Kamis, 30 Januari 2014

MIRRORS II Chap 4

Title : MIRRORS II chap 4 : It's too hard



cast : CHOI JINRI (f(x))  |  CHOI MINHO  (f(x))  |  others


author : Devina Sandy


length : Chaptered



rating : PG-17 ;D


Genre : Fantasy, Romance, sad, hurt, crime

Chap 4 : It's Too Hard



                KRRIIIIING KRIIIIIINGG... RIIINGG KRIIIIIIING....

                Minho mengulurkan tangan ke atas meja di sisi tempat tidurnya, meraba-raba mencari benda yang menghasikan bunyi bising itu, jam waker. Dipicingkannya mata besarnya untuk dapat melihat jelas angka digital yang tertera di jam itu, jam 06.01 AM, jam rutin untuk bangun dari kasur empuknya.



               Minho menoleh ke sisi kirinya, mencari tahu apa Si putri tidur sudah terbangun atau masih tertidur nyenyak mungkin karena terlalu lelah(?). Minho mendapati sisi kirinya kosong, hanya bantal  putih dengan aroma rambut Jinri yang tersisa di sampingnya. “Tumben sekali dia bangun lebih pagi dariku. Apa ia sibuk sekali hari ini?”


     Minho bangkit dari tempat tidurnya lalu menuju dapur untuk menghilangkan rasa kering di tenggorokkannya. Ia sedikit terkejut saat mendapati sebuah cangkir bening yang menampakkan cairan hitam pekat di dalamnya dan sebuah sandwich daging di atas meja makan. “Ige bwoya? Dia membuatkanku secangkir kopi? Biasanya dia takkan pernah membiarkanku meminum kopi saat di rumah.” Minho meraih cangkir itu dan mendapati cairan kopi itu sudah menjadi dingin. Minho heran, kenapa Jinri bangun dan pergi pagi-pagi sekali.


******


                Jinri memeluk tubuhnya sendiri yang terbalut jaket tebal berwarna hitam-keabuannya dengan erat. ini memang terlalu pagi untuk memulai aktivitas di Korea Selatan, jalanan masih lengang dan sedikit sekali orang yang lalu lalang. Jinri memandang ke langit dengan tatapan kosong, matahari nampak masih malu-malu untuk menampakkan diri. Jinri sendirian menunggu di Halte, ia bahkan awalnya tak tahu harus pergi kemana.


                Jinri meraih ponsel di dalam tas pink miliknya, ia mencari nama seorang wanita di list kontaknya, Victoria eonni. Setelah menunggu beberapa detik, suara lembut dengan sedikit serak terdengar oleh Jinri.


                “Yeoboseyo Jinri-ya...”

             Jinri tersenyum saat mendengar suara Victoria yang terdengar masih mengantuk “ Yeoboseyo Oenni, aku tidak bisa masuk kerja hari ini.” Ujar Jinri to the point 


                “Waeyo?”


             “Aku rasa aku sedang sakit.” Jinri memegangi dadanya dan memukul-mukulnya pelan. 


               “Mwo? Kau seharusnya menjaga kesehatanmu chagi-ya. Kau wanita karir yang sibuk, jadi kau harus menjaga makanan, jam tidur, bla bla bla...” Victoria bicara panjang lebar di telepon, Jinri kira konsentrasi yeoja itu akan berkurang jika ia ditelepon pagi-pagi, tapi kenyataannya yeoja itu masih bisa bicara banyak dan menggurui Jinri.


                “Oenni, kau baik sekali...” satu kalimat yang meluncur dari bibir pucat Jinri cukup membuat Victoria berhenti banyak bicara dan lantas terdiam. “Oenni, aku pasti sembuh. Tapi aku tidak tahu kapan aku akan sembuh. Mungkin butuh waktu lama, dan di waktu itu kemungkinan besar kita tidak dapat saling bertemu seperti biasa. Oenni, gomawoo... kau, wanita terbaik yang pernah kukenal, kau tulus memperhatikanku, kau baik sekali. Aku pasti akan sangat-sangat merindukanmu.” Jinri menghapus genangan airmata yang tertahan di sudut matanya.


                “Jinri-ya... apa yang sedang tejadi? gwenchana?”

                “Gwenchanayo eonni... mianne, merepotkanmu. Aku akan menutup telepon. Jaga dirimu baik-baik, dan jangan selalu memperhatikanku! Kau juga harus memperhatikan calon suamimu yang super sibuk itu, arachi?”

                “Kkkkk~ arasoo... bye”

                “Bye.”


                KLIK , panggilan terputus. Jinri menatap layar handphonenya dan tersenyum kecil “Satu lagi seseorang berharga yang harus kutinggalkan. Jeongmal gomawo Vic oenni, kau satu-satunya sahabat yang kupunya.” 


                Jinri tiba-tiba teringat pada ibunya. ‘Apa aku perlu menelepon eomma? Tapi... ia pasti tak akan mengangkat telepon dariku kan?’ batin Jinri seraya mencari nama lain di list kontaknya, Heechul Oppa.


