True Love in Makawanisy [Chap 5]

Tittle : True Love In Makawanisy [Chap 5 ]

Author : Dhecy Chyminh

Choi Minho | Choi Sulli | Kwon Yuri | Kim Jongin | SMent and Other Cast

Lenght : Chaptered

Genre : Romance, Comedy, Sad

Rate : 15

AUTHOR POV~

Sulli terlihat sibuk membersihkan setiap toilet-toilet wanita di lantai 8. Tidak bisa dirangkaikan lagi seperti apa wajah lelahnya mengerjakan semua itu.

Mulai dari membersihkan kaca yang luasnya seperti lapangan futsal, membuang sampah pada setiap tong di lantai 6,7, dan 8, mengepel sebuah lorong yang luas dan panjang, dan terakhir membersihkan 6 toilet wanita sekaligus.

Saat itu, ia tengah membersihkan 3 toilet, kakinya sudah gemetaran karena belum ada makanan yang masuk ke perutnya dari tadi malam. “Tidak adakah yang berbaik hati untuk membantuku” lirihnya dengan nada letih.

“Permisi, apa kau yang bernama Sulli?”

Seorang wanita paruh baya menghampirinya. Sulli hanya menggangguk lemah, tenaga nya sudah terkuras habis dari tadi pagi.

 “Saya Jessica, kepala cleanning service di tempat ini. Kau boleh meninggalkan tugas mu itu sekarang”

“oh... jinjayo? Tapi apa nanti yang mengambil alih tugas ku ini tidak di pecat?” tanya sulli senang sekaligus ragu. Wanita itu hanya tersenyum.

“Tidak, karena ada tugas baru untukmu. Tolong antarkan teh hangat keruangan presdir di lantai 9. Kau bisa mengambil teh hangat itu di dapur perusahaan, lurus dari sini kemudian belok kekanan. Kalau begitu cepat lah laksanakan, pekerjaan toilet ini akan di ambil alih office girl lainnya”

 Untuk terkejut pun tak ada gunanya lagi bagi sulli, yang ada di pikiranya saat itu, ia ingin mangisi perut kosongnya yang mulai perih, meneguk air segar dan beristirahat sejenak sebagai pemulih tenaganya.

“Kenapa dia tidak membunuh ku saja secara terang-terangan, aku sudah seperti buruh kasar di perusaan ini” yeoja itu melangkah kedapur perusahaan untuk membuat teh hangat. Nafasnya menderu sangat cepat karena lelah.

Kini sulli telah berada di depan ruangan minho dengan secangkir teh hangat di atas nampan yang di pegangnya, Tok tok tok.... Ia melangkah masuk kedalam. Orang yang pertama di temuinya adalah Yuri, wanita itu terkejut dengan kehadiran sulli.

 “Neo..... ya kenapa kau bisa ada disini?” ucapnya dengan nada berlebihan.

 “Aku baru masuk sebagai office girl baru di perusahaan ini tadi pagi. Dan sekarang aku hendak mengantar pesanan ini” sulli sedikit menyodorkan nampanya yang terdapat secangkir teh panas.

“baju mu itu kenapa basah?”

“oh.. igo. Keringat ku, karena pekerjaan-pekerjaan yang cukup melelahkan barusan” ucap sulli berusaha seramah mungkin walau dalam keadaan lelah.

“Oh. Itu teh untuk calon suami ku?”

“Bukan, ini untuk sang presdir, Choi Minho” jawab sulli polos dan tersenyum.

 “Ya, choi minho itu calon suami ku.

Ya sudahlah, antar saja keruanganya, tapi ingat jangan bilang kepadanya jika aku mengatakn dia calon suami ku. Karena kami sangat merahasiakan hubungan kami” antara mengerti dan tidak sulli mengangguk saja sambil berjalan memasuki ruangan minho. *wooooo ngaku2 loeh*

“Chogiyo.... tok tok tok” ucapnya dengan nada parau

 “Masuk” detak jantungnya berdetak tak karuan, takut jika akan mendapat bencana susulan setelah kerja kerasnya tadi.

“Ini pesananmu” sulli meletakan secangkir teh itu di atas meja minho dengan tampang kesal.
Tindakanya itu memang tidak sopan. Minho yang tengah mengetik langsung menatap tajam sulli.

“Disini aku adalah orang yang paling terhormat. Jangan tunjukan ketidak sopanan mu itu di depan pemimpin mu sendiri” tegas minho dengan lantangnya.

“Oh ceshomidha... karena aku sudah tidak sopan. Baiklah aku akan kembali masuk keruangan ini dengan cara sopan” sulli kembali meraih cangkir itu, diletaknya kembali di atas nampan dan ia melangkah keluar ruangan mino. Ia melakukan hal yang serupa sebelum masuk.

