THE SOUL CONTROLLER (chap 2)

 

Title : THE SOUL CONTROLLER

cast : CHOI SULLI (f(x))  |  CHOI MINHO  (SHINee)  |  others

author : Devina Sandy

length : Chaptered

rating : PG-17 ;D

Genre : Fantasy, supranatural, comedy, romantice

chap 2 : freak!

Minho merasakan tubuhnya terombang-ambing kesana-kemari, suara bising dari banyak orang, dan bau khas obat-obatan dapat dicerna dengan baik oleh otaknya. Minho ingin membuka kedua matanya tapi sekeras apapun ia mencoba, ia tetap tak bisa melawan tubuhnya sendiri yang berkeinginan Minho untuk tetap diam dan tenang. Tapi bukan Minho namanya jika ia menyerah untuk mencoba. Ia berusaha lagi menggerakan tangan dan kakinya juga membuka matanya. Percuma, ia tidak bisa.

“Minho-Ssi  irreona...”

Suara tangis gemetar seorang yeoja  yang baru saja ia dengar  seolah mantra bagi tubuh Minho, refleks Minho membuka kedua kelopak matanya yang awalnya terasa lebih berat dari benda apapun.  Saat Minho membuka matanya, ia merasa angit-langit di atasnya berlalu dengan cepat, badannya seolah melaju dengan sendirinya, padahal ia yakin ia sedang terbaring sekarang. Setelah menganalisis dengan cepat, ia yakin ia sedang berada di lorong sebuah rumah sakit.

 ia mencoba mencari sumber suara yang membuat kelopak matanya terbuka dengan mudah walaupun hanya setengah terbuka.  Remang, Minho sedikit memperjelas penglihatannya pada wajah yeoja yang berjalan dengan cepat di sisi kanannya.

‘Sulli?’

seorang namja disebelah kiri Minho terkejut saat melihat kedua mata Minho terbuka lemah “Hyung! Bertahanlah!”

Minho melirikkan matanya sekuat tenaga,

‘Taemin?’

Tiba-tiba langkah Taemin dan Sulli terhenti. Keduanya hanya dapat memandang Minho yang diiringi beberapa perawat dan dokter memasuki ruang Emergency. Sulli mengusap airmata di kedua pipi merahnya dengan telapak tangannya. Sulli benar-benar merasa kumuh, rambutnya yang acak-acakan, bajunya yang penuh darah dan tak lupa matanya yang bengkak karena terus-menerus mengeluarkan airmata.

“Aigoo...” Taemin menyandarkan tubuhnya ke dinding. Baju jersey bola yang awalnya berwarna putih bersih kini dipenuhi corak merah, ya itu darah Minho, Sebanyak itukah?   Kedua kaki Taemin terasa lemas badannya merosot dengan mudah ke lantai, sejenak Taemin membiarkan dirinya menarik nafas panjang dan mencoba mencerna hal mengerikan apa yang telah terjadi.

“Taemin oppa...”  panggil Sulli pada namja yang terlihat benar-benar lelah itu. Taemin hanya menekuk kaki dan memeluk lutunya sendiri, menyembunyikan wajah pasrah dibalik tangan-tangan kekarnya yang terlipat. Sulli menghampiri Taemin dan duduk di hadapan Taemin yang  tak berdaya duduk di lantai keramik rumah sakit yang dingin itu.

“Kenapa hal mengerikan seperti ini bisa terjadi tanpa ada yang bisa mencegahnya...”  suara serak yang lebih terdengar seperti bisikan muncul dari mulut Taemin.

Sulli sesegukan lagi, rasa ingin menangis karena terlalu sedih semakin menjadi-jadi saat melihat betapa sedihnya Taemin.   “O-oppa... gwenchana... semuanya akan baik-baik saja. Choi Minho akan baik-baik saja.”   Gadis dengan rambut kuncir duanya itu kembali menatap pintu ruang Emergency yang tertutup. di balik pintu itu,  terdapat Minho yang tengah berjuang melawan kematian. Sulli meremas jemarinya dengan kuat  “Choi Minho akan baik-baik saja, karena ada aku disini.”

*****

Waktu pun berlalu sejak tragedi kecelakaan itu terjadi, seorang namja dengan tubuh lemahnya masih terbaring tak berdaya di atas ranjang besi khas rumah sakit. Alat bantu pernapasan yang menyediakan oksigen selalu tertempel di hidungnya. Gizi dari infuspun tak henti-henti masuk dan mengalir melalui darahnya. Semua orang yang melihat keadaan Minho sekarang pasti berdecak kasihan.