                “Yeboseyo Jinri-ya... waeyo?” sauara bariton Heechul akhirnya muncul dari seberang panggilan.


                “Oppa, aku sudah memutuskan untuk ikut denganmu nanti siang. Aku sudah pergi dari rumahku.”


                “Mwo? Bukankah kita akan berangkat nanti siang, kenapa kau keluar sepagi ini?”


                “Aku khawatir jika terus melihat wajah Minho oppa, aku takkan pernah ingin pergi meninggalkannya. Ini sangat sulit, seperti bersiap-siap untuk bunuh diri.”


                “Aigoo, Jinri yang malang, Kau harus kuat. Apa kau ingin aku membeli tiket pemberangkatan pagi ini? Aku bisa melakukannya.”


                “Jeongmal? Hm, kurasa itu lebih baik.” Jinri meremas kuat jaket tebalnya, ia akan meninggalkan Minho lebih cepat dari yang ia duga. “Aku tunggu kau di halte dekat apartemenku. Kau tahukan?”


                “Ne, aku akan memesan tiket. Masih tersisa 1 jam lagi untuk pemberangkatan ke London. Kau tunggu saja, aku akan segera datang.”




       KLIK , Jinri memutuskan panggilannya. Udara dingin membuat pipi putihnya semakin terlihat pucat, dipeluknya lututnya sendiri untuk mengusir rasa dingin itu dan juga mengusir rasa kesepiannya. Ia pikir mulai detik ini, ia harus memulai kehidupannya dari awal lagi. Mencari oksigen baru sebagai pengganti Minho. 


         “Hiks...” pertahanan Jinri pecah, ia tak kuasa menahan tangisnya lagi. Air mata terus mengalir dari sepasang matanya tanpa henti. Jinri semakin erat memeluk kedua kakinya membayangkan jika yang sedang ia peluk adalah tubuh Minho, pria yang paling ia cintai. “Hiks, aku... hanya ingin Minho oppa.” Rintih Jinri di tengah isakannya. 


“Eomma... aku ingin Minho oppa saja. Hiks.” Wajah pucatnya kini perlahan berubah menjadi merah dengan dihiasi aliran bekas air mata yang memenuhi wajahnya. “Aku tidak punya siapa-siapa lagi sekarang. Hiks.” Gumam Jinri dengan wajah yang ia sembunyikan di balik lipatan kakinya.


Sebuah taxi biru berhenti di hadapan Halte tempat Jinri menangis dengan pose layaknya anak kecil yang kehilangan ibunya. Tak ada satupun orang yang memperhatikan, namun penumpang taxi itu memandang iba gadis tak berdaya itu.  Penumpang itu keluar dan menghampiri Jinri kemudian berlutut di hadapan Jinri. “Jinri-ya... ayo kita pergi.” 


Jinri memperlihatkan wajahnya dan mendapati Heechul telah menatap dirinya dengan penuh kasih sayang. “Ini semua salah oppa. Hiks.” Tuduh Jinri dengan suaranya yang bergetar.


Heechul dengan lembut menghapus air mata Jinri yan membanjiri wajah mulusnya. “Ne, ini salahku. Mianne... Jeongmal mianne.” Heechul bangkit berdiri lalu mengulurkan tangannya  pada Jinri yang masih memeluk kakinya. “Kita harus pergi sekarang, kajja.”


Dejavu...


Jinri ingat tangan ini telah berkali-kali terulur untuk menolongnya. Saat ia disakiti, saat ia terjatuh bahkan saat ia kesepian. Inilah saatnya, Jinri pergi bersama penolongnya. Tangan Jinri meraih uluran tangan Heechul dengan lembut “Ne, kita berangkat oppa.”


*****


Jinri membuka lebar-lebar kaca jendela taxi, membiarkan angin menghembus kuat ke arah wajahnya dan membuat rambut pendek kemerahannya tertiup kesana-kemari. Heechul hanya melirik aneh pada Jinri, untuk apa di pagi yang dingin ini ia melakukan hal konyol itu, apa Jinri ingin wajahnya membeku?


“Ige bwoya? Tutup jendelanya Jinri-ya, wajahmu akan berubah menjadi es...” 


Jinri hanya diam tak menggubris sedikitpun perintah namja di sampingnya itu. Heechul dapat melihat tubuh Jinri yang perlahan berguncang. Walaupun Jinri menyembunyikan wajahnya dari Heechul, Heechul tahu persis jika gadis itu sedang menangis.


“Jinri-ya... gwenchana?” Heechul menyentuh lembut pundak Jinri, mencoba menenangkan gadis itu dengan sentuhannya.


“Tidak, aku tidak baik-baik saja. Hiks...” Jinri tetap menyembunyikan wajahnya dari Heechul, membiarkan angin mengeringkan tetesan air matanya. “Aku... Hiks , aku akan matiiii... Huaaa!!” 