“Chogiyo.... tok tok tok” setelah itu di bukanya pintu dan beranjak kedalam melangkah hati-hati dengan kepala menunduk.

“Saya datang minho-shii yang terhormat, ingin mengantarkan teh hangat yang minho-shii pesan. Igo, selamat menikmati pemimpin perusahaan yang paling di segani." Melihat kelakuan sulli itu, minho hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya.

Tapi ia enggan untuk berbicara, di raihnya cangkir keramik berisi teh itu, dan diteguknya perlahan. Namun tiba-tiba ia menyemprotkan teh itu kembali.

“YAKKKKK..... kau itu keterlaluan ya, teh ini hambar rasanya. Tidak ada rasa manis sedikit pun. Ganti dan ambilkan yang baru untuk ku” teriaknya dengan nada tinggi, sulli hanya terkejut dan sedikit takut.

 “Ta - tapi tadi gulanya sudah ku masukan kok”

“KAU PIKIR LIDAH KU INI MATI RASA. Cepat kembali dan bawa teh yang layak untuk ku” sulli kembali terkejut mendengat teriakan minho. Untung saja ruangan ini kedap suara.

“hufffttt.... sabar sulliiiiii sabar NE. Ingat pesan appa, kau gadis yang kuat, ingat nasihat appa, kau harus bisa hidup seperti ilalang” sulli mengatur nafas nya yang mulai sesak dan berusaha tenang.

Segera di raihnya cangkir itu dan kembali ke tempat semula untuk mengganti teh baru. Selepas kepergian sulli, minho tersenyum tidak jelas, puas sekali rasanya mengerjai sulli hari ini.

“Cuma hari ini tenanglah. Aku juga punya hati, aku tidak akan menyuruhmu mengerjakan semuanya seperti tadi. Karena aku pemimpin yang adil, mana mungkin aku membiarkan cleanning service ku yang lainya duduk santai karena jatah pekerjaan mereka kau ambil alih. Anggap saja ini kejutan buat mu sebagai office girl pendatang baru, dan balasan akibat ketidak sopanan mu di bandara tempo lalu, juga balasan kau menabrak tubuhku dengan meja dorong itu”

Minho kembali tersenyum puas akan ajang balas dendamnya. 10 menit kemudian yeoja bernama sulli itu kembali dengan nampan nya yang membawa secangkir teh. Ia melangkah masuk dengan hati-hati.

“Igo... sajangnim (direktur)” di sodorkan nya secangkir teh baru. Minho tak bergeming, matanya pura-pura fokus ke layar monitor, supaya sulli bisa melihat kewibawaanya. Padahal tidak ada yang dilihat minho di layar monitor laptop Aple nya itu.

Beberapa detik kemudian kembali di raih nya secangkir teh baru tersebut. Sulli hanya memandang takut-takut, berharap tehnya tidak lagi di sembur keluar. Perlahan namja yang menjabat sebagai sang presdir tersebut meneguknya, setelah berhasil di telan teh itu memang tidak di sembur. Namun ekspresi minho berkata lain.

Deg deg deg deg.... jantung sulli mungkin bisa terdengar. “Apalagi kritikan monster 1 ini?” tanya nya dalam hati.

“Kau ingin membuat ku cepat mati karena terkena penyakit gula, ini terlalu manis BODOH. Ambil yang baru” kaki sulli kembali gemetar menahan lelah dan marah. Kesabaranya sudah habis.

“YAKKKKKKK MONSTER... .SEBENARNYA MAU MU ITU APA EOH?? KAU PIKIR AKU INI SIAPA MU? KAU SENGAJA KAN MEMINDAHKAN KU KETEMPAT INI AGAR AJANG BALAS DENDAM MU BISA TERLAKSANA?????” teriak sulli dengan emosi yang meluap luap.
Minho sendiri terkejut dengan ucapan yeoja didepan nya ini.

“ Memangnya salah ku sefatal apa? Waktu di bandara itu aku tidak sengaja menabrak mu. Tolong bersikaplah sopan, walau pun aku ini office girl tapi aku juga manusia. Pemimpin seperti apa kau itu” sulli kembali menumpahkan rasa kesal nya yang sudah menumpuk menjadi 1 dalam hati.

 Namun pada ucapan kedua suaranya mulai melemah. Perasaanya tidak karuan saat itu, lelah, sangat lelah... Tubuhnya itu semakin melemas saat berteriak teriak menantang minho. Perutnya yang tidak di isi dari semalam semakin perih. Nafasnya pun menderu dengan cepatnya.