Tapi, sesuatu dari dalam tubuh Minho menolak keadaan ini. Sesuatu dari dalam dirinya ingin mendobrak keluar dan ingin segera bangun, ingin segera bangkit berdiri, pergi dan lari dari tempat mengenaskan ini.

‘aku harus bangun. Ya, harus.’

 SET

 Sepasang kelopak mata besar itu terbuka Cahaya menyilaukan masuk melalui kornea mata Minho, impuls sampai pada otaknya.   ”Aku sudah sadar? Atau aku sudah ada di neraka?” itulah ucapan pertama yang keluar dari mulut minho mengingat bahwa dirinya sering berbuat salah dan membuat orang lain menderita selama ia hidup.

Minho mencoba menggerakan jari-jari kaki dan tangannya, dan... sukses. ia dapat menggerakkannya dengan mudah. Tanpa basa-basi Minho yakin 99% bahwa ia sudah sehat total. Ia tak merasakan sakit sedikitpun dibagian manapun pada tubuhnya.

                “Apa 2 atau 3 atau 4 tahun atau mungkin 5 tahun sudah berlalu sejak kecelakaanku? Aku tak merasakan sedikitpun sakit sekarang. Tekadku untuk kembali sadar pasti sudah memberi efek baik pada tubuh bagus ini.” Ucap Minho percaya diri seraya  menurunkan kakinya ke lantai melalui sisi ranjang, kemudian ia berdiri dengan tegak.  Minho memperhatikan  baju biru khas rumah sakit yang melekat di tubuhnya, Minho mengernyit melihat bajunya sendiri, ini sungguh tidak fashionable.

                Minho mencoba melangkah dengan kakinya,  ia tiba-tiba berhenti  melangkah saat merasakan sesatu yang aneh pada tubuhnya.    ‘Kenapa, aku terasa lebih ringan? Apa berat badanku turun Drastis? Inilah akibatnya jika aku hanya makan air infus ini setiap hari.’  Minho menatap sinis sebuah kantong infus tak berdosa yang menggantung tak jauh darinya.  Nyawa kantong infus itu selamat  saat seseorang memutar gagang pintu kamar Minho. Minho mengalihkan pandangan ke pintu dan  Saat pintu terbuka, betapa bahagianya ia saat melihat eomma dan appa tercintanya bersama empat sahabat setianya datang untuk melihat keadaannya.

               

                “Eomma, appa... chingu-ya...” senyum lebar Minho kini lebih lebar dari pelangi, lebih indah dari pelangi, dan lebih berwarna dari pelangi. Ah, Pelangi memang kalah tenar dibanding Choi Minho yang penuh Karisma.  Minho mendekati mereka dengan antusias, inging menunjukkan bahwa ia sungguh baik-baik saja. Minho mengerutkan dahinya saat mereka semua berjalan semakin dekat ke arahnya dan terus semakin dekat,

‘Yang benar saja! Apa mereka ingin menabrakku?’

                Selangkah lagi, mereka akan menabrak tubuh Minho dan...

JRRSSH

 tubuh Minho tertembus dengan mudah seperti angin. Tidak ada tabrakan, tidak ada benturan, Mereka melalui Minho tanpa menghiraukan Minho yang terlihat begitu kebingungan.

Minho masih tetap diam, mencoba memahami apa yang sedang ia alami. Tatapannya kosong, itu tadi adalah pengalaman pertamanya seumur hidup, ditembus oleh orang lain, seperti... angin.

Minho mengangkat telapak tangan dan menatapnya dengan cermat, tangannya masih utuh dan tidak menghilang seperti tadi. “A-apa yang telah terjadi pada tubuhku?” Minho menoleh ke arah sahabat dan orang tuanya berdiri, betapa terkejutnya ia melihat sesuatu yang terbaring di atas ranjang besi itu.

Sesuatu yang sangat ia kenali...

Sesuatu yang mirip dengannya...

                Sesuatu itu adalah dirinya sendiri!!

“M-mwo? I-ige bwoya? Apa sebenarnya yang sedang terjadi?” Minho melangkah mendekati ranjang besi yang sempat menjadi tempat tidurnya beberapa menit lalu. Tapi benda apa itu? Benda yang berbaring di atas ranjangnya? Benda yang mirip dengannya? Apa maksud ini semua? Minho benar-benar tidak mengerti.