Bunyi Tangis Jinri pun pecah layaknya seorang balita, membuat Heechul serta supir taxi terperanjat kaget dibuatnya. “Jinri-ya, calm down! Kau akan baik-baik saja. Masa-masa sulit ini akan berlalu, kau perlahan akan melupakan Minho. Archi?”


Jinri menggelengkan kepalanya kencang “Shireooo!!! Aku mau Minho oppa!! Hiks.” Jinri menatap tajam Heechul dengan wajah yang sudah memerah, mata yang basah serta aliran air mata yang membanjiri wajahnya. Heechul menenggak liur, ini adalah pertama kalinya ia melihat Jinri menangis seperti ini sejak ia pergi dari rumah ibunya. Ya, Jinri tak pernah lagi menangis histeris sejak jauh dari ibunya.


Heechul tiba-tiba merasa pusing mendengar tangisan Jinri yang layaknya seperti gadis cilik kehilangan lolipopnya, baiklah heechul menyadari Lolipop itu adalah Minho. Dan ia telah merebut secara paksa lolipop itu dari Jinri. “Jinri-ya? Kau ingat eomma-mu? Ia akan sangat marah jika mengetahui kau menangis seperti ini. Kau ingatkan apa yang  akan ia lakukan padamu? Berhentilah menangis!”


Mendengar kecaman keras dari Heechul Jinri pun terdiam sesaat, hingga kedua sudut bibirnya kembali tertarik ke bawah dan tangisannya pecah lagi dan kemudian bertambah nyaring dari sebelumnya “Aku tidak peduli!!! Biarkan eomma memukulku!!! Aku benci kau oppa! Kau memisahkanku dari Minho! Hiks! Aaaa! Heechul oppa phabo-yaa!!” teriak Jinri di selingi isak dan cegukan yang membuatnya persis sekali seperti anak kecil berumur 5 tahun.


Heechul dibuat kalang kabut oleh Jinri, sesekali ia melihat supir taxi memperhatikan mereka berdua dari spionnya. “Aigoo, yeoja ini! Bukannya kau terlihat anggun dan elegant? Kenapa saat mengis seperti ini  kau begitu menjengkelkan? Apa Minho tahu ini eoh? Jika ia tahu, mungkin ia akan pergi meninggalkanmu!”


NGIIIIIK


Heechul berhenti mengomel, supir taxi yang awalnya pura-pura tak peduli lalu menginjak pedal rem mobil perlahan. Semua di dalam taxi itu terdiam menunggu bagaimana kelanjutannya.


NGIIIIIIIK


Mata Jinri membulat dan Dadanya melengkung membuat sepasang mata milik ahjussi supir taxi dan Heechul yang sedang menatap Jinri intens  ikut melotot dan mulai mengambil kesimpulan bahwa... ASMA JINRI KAMBUH! Dengan cekatan, supir taxi segera menepikan mobilnya untuk berkonsentrasi menghadapi situasi ini.


 “YAK! Ahjussii!! Apa yang kau lihat?! Cepat cari kantong kertas!” teriak Heechul tanpa pikir sopan santun lagi pada supir taxi yang berumur jauh lebih tua darinya. Heechul dengan sukses melakukan transaksi kegugupannya pada ahjussi itu yang ikut gelagapan mencari kantong kertas di sekitarnya.


“A-aniya, eopsoyo!” sahut supir itu saat tak menemukan benda yang Heechul cari.


“Payah!” Heechul mengalami stress tingkat tinggi saat intensitas mengi yeoja yang duduk disebelahnya semakin parah. Tiba-tiba Heechul teringat benda yang sering Jinri bawa kesana-kemari, sebuah benda berwarna biru yang ia tempelkan dihadapan hidungnya saat merasa asmanya akan kambuh. “Jinri-ya! Mana alat hirupmu!?” tanya Heechul seraya menggoncang kecil tubuh Jinri yang tergelatak tak berdaya di kursi taxi. 


“NGIIIIK, ta-tas, NGIIIIIIK”


Heechul secepat kilat menggeledah tas pink milik Jinri dan ia  tak menemukan benda biru yang ia cari “Aniya! Tidak ada!”


“NGIIIIIIK, ta-tas koper NGIIIIK.”


“Mwooooo? Yaak! Manusia ceroboh macam apa kau ini? Menyimpan benda sepenting itu di dalam kopermu?!”


“E-eomma... NGIIIIIIK” Tubuh Jinri tiba-tiba rebah dan terjatuh dalam pangkuan Heechul. Heechul hanya bisa menganga melihat situasi ini. 


“Jinri-ya! Irreona...” Heechul memeluk erat tubuh Jinri dalam pangkuannya, namun Jinri tak menyahut maupun merespon Heechul lagi. “YAK! Ahjussi! Apa yang kau tunggu?! Ke rumah sakit kajja!!”


*****


Namja berwajah tampan itu kini hanya bertopang dagu menatap Jinri yang belum sadarkan diri sejak 2 jam lalu,  Selang oksigen masih terpasang di hidung mancungnya. Dadanya naik turun teratur dan ia terlihat sangat tenang dalam tidurnya. Heechul memperhatikan jam tangan rolex yang terpasang di pergelangan tangannya  dan ia hanya mendengus panjang.