“Kau tidak tau siapa lawan bicara mu saat ini HAH?” minho terpancing emosinya karena sikap sulli yang sama sekali tidak menghargai atasan *makanya oppa jangan nyiksa sulli eonni ><*

“Sekarang aku tanya, apa maksudmu memberiku pekerjaan seberat itu? Pekerjaan yang harusnya di kerjakan 8 orang harus aku sendiri yang menyelesaikanya. Kau pikir aku robot yang tidak punya rasa lelah?”

“Oh itu. ITU hanya teguran pertama untuk mu agar bisa bersikap sopan terhadap orang asing. Jangan bawa-bawa nama robot, dia malu jika harus disamakan dengan yeoja saiko seperti mu. Robot bahkan lebih indah untuk dipandang dari pada kau :p”

“YAKKKKK... oh my god, sudahlah pecat saja aku” suara sulli kembali melemah karena kesalnya. Ia bahkan memilih untuk menjadi gelandangan saja dari pada harus bekerja di kantor semewah ini namun pemimpin nya adalah CHOI MINHO.

“TIDAK AKAN. KAU PIKIR BERHENTI DAN KELUAR DARI PERUSAHAAN INI SEMUDAH ITU. CEPAT AMBILKAN AKU TEH BARU” teriak minho kembali, raut wajahnya memancarkan kesal yang luar biasa.

“Tidak mau”

“kau mau aku lebih menyiksa mu lagi HAH”

“aku tidak peduli”

“YAKK... JANGAN BUAT AKU BERTINDAK KASAR “

“AKU TIDAK MAU, AKU TIDAK PEDULI, TIDAK MAU, TIDAK MAU, DAN T-I-D-A-K M-A- akkkkk aww appowwwwwww” belum sempat ia melanjutkan kata-kata perlawananya pada minho, ia meringis memegangi perutnya yang semakin perih. Wajahnya yang sejak bekerja tadi sudah pucat kini semakin pucat.

“Rasakan. Makanya jangan membantah atasan mu. Atau kau mau mencoba akting ya” Minho hanya tersenyum sinis melihat ekspresi kesakitan sulli.

 Yeoja itu tak bergeming, nafas nya sudah memburu 2 kali lebih cepat. Keringat dingin mengalir deras di tubuhnya yang mulai melemah. Minho yang tadinya menganggap itu adalah akting, mulai sedikit percaya akan kesakitan sulli.

“Yaa.... wa-wae... gwenchona” ucapnya menghampiri sulli yang semakin pucat dengan ekspresi kesakitan.

“eomma,,, sakit....” lirihnya kembali dengan air mata yang mulai mengalir dan tangan yang masih memegangi perut langsingnya. Kini minho tau itu bukan akting. Segera di dekati nya tubuh sulli. Namun terlambat, sebelum ia mendekati tubuh sulli, ia sudah roboh jatuh kelantai.

“YA.... SAIKO kau kenapa? Yakkk." Minho mengangkat kepala sulli  dengan 2 tanganya.

"Dingin sekali, sulli... sulli kau jangan bercanda. Heyyyyy....” di tepuk tepuknya pipi putih sulli dengan lembut, namun bukan kesadaran sulli yang ia dapatkan, melainkan sebaris darah merah pekat yang mengalir dari hidung yeoja tersebut. Sadar dengan keadaannya yang menghawatirkan, jiwa penolong minho keluar. Segera di gendongnya tubuh langsing sulli ala bridal style. *OMOOO*

Minho mulai berjalan keluar dengan langkah cepat. Karena saat itu keadaan nya sedang mengangkat sulli, maka ia membuka pintu dengan cara mendorong pintu tersebut menggunakan kaki.

Yuri melihat tindakan jantan minho, keterkejutan nya bercampur marah dan cemburu, bagaimana mungkin minho mengangkat tubuh gadis yang hanya seorang office girl.

“Minho shii... kau mau kemana? Dan yeoja itu kenapa” ucap yuri heboh berlari mendekati minho.

Namja tersebut tak menghiraukanya sama sekali. Ia tetap melangkah keluar memasuki lift untuk menuju lantai dasar.

 Seluruh karyawan sedikit terkejut dengan tindakan minho yang memasang raut wajah khawatir terhadap yeoja yang di gendongnya, yeoja yang bahkan baru masuk kerja tadi pagi.

“Omoo omo.... itu office girl baru tadi kan?” ucap bora yang melihat minho melangkah cepat.

"Pasti dia kelelahan. Bayangkan pekerjaan 8 orang di kerjakan nya sendiri. Ah aku juga mau kelelehan sampai pingsan begitu asal nantinya di angkat presdir tampan”

“Jadi dia yang kau bilang office girl baru itu?” tanya Taeyeon yang juga merupakan office girl. Bora hanya mengangguk pasti.