“sudah 3 hari sejak kecelakaan itu, ia belum sadarkan diri juga.” Suara bass dari ayah Minho memecahkan keheningan dikamar itu.  Minho tertegun mendengar ucapan ayahnya, ini baru 3 hari? Bukan 2 atau 5 tahun, ini baru 3 hari!

“Appa... aku sudah sadar! aku ada disini, dihadapan kalian semua!? Apa kalian tidak melihatku?!!”  Minho sengaja  berbicara dengan nada tinggi, agar mereka dapat melihatnya. Tapi percuma, mereka tak sedikitpun menoleh pada Minho yang sedari tadi mencoba mengalihkan perhatian mereka. Mereka semua terfokus menatap seseorang yang tengah berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, yang dadanya naik turun teratur, dan kelopak matanya tertutup tenang.

Tak habis ide Minho melangkah mendekati mereka, mencoba menyentuh mereka satu-persatu dan bicara dengan jelas agar mereka sedikit saja menyadari keberadaan Minho di ruangan itu.

“e-eomma... Minho ada disini eomma.” Minho bicara pelan pada eommanya yang sedari tadi menitkkan air mata kerinduan pada putra tunggalnya. Minho mencoba menghapus butiran air mata yang mengalir di pipi eomma-nya.

JRRRSH, tangan Minho berlalu seperti angin, Minho kaget untuk kesekian kalinya. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat. Eommanya sama sekali tak menunjukkan ekspresi bahwa ia merasakan Minho sedang menyentuh pipinya.

Minho gelagapan, tiba-tiba air mata menetes dari pelupuk mata Namja itu. Ia merasakan sakit saat melihat eomma-nya menangisi dirinya tapi ia tidak bisa menenangkan eommanya sendiri.

“Appa...” Minho menyentuh ayahnya, JRRSH, gagal.

“Onew Hyung, aku disini.” JRRRSH, gagal. Bulir air mata Minho menetes lagi.

“Taeminnie...” JRRSH, sekali lagi Minho ingin menggapai Taemin, JRRSH, tetap gagal. Tangannya berubah menjadi seperti uap yang menghilang dengan mudah.

“Jong hyung...” JRRRS, lagi lagi ia tak bisa menyentuh hyung kesayangannya.

“Key hyung...” JRRSSH semua orang.... tak bisa ia sentuh. Minho terduduk lemas di lantai. Ini semua ada di luar pikirannya, baru kali ini ia merasa terabaikan dan benar-benar membuatnya bingung.

“Seseorang sedang mencoba menyentuhku.”

Semua kepala di ruangan itu menoleh heran pada Key termasuk Minho yang kemudian merasakan ada secercah harapan untuknya.

“a-apa maksudmu Key... jangan bicara hal horror disini. Kita sedang menjenguk Minho sekarang” ujar Jong setengah berbisik agar tidak terdengar kedua orang tua Minho. Onew yang penasaran (kepo nih -,-) pindah ke sisi Key dan ikut mendengarkan alasan Key.

Key dengan wajah innocentnya mencoba menjelaskan “kalian pun tahu, aku tidak pernah berbohong tentang hal-hal seperti ini. Aku merasakan ada seseorang di sini, dia mencoba menyentuhku.”

“seseorang? Bukannya ditempat ini ada tujuh orang?” sela Onew yang mengakibatkan semua mata meliriknya dengan tajam. Onew berdehem  pura-pura tak melihat tatapan-tatapan mengerikan itu. Ayolah, si tampan Onew hanya ingin bercanda.

“Key Hyung, coba lanjutkan. Aku penasaran.” Pinta Taemin juga setengah berbisik agar kedua orang tua Minho tidak terganggu dengan perbincangan aneh mereka.

“kalian pun tahu sendiri jika di tempat-tempat seperti rumah sakit ini, pasti banyak sekali roh berkeliaran. Ada satu roh disini yang menyentuhku.” Jelas Key yang membuat Taemin, Jong dan Onew merinding disco.

Minho mencoba mendengarkan dengan cermat jawaban Key. Roh? Apakah dirinya sekarang ini disebut dengan roh? Minho menatap dirinya sendiri denganheran, ia ingat dari beberapa hal yang ia ketahui,  jika elemen manusia dibagi menjadi dua yaitu jiwa dan raga. Jika dirinya sekarang ini disebut dengan jiwa atau roh, berarti yang terbaring lemah di tempat tidur itu adalah... raganya?