“Jam pemberangkatan untuk jam 8 sudah lewat. Aigoo... aku banyak sekali keluar uang untuk ini Jinri-ya...” Heechul menatap lesu e-ticket yang ia booking beberapa jam lalu untuk pemberangkatan pagi ini ke London. “Ini sudah tidak berguna lagi... Ini untukmu, setiap kau melihatnya kau akan merasa bersalah karena membiarkan asma mu kambuh di saat yang salah.” Ujar Heechul seraya memasukkan kedua e-ticket miliknya dan milik Jinri ke dalam tas pink milik Jinri.


Heechul merogoh kantong celananya dan tersenyum manis saat melihat dua potong kertas lain yang memberikan secercah harapan untuknya. “Masih ada dua ticket untuk penerbangan siang ini. Apa kira-kira kau sudah sadar jam 12 ini?” Heechul mengobrol pada dirinya sendiri, seolah Jinrii mendengarkan semua perkataannya. Tiba-tiba Heechul menyadari ia tak seharusnya ada disini untuk waktu yang lama. Apa karena dirinya seorang Mafia? Merepotkan.


Heechul meletakkan Ticket milik Jinri di dalam tas pink milik Jinri, ia bangkit berdiri dan  memasang kaca mata hitamnya, agak berlebihan untuk seseorang yang sedang berada di lingkungan rumah sakit. Heechul memandang Jinri sejenak dan kemudian berlalu pergi meninggalkan Jinri yang belum sadar dari tidurnya hanya seorang diri.


*******


“Ring ding dong ring ding dong Ring diggi ding diggi ding diig ding Meorisokae oolida” nada dering ponsel Minho bergema di ruang kantor luasnya. Saat di kantor ia biasa menggunakan mode silent untuk ponselnya, tapi ia lupa untuk menerapkan mode itu sekarang. Di bacanya nama penelepon di layar ponselnya , Onew Hyung.


“Yeoboseyo?”

“Yeoboseyo Minho-ya, eodie isseoyo?” balas Onew menanyakan keberadaan Minho.


“Di kantorku hyung. Waeyo?”

“Aku kira kau sedang menemani Jinri. Sss, atau itu bukan Jinri dan aku salah mengenal orang?”


“Apa maksudmu hyung?”


“Aaa’, tapi aku yakin yang aku lihat adalah Jinri, rambutnya pendek kemerahan. Ia tadi masuk ruang ICU karena Asma akut dan membuatnya pingsan. Apa itu benar dirinya? Sekaramg ia masih tak sadarkan diri.” Di seberang panggilan, Onew dengan memakai seragam dokternya tengah melirik Jinri heran dari balik gorden seraya menggaruk kepala dengan jari telunjuknya “Aku yakin 99% bahwa itu adalah dirinya.”


“M-mwo? Ta-tapi kurasa dia... i-itu tidak mungkin... tapi aku akan kesana!” Minho mencari kunci mobilnya lalu berlari keluar dari ruangannya. Semua staff melihat ke arah pria tampan ini. Saat berlari seperti itu, Minho benar-benar terlihat atletis. Minho menyetir secara terburu-buru, beberapa mobil telah memberikannya tanda peringatan dengan klakson panjang atas tindakannya menyelip mobil lain dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli, yang ia pedulikan sekarang adalah yeoja yang diperkirakan Onew sebagai Jinri  tengah tak sadarkan diri di rumah sakit.


*****


Minho melangkah cepat di lorong rumah sakit  menuju ruangan yang letaknya telah diberi tahu Onew secara rinci. Kini ia tengah menghadap ruangan yang ia cari dan menemukan sesuatu yang membuat jantungnya hampir lepas saat melihat gadis yang ia cintai sedang terbaring lemah di atas ranjang kecil khas rumah sakit. Minho tidak tahu ia harus bicara apa, Jinri yang semalam terlihat baik-baik saja sekarang malah terbaring lemah tak berdaya. Minho perlahan menghampiri Jinri dan menggenggam tangan Jinri yang terasa dingin.


“Chagi-ya... irreona. Apa yang terjadi?” Minho mengecup lembut punggung tangan kekasihnya, “A-aigoo... apa karena kau terlalu lelah? Kau menghirup udara dingin? Itu karena kau bangun terlalu pagi...” Minho merasakan sesak di dadanya, ia kecewa pada dirinya sendiri saat ia menjadi orang yang terakhir tahu jika kekasihnya di dalam keadaan menyedihkan seperti ini.


“O-Oppa itu kau?”


Suara lembut itu membuat Minho menoleh pada wajah Jinri dan mendapati gadis itu sudah tersadar dari pingsannya. Sepasang mata Jinri terlihat membengkak, Minho bertanya-tanya dalam hatinya apakah Jinri telah menangis terlalu keras sehingga Asmanya kambuh?