“Kau juga tadi bilang kalau minho sajangnim memberi tau mu tentang kedatangan yeoja itu kan, dia juga memberi mu perintah agar kita menyerahkan bagian tugas kita untuk yeoja itu?” bora kembali mengangguk mendengar setiap pertanyaan Taeyeon.

 “Aku curiga mereka ada apa-apa”

“YAKKKK kau jangan membuat ku cemburu. Sudahlah ayo selesaikan tugas kita” bora melangkah meninggalkan taeyeon yang masih memandang minho berjalan cepat.

“Park ajjushi, tolong siapkan mobil” ucap minho dengan nada cemas, jujur ia merasa bersalah dan takut sulli sekarat karena ajang balas dendamnya *TU LAH, MAKANYA JANGAN NAKAL oppa*

“Ya.... itu yang di gendong minho-shii siapa?” ucap yoona pada sunny

“Aniyeo.... dari seragamnya seperti seragam Office girl”

“jinjayo” yoona sedikit terkejut.

Park dong gun yang merupakan tangan kanan minho, atau lebih dikenal dengan gelar managernya segera menyiapkan mobil. Ia juga bingung dengan keadaan yeoja yang tadi pagi resmi menjadi bagian cleanning service di perusahaan ini.

#di rumah sakit#

“Bagaimana kai? Dia sakit apa?” tanya minho yang masih menggunakan pakaian kerjanya.
Kai adalah sahabat minho dan merupakan dokter langganan dari keluarga CHOI YON GYEOM ayah minho.

“Dia dehidrasi. Mungkin karena terlalu lelah. Dan tubuhnya banyak mengeluarkan cairan yang tidak sesuai dengan cairan masuk ke tubuhnya. Dia juga ada gangguan magh, ada iritasi pada lambungnya mungkin karena sering terlambat makan” Kai mencoba menjelaskan.

Perasaan bersalah kini timbul di benak mino, ia tidak menyangka jika yeoja bernama sulli itu mempunyai fisik yang lemah.

“Lalu bagaimana? Apakah itu berbahaya?”

 “Tidak juga. Untuk memastikan kepulihanya dia harus di rawat minimal 2 hari di tempat ini. Karena dehidrasi itu bisa berdampak fatal nantinya”

“lakukan yang terbaik”

 “Dari seragamnya yeoja itu seperti cleanning service, kenapa dia bisa jatuh sakit. Eoh... bahkan kau masih menggunakan jas kerja” tanya kai penuh selidik.

“Ceritanya panjang. Jadi bagaimana yeoja itu tadi apakah dia sudah sadar?” minho kembali mengalihkan pembicaraanya.

“oh hooo.... dia yeoja mu ya. Kau panik sekali sepertinya?” dengan cepat minho menjitak kepala kai.

“Hati-hati kau kalau bicara” ucap minho kesal.

“hhahaha.... NE NE. Kau boleh melihatnya, tapi jangan berisik. Dia butuh istirahat untuk pemulihan cairan di tubuhnya” minho mengangguk mengerti dan mulai memasuki ruang inap sulli.

Ia melangkah perlahan keruangan inap dirumah sakit mewah itu, ruangan VIP. Dilihatnya seorang yeoja yang tengah terbaring lemah dengan selang infus di tangan kanannya, beserta bantuan pernapasan yang menutupi mulut dan hidungnya.

“oh my god. Kejamnya aku” batin minho tak tega melihat keadaan sulli yang belum sadar. Di ambilnya sebuah kursi untuk duduk di sisi ranjang sulli, ia mulai menatap yeoja itu dengan tatapan kasihan.

“Dasar yeoja saiko, makanya jangan sok kuat jika fisik mu lemah seperti ini. Seandainya kau tidak memaki maki ku waktu itu, tidak akan ada ajang balas dendam yang ku berikan untuk mu” lirih minho pelan masih menatap sulli.

“Geunde... mian ne. Aku membuat mu seperti ini” ucapnya lagi dengan perasaan bersalah.

~TBC~ to chapter 6

Udah Mimin update chap 5 nya. Kenapa sehari 2 part ?? Karena hari ini tanggal merah. Yeaaay. Dari sekian banyak yg komen (51 orang), yang menuhin kriteria bisa baca FF ini ampe tamat cuma 9 orang, komen tiap chapter, gak cuman lanjut lanjut doang, nah buat yang bolong-bolong, di lengkapin yaaa yang bolong nya. . Mimin punya catatannya loh. XD Selamat menunggu Chap 6 nya. Pai Pai ^^