            “Yak! Dan kini kemampuan khusus dari Key selalu membuatnya jadi terlihat aneh!” sergah Jonghyun dibarengi tawa renyahnya , mencoba menghilangkan atmosfer mistis dari mereka berempat.

            “Ne! Mahkluk dari venus yang aneh.” Onew menjulurkan lidah pada Key. Key tetap mencoba tidak terhasut dua mahkluk tua yang mencoba menjatuhkan harkat dan martabatnya.

               

            Minho tersenyum melihat dan mendengar perselisihan kecil itu. Sahabatnya selalu aneh, dan tiba-tiba ia merindukan keanehan mereka. Tapi sebentar, Kemampuan khusus? Minho menatap wajah Key dengan serius.

 “Key Hyung memang pernah mengatakan ia memiliki kemampuan untuk merasakan kehadiran roh. Tapi aku tak pernah percaya padanya.  Aigoo, aku bahkan tak menyangka jika suatu hari akulah roh itu, dan hanya dialah satu-satunya orang yang dapat merasakan kehadiranku. Tapi kemampuan khususnya itu... tidak dapat melihatku, tidak dapat mendengarku, dan juga tidak dapat menyentuhku. Apa ada diluar sana orang yang memiliki kemampuan seperti itu?”

Minho menghirup nafas panjang. Tiba-tiba ide cemerlang melintas di otaknya. Ia naik ke atas ranjang danmerebahkan dirinya. Ia mencoba fokus agar jiwa dan raganya dapat menyatu kembali.

Dan beberapa menit kemudian, Minho tetap seperti keadaan Semula.

“Tsk!  otthokae?? Bagaimana caranya agar aku dapat kembali ke tubuhku?”

Minho memperhatikan eommanya yang terus bersedih dan merenung menatap tubuhnya yang terbaring kaku di tempat tidur. Minho benar-benar tak tahan. Ia harus keluar dari ruangan itu, ia benci melihat eommanya menangis dan ia tak mampu berbuat apa-apa bahkan hanya untuk menghapus air mata eommanya. Ia perlahan melangkah mundur dari sahabat-sahabatnya dan kedua orang tuanya. Minho menggapai ganggang pintu kamarnya JRRRSSH.... tangannya berubah menjadi uap lagi.

“YAAAK!! Yang benar saja! Apa aku tak bisa menyentuh apapun?!”  

Sebentar, jika Minho tidak dapat memegang ganggang pintu, itu berarti... Minho dengan perlahan melangkah melewati pintu yang tertutup, ia yakin pasti ia dapat menembus pintu itu.

JRRRSH... BERHASIL!

Minho berada pada sisi lain dari ruangan tadi, ia berada di lorong rumah sakit. Minho tersenyum setidaknya dengan kemampuan menembus pintu ini  ia sudah selevel dengan doraemon, mahkluk biru dari jepang itu.  Minho menoleh ke sekelilingnya. Ia bingung harus pergi ke arah mana, ia tak punya tujuan. Jikapun ada, Tujuannya ada di ruang tadi, tujuannya adalah eommanya.  Payah!

Minho merenungi apa yang telah terjadi padanya, kenapa sesuatu seperti ini menimpanya. Apa orang lain juga mengalami hal yang sama? Terlalu banyak pertanyaan yang berkutat di kepala namja jangkung itu.

Minho  berjalan melangkahkan kakinya  ke sembarang arah. Ia berkali-kali menabrak orang-orang yang ada di depannya. Walaupun semua orang yang ditabrak tak dapat merasakan Minho dan melihat Minho, ia hanya berharap dapat menyentuh satu saja manusia yang menabraknya. Ia tidak peduli jika ia tidak sengaja menembus pintu kamar mandi wanita, dan melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat. bisa menembus pintu bukan menjadi salah Minho kan?

Langkah Minho terhenti. “Apa aku harus ke kamar mandi wanita untuk mengetes kemampuanku? Ah, aniya-aniya... aku tidak diajarkan menjadi bajingan yang mencuri keuntungan. Tapi... sekali saja tidak masalah kan? Argh! Aniya-aniya...”Minho tiba-tiba mengalami siksaan batin dengan kemampuan yang ia miliki.