“Chagiya? Gwenchana?”  Minho mengusap lembut pipi putih Jinri dengan jemarinya membuat Jinri tersenyum simpul melihat betapa khawatirnya Minho pada dirinya. 


“Aku kira aku sudah mati.” Jawab Jinri setengah berbisik. Minho kembali mengecup punggung tangan Jinri.


“Aniya, kau akan baik-baik saja. Oppa ada disini menemanimu. ”

Jinri mengangguk kecil, betapa bahagianya ia sekarang saat oksigennya ada di sisinya. Ia percaya ia takkan mati sekarang, ia ingin hidup lebih lama untuk menjadi tua bersama Minho di sisinya.


DRRRT, DRRRT...


Jinri mendengar bunyi getaran ponselnya dari dalam tas pink miliknya yang terletak di atas meja di sisi ranjang yang ia tempati. Minho mengerti keinginan Jinri dan berinisiatif mengambilkan Ponsel Jinri dari dalam tas miliknya.


“Ini...” ujar Minho seraya mengulurkan tangannya yang telah mengambilkan ponsel Jinri dari dalam tasnya.


“Gomawo oppa...” Jinri menatap layar ponsel sentuhnya, 5 panggilan tak terjawab dan 1 pesan yang belum terbaca. Yap, Jinri sudah menduga 5 panggilan dari Heechul dan 1 pesan dari Heechul juga.



From : Heechul oppa


Mianne, aku tak ada saat kau sudah sadar.  Kau tahu kan aku tak suka berada di tempat umum. Pemberangkatan ke london siang ini jam 12 , Jika kau berniat ikut dan tinggal denganku, pakailah ticket yang kumasukkan di dalam tasmu. Jika tidak, apa boleh buat... aku akan meminta beberapa temanku berjaga-jaga untukmu sampai kau berniat menyusulku. Jaga dirimu baik-baik.




Jinri melirik jam dinding, jarum pendek telah mengarah ke angka 2, ia tak punya kesempatan hari ini untuk menyusul Heechul. Jinri tiba-tiba sangat merasa bersalah terhadap Heechul. ia pasti telah mengecewakan Heechul yang telah menyiapkan pemberangkatan mereka secara sempurna. Tapi apa boleh buat, Jinri benar-benar tak bisa menghilang begitu saja dari sisi Minho. Tapi, dengan begini ia telah mengambil resiko untuk keselamatan dirinya dan Minho. musuh Heechul pasti akan melakukan apapun untuk membuat Heechul serta gank-nya menderita. Sama seperti yang telah ia alami dulu, tertikam dari belakang, oleh orang yang tak ia kenal dan tak pernah ia sakiti.


Minho melirik secarik kertas dari dalam tas Jinri, iseng-iseng ia mengambilnya dan membaca isi kertas itu, Minho membelalakkan mata bulatnya saat mendapati isi kertas yang ia baca adalah kode booking pesawat menuju London atas nama Jinri untuk jam 12 yang sudah lewat. Minho mengerutkan jidat dan kembali mengobrak-abrik isi tas Jinri dan menemukan passport serta dua ticket lainnya atas nama Jinri dan atas nama seorang namja yang tak pernah ia kenal untuk pemberangkatan di jam 8 pagi menuju London. 


“Apa-apa an ini?”


Jinri mendongakkan wajah menatap Minho yang sedang menatapnya tajam “Weayo oppa?”


“Jawab pertanyaanku, untuk apa kau meninggalkan rumah pagi-pagi sekali?”


“A-aku... ada urusan mendadak di kantor bersama vic oenni.”

“Jeongmal?”

Jinri tertegun dan mengangguk cepat, “Ne...”

“Hanya bersama Vic Nunna?”

“Mmmm... Ne, hanya bersama dia.”

“Lalu siapa namja bernama Heechul? dia bukan rekan kerjamu? Siapa dia?”  Jinri terbelalak saat mendengar nama Heechul keluar dari mulut Minho. Jinri terpaku menatap mata Minho yang tengah menatapnya balik dengan tajam.  “Jawab dengan jujur siapa namja bernama Heechul.”


“Di-dia...” Jinri kebingungan mencari alasan, 2 tahun menjadi kekasih Minho cukup menjadikannya seorang wanita jujur yang tak pernah mendustai pria yang ia cintai. Jinri mencengkram ponselnya kuat, dan Minho melihat tingkah aneh Jinri dengan perasaan curiga.


“Kemarikan ponselmu.”


Jinri malah menjauhkan ponselnya, namun tangan Minho dengan cepat merebut ponsel Jinri dari tangan lemahnya. Tak perlu memeriksa kotak masuk untuk mendapat jawaban, sebuah pesan sedang aktif tertampil di layar. Minho membaca kata perkata dan membuat kepalanya terasa panas. “Kau... akan pergi ke London tanpa bicara padaku? Kenapa kau harus menyusulnya? Kalian berdua... apa hubungan yang kalian miliki?”


“Di-dia rekan kerjaku.” Jawab Jinri terbata.


