( sebenernya kasian juga sih si jinri, apalagi pas minho blg playgirl. Btw, jinri mau tau sulli ttg apa ya?? Next minn, penasaran nih
BalasHapusAtulaaaahh jgn salah paham begini..
BalasHapusBaru aja aku pikir jinri gkan ninggalin minho, n ambil resiko keselamatannya.. ehh malah konflik yg laen.. huaaaaa
Tp seneng jg sih ketemu ma siwon, bisa jd nnti yg melindungi sulli tuh siwon.. sekalian klo minho tau itu, dia pasti penasaran n mau dgr penjelasan jinri..
Trus baikaaaannn deeehhh.. heehee
Oh iya.. kemaren aku yg tanya buat follow page ini..
Udah aku follow ko di laptop, soalnya klo di hp pusing.. heehee
Makasih y thor udah post ff nya..
Gpp lah cm beberapa chap jg, percaya aku mah ff nya pada rame..
TSC jg selalu dinanti.. hoohoo
Fighting.. ^^
Kasian sulli...nyesek bcanya
BalasHapusJngan sad ending plizzzzz kmaren mirror 1 udh sad ending....
next thor sedih ih bacanya :(
BalasHapusyaah minho jd marah, sulli eonni jelasin selengkapnyaaa, aku nggak suka liat minsul berantem </3
BalasHapusdilanjut ya thor aku tunggu :') semoga ending ff ini happy dan memuaskan, rasanya nyesek kalo minsul berakhir sedih :')
apa gag ada cara lain selain ninggalin minho jinri???mewek ini T_T kalo di pikir2 yang salah si heechul knp jinri jadi kebawa, karna dia mantan pacarnya gt??? ahhhh,,, gag adil buat jinri :-(
BalasHapusdan akhirnyaaaa minho pun salah paham, kodok >_< tuduhan elu kejem, kenapa gag tanya baik2 sih,
>_<
omg jinri ketemu abangnya sulli O_O
hah (?) SIWON itu oppa nya jinri,,, ko bisa???
BalasHapusbingung stengah mati, #lebay
waduuuuh kasian suli eonni galau ya,
berantem lagi ma ming.
ga kuat ga kuat,
Minsul harus baikan, stop mino jangan marah sma sull, suli eonni tuh udah sedih + bt + galau + dilema banget,
jebal thor, jangan buat aku nangis.. hiks hiks #alay^gubrak
keep minsul ! lanjut
Belum baca mirror jilid 1 yaa. . ?? Baca ending nya aja chap 22, pasti nanti tau deh. : )
Hapusdaebak eon....
BalasHapuskasihan sulli....
sedih banget gara2 heechul oppa, minho oppa ngk percaya lge dgn jiri!
BalasHapus