Namun konsentrasinya teralih saat matanya menangkap sosok yang tak lagi asing di ingatannya. Seorang yeoja berkuncir dua, berkaca mata tebal, dan kulit putih pucat yang seperti salju yang sedang berjalan di lorong sepi itu, ah, tidak sepi, ada mereka berdua di lorong itu. dia adalah yeoja yang menemukan Minho saat kecelakaan tragis itu terjadi ,  yeoja yang membuat Minho membuka mata hanya dengan satu kali bisikan, juga yeoja yang ia hindari selama 6 tahun, Choi Sulli, stalker abadi kepunyaan Minho.

Minho mendengus kecil.  “Untung saja aku sudah menjadi roh, aku tidak perlu menghindar darinya lagi.”  Minho dengan santainya berdiri di tengah lorong kecil itu seolah menghadang jalan Sulli.

“Tap, tap , tap” bunyi alas sepatu Sulli yang menghentak lantai keramik rumah sakit menjadi semakin nyaring di indera pendengaran Minho, pertanda bahwa Sulli semakin dekat padanya. Minho menyunggingkan senyum sinisnya pada Sulli , ia menatap mata Sulli dan Sulli kini menatapnya balik. Langkah kaki Sulli terhenti, kini jarak mereka berdua hanya 1 meter. Minho masih menatap sepasang mata Sulli yang terhalangi kaca mata tebalnya.

Minho mengerjapkan matanya berkali-kali tanda bingung, kenapa ada yang berbeda dengan diri Sulli dibandinkan orang-orang yang telah ditabrak dan dilewatinya? Atau...

Minho tersadar, bahwa gadis aneh itu sedang menatapnya balik. “S-Sulli-Ssi... apa kau sedang menatap mataku?”

Sulli mengerutkan jidatnya, ia melepas kacamatanya, mengusapnya dengan jaket tipisnya lalu kemudian memasangkannya lagi ke tempat semula. “Tidak salah lagi, aku tidak salah lihat, ini kau Minho-ssi? Kenapa kau ada diluar sini? Aku kira kau masih belum sadar.” Jawab Sulli dengan wajah polosnya.

“M-mwo kau sedang melihatku? A-apa kau juga bisa mendengar suaraku?”

Sulli mendekati Minho penasaran melihat ekspresi Minho yang sangat aneh padanya. “Minho-Ssi? Ada apa denganmu? Gwenchana?” tangan Sulli mencoba meraih Minho, memastikan Minho baik-baik saja.

SET

 Permukaan telapak tangan Sulli yang dingin mendarat di pergelangan tangan Minho. Tangannya benar-benar menyentuh Minho. Minho  terdiam merasakan sensasi ini, ia tidak menjadi angin,ia tidak lagi menjadi uap yang menghilang. Minho merasa dirinya sekarang masih manusia, Minho benar-benar manusia!

DEG DEG DEG

Untuk pertama kalinya Minho merasakan debaran jantung muncul di hari ini. Ia dapat merasakan sesuatu mengalir di tubuhnya, sesuatu yang disebut... kehidupan.

“Minho-Ssi? Gwenchana? Kau benar-benar terlihat aneh.” Suara Sulli membuyarkan tatapan Minho yang tak lepas menatap Sulli sejak pertama kali ia meraskan sensasi itu.

Sulli melepaskan tangannya, dengan sekejap sensasi yang Minho rasakan itu hilang dengan sekejap seperti benang yang putus dengan cepat, walaupun begitu Minho masih mengingat bagaimana rasanya. Minho akhirnya menghembuskan nafas yang sedari tadi ia tahan. Ia masih menatap Sulli aneh, sebaliknya Sulli hanya menunjukkan mimik khawatir pada Minho.

“Minho-ssi! Jawablah jeball... apa ini karena kepalamu terbentur dengan sangat keras? Ommoo, my idol... dia sudah tidak waras.” Sulli membuat mimik seperti anak kecil yang akan menangis histeris karena permennya direbut dari tangannya.

Ucapan blak-blakan Sulli seolah membuat kepala Minho dijatuhi kotoran burung. Dia bukannya tidak waras, tapi tidak ‘hidup’. Mana yang lebih buruk?

“Yak, yak! yeoja ini... aku masih waras! Kau... kaulah yang tidak waras!”

“mwo? Mianne, Aku masih waras Minho-ssi.”