“kau kira aku bodoh?” Minho bangkit berdiri, wajahnya sudah memerah menahan marah yang memuncah sampai di kepalanya. “Jawab dengan jujur.”


“Di-dia... namja itu mantan kekasihku. Ta-tapi kami tak memiliki hubungan apapun sekarang oppa.”


“Kalian tak memiliki hubungan apapun dan kalian akan pergi ke London berdua? Daebakk...” Minho menunjukkan 3 ticket di  tangannya dan melemparnya ke pangkuan Jinri yang tak mampu menjelaskan situasi yang tengah ia hadapi pada Minho. 


“Kau tak pernah berubah, still a playgirl! Terlalu bahagia sampai membuat asma-mu Kambuh eoh? Chukkae.” Minho perlahan mundur dan berbalik meninggalkan Jinri dengan amarah yang meluap-luap namun tetap ia kendalikan. Satu-satunya cara agar ia tak mengamuk di rumah sakit itu adalah pergi menginggalkan wanita yang telah mendustainya.


Jinri tak mampu bicara sepatah katapun untuk menahan Minho pergi dari sisinya. Ia meraih ticket-ticket yang berhamburan di pangkuannya dengan tangan gemetar, kemudian meremas kertas-kertas itu dalam genggamannya. “Aku pergi karena aku mencintaimu oppa... aku tak ingin kau terluka.” 


Setelah menahan rasa sakit di dadanya sejak tadi, akhirnya air mata Jinri menetes dari mata Indahnya. “Ommo... kenapa hari ini terlalu sulit untuk dilewati?” Jinri memeluk kakinya dan tersenyum pahit “Mimpi indahku, ini saatnya aku untuk membuangnya jauh-jauh. Aku takkan pernah punya kesempatan lagi.”


Jinri sekarang tak menyadari ia tengah diperhatikan oleh salah satu dokter dari rumah sakit itu. Sepasang mata dokter spesialis patology itu tak lepas menatap jinri lekat, ia tak bisa memalingkan bola matanya untuk menatap Jinri takjub. perasaan senang, sedih, bingung menjadi satu dalam benaknya. Ia ingin melangkahkan kakinya tapi ia ragu. Ia masih terpana melihat gadis berkulit putih yang sedang memeluk kakinya itu.


“Nuguya?” suara lembut Jinri menyadarkan Namja itu. Ia bingung harus menjawab apa. Ia beranikan untuk melangkahkan kakinya menghampiri Jinri.


“Aku dokter disini.”  Ujar namja tampan itu. 


Jinri membaca nama serta jabatan yang terpampang di papan nama yang terpajang di dada dokter itu dan mulai tersenyum dan menundukkan kepalanya pada namja di hadapnnya. “Apa yang dilakukan Dokter spesialis patology di sini? Ada apa?” tanya Jinri lembut dengan nada sopan.


“Annyeong, Choi Siwon imnida.” Namja itu memperkenalkan namanya dan menganggukkan kepala dengan sopan “Aku kebetulan lewat di tempat ini dan aku melihatmu, aku hanya kagum, kau benar-benar mirip dengan yeodongsaengku, jadi aku memperhatikanmu. Mianne.”


“yeodongsaengmu? Nuguya?”


“Choi Sulli... Namanya adalah Choi Sulli. Kau mirip sekali dengannya, sungguh.” Jawab Siwon antusias, warna wajahnya menunjukkan ia benar-benar bahagia bertemu Jinri. Jinri mulai tertarik dengan pembicaraan ini, ia menghapus jejak air mata di pipi mulusnya.


“Kau adalah orang kesekian yang mengatakan begitu.”


“Jinja?”


“Hn” Jinri tersenyum dan mengangguk kecil. “Siwon-Ssi... aku tak menyangka kita akan bertemu seperti ini, tapi sejak dulu aku ingin mencari tahu beberapa hal tentang Sulli. Apa kau bisa membantuku?”


Siwon kehabisan kata-kata. Tak hanya mirip dengan adiknya, yeoja di hadapannya ini juga terlihat mengenal adiknya. “Aku akan memberitahumu apa yang kau anggap perlu.”


“Gomawo, Siwon-ssi...”



TO BE CONTINUED




annyeong readerdeul yang tersayang *yaelah*, author devina kembali membawa mirrors II chap 4 nih, dibaca yee. author prediksikan, ffnya end di chap 7 atau 8. pendekkan?? author pengen nyelesain TSC yang masih ketinggalan jauh, jadi author rasa konflik di mirrors II ga usah dibikin banyak-banyak. kekeke~~. oke, sekian ya. oh, iya!! kemaren ada yang nanya gimana cara follow blog ini. caranya mudah kok! tinggal klik JOIN THIS SITE di bagian kanan page ini, dibawah judul FOLLOWERS. kalo lewat hape, tinggal kalian klik VIEW FULL SITE di bagian terbawah page, setelah itu bakalan muncul halaman baru yang yang terdapat kolom FOLLOWERSnya. susah dimengerti ya? -_-, mianne, authornya kebanyakan cing-cong. oke, don't forget to leave a comment for this Fanfic. okay? pye~~~ (cium peluk)



36 komentar:

  1. Dibikin nyesek lagi ane ama devina. Yaaaaa. . Kasian MinRi. Kasian Heechul. Dan akhirnya, Jinri ketemu abangnya Sulli. Siwon is Back. Dikirain yang ngeliatin Jinri itu orang suruhan musuhnya Heechul. Udah deg2an. Dan itu tadi. . Ming tega banget bilang Jinri Playgirl. Huaaaaa. Mewek malem2. Devinaaaaaaaaaaaaa. . >_<

    BalasHapus
  2. wowoowow aithor haru cepat di next ini nyesek masa, minho marah aja, dengerin kek penjelasan orang dulu,
    jinri ngak jadi ke london ya?
    siwon ketemu juga ama jinri
    bagian sulli nangin ngakak masa,
    bayangin dia nangis di toilet pas TTBY eps 4 , yg di gangguin ama eun gyeol ama sunbaenya LOL

    BalasHapus
  3. kesalapahaman ming ke jinri bikin aku ingat kembali ama Mirrors1 pas ssul jga salahpaham ama ming. T.T ming pliss jangan tinggalin jinri :((. jinri ketemu siwon?? apakah berarti jinri juga bkal ketemu amber?? next chingu ^^

    BalasHapus
  4. Yah ko minsul nya bertengkar sih.....

    BalasHapus
  5. Daebak min :)нáàª;)нàâª:pнà᪪>:O:Dнàâ㪪:p#:-s
    Kok minsul bertengkar sih -_-

    BalasHapus
  6. Kasian jindri pasti dilema ​ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ , mudah2han siwon bisa bantu nengahin ​ɪ̣̝̇ÿ̲̣̣̣̥Ω̶̣̣̥̇̊ . Jinri ceritakan saja semuanya ma siwon. Minho jgn salah faham ya

    BalasHapus
  7. Geregetan ish baca ffnya, feelsnya dapet banget! Udah deh aku no comment aja buat ff ini, telalu daebakkㅜㅜ
    Semoga jinri bisa bahagia
    Next eon~

    BalasHapus
  8. semoga minjin selalu bahagiaaa... huaaaaa :'(

    BalasHapus
  9. aaaaaaa!! siwon ketemu am jinrii..
    minho mlh slh phammm..
    bgmna iniii?? :D

    BalasHapus
  10. Jika kau tahu sebenarnya Minho.. tak akan mungkin kau berkata seperti itu.. tapi, akan lebih baik jika Jinri jujur sejak awal.. walau kecil kemungkinan tetap saja Minho pasti akan mencari jalan demi keselamatan mereka.

    Kasihan Jinri.. harus melepas Minho untuk keselamatannya.. dan Heechul walau sudah sering disusahin Jinri tapi tetap saja selalu mengulurkan tangannya untuk membantunya.. dan Juga Minho kesalapahaman menyebabkannya Jinri lepas dari sisinya...

    Siwon! akhirnya Siwon muncul, dan lucky.. dia bertemu dengan Jinri.. dan tentunya sama dengan reaksi lainnya bertemu Jinri.. pasti mereka melihat sosok Sulli dalam dirinya.. dan woooww sekarang Jinri akan tahu apa yang membuat Minho begitu mencintai Sulli....

    this is sad chapter authornim.. :( and update soon authornim^^~

    Thank you and Fighting!!!

    BalasHapus
  11. Ahh mau nangiss baca pas minho ninggalin jinri. Siwon oppa nemuin jinrii??semoga ada ikatan hubungan deh diantara mereka,mungkin aja jinri sodara kembar sull??hehe. Lanjut thor

    BalasHapus
  12. kenapa dia ingin mengetahui semua ttg choi sulli.. yaa minho cemburu dan minho marah ntar ribet lagi deehhh
    next author,, di tunngguuu

    BalasHapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyesek banget bacanya. Kasian jinri eonni. Minho oppa salah paham tuh. Cepat kembali. -_-
      Semoga ff ini gak sad ending, sperti mirror 1. Ditunggu next chapternya ;)

      Hapus
  14. Udaahhh sekian lama akhirnya muncul jugaa chap terbarunya .. Huuuuaaaaa kasin jinri di tinggalin sma minho oppa .. Minho oppa kamu salah paham sama jinri .. Minho oppa jinri gaa bermaksud seperti ituu .. Asiikk siwon oppa udahh muncul ..
    Di tunggu next chap nyaa ..
    Good luck ..

    BalasHapus
  15. Nyesek nyesek.. tapi tambah seru eon :)
    asik nih siwon oppa muncul juga, setelah sekian lama menghilang.
    next eonni :) fighting ^_^9

    BalasHapus
  16. Finally... si abang Siwon is back.
    Saatnya Jinri untuk mengenal seorang Choi Sulli, hehe.
    Semoga aja ni ntar g sad ending kayak di MIRRORS I kemaren yaa?? hehe.. next thor,, fighting!!!

    BalasHapus
  17. Daebak thoor, next yaaa
    Ff miss you next dong :(

    BalasHapus
  18. Minho marah ya eon ? Sedih klo liat minho mrah :(
    Siwon oppa muncul ya , mungkin gk klo minho oppa ngsih tau tntng sulli smua k jinri ?
    Next ne eon :)

    BalasHapus
  19. Kasihan jinri :( tapi bagus ceritanya :) lanjut nee ;)

    BalasHapus
  20. Sampai netes ini air mata ngebaca :''
    Kasian ssulnya
    Padahal niat baik, malah dicurigain sama minhoo
    Tapi kyknya yang ngejaga ssul nakal bnyak deh. Ini aja ktemu siwon hiii
    Pasti bnyak yang bkal ngejaga sulli
    Semoga endingnya egk sad ending lg :''
    Next ya thor jgn lama2 ne ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maksudnya bakal hhaa jd tertulis nakal --"

      Hapus
    2. Maksudnya bakal hhaa jd tertulis nakal --"

      Hapus
  21. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  22. ya Allah, kemarin baru aja baca masa-masa romantis mereka
    eh sekarang mulai konflik aja
    gak patut juga menyalahi Hee, Ssul, Ming. mereka itu semua bias aku + orang yang aku suka, salahin aja mafianya LOL
    wah, devina banyakin aja konfliknya, jangan sampek 6 atau 8 parts dong. lama juga gak apa-apa. asalkan gak devina hiatus panjang :D kalau devina ada waktu gitu, tapi jangan juga kayak sinetron Indonesia yang sampek 2000 episodes *wehhh

    jujur, suka banget sama ff ini, dimulai dari pemakaian bahasanya yang sangat nyaman, lancar lah ketika kita baca. bahasanya penuh seni. alurnya sangat bagus. penulis pintar :D
    kalau boleh ngasih saran, itu tulisan "oenni" nya yang benarnya eonni/oenni? *nanya dulu, nanti udah panjang2 ngasih saran eh boleh dipakai 22nya :D
    terimaksih :)

    BalasHapus
  23. Yahh, minho jd ngambek :( sebenernya kasian juga sih si jinri, apalagi pas minho blg playgirl. Btw, jinri mau tau sulli ttg apa ya?? Next minn, penasaran nih

    BalasHapus
  24. Atulaaaahh jgn salah paham begini..
    Baru aja aku pikir jinri gkan ninggalin minho, n ambil resiko keselamatannya.. ehh malah konflik yg laen.. huaaaaa

    Tp seneng jg sih ketemu ma siwon, bisa jd nnti yg melindungi sulli tuh siwon.. sekalian klo minho tau itu, dia pasti penasaran n mau dgr penjelasan jinri..

    Trus baikaaaannn deeehhh.. heehee

    Oh iya.. kemaren aku yg tanya buat follow page ini..
    Udah aku follow ko di laptop, soalnya klo di hp pusing.. heehee

    Makasih y thor udah post ff nya..
    Gpp lah cm beberapa chap jg, percaya aku mah ff nya pada rame..
    TSC jg selalu dinanti.. hoohoo
    Fighting.. ^^

    BalasHapus
  25. Kasian sulli...nyesek bcanya
    Jngan sad ending plizzzzz kmaren mirror 1 udh sad ending....

    BalasHapus
  26. yaah minho jd marah, sulli eonni jelasin selengkapnyaaa, aku nggak suka liat minsul berantem </3
    dilanjut ya thor aku tunggu :') semoga ending ff ini happy dan memuaskan, rasanya nyesek kalo minsul berakhir sedih :')

    BalasHapus
  27. apa gag ada cara lain selain ninggalin minho jinri???mewek ini T_T kalo di pikir2 yang salah si heechul knp jinri jadi kebawa, karna dia mantan pacarnya gt??? ahhhh,,, gag adil buat jinri :-(
    dan akhirnyaaaa minho pun salah paham, kodok >_< tuduhan elu kejem, kenapa gag tanya baik2 sih,
    >_<
    omg jinri ketemu abangnya sulli O_O

    BalasHapus
  28. hah (?) SIWON itu oppa nya jinri,,, ko bisa???
    bingung stengah mati, #lebay

    waduuuuh kasian suli eonni galau ya,
    berantem lagi ma ming.
    ga kuat ga kuat,
    Minsul harus baikan, stop mino jangan marah sma sull, suli eonni tuh udah sedih + bt + galau + dilema banget,

    jebal thor, jangan buat aku nangis.. hiks hiks #alay^gubrak

    keep minsul ! lanjut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum baca mirror jilid 1 yaa. . ?? Baca ending nya aja chap 22, pasti nanti tau deh. : )

      Hapus
  29. daebak eon....
    kasihan sulli....

    BalasHapus
  30. sedih banget gara2 heechul oppa, minho oppa ngk percaya lge dgn jiri!

    BalasHapus

 
Choi Minho & Choi Sulli Couple FanFiction Blogger Template by Ipietoon Blogger Template