“Bohong, kau itu tidak waras.” Sulli tertegun saat Mendengar Minho bicara dengan nada seserius itu. “aku kira, kau dipanggil dengan sebutan ‘aneh’ karena penampilanmu, tapi kenyataannya kau benar-benar aneh.”

“Minho-Ssi... apa maksudmu?”

Minho mulai mengatur nafasnya dengan baik, “Kau memiliki kemampuan khusus kan?”

“....” Sulli melototkan sepasang mata khas gadis korea miliknya.

“wae? Kenapa hanya diam? Kau kaget karena aku tahu hal ini?”

“Mi-Minho-Ssi... hanya diriku sendiri yang mengetahui hal ini. jangan bilang kau sudah...”

“belum, aku masih hidup.”

“je-jeongmal? Minho-ssi walau kau sudah dalam bentuk lain(?) kau tetap tampan dan mempesona seperti dulu. Kau tenang saja, aku tetap menjadi stalker terbaikmu.” Sulli tersenyum  lebar menunjukkan deretan giginya yang rapi, dan eyesmile ri cantik dbalik kacamatanya.

“Tsk! Stalker ini... kau malah merayuku. Kalau begitu Choi Sulli, maukah kau membantuku?”

“Tentu saja! Apapun akan kulakukan untukmu Choi Minho.”

Minho memegangi dada bidangnya, kini ia benar-benar memiliki harapan untuk kembali ke tubuhnya dan menjalani hidup normalnya seperti dulu “Syukurlah...”

Keduanya saling bertatapan dan tersenyum  satu sama lain, setidaknya Minho punya seseorang yang bisa ia manfaatkan untuk dapat kembali ke tubuhnya sekarang, dan Sulli dapat menjadi lebih dekat dengan idol yang ia puja selama 6 tahun. Simbiosis mutualisme antara Choi Sulli dan Choi Minho pun dimulai.

*****

“Key Hyung...” Taemin menyentuh pundak Key dan tak sengaja membuat key terhenyak dari lamunannya.

“kau mengagetkanku. Wae?”

“Ada yang ingin kutanyakan padamu tentang ramalan Minho hyung yang ketiga.”

Key menatap wajah Minho yang tidur dengan tenang di ranjangnya. “Sebaiknya kita tidak membahas itu.”

“Ige... sesuatu yang berharga milik Minho hyung yang akan hilang dalam waktu dekat itu, apakah maksudmu ‘itu’ adalah nyawanya?”

Key terlihat gugup untuk menjawab “Taemin, aku baru belajar membaca tarot beberapa bulan lalu. Lagipula aku tidak berani bermain-main dengan ramalan yang menyeret nyawa sebagai objeknya. Kau tahu, tidak semudah itu mengklaim keberadaan nyawa orang lain. Nyawa bukanlah sesuatu yang  dapat dimengerti dengan mudah oleh orang seperti kita ”

Taemin menatap hyungnya itu dengan perasaan kacau “Jika ramalan ketiga itu bicara tentang nyawa, maka Minho hyung...”

“Taemin... ramalan ketiga itu, aku tidak yakin apa artinya. Tapi untuk ramalan kedua tentang dewi yang datang padanya untuk menyelamatkannya... aku yakin 100%, bahwa itu benar-benar akan terjadi. Kita lihat saja.”

DEG DEG DEG

Untuk pertama kalinya Minho merasakan debaran jantung muncul di hari ini. Ia dapat merasakan sesuatu mengalir di tubuhnya, sesuatu yang disebut... kehidupan.

TO BE CONTINUED

ANYYYEOOOOONG!!! !!  *teriak pake toak* apa kabar readerdeul? Gimana ep-epnya? Aneh? Memang begitu adanya, aneh kayak authornya. Bwehehehe.  Author sempetin ini loh bikin ff buat minsulians, soalnya beberapa hari ke depan, author bakalan pulang kampung (di korea) jadi, author bikin ini ff terburu-buru banget, jadi maaf ya berantakan :’). Author janji chap 3 bakalan banyak minsul moment :3.

Curcol ya readerdeul, THE SOUL CONTROLLER ini terinspirasi dari lagunya f(x) shadow. dan sesungguhnya (yaelah) author pengen ngasih judul ‘IS IT SHADOW?’ ama ini ff, tapi ga jadi (beneran ga penting).

Araseoooo! So, dont forget to follow this blog and leave a positive comment for this ff. Okay? Gomawoyoooo. Hidup Minsulians!